Permenkes No. 1 Tahun 2019 tentang Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Pegawai di
Lingkungan Kemenkes
Surat Edaran (SE) Sekretaris Jenderal Kemkes No. KP.02.05/lV/5090/2020 tanggal 30 Desember
2020 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Tindak
Lanjut Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional
Surat Edaran (SE) Badan Kepegawaian Negara NOMOR 3/SE/II/2021 tanggal 11 Februari 2021 tentang
Penyusunan Sasaran Kerja Pejabat Fungsional yang ditugaskan sebagai Koordinator dan Sub Koordinator
Surat Edaran (SE) Menteri PAN dan RB No. 3 Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai dan
Penilaian Kinerja PNS Tahun 2021
Peraturan Menteri PAN dan RB No. 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja PNS
penilaian kinerja kementerian kesehatan th 2021
Periode I
Penilaian SKP
Penilaian Perilaku Kerja
periode I
pembuatan skp dan penilaian kinerja tahun 2021 periode I
Penilaian SKP periode I dilakukan sampai dengan tanggal 30 Penyusunan kegiatan tugas jabatan dan target pada SKP
Juni 2021, dengan menyesuaikan target kinerja (kuantitas periode Januari - Juni mempertimbangkan kurun waktu
dan waktu) menjadi 6 (enam) bulan penyelesaian/ pencapaian sesuai periode dimaksud
• Dokumen kinerja (penetapan SKP, penilaian SKP, penilaian Perilaku dan Akhir) pegawai yang berada di struktur Sub Bagian Adminstrasi Umum tetap dilakukan oleh Kepala Sub
Bagian Administrasi Umum
• Penetapan SKP bagi pegawai yang berada langsung dibawah Pimpinan Satuan Kerja dilakukan oleh Pimpinan Satuan Kerja berdasarkan rekomendasi dari Koordinator dan/atau
Sub Koordinator.
• Koordinator dan/atau Sub Koordinator mengkoordinir pembuatan SKP bagi pegawai dibawah koordinasinya untuk selanjutnya ditetapkan oleh Pimpinan Satuan Kerja.
• Dokumen penilaian SKP, penilaian Perilaku dan Akhir dilakukan oleh Koordinator dan/atau Sub Koordinator.
4
pembuatan skp dan penilaian kinerja tahun 2021 periode II
• Penyusunan rencana SKP dilakukan dengan model
PERIODE II : Teknis dan format penyusunan dan penilaian SKP, penilaian
dasar/inisiasi
perilaku dan akhir dilakukan berdasarkan PP 30/2019 tentang
Bulan Juli - • Rencana kinerja pada SKP dituliskan menggunakan
Penilaian Kinerja PNS dan Permenpan RB 8/2021 tentang
Desember kalimat yang menggambarkan pencapaian atau hasil,
Sistem Manajemen Kinerja PNS
bukan aktivitas atau kategori pekerjaan
• Dokumen kinerja (penetapan SKP, penilaian SKP, penilaian Perilaku dan Akhir) pegawai yang berada di struktur Sub Bagian Adminstrasi Umum tetap dilakukan oleh Kepala Sub Bagian
Administrasi Umum
• Penetapan SKP bagi pegawai yang berada langsung dibawah Pimpinan Satuan Kerja dilakukan oleh Pimpinan Satuan Kerja berdasarkan rekomendasi dari Koordinator dan/atau Sub
Koordinator.
• Koordinator dan/atau Sub Koordinator mengkoordinir pembuatan SKP bagi pegawai dibawah koordinasinya untuk selanjutnya ditetapkan oleh Pimpinan Satuan Kerja.
