Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chairul Soleh

NPM : 1954151002
Kelas : Kehutanan C
Matkul : Silvikultur

Soal Pemangkasan dan Penjarangan

1. Pengertian dan tujuan pemangkasan


2. Pengertian dan tujuan penjarangan
3. Syarat dan kondisi perlu dilakukan pemangkasan dan penjarangan
4. Jenis-jenis atau tipe pemangkasan dan penjarangan

Jawab
1. Pemangkasan adalah pemotongan tunas-tunas yang tidak dikehendaki
pertumbuhannya karena dapat memperlambat atau mengganggu
perkembangan tanaman atau batang pokok dan buah. Tanpa melakukan
pemangkasan maka zat hara/makanan yang dibawa oleh akar akan terus
dimanfaatkan untuk perkembangan vegetatifnya. Pemangkasan adalah
tindakan pembuangan sebagian dari organ tanaman berupa cabang, ranting
dan daun.

Tujuan dari pemangkasan adalah


a) Memperoleh cabang tanaman yang baik
b) Mengatur penyebaran cabang-cabang dan daun-daun produksi agar bisa
merata
c) Membuang bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki, misal tunas
air, cabang sakit/patah
d) Merangsang agar tanaman membentuk organ baru yaitu daun-daun muda
yang potensial sebagai penghasil makanan dan bunga
e) Menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit
f) Meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk buah
Gambar 1. Pemangkasan
2. Penjarangan adalah Penjarangan adalah penebangan pada tegakan yang
belum dewasa untuk menstimulir pertumbuhan pohon-pohon yang
ditinggalkan dan menambah hasil keseluruhan dari material yang berharga
dari tegakan (Hawley and Smith, 1960).

Menurut Society of America Forester (1950) dalam Manan (1976) tujuan


dari penjarangan adalah untuk menaikkan kecepatan tumbuh pohon yang
ditinggalkan, memperbaiki susunan, kesehatan, penghancuran serasah, dan
menambah jumlah hasil. Sedangkan menurut Manan (1976) tujuan
penjarangan terutama memberikan kemungkinan lebih banyak pertumbuhan
pohon yang baik dengan menghilangkan pohon-pohon yang jelek yang
tumbuh di sekitarnya. Oleh sebab itu dalam penjarangan dilihat kepada hasil
langsung yang akan dikeluarkan tetapi merupakan keharusan tindakan
silvikultur. Masalah silvikultur ini akan berhubungan dengan produksi
kemudian hari.

Gambar 2. Penjarangan
3. Pemangkasan yang baik seharusnya hanya membuang jaringan cabang dan
jaringan batang tidak mengalami kerusakan. Jika hanya jaringan cabang yang
terpotong dan jaringan batang tidak mengalami luka maka luka bekas pangkas
akan lebih cepat pulih.Cabang yang akan dipangkas adalah cabang pada
bagian bawah tajuk. Tempat yang baik untuk pemangkasan adalah mencari
leher cabang (branch collar) yang tumbuh pada jaringan batang yang berada di
bagian dasar cabang

Penjarangan suatu pohon dapat dilakukan jika pohon tersebut telah


menghasilakan. Pemilihan ada atau tidaknya penjarangan tergantung dari
kepentingan hasil, jenis pengelolaan dan kebutuhan pasar. Biasanya
penjarangan dilakukan dihutan tanaman bukan di hutan alam. Dapat dilakukan
kontrol ditekankan utamanya pada kesesuaian jumlah pohon.

4. Jenis-jenis pemangkasan adalah


a. Pemangkasan pucuk
Pemangkasan pucuk bertujuan untuk mengurangi persaingan hasil
fotosintesis antara daun dan buah. Prinsipnya adalah menghilangkan tunas
apikal, yaitu tunas yang tumbuh di pucuk batang tanaman
b. Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan membentuk kerangka pohon yang
diinginkan, dimana percabangannya diatur dengan arah yang menyebar
dan produktif sehingga pertumbuhan batang dan cabang lebih kuat.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan ini dilakukan sesudah pemangkasan bentuk, tanaman
dipelihara dan dipertahankan bentuknya. Cabang yang kurang produktif
atau terserang hama penyakit segera dilakukan pemangkasan agar unsur
hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih
produktif.

d. Pemangkasan peremajaan
Pemangkasan ini diperlukan untuk meremajakan pertumbuhan tanaman.
Maksud dari meremajakan, yaitu mengganti tajuk tanaman lama atau tua
dengan yang baru dan masih produktif.
Jenis-jenis penjarangan adalah
a. Penjarangan rendah
Penjarangan rendah, dilakukan dengan cara menebang pepohonan kelas
bawah. Tujuannya untuk membebaskan pepohonan dominan dan pohon
kodominan dari pengaruh persaingan dengan kelas pohon yang lebih
rendah
b. Penjarangan tajuk
Penjarangan tajuk, dilakukan dengan cara menebang pepohonan kelas
tajuk atas (pohon dominan dan kodominan) yang tidak bernilai komersial,
tujuannya agar pohon dominan dan kodominan yang bernilai komersial
dapat tumbuh dengan baik.

c. Penjarangan seleksi
Penjarangan seleksi, dilakukan dengan cara menebang sewmua pohon
nyang termasuk kelas pohon dominan. Tujuannya agar pohon bernilai
komersial dalam keals pohonj kodominan dan tengahan dapat tumbuh
dengan baik.
d. Penjarangan mekanis
Penjarangan mekanis dilakukan tanpa melihat posisi tajuk pohon dalam
tegakan. Cara penjarangannya dilakukan pada tegakan muda dan seumur
yang baru saja dimuali penjarangan. Pada tegakan muda dan seumur
biasanya memiliki perbedaan tajuk yang tidak besasr, sehingga belum ada
pembagian kelas tajuk pohon.
e. Penjarangan bebas
Penjarangan bebas, dilakukan tanpa memperhatikan posisi tajuk suatu
pohon atau jarak pohon. Pada prinsip pelaksanaanya pohon yang ditebang
memiliki kualitas yang bjelak berdasarkan pengamatan kesehatan, bentuk
batang, karakteristik percabangan, dan lain sebagainya.
f. Penjarangan jumlah batang
Penjarangan jumlah batang merupakan metode yang sering dan umum
digunakan di Indonesia. Metode ini diciptakan oleh Hart tahun 1929
(Manan, 1976), sehingga disebut Metode Hart. Beberapa ketentuan metode
ini antara lain: (a) penjarangan dilakukan menurut jumlah batang dan
mencari perbandingan yang baik antara jumlah batang dengan ruang
tempat tumbuh yang diperlukan untuk pertumbuhan pohon, (b) pohon
yang baik supaya diberi ruang tumbuh memadai untuk pertumbuhannya,
(c) kekerasan penjarangan dinyatakan dengan derajat penjarangan, yakni
perbandingan antara jarak antar pohon dengan tingginya pohon peninggi.
Pohon peninggi adalah rata-rata tinggi pohon dari 100 pohon tertinggi tiap
hektar yang tersebar merata.
DAFTAR PUSTAKA

Hawley, R. C. And Smith, D. M. 1960. The practice of silviculture. John Wiley


and Sons. New York.

Huda, Hisbualah. 2019. Pemangkasan.


http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81131/PEMANGKASAN/.
Diakses 29 Desember 2020. Pukul 21.38 WIB.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Manan, S. 1976. Silvikultur. Lembaga Kerjasama Fakultas Kehutanan. Institut


Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai