ANALISIS KEUNTUNGAN DAN RISIKO DALAM BERINVESTASI SUKUK

Muhammad Rudy Alamsyah

Universita Negeri Malang
Email : muhammad.rudy.1904316@students.um.ac.id

Abstrac
Indonesia is one of the issuers of sukuk in the world with various series that have been
published, the purpose of which is published, which is to help finance the state budget in
various sectors for sustainable development programs. This research uses literature study
method. This article aims to analyze the advantages and risks of investing in sukuk. Investing
in sukuk has several advantages, firstly, it is safe, meaning that the principal payment and
return up to maturity are guaranteed by the State, secondly, it is profitable, i.e.
easily sold on the secondary market (potential for capital gains). Sukuk can also be
guaranteed, or pawned to other parties. and finally the publication is in accordance with the
principles of syari'ah and has received a fatwa from the Indonesian Ulama Council.

Abstrak
Indonesia merupakan salah satu penerbit sukuk di dunia dengan berbagai seri yang telah
diterbitkan, tujuan diterbitakan-nya yaitu untuk membantu pembiayaan APBN di berbagai
sektor untuk program pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan dan risiko dalam berinvestasi
sukuk. Berinvestasi dengan sukuk mempunyai beberapa keuntungan pertama, aman, artinya
mengingat pembayaran pokok dan imbalan sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Negara,
kedua, menguntungkan, yaitu Jika perlu dana sebelum jatuh tempo, sukuk bisa
dengan mudah dijual di pasar sekunder (potensi mendapatkan capital gain). Sukuk juga bisa
dijaminkan, atau digadaikan kepada pihak lain. dan terakhir penerbitannya sesuai dengan
prinsip syari’ah dan telah mendapatkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia.
M Rudy Alamsyah
PENDAHULUAN
Perkembangan investasi berbasis
syariah Islam saat ini di Indonesia semakin
berkembang. Salah satu instrumen
keuangan berbasis syariah di Indonesia
yang telah diterbitkan baik oleh negara
maupun korporasi adalah SUKUK. Kata
sukuk berasal dari bahasa Arab dengan
akar kata sakk yang berarti sertifikat
investasi atau obligasi dengan
menggunakan prinsip syari’ah
(Sholahuddin, 2011). Definisi lain Kamal
Zubair (2008) mengatakan bahwa sukuk
pada prinsipnya mirip seperti obligasi,
dengan perbedaan pokok antara lain
berupa penggunaan konsep imbalan dan
bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya
suatu transaksi pendukung (underlying
transaction) berupa sejumlah tertentu aset
yang menjadi dasar penerbitan. Sukuk
dalam pasar modal islam (islamic capital
market) sama dengan obligasi yang ada di
pasar modal, sukuk muncul sebagai solusi
dari investasi melalui obligasi
konvensional.
Ketika berinvestasi melalui obligasi
maka ada unsur bunga yang dibayarkan
secara tetap oleh perusahaan
penerbit/emiten kepada investor yang
semacam ini di dalam syariah Islam
termasuk kepada perbuatan riba yang
dilarang. Saat ini salah satu masalah dalam
memulai investasi adalah keinginan
1
melakukan dengan yang sesuai syariah.
sukuk adalah investasi sesuai syariah yang
aman dan menawarkan kemampuan besar
untuk menawarkan return yang menarik.
Dan dalam sistem mekanisme transaksi
sukuk didasarkan pada prinsip transaksi
ridho sama ridho atau suka sama suka hal
itu sesuai dengan syariat Islam. Prinsip ini
merupakan salah satu yang diperlukan
dalam melakukan tranaksi bukan karena
paksaan, paksaan secara langsung atau
tidak dalam perdagangan modern tidak
dibolehkan dalam syariah Islam. Sukuk
dinilai mampu untuk bersaing dengan
instrumen investasi konvensional seperti
saham, obligasi, reksadana, dan instrumen
derivatif (right, opsi, waran).
Namun persoalannya adalah apakah
Berinvestasi dengan sukuk selalu aman dan
menguntungkan? Apa saja yang perlu
diperhatikan sebelum berinvestasi dengan
sukuk? Apa saja keuntungan dan risiko
berinvestasi dalam sukuk?. Dalam artikel
ini akan dibahas secara khusus tentang
konsep sukuk, karakteristik sukuk, prospek
sukuk di Indonesia, serta keuntungan dan
risiko dalam berinvestasi sukuk.
M Rudy Alamsyah
PEMBAHASAN
Sukuk: Konsep, Tujuan Penerbitan dan
Pihak Yang Terlibat Dalam
Penerbitannya
Konsep dasar tentang sukuk dengan
obligasi jelas berbeda, sukuk merupakan
surat berharga yang menunjukkan
penyertaan kepemilikan atas aset
perusahaan, dan bukan merupakan surat
pengakuan utang. Di Indonesia sukuk
awalnya disebut dengan obligasi syariah,
namun kata obligasi pada dasarnya adalah
utang-piutang jangka panjang yang di
dalamnya terdapat imbal hasil berupa
bunga, yang mencerminkan kewajiban
membayar kembali pokok utang beserta
kupon bunganya kelakpada saat jatuh
tempo, konsep seperti itu haram dalam
syariat Islam. Sehingga penyebutan
obligasi syariah diubah menjadi sukuk.
Secara singkat AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic and
Financial Institutions) mendefinisikan
sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang
merupakan bukti kepemilikan yang tidak
dibagikan atas suatu asset, hak hak
manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan
atas proyek atau kegiatan investasi
tertentu.
Konsep sukuk bukan lagi di definisikan
sebagai surat utang, tetapi surat berharga.
Perbedaan hakiki lainnya adalah sukuk
mendapatkan bagi hasil dari hak atas
sertifikat kepemilikan atas suatu aset
2
(proyek riil), Sementara itu obligasi
mendapatkan bunga atau kupon.
Tujuan penerbitan sukuk di Indonesia
memiliki banyak tujuan tertentu, biasanya
penerbitan sukuk pemerintah/negara ini
bertujuan untuk pembiayaan proyek-
proyek tertentu bagi suatu negara dalam
jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun)
yang juga bisa dipakai sebagai instrumen
pasar uang. Sebagaimana yang tertuang
pada pasal 4 UU SBSN bahwa SBSN
diterbitkan dengan tujuan untuk
membiayai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara termasuk membiayai
pembangunan proyek. Seperti yang dikutip
dari DIREKTORAT JENDERAL
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN
RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN
(Jakarta, 02/10/2018 DJPPR) “Sudah Satu
Dasawarsa sukuk Negara Berkontribusi
Nyata Untuk Kemaslahatan Bangsa”.
Pemerintah Indosesia sudah menerbitkan
sukuk sejak tahun 2008 hal itu sebagai cara
untuk memperluas alternatif sumber
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), sekaligus
mengembangkan pasar keuangan syariah.
Tujuan lain sukuk diterbitkan adalah
sebagai alternatif instrumen investasi,
dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sukuk
merupakan instrumen investasi yang relatif
aman ketika investor berinvestasi
menggunakan instrumen sukuk maka
kepentingan investor akan dilindungi, hal
M Rudy Alamsyah
ini dikarenakan setiap penerbitan sukuk
tidak ada aset negara yang dijual atau
digadaikan. Investasi menggunakan sukuk
bisa dikatakan paling aman karena bukan
spekulatif, investasi sukuk berbasis pada
kegiatan atau proyek yang produktif,
sehingga ancaman yang dijumpai adalah
ancaman karena proyek yang dijadikan
jaminan tersebut, bukan karena ancaman
spekulatif.
Dalam penerbitan sukuk ada pihak
pihak yang terlibat di dalamnya seperti :
(1) Obligor; (2) Special Purpose Vehicle
(SPV); (3) Investor; (4) Wali Amanat.
Karakteristik Sukuk
Ada beberapa hal yang menjadi
pembeda antara sukuk dengan instrumen
investasi yang lain seperti : (1) Merupakan
bukti kepemilikan atas suatu aset berwujud
atau hak bermanfaat jasa atau kegiatan
investasi tertentu; (2) Keuntungan
pendapatan berupa marjin, atau bagi hasil
sesuai jenis akad yang digunakan; (3)
Adanya underlying assets yang mendasari
penerbitannya; (4) Tidak ada unsur gharar,
riba, dan maysir.
Selain beberapa karakteristik di atas, perlu
ditekankan lagi bahwa sukuk bukanlah
instrumen utang tetapi bukti penyertaan
dana (investasi) yang berlandaskan pada
prinsip bagi hasil.
3
Prospek Sukuk di Indonesia
Pada Mei 2008 lalu pemerintah telah
mengeluarkan undang-undang nomor 19
tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) atau UU sukuk negara.
Pada tahun 2020 disaat ada wabah virus
corona ini bisa dikatakan bahwa investasi
dengan sukuk ialah yang paling aman.
Hal itu sesuai dengan yang dikatan oleh
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan,
Dwi Irianti Hadiningdyah yang menjamin
keuntungan dan keamanan memilih
instrumen investasi Surat Berharga
Negara.(SBN) syariah atau sukuk ritel.
Berbeda dengan instrumen saham yang
tahun ini pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungannya (IHSG) alami pelemahan
alias anjlok sebesar 12,72 persen year to
date (1 Januari hingga 6 Maret 2020).
Yang dimuat di Kompas.com (7/3/2020)
Dengan diberlakukannya undang
undang sukuk ini diperkirakan
perkembangan pasar suku di Indonesia
bakal lebih fantastis dibanding tahun
sebelumnya terlebih lagi minat investor
terhadap sukuk ini sangat besar
sebagaimana ditunjukkan dari
perkembangan dari tahun ke tahun. Jika
penerbitan sukuk di Indonesia berjalan
dengan baik dan sukses, diperkirakan akan
semakin menarik minat investor asing
untuk berinvestasi di Indonesia.
M Rudy Alamsyah
Keuntungan dan Risiko Dalam
Berinvestasi Sukuk
Setiap investor pasti berharap untuk
mendapatkan keuntungan dan menghindari
adanya risiko-risiko ketika berinvestasi.
Namun, setiap investasi pasti tidak terlepas
dari adanya risiko yang terkandung di
dalamnya. Ada beberapa keuntungan
dalam berinvestasi sukuk antara lain :
1) Aman
Pemerintah menjamin penuh (100%)
pembayaran pokok dan imbalan
sampai dengan jatuh tempo.
2) Sesuai Syariah
Sukuk Ritel sudah memperoleh fatwa
dan pernyataan kesesuaian syariah
dari (MUI).
3) Kenyamanan Investasi
Apabila investor membutuhkan dana
sebelum jatuh tempo sukuk ini dapat
diperdagangkan secara mudah.
4) Ikut Berpastisipasi Dalam
Membangun Negeri
Hasil penerbitan Sukuk Ritel
digunakan untuk membiayai APBN
dan pembangunan proyek
infrastruktur yang ada di tanah air
Pemaparan di atas adalah sebagian
keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika
berinvestasi menggunakan sukuk. Selain
mengetahui potensi keuntungan, kita juga
perlu mengetahui potensi risiko yang ada
4
Risiko yang perlu dipertimbangkan ketika
akan berinvestasi dengan sukuk :
1) Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar ialah risiko yang muncul
dari instrumen investasi yang
diperjualbelikan di pasar sekunder.
Risiko tingkat suku bunga terjadi
disebabkan oleh harga sukuk di pasar
sekunder yang dipengaruhi oleh
tingkat suku bunga yang berlaku.
Ketika suku bunga naik, maka harga
sukuk di pasar sekunder akan turun,
dan ketika tingkat suku bunga turun
maka harga sukuk di pasar sekunder
akan naik.
2) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas merupakan risiko
yang timbul, terutama untuk sukuk
yang diperjualbelikan di pasar
sekunder. Kerugian ini dapat terjadi
jika sebelum waktu jatuh tempo
pemilik sukuk ritel yang memerlukan
dana mengalami kesulitan dalam
menjual sukuk di pasar sekunder pada
tingkat harga pasar yang lazim.
Risiko sukuk sangat kecil karena mendapat
jaminan dari pemerintah. Namun demikian
tetap saja sukuk ritel membutuhkan inovasi
untuk mengantisipasi kemungkinan
munculnya shocks yang tidak dapat
diprediksi akibat kejenuhan.
M Rudy Alamsyah

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sukuk merupakan
investasi yang menjanjikan dan memiliki banyak keuntungan. Namun perlu diperhatikan juga
bahwa besar kecilnya risiko investasi (tingkat suku bunga, risiko pembelian kembali, biaya
investasi, deposito, likuiditas, inflasi, dan daya saing) dapat mempengaruhi minat masyarakat
dalam berinvestasi sukuk.

Daftar Pustaka
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/2286/satu-dasawarsa-sukuk-negara

Shalahuddin,M.2011http://eprints.ums.ac.id/22109/10/Daftar_Pustaka.pdf

KamalZubair(2008) https://media.neliti.com/media/publications/314678-investasi-syariah-
melalui-surat-berharga-bbc16622.pdf

https://www.bareksa.com/berita/id/text/2020/02/25/tiga-risiko-investasi-di-sukuk-ritel-
sr012/24407/news

https://www.researchgate.net/publication/216654674_The_Effectiveness_of_Sukuk_in_Islam
ic_Finance_Market

https://money.kompas.com/read/2020/03/07/190000426/pemerintah--keuntungan-investasi-
sukuk-ritel-tak-tergerus-virus-corona?page=all#page2

https://media.neliti.com/media/publications/26161-ID-sukuk-instrumen-investasi-yang-halal-dan-
menjanjikan.pdf