• Dokumen penilaian SKP, penilaian Perilaku dan Akhir dilakukan oleh Koordinator dan/atau Sub Koordinator. 5
dokumen kinerja tahun 2021
satuan kerja melakukan update data terhadap pegawai yang memiliki penugasan sebagai Koordinator dan Sub Koordinator
pada SIMKA menu Riwayat Jabatan dengan memasukkan Jenis Rangkap Jabatan >> No Surat Perintah >> TMT >> Tgl Surat
7
SISTEM MANAJEMEN KINERJA BERDASARKAN
PP 30/2019 DAN PERMENPAN 8/2021
Sistem Manajemen Kinerja PNS merupakan suatu proses sistematis yang terdiri dari (1)
perencanaan kinerja; (2) pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja; (3) penilaian
kinerja; (4) tindak lanjut; dan (5) sistem informasi kinerja
❑ Mengukur Kinerja
2. PELAKSANAAN, ❑ Memberikan feedback
Dalam penerapannya, sistem PEMANTAUAN DAN ❑ Melakukan tinjauan kemajuan kinerja
manajemen kinerja ini merupakan PEMBINAAN KINERJA ❑ Mengatasi kinerja yang buruk
sebuah siklus yang bergulir dari ❑ Mengapresiasi kinerja yang baik
satu periode ke periode
berikutnya. Sistem Informasi
Kinerja PNS merupakan sistem
pendukung dari setiap tahapan SI KINERJA ❑ Menilai capaian kinerja
pada Manajemen Kinerja PNS. 3. PENILAIAN ❑ Melakukan pemeringkatan kinerja
Manajemen Kinerja PNS berfokus KINERJA
pada Satuan Kinerja Pegawai
(SKP) sebagai dokumen yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai
negeri sipil. ❑ Memberikan penghargaan
terhadap kinerja baik
4. TINDAK LANJUT ❑ Memberikan sanksi untuk
kinerja buruk
KINERJA
Hasil yang dicapai oleh setiap PNS pada organisasi/
unit sesuai dengan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan
Perilaku Kerja,
RPJMN
UU 17/2007; Perpres 18/2020; dan
Permen PPN 9/2019
RENSTRA
Dapat mengcascade/mengintervensi
UU 5/2014
Perpres 29/2014,
PK
PermenPARB 53/2014
SKP JPT
SKP JA SKP JF
KINERJA
Identifikasi target kinerja organisasi yang Utama (paling krusial: kalau tidak
Utama dikerjakan maka dapat berdampak pada pencapaian kinerja organisasi)
Jenis Kinerja Rencana kinerja pada SKP dituliskan menggunakan kalimat yang
menggambarkan pencapaian atau hasil, bukan aktivitas atau kategori pekerjaan
Tambahan Target kinerja yang tidak terkait langsung dengan tugas dan fungsi. Pada umumnya
ditambahkan pada tahun berjalan dan diberikan oleh pimpinan unit kerja dengan
karakteristik:
▪ Disepakati antara pimpinan atau pejabat penilai kinerja PNS dengan pegawai yang
bersangkutan;
▪ Diformalkan dengan surat keputusan/penugasan;
▪ Di luar tugas pokok jabatan;
▪ Sesuai dengan kapasitas pegawai yang bersangkutan;
▪ Terkait langsung dengan tugas atau output organisasi;
ALUR PERENCANAAN KINERJA
Lihat Renstra
Perencanaan Kinerja
DIALOG
KINERJA
Buat Matriks Peran Hasil
Penyusunan rencana SKP
dilakukan dengan model
Dasar/Inisiasi
Penilaian Kinerja
40
TINDAK LANJUT
Penghargaan
Penghargaan dapat berupa prioritas
untuk diikutsertakan dalam program
kelompok rencana suksesi prioritas
untuk pengembangan kompetensi
Pemeringkatan Kinerja
Pemeringkatan kinerja dilakukan dengan
membandingkan nilai Kinerja dan predikat
Kinerja pada dokumen penilaian Kinerja Sanksi
antar PNS setiap tahun Sanksi dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PEJABAT PENGELOLA
KINERJA
20
PENYUSUNAN
RENCANA
SKP PEJABAT PIMPINAN
TINGGI DAN PIMPINAN
UNIT KERJA MANDIRI
95
Pengertian SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan
Pimpinan Unit Kerja Mandiri
SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja
Mandiri merupakan rencana kinerja dan target yang harus
dicapai oleh Pejabat Pimpinan Tinggi atau Pimpinan Unit
Kerja Mandiri tiap tahun.
SKP disusun dari Perjanjian Kinerja Unit Kerja yang dipimpinnya dengan
memperhatikan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan, dan menjadi
acuan cascading untuk level jabatan di bawahnya, dengan memperhatikan
tingkatan jabatan pada Instansi Pemerintah.
96
Proses Penyusunan Rencana SKP
Format Penyusunan SKP
Pejabat Pimpinan Tinggi dan
Pimpinan Unit Kerja Mandiri
Bagian kinerja
tambahan pada
Format ini terdiri dari 3
kolom, yaitu Rencana
Kinerja, Indikator
Kinerja Individu, dan
Target
106
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
Bagian Kinerja Utama
1. Rencana Kinerja
Kriteria
Indikator
Kinerja
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
D. Bagian Kinerja Utama
3. Target a. Pengisian Target
1) Target diisi dengan angka yang terdapat pada
Perjanjian Kinerja, dan dapat ditambahkan Renstra,
Rencana Kerja Tahunan, dan Direktif.
2) Untuk rencana kinerja dalam bentuk rencana aksi/
inisiatif strategis, maka target diisi dengan target untuk
kinerja rencana aksi/ inisiatif strategis tersebut.
3) Penentuan target harus memperhatikan polaritas yang
dipilih, apakah positif (semakin banyak/besar/tinggi
pencapaiannya maka semakin baik nilainya) atau
negatif (semakin sedikit/kecil/rendah pencapaiannya
maka semakin baik nilainya).
4) Penentuan target harus mendorong peningkatan nilai
dan dapat memberikan efek pemberdayaan
(empowerment) bagi organisasi maupun pegawai
sendiri.
5) Penentuan target setidaknya harus memiliki satu
aspek, yaitu kuantitas atau jumlah, namun dapat juga
ditambahkan aspek lain, seperti kualitas, waktu,
dan/atau biaya.
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
D. Bagian Kinerja Utama
3. Target
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
D. Bagian Kinerja Utama
3. Target
Pengisian Target
Ketentuan lain terkait pengisian target
untuk rencana kinerja tambahan adalah
sama dengan pengisian target untuk
rencana kinerja utama.
Format Penyusunan SKP Pejabat Pimpinan
Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
Format Manual
Indikator Kinerja SKP
Pejabat Pimpinan Tinggi
dan Pimpinan Unit Kerja
Mandiri
Pengisian Format Manual Indikator Kinerja SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja
Mandiri
D. Bagian Rencana Kinerja
1) Rencana kinerja pada manual indikator diisi dengan rencana kinerja
sebagaimana yang tertulis pada Format SKP
2) Rencana kinerja pada manual indikator diisi dengan menggunakan kalimat
yang menggambarkan pencapaian atau hasil, bukan aktivitas atau kategori
pekerjaan. Contoh: Pemenuhan Layanan Publik
1) Jenis IKU diisi dengan memberikan tanda “X” pada salah satu jenis IKU.
2) Berikan tanda pada salah satu dari tiga jenis IKU: (a) outcome , (b)
output dengan tingkat kendali rendah; dan/atau (c) output dengan
tingkat kendali sedang.
3) Pengertian terkait output dan outcome dijelaskan tersendiri pada bab
III buku Pedoman Cascading Target Kinerja ini, atau pada sub-bab
sebelumnya pada bab ini.
Pedoman Cascading Target Kinerja
Pengisian Format Manual Indikator Kinerja SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja
Mandiri
M. Periode Pelaporan
1) Periode pelaporan diisi dengan memberikan tanda “X” pada periode
pelaporan
2) Berikan tanda pada salah satu dari 4 periode yang ditetapkan untuk
pendokumentasian kinerja berdasarkan jenis indikator kinerja individu;
(a) Bulanan, (b) Triwulanan, (c) Semesteran, (d) Tahunan.
Pengisian Format Manual Indikator Kinerja SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja
Mandiri
N. Legalisasi Manual Indikator
Pada bagian bawah kanan format manual indikator adalah bagian
untuk legalisasi, yang terdiri dari:
1) Tempat, diisi dengan Kota tempat Saudara bekerja.
2) Tanggal, bulan, tahun, diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun
saat mengisi format manual indikator.
3) Nama dan NIP, diisi dengan nama lengkap dan NIP pegawai yang
dinilai.
4) Pada bagian yang kosong, pegawai yang dinilai membubuhkan
tanda tangan di tempat yang telah disediakan.
PROSES PENYUSUNAN
RENCANA SKP PEJABAT
ADMINISTRASI DAN
PEJABAT FUNGSIONAL
MODEL DASAR/INISIASI
Pengertian SKP Pejabat Administrasi dan
Pejabat Fungsional
Format Matriks Pembagian Peran dan Hasil untuk menyusun Rencana Kinerja Utama pada Format
SKP
Langkah-langkah penyusunan Matriks Pembagian Peran dan hasil adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan peran koordinator/ ketua tim kerja di baris paling atas tabel.
2. Mendaftar di bawahnya nama setiap anggota tim kerja atau setiap pekerjaan
pada bagian kolom kiri matriks.
3. Mengisi setiap sel tabel dengan menjawab pertanyaan “apa yang harus dihasilkan
atau dilakukan anggota tim”
4. Mencantumkan jawaban pertanyaan sebagai peran pegawai pada sel yang tepat,
dengan bahasa hasil, BUKAN aktivitas.
Dalam hal pihak yang terlibat ada yang berasal dari unit lain/lintas unit, maka:
1. Lakukan identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai sasaran kinerja.
2. Identifikasi kegiatan, indikator dan pejabat yang terlibat
3. Buat matriks shared-IKU untuk memperjelas pembagian peran antar/lintas unit
4. Unit kerja pemilik rencana kinerja mengajukan permintaan ke unit kerja lain yang
telah diidentifikasi IKU dan perannya
5. Unit kerja lain memberikan masukan dan persetujuan (dapat terjadi dialog
kinerja)
6. Hasil diskusi di masukkan dalam SKP masing-masing
Format Penyusunan SKP Pejabat Administrasi dan Pejabat
Fungsional
1) Kolom Ketua Tim Kerja pada matriks diisi dengan nama jabatan ketua
tim kerja
2) Kolom Peran Hasil (Rencana Kinerja) diisi dengan rencana kinerja
ketua tim kerja (jika rencana kinerja lebih dari tiga, maka dapat
ditambahkan kolom lagi di sebelah kanan)
3) Kolom Anggota Tim Kerja diisi dengan nama jabatan anggota tim
kerja
4) Kolom Peran Hasil (Rencana Kinerja) pada Anggota Tim Kerja diisi
dengan rencana kinerja anggota, yang mana rencana kinerja tersebut
merupakan turunan Rencana Kinerja di atasnya.
Format Penyusunan SKP Pejabat
Administrasi dan Pejabat Fungsional
a) Aspek diisi dengan aspek kinerja yang paling sesuai untuk mengukur
target kinerja
b) Pilih salah satu dari aspek berikut: kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau
biaya
c) Minimal aspek yang dipilih adalah aspek kuantitatif, dan dapat
ditambahkan dengan aspek yang lainnya
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Administrasi Model Dasar/Inisiasi
Bagian Kinerja Utama
4. Kolom Indikator Kinerja Individu (IKI) a) IKI diisi dengan indikator kinerja Individu (IKI) yang sudah
ditentukan
b) IKI ditentukan dengan cara menurunkan IKU terkait yang
dimiliki oleh Atasan Langsung
c) Apabila dalam satu rencana kinerja terdapat beberapa
indikator, maka dapat dipilih satu indikator yang paling
mudah diukur dan/atau dapat mendatangkan nilai tambah/
memunculkan transformasi/pemberdayaan yang lebih
besar
d) Indikator kinerja harus disusun sesuai dengan karakteristik
dan kriteria yang telah ditetapkan, di antaranya adalah:
i. Spesifik,
ii. Terukur,
iii. Realistis,
iv. Memiliki batas waktu pencapaian,
v. Sesuai dengan kondisi internal dan eksternal organisasi
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Administrasi Model Dasar/Inisiasi
Bagian Kinerja Utama
5. Kolom Target a. Pengisian Target
a Target diisi dengan target yang telah disepakati, selaras dengan aspek
dan IKI yang telah dituliskan
b Penentuan target harus memperhatikan polaritas yang dipilih, apakah
positif (semakin banyak/besar/tinggi pencapaiannya maka semakin baik
nilainya) atau negatif (semakin sedikit/kecil/rendah pencapaiannya
maka semakin baik nilainya)
c) Penentuan target harus mendorong peningkatan nilai dan dapat
memberikan efek pemberdayaan (empowerment) bagi organisasi
maupun pegawai sendiri
d) Penentuan target setidaknya harus memiliki satu aspek, yaitu kuantitas
atau jumlah, namun dapat juga ditambahkan aspek lain, seperti
kualitas, waktu, dan/atau biaya
c. Langkah-Langkah Penetapan Target Rencana SKP b. Standar Kualitas Target
a) Pejabat penilai Kinerja memastikan keselarasan rencana kinerja a Target kinerja idealnya tidak dituliskan secara mutlak sehingga
atasan langsung/unit kerja/organisasi; Rencana Kinerja; dan memberikan toleransi batas kesalahan atas Kinerja pegawai
Indikator Kinerja Individu. b Target Kinerja bagi pejabat administrasi harus ditulis secara mutlak
b Pejabat penilai Kinerja memastikan keselarasan aspek (kualitas, ketika berkaitan dengan nyawa, cedera, pelanggaran keamanan
kuantitas, waktu, dan/atau biaya) dengan Indikator Kinerja nasional, dan/atau kerugian moneter yang besar
Individu.
c) Pejabat penilai Kinerja dan pegawai yang bersangkutan
menentukan target kerja sesuai dengan Indikator Kinerja Individu
dan aspek yang tersedia.
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Administrasi Model Dasar/Inisiasi
Bagian Kinerja
Tambahan terdiri dari
Rencana Kinerja
Atasan Langsung,
Rencana Kinerja
Utama, Aspek, IKI
(Indikator Kinerja
Individu), dan Target
Pengisian Format Rencana SKP Pejabat Administrasi Model Dasar/Inisiasi
Pengisian Target
a) Isikan dengan target yang selaras dengan aspek dan IKI
dituliskan.
b) Ketentuan lain sama dengan pengisian target kinerja
utama
Format Keterkaitan SKP dengan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Pengisian Format Keterkaitan SKP dengan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Total Penjumlahan
dari nilai capaian
Meningkatnya
masing-masing
koordinasi
Aspek (Indikator
pelaksanaan Terwujudnya Nilai Akhir
Perolehan nilai capaian Penilaian
tugas, Nilai Reformasi Penerapan Sistem Nilai Penerapan penilaian
setiap aspek dalam ditetapkan oleh
pembinaan Birokrasi Merit dalam Sistem Merit Penerapan
sistem merit sesuai Instansi yang 269 300 315 330 345
dan pemberian Kementerian Manajemen ASN Kementerian Sistem Merit
dengan Peraturan yang mempunyai tugas
dukungan Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian
berlaku melakukan
manajemen Kesehatan Kesehatan
penilaian Sistem
Kementerian
Merit) dikali bobot
Kesehatan
masing-masing
Aspek
CONTOH PERJANJIAN KINERJA KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN
Koordinator Pengembangan Pegawai (JF Analis Meningkatnya pelaksanaan aspek pengembangan karir pegawai yang
Yulikarmen
Kepegawaian Madya) berdasarkan sistem merit
Meningkatnya pelaksanaan promosi dan mutasi pegawai yang
berdasarkan sistem merit
Koordinator Penegakan Disiplin dan Meningkatnya pelaksanaan aspek penggajian, penghargaan dan
Wildan
Kesejahteraan (JF Analis Kepegawaian Madya) disiplin pegawai yang berdasarkan sistem merit
Meningkatnya kualitas aspek perlindungan dan pelayanan pegawai
yang berdasarkan sistem merit
CONTOH MATRIKS PERAN HASIL SUBSTANSI MUTASI DAN PENILAIAN KINERJA
NO RENCANA ATASAN LANGSUNG DIINTERVENSI RENCANA KINERJA ASPEK INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A KINERJA UTAMA
Tersedianya dokumen metode penilaian kinerja yang
Terlaksananya metode penilaian kinerja yang objektif Kuantitas 1
objektif
Terlaksananya penilaian kinerja secara berkala yang Jumlah pegawai yang kinerjanya dinilai secara berkala
Kuantitas 40
disertai dialog kinerja disertai dialog kinerja
Tersedianya informasi tentang analisis permasalahan
Meningkatnya kualitas manajemen kinerja pegawai kinerja dan penyusunan strategi penyelesaiannya untuk Kuantitas Jumlah analisis permasalahan kinerja secara terstruktur 4
1
yang berdasarkan sistem merit mewujudkan tujuan organisasi
Tersedianya informasi tentang pengunaan penilaian Jumlah hasil penilaian kinerja menjadi dasar dalam
kinerja pegawai sebagai pengambilan keputusan terkait Kuantitas pembangunan dan pengembangan karir yang 1
pembangunan dan pengembangan karir yang terstruktur terstruktur
NAMA
JABATAN RENCANA KINERJA
PEGAWAI
Predikat Kinerja
Σ PNS SIMKA Tidak
No Satuan Kerja Sangat
Nov 2021 Baik Cukup Kurang Buruk ada Jumlah
Baik
Nilai
21 Poltekkes Kemenkes Jakarta II 225 1 233 1 235
22 Poltekkes Kemenkes Jakarta III 209 4 204 4 212
23 Poltekkes Kemenkes Jambi 197 1 189 1 191
24 Poltekkes Kemenkes Jayapura 191 181 1 1 183
25 Poltekkes Kemenkes Kendari 146 132 132
26 Poltekkes Kemenkes Kupang 296 1 284 1 286
27 Poltekkes Kemenkes Makassar 319 324 1 325
28 Poltekkes Kemenkes Malang 311 3 316 1 1 1 322
29 Poltekkes Kemenkes Maluku 170 150 1 151
30 Poltekkes Kemenkes Mamuju 87 81 81
31 Poltekkes Kemenkes Manado 198 1 197 1 199
32 Poltekkes Kemenkes Mataram 163 170 170
33 Poltekkes Kemenkes Medan 387 3 384 1 388
34 Poltekkes Kemenkes Padang 239 248 248
35 Poltekkes Kemenkes Palangkaraya 110 1 104 105
36 Poltekkes Kemenkes Palembang 308 1 307 308
37 Poltekkes Kemenkes Palu 198 1 179 180
38 Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang 85 1 78 79
39 Poltekkes Kemenkes Pontianak 243 4 217 1 222
40 Poltekkes Kemenkes Riau 123 2 129 131
REKAPITULASI DISTRIBUSI HASIL KINERJA TAHUN 2020 (3)
Predikat Kinerja
Σ PNS SIMKA
No Satuan Kerja Tidak
Nov 2021 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Buruk Jumlah
ada Nilai
87
PENILAIAN PERILAKU KERJA PNS
PERILAKU KERJA STANDAR PERILAKU KERJA
Standar/Level
Jabatan Jenjang yang
Orientasi Pelayanan
Jabatan dipersyaratk
Komitmen an
Jabatan Pimpinan Utama 7
Insiatif Kerja Tinggi Madya 6– 7
Pratama 5– 6
Kerja sama
Jabatan Administr Administrator 4– 5
Kepemimpinan asi Pengawas 3– 4
Pelaksana 1– 2
Jabatan Fungsional Utama 5– 6
Keahlian Madya 4– 5
Ditetapkan berdasarkan Muda 3– 4
Standar Perilaku yang berlaku Pertama 2– 3
dalam jabatan Jabatan Fungsional Penyelia 3– 4
Keterampilan Mahir 2– 3
Terampil 1– 2
Pemula 1– 2
Standar Perilaku Kerja
1. Orientasi Pelayanan
4 Bertindak proaktif pada situasi kritis, terbuka terhadap pendekatan baru, dan
secara sukarela mengembangkan kemampuan orang lain.
5 Menyusun rencana, tindakan taktis m a u pun langkah antisipasi terhadap
permasalahan rutin. Menyusun perbaikan berkelanjutan, dan menghargai orang
lain.
6 Merancang rencana jangka pendek, adaptasi ide untuk meningkatkan Kinerja, dan
memberikan dukungan terhadap orang lain.
ASPEK PERILAKU K E R J A S A M A
DEFINISI Kemauan dan kemampuan pegawai untuk bekerjasama dengan rekan kerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam
menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
6 Membangun semangat kelompok besar dan nilai tambah dalam pelaksanaan tugas.
7 Secara aktif menjaga motivasi dan hubungan yang positif dalam organisasi.
Standar Perilaku Kerja
5. KEPEMIMPINAN
1 Ketika memberikan pelayanan kepada Memberikan pelayanan diatas standar dan memba ng un nilai tambah ☑
pihak-pihak yang dilayani dalam pelayanan.
Menentukan level perilaku kerja 2 Ketika membangun hubungan dengan Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah ☑
pihak-pihak yang dilayani. dalam pelayanan.
yang diperoleh berdasarkan
Berusaha memenuhi kebutuhan mendasar dalam pelayanan dan
pengamatan untuk setiap situasi. percepatan penanganan masalah.
☑
6
3. Di bawah standar (1 level Mengevaluasi dan mengantisipasi kebutuha n pihak-pihak yang dilayani.
Tidak diujikan
dibawaj standar yang
dipersyaratkan) 4 Ketika beradaptasi dengan Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah
menggunakan teknologi digital. dalam pelayanan. ❌
5 Ketika diharapkan dengan benturan Memberikan pelayanan diatas standar dan membangun nilai tambah ☑
kepentingan. dalam pelayanan.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk aspek perilaku orientasi pelayanan diperoleh level sebagai berikut:
ASPEK
L E V E L YANG
PERILAKU NO SITUASI
DIPEROLEH
KERJA
Langkah
Mengkonversi level perilaku
kerja yang diperoleh menjadi
suatu nilai perilaku.
Langkah
Mengkonversi level perilaku
kerja yang diperoleh menjadi
suatu nilai perilaku.
Bagi Pejabat JPT Pratama, JA, dan JF (Standar Perilaku Kerja adalah level 3 - 6)
Langkah
Mengkonversi level perilaku
kerja yang diperoleh menjadi
suatu nilai perilaku.
Langkah
Mengkonversi level perilaku
kerja yang diperoleh menjadi
suatu nilai perilaku.
Langkah
Menghitung Nilai Akhir Perilaku
Kerja
PENILAIAN PNS TUGAS BELAJAR
Penilaian Kinerja Bagi Pegawai yang menjalankan Tugas Belajar
1. Penilaian kinerja bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar dilakukan menggunakan dua indikator yaitu Indeks Prestasi
Kumulatif dan ketepatan waktu lulus pegawai.
2. Indikator nilai Indeks Prestasi Kumulatif setiap tahun akademik digunakan untuk menilai kinerja PNS selama masih mengikuti
kegiatan pembelajaran.
3. Bagi universitas luar negeri yang tidak mengeluarkan nilai prestasi akademik berupa Indeks Prestasi, maka penilaian kinerja pegawai
selama melaksanakan tugas belajar dapat menggunakan Predikat Akademik atau sebutan lain yang berlaku pada universitas
tersebut.
4. Indikator ketepatan waktu kelulusan terbagi dalam 2 (dua) kategori:
• Pegawai yang lulus tepat waktu atau sesuai jangka waktu tertentu (batas waktu normatif program studi)
• Pegawai yang lulus tidak tepat waktu atau adanya perpanjangan jangka waktu tugas belajar sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
5. Ketentuan konversi IPK dan ketepatan waktu lulus menjadi predikat kinerja pegawai dilakukan berdasarkan pembobotan. Bobot IPK
adalah 60 dan bobot ketepatan waktu lulus adalah 40.
K O N V E R S I HASIL P E M B O B O T A N K E PREDIKAT K I N E R J A
NILAI T E R T IMBA NG
B E R D A S A R K A N PREDIKAT IPK D A N WAKTU K E L U L U S A N
Nilai Tertimbang Predikat Kinerja
Predikat Kinerja Berdasarkan Adanya Tepat Lebih 4,60 – 5,00 Sa ng a t Baik
IPK/Ketepatan Waktu Kelulusan Perpanjangan Waktu Cepat
4,00 – 4,59 Baik
S a ng a t B a i k 4,2 4,6 5
Baik 3,6 4 4,4 3,60 – 3,99 Cukup
Cukup 3 3,4 3,8 < 3,00 Sa ng a t Kurang
S a ng a t Kurang 1,8 2,2 2,6
5. Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar namun masih melaksanakan tugas jabatan di unit kerja, maka penilaian kinerja
pegawai yang bersangkutan tetap berdasarkan penilaian kinerja bukan sebagai PNS yang melaksanakan tugas belajar.
- Confidential -
• Selanjutnya pada tahun akademik 2020/2021 pegawai tersebut mendapatkan Indeks Prestasi semester 3 dan semester 4 masing masing sebesar 3,43 dan 3,50. IPK pegawai pada
tahun akademik tersebut adalah 3,43. Maka, nilai kinerja pegawai untuk tahun akademik tersebut adalah 3,43. Jika pada tahun akademik yang sama pegawai yang bersangkutan
berhasil lulus dari studinya, maka ketepatan waktu lulus pegawai akan menjadi pertimbangan dalam penetuan predikat kinerja pegawai.
• Nilai tertimbang yang diperoleh dari Tabel Nilai Tertimbang Berdasarkan Predikat IPK dan Waktu Kelulusan adalah 4 maka predikat kinerja berdasarkan Tabel Konversi Hasil
Pembobotan ke Predikat Kinerja adalah Baik. Sehingga, nilai kinerja pegawai adalah 3,43 dengan predikat kinerja Baik
PENILAIAN IDE BARU
IDE BARU
gagasan kreatif pegawai atau sekelompok pegawai yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah dan/atau perbaikan metode dan
proses kerja yang sudah berjalan sehingga memberikan manfaat atau dampak pada lingkup tim kerja/ unit kerja/ instansi/daerah/
nasional.
PENILAIAN PENETAPAN
PENGAJUAN USULAN
IDE BARU IDE BARU
IDE BARU
PERHITUNGAN IDE BARU 1. Lingkup tim kerja diberikan 2 poin; masa berlaku 1 tahun
Setelah 2. Lingkup unit kerja diberikan 3 poin; masa berlaku 1 tahun
ditetapkan Ditambahkan dalam bentuk
3. Lingkup instansi diberikan 4 poin; masa berlaku 2 tahun dan
poin saat penilaian kinerja
4. Lingkup nasional diberikan 5 poin. masa berlaku 2 tahun
THANKS!
Any questions?
108
Sasaran Kinerja
Pegawai
43
Pengertian SKP
q Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) merupakan rencana kinerja pegawai yang dibuat satu tahun sekali
dan dilengkapi dengan target yang akan dicapai oleh pegawai tersebut.
q Penyusunan rencana SKP ditentukan secara spesifik untuk Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat
Unit Kerja Mandiri, maupun untuk Pejabat administrasi dan Pejabat Fungsional. Bagian utama
yang ada di setiap Format Rencana SKP adalah adanya rencana kinerja, indikator kinerja
individu, dan target kinerja
44
Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada organisasi, unit kerja, atau tim kerja sesuai dengan SKP
dan Perilaku Kerja. Kinerja terdiri dari Kinerja Utama dan Kinerja Tambahan
Kinerja
Utama
Kinerja
Tambahan SKP
v Kinerja Utama merupakan kinerja yang wajib ada dalam SKP pejabat administrasi dan
pejabat fungsional. Kinerja Utama memuat penjabaran dari kinerja utama atasan langsung
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Mutu keluaran dan/atau mutu 3. Realistis; indikator kinerja yang ditetapkan harus dapat
Kualitas
manfaat dikumpulkan datanya oleh organisasi.
q Target pada rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Unit Kerja Mandiri
mengacu pada target Perjanjian Kinerja, Renstra, RKT, direktif, rencana
aksi/inisiatif strategis untuk mencapai sasaran strategis
Pejabat Pimpinan
Tinggi/Pimpinan Unit 3 Alur Proses 4 Alur Proses
Kerja Mandiri
Pejabat Administrasi
dan 6 Alur Proses 8 Alur Proses
Pejabat Fungsional
Model Penyusunan Rencana SKP
Penyusunan Rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
Model Dasar/Inisiasi
Menggambarkan
1 Keseluruhan Organisasi
dalam Renstra
Model Dasar/Inisiasi
1 Menggambarkan Keseluruhan
Organisasi dalam Renstra
Kinerja tambahan:
v Mendorong kontribusi pencapaian sasaran kinerja unit kerja/instansi di luar tugas pokok jabatan,
masih sesuai kompetensi/kapasitas pegawai.
v Dapat berupa komitmen pengembangan diri maupun orang lain (development commitment) atau
keterlibatan dalam kegiatan sosial (community involvement)
v Lingkup Penugasan dibuktikan dengan surat penugasan
v PyB dapat menentukan lingkup penugasan lain untuk Kinerja tambahan
v Disusun dengan Indikator Kinerja individu dan target
v Dapat dimasukkan pada tahun berjalan sepanjang disepakati dengan atasan langsung dan telah
direviu oleh pengelola Kinerja/ tim pengelola Kinerja.
v Kinerja tambahan diperhitungkan pula dalam penilaian kinerja.
Penyusunan Rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri
(Model Dasar/Inisiasi)
Alur Proses
Penyusunan Rencana SKP Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional
(Model Dasar/Inisiasi)
TUJUAN
REVIEW
Administrasi dan
Jabatan Fungsional Menentukan jenis penyelarasan (direct cascading atau non-
cascading) yang digunakan pada setiap rencana kinerja utama
direct
Review Rencana SKP
Alur Proses Review SKP untuk Pejabat Pimpinan Tinggi dan Mandiri,
serta untuk Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional
Penandatanganan SKP
Alur Proses Penandatanganan SKP untuk Pejabat Pimpinan Tinggi dan Mandiri, serta
untuk Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional
menandatangani
Persetujuan dan Penetapan SKP
85
Pengertian Cascading Target Kinerja
Cascading adalah proses penjabaran dan
penyelarasan Sasaran Strategis, IKU, dan/atau target
IKU secara vertikal (vertical alignment). dari atas ke
bawah dan memperhatikan tugas dan tanggung
jawab dari setiap jabatan.
SKP Pejabat Pimpinan Tinggi menjadi acuan untuk menurunkan rencana kinerja
kepada pegawai di unit kerja mulai dari tingkat atas sampai ke bawah. Prinsip
utama dalam menurunkan rencana kinerja adalah seluruh pegawai memiliki
kontribusi pada pencapaian sasaran dan rencana kinerja atasannya, dan
kontribusi tersebut nyata, dapat diukur.
04
Mengidentifikasi ekspektasi penerima
layanan terhadap layanan yang akan
07 berdasarkan permasalahan layanan, ekspektasi
penerima layanan, kebutuhan penguatan internal
dihasilkan. dan bentuk korespondensi serta advokasi yang
dibutuhkan.
Metode Cascading
B. Metode Non Direct Cascading
2. Pendekatan Output (Output Milestone)
Pada suatu rangkaian pekerjaan untuk menghasilkan suatu output utama, dapat diidentifikasi output antara
yang terdapat dalam rangkaian pekerjaan tersebut. Pendekatan ini tepat digunakan ketika tidak ada
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan/SOP/panduan lainnya dalam menghasilkan output utama. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
01 02 03
Mengidentifikasi
milestone (rangkaian
Mengidentifikasi output pekerjaan) yang perlu Mengidentifikasi
utama yang akan dilakukan untuk ekspektasi dari setiap
dihasilkan tim kerja. menghasilkan output output milestone.
utama dan output dari
milestone tersebut.
Metode Cascading
B. Metode Non Direct Cascading
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode non direct cascading adalah: