Perencanaan SDM
Perencanaan SDM
DISUSUN OLEH:
ANGGITA DIAN PUSPA RINI (2020011323)
Sumber daya manusia adalah salah satu elemen penting dari sebuah perusahaan.
Dapat dikatakan manusia adalah penggerak dari seluruh sector yang bekerja di dalam
perusahaan, tanpa adanya manusia system tidak akan bergerak dan perusahaan tidak
akan berjalan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyiapkan strategi dalam
mengelola manusia yang berada di dalam perusahaan maupun yang akan bekerja di
dalamnya. Secara garis besar, proses perencanaan sumber daya manusia adalah
melakukan peramalan terhadap tenaga kerja yang ada saaat ini, kebutuhan tenaga kerja
dimasa mendatang, dan menjalankan strategi atau rencana aksi.
PT Pertamina (persero) adalah perusahaan BUMN (badan usaha milik negara) yang
mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Dikutip dari artikel yang
diterbitkan oleh kompas.com pada tanggal 1 desember 2019, Saat itu PT Pertamina
memiliki kurang lebih 32.000 karyawan aktif yang mana 62 persen berusia dibawah 35
tahun, 71 persen memiliki latar belakang pendidikan tinggi, dan 75 persen memiliki masa
kerja dibawah 10 tahun yang dianggap berpotensi memberikan nilai tambah lebih besar di
masa depan.
Salah satu tantangan terbesar dalam dunia kerja adalah kemajuan teknologi.
Dengan berkembang pesatnya teknologi perusahaan dituntut untuk fleksibel atau mampu
beradaptasi dengan segala perubahan yang ada agar perusahaan dapat selalu eksis dan
tidak tertinggal. Yang terpenting adlaah bagaimana sumber daya manusia yang ada
didalam perusahaan dapat menguasai teknologi dan tidak tergantikan oleh teknologi. PT
Pertamina menggunakan strategi human capital untuk menghadapi revolusi industry 4.0.
dikutip dari artikel yang diterbitkan oleh kompas.com pada 1 desember 2019, Nickie
Widyawati sebagai Direktur Utama PT Pertamina (persero) menyatakan bahwa human
capital adalah aset penggerak yang berharga bagi perusahaan dan memiliki peran penting
terhadapt ketersediaan sumber energy dan kemajuan bisnis perusahaan. Terciptanya
sumber daya manusia yang unggul tidak jauh dari pentingnya peran human capital,
jelasnya.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penulisan
1. Akademis
Manfaat akademis dari paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran
human capital dalam strategi perencanaan SDM di PT Pertamina dan dapat
menambah ilmu atau wawasan penulis maupun pembaca.
2. Praktik
Manfaat praktik dari paper ini adalah paper ini dapat menjadi bahan referensi
untuk menerapkan human capital di dalam sebuah perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Terdapat dua peristiwa yang dianggap penting dalam ilmu manajemen terjadi
sekitar pada abad 20. Peristiwa pertama adalah sebuah doktrin klasik yang terjadi sekitar
pada tahun 1776, melalui The Wealth of Nation yang diterbitkan oleh Smith. Smith
menggungkapkan didalam bukunya bahwa terdapat keunggulan ekonomis yang didapat
dari organisasi dari pembagian kerja, yang merupakan perincian pekerjaan ke dalam tugas
yang sangat spesifik dan berulang. (Masram & Muah, 2015). Dampak dari revolusi industry
yang terjadi di Inggris sebagai peristiwa kedua menunjukan betapa pentingnya
manajemen sumber daya manusia. Revolusi industry juga dapat merubah proses
pengelolaan sumber daya manusia dan juga adanya perubahan dari sector produksi.
Ditemukan bahwa dalam memproduksi sebuah produk dengan menggunakan tenga kerja
secara masal dapat dijadikan opsi terbaik dari pada bekerja sendiri dan itu akan membuat
pemilik perusahaan system penggajian, penempatan, kesejahteraan serta perlakuan
terhadap para karyawan. Dalam hal ini, Smith menyimpulkan bahwa berbanding lurusnya
peningkatan produktivitas dengan pembagian tugas pekerjaan dan juga setiap karyawan
dapat meningkatkan keterampilan dan kecekatan diri mereka, terdapat efisiensi pada
waktu serta terciptanya penemuan-penemuan baru dalam proses efisiensi tenaga kerja.
Terjadinya peristiwa kedua yaitu revolusi industry yang terjadi di Inggris pada abad
ke-18, dimana manusia mulai digantikan dengan tenaga uap dan tenaga mesin. Peristiwa
ini berakibat kepada kondisi pekerja, hubungan sosialnya, dan pembagian tugas kerja yang
secara signifikan berubah yang akhirnya membuat kemungkinan adanya jarak antara
pekerja dan pemilik perusahaan. Revolusi industry ini sendiri melahirkan departemen
personalia dalam sebuah perusahaan. Namun konflik yang terjadi sekitar tahun 1920
antara pihak pekerja dan manajemen perusahaan menyebabkan munculnya seorang
administrasi atau biasa disebut welfare secretaries yang memiliki tugas menjadi orang
ketiga diantara pihak perusahaan dan para pekerja dalam merumuskan seluruh kebutuhan
para pekerja dan mengatasi jika adanya serikat yang dibuat oleh para pekerja. Maka dari
itu, adanya manajemen sumber daya manusia sebagai dasar untuk para pekerja saat
membutuhkan bantuan serta mengatasi berbagai masalah terutama berkaitan dengan
system kesehatan, program pendidikan, dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan para
pekerja.
Menurut Robert L. Mathis Dan Jhon H. Jacson (2001), Perencanaan sumber daya
manusia adalah proses analisis dan identifikasi tersedianya dan kebutuhan akan sumber
daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuan.
Dari beberapa pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa perencanaan
sumber daya manusia adalah proses analisis menentukan kebutuhan tenaga kerja dan
ketersediaan tenaga kerja dimasa sekarang dan yang akan datang agar dapat mencapai
tujuan organisasi.
1. Program dan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh setiap unit kerja harus berhubungan
dengan tujuan perencanaan SDM. Dasar yang paling penting untuk mulai menyusun
perencanaan SDM adalah strategi dan rencana bisnis ke depan.
2. Dalam rekrutmen dan seleksi harus ada penetapan persyaratan atau kualifikasi SDM
yang dipergunakan dan dirancang. Penetapan kualifikasi SDM yang jelas dan
diterapkan secara konsisten dalam proses rekrutmen atau seleksi menandakan
perencanaan SDM disusun secara baik.
3. Prediksi permintaan (demand) dan persediaan (supply) pasar tenaga kerja (internal
dan eksternal) juga sangat penting untuk disertakan dalam proses perencanaan SDM.
Perencanaan SDM harus didasarkan pada prediksi yang cukup akurat dan dilakukan
secara terus menerus, mengenai pola demand dan supply tenaga kerja, baik pada sisi
internal pada perusahaan ataupun sisi eksternal.
1. HR Objectives
Dalam HR Objective, tujuan perencanaan SDM dilihat sebagai bagian dari unsur-
unsur yang mendukung strategi organisasi dari sisi pengelolaan SDM. Oleh karena itu,
diharuskan selarasnya strategi yang dikembangkan dalam bidang SDM dengan strategi
organisasi.
2. Organization Planning
Organisasi harus memiliki rencana atau program kerja yang akan dijalankan dalam
jangka waktu ke depan. Ketika menjalankan program tersebut, harus dipastikan
apakah berdampak pada adanya kebutuhan SDM.
3. HR Auditing
Setelah merancang perencanaan kebutuhan SDM, mengaudit kondisi SDM saat ini
adalah hal yang perlu dilakukan selanjutnya. Audit dalam perencanaan SDM bertujuan
untuk memastikan apakah jumlah SDM yang ada sudah mencukupi sesuai kebutuhan
dan secara kompetensi apakah sudah memiliki kemampuan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan.
4. HR Forecasting
Pembuatan action plan atau rencana aksi adalah akhir dari proses perencanaan
SDM. Rencana aksi ini dapat berisi perencanaan program-program yang akan
dijalankan, mencakup rencana rekrutmen, mutasi pegawai, diklat, dan penganggaran.
Model perencanaan SDM ini bersifat sirkuler. Jadi setelah action plan atau rencana
aksi, dapat dilakukan evaluasi dan nantinya masukan-masukan yang diperoleh
digunakan untuk merumuskan HR Objective kembali agar lebih efektif dan efisien.
E. Strategi Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah salah satu strategi perusahaan untuk mengelola sumber
daya yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, perencanaan SDM adalah sebuah proses
terstruktur yang berhubungan erat dengan perencanaan strategic perusahaan, yang
meliputi:
Ada 3 langkah yang harus diperhatikan dalam tahapan peramalan ini yaitu penetuan
permintaan tenaga kerja, penentuan penawaran tenaga kerja, dan yang terakhir
adalah penentuan penambahan atau pengurangan tenaga kerja.
Ketika menentukan tujuan, harus dengan spesifik dan kuantitatif agar dapat focus
terhadap masalah dan dapat menyediakan contoh untuk menentukan keberhasilan
dari suatu program. Tujuan tersebut juga seharusnya datang dari analisis permintaan
dan penawaran tenaga kerja dan harus memasukkan gambaran yang spesifik tentang
apa yang akan terjadi pada kategori jabatan atau keterampilan, dan juga jadwal yang
spesifik tentang kapan hasil harus dicapai.
Tahap akhir dari strategi perencanaan SDM adalah setelah menerapkan program,
perusahaan juga perlu memeriksa apakah peusahaan sudah mampu menghindari
terjadinya kekurangan atau kelebihan tenaga kerja. Penting bagi organisasi untuk
melihat komponen apa saja dari strategi perencanaan SDM ini yang berkontribusi
terhadap keberhasilan atau kegagalannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif menurut Moleong (2005:6) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik atau keseluruhan, dan dengan cara
deskripsi atau gambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
B. Desain Penelitian
Metode atau teknik pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan studi literature. Teknik studi literature ini tidak langsung turun ke
lapangan dan bertatap muka dengan responden melainkan studi literature ini mengambil
data dari pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan penelitian untuk dilakukan
analisis terhadap permasalahan atau tema yang diangkat.
A. Human Capital
Menurut Malhotra dan Bontis (dalam Rachmawati dan Wulani, 2004), Human
capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan
kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan
suatu nilai untuk mencapai tujuan. Sedangkan Andrew Mayo dalam Ongkodihardjo
(2008:40) mendefinisikan “human capital sebagai kombinasi warisan genetik,
pendidikan, pengalaman, dan perilaku tentang hidup dan bisnis”. Human capital
merupakan nilai tambah bagi perusahaan dalam perusahaan setiap hari, melalui
motivasi, komitmen, kompetensi, serta efektivitas kerja tim, nilai tambah yang dapat
dikontribusikan oleh pekerja berupa: pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh
perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan
budaya manajemen (Mayo 2000 dalam Rachmawati et al.2004). Dari beberapa
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa human capital adalah segala sesuatu yang
dimiliki oleh manusia dan manusianya itu sendiri yang mana akan memberikan nilai
tambah bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.
Di dalam buku ROI of Human Capital, Jac Fitz- enZ (2009:45) menyatakan bahwa
dorongan untuk mengukur human capital ini merefleksikan perubahan peran
manajemen sumber daya manusia dari peran administrative menjadi partner bisnis
yang strategis. Dan dapat dikatakan lebih lanjut bahwa orang semakin menyadari
bahwa sumber keunggulan bersaing bukan berasal dari desain produk atau layanan
yang canggih, strategi pemasaran yang baik, desain teknologi, atau manajemen
keuangan yang cerdas, melainkan berasal dari system yang tepat, aktivitas yang
memotivasi, dan mengelola organisasi sumber daya manusia.
1. Apabila kemampuan manusia disebar dan digunakan maka tidak akan pernah
berkurang melainkan bertambah baik bagi individu atau karyawan tersebut dan
juga organisasi
2. Manusia mampu mengubah dan mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat
3. Manusia dapat berbagi intelegensi dengan pihak lain
Menurut Becker (1993:71) konsep utama dari human capital adalah manusia
bukan hanya sumber daya namun manusia juga merupakan modal (capital) yang
menghasilkan pengembalian (return) dan setiap pengeluaran yang dilakukan oleh
organisasi guna mengembangkan kualitas dan kuantitas modal tersebut (manusia)
merupakan kegiatan investasi.
1. Individual Capability
Individual capability atau kecakapan individu dibagi ke dalam dua bagian,
yaitu kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan potensial (potential ability).
Kecakapan nyata diperoleh melalui belajar (achievement atau prestasi) yang dapat
didemonstrasikan dan diuji sekarang. Sedangkan kecakapan potensial merupakan
kecakapan yang terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari factor
keturunan. Kecakapan potensial ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu
kecakapan dasar umum (intelligence atau kecerdasan) dan kecakapan dasar
khusus (bakat dan atitudes).
2. Individual Motivation
4. Workgroup Effectiveness
Ada dua hal yang mendasari efektifitas tim kerja, yaitu hasil-hasil produktif
dan kepuasan pribadi. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan
komposisi tim. Karakteristik-karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal
tim, yang kemudian akan mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin
harus memahami dan mengatur tingkat-tingkat perkembangan, kekompakan,
norma-norma, dan konflik agar dapat membangun tim yang efektif.
5. Leadership
Menurut Shared Goal, Hemhiel & Coons dalam abdussalam 2008:20),
“Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan”. Kemudian beliau mengatakan, karakteristik
seorang pemimpin berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Belajar tidak harus selalu formal yang duduk diatas bangku dan menatap
papan tulis, tetapi belajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Pengalaman juga dapat digunakan pembelajaran untuk kita kedepannya.
Pengalaman yang baik akan memberikan kita kekuatan untuk terus
memperbaiki diri, sedangkan pengalaman yang buruk akan memotivasi kita
agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
a. Lokakarya Karir
b. Informasi tentang karir dan kesempatan kerja
c. Pedoman Karir
d. Jenjang Karir
e. Pergerakan
f. Kamus kompetensi setiap posisi
g. Kompetensi Matrik
h. Panduan Pelatihan
i. Rencana Pengembangan Diri
Dikutip dari artikel yang dipublikasikan oleh kompas.com pada 1 desember 2019
bahwa direktur SDM PT Pertamina (persero) Koeshartanto menjelaskan mengenai
kekuatan SDM yang dimiliki Pertamina. Beliau berkata, Pertamina menjadi satu-
satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam ranking 175 Top Fortune Global
500 pada 2019 dan bertekad pada enam tahun mendatang akan berada pada posisi
Top 100. “Ini adalah people strength Pertamina didukung dengan series of HC
Development berkelanjutan dalam menjaga daya saing di era yang sangat dinamis.”
Begitu lanjut bapak Koeshartanto.
Dynamic Man Power Plan adalah komponen yang telah menciptakan SDM unggul
di PT Pertamina, dengan menggunakan cara-cara baru dan terbarukan melalui
kolaborasi antara people analytics, machine learning (AI), digital savvy, agility mindsets
melalui sourcing domestic dan global, termasuk juga pelatihan untuk staf rekrutmen
yang mutakhir, bersertifikasi, dan skillset.
Pada 2019, terbukti bahwa Pertamina telah berhasil mencapai angka 1 juta jam
pembelajaran (learning hours) yang ternyata meningkat 100 persen dari tahun
sebelumnya dengan menggunakan metode yang menitikberatkan experiential learning
dan coaching and mentoring. Target pembelajaran ditingkatkan lagi menjadi 2 juta jam
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi, contohnya seperti mobile lerning dan e-learning. Program tersebut
memungkinkan setiap pekerja dapat langsung mengakses ratusan modul
pembelajaran baik bersifat teknikal, leadership, bisnis atau pun manajemen. Dan juga
program pengembangan pekerja disusun melalui kolaborasi dengan institusi global.
Selain itu, Pertamina juga memberikan tanggung jawab kepada para pimpinan
level atas untuk melakukan transfer knowledge melalui coaching dan mentoring.
Program-program tersebut diantaranya adalah Functional Program,
Managerial/Leadership Program, Corporate Values Program, HSSE Program, Strong
National Commitment Program (SNCP), dan Series of Formal Education. Namun,
dikhususkan untuk SNCP adalah perusahaan berfokus untuk menanamkan
nasionalisme dan dimaksudkan agar dapat membangun karakter kebangsaan yang
kuat.
Dari banyaknya informasi yang diatas, dapat disimpulkan bahwa saat ini PT
Pertamina sedang bergerak cepat untuk terus maju dan berivestasi jangka panjang
melalui sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan demi memenuhi target tujuan
sebagai perusahaan internasional bereputasi tinggi. Melalui berbagai rangkaian
program pengembangan sumber daya manusia yang digalakannya, Pertamina telah
membuktikan bahwa Human capital merupakan aspek penting dan benar-benar
digerakkan dalam perusahaan.
Seperti yang sudah dibahas, Pertamina memegang strategi human capital untuk
menghadapi disrupsi. Pertamina memiliki begitu banyak program pelatihan dan
pengembangan yang dilakukan untuk para pekerjanya. Tetapi ternyata Pembangunan
sebuah sekolah dimaksudkan sebagai langkah antisipatif atas semakin ketatnya
persaingan di bidang industri minyak dan gas bumi. Pertamina Corporate University,
merupakan sebuah terobosan baru untuk mengembangkan sumber daya manusia di
dalam lingkup perusahaan tersebut. dapat mencari sumber daya manusia potensial
yang berasal dari lingkungan mereka sendiri juga sebuah keuntungan bagi Pertamina.
Dengan begitu, mereka tidak perlu mendidik karyawan yang berasal dari luar yang
mana nantinya malah terasa asing terhadap lingkungan serta cara kerja structural di
perusahaan tersebut.
1. Tenaga Fresh graduate - Program untuk fresh graduate terdiri dari Bimbingan
Profesi Sarjana (BPS), Bimbingan Profesi Sarjana Teknik (BPST), Bimbingan Praktis
Ahli (BPA), Bimbingan Praktis Ahli Teknik (BPAT). Program ini mencakup class
room dan on-the-job training. PT Pertamina menyiapkan lingkungan yang kondusif
untuk mengenal perusahaan, semua bisnis dan nilai-nilai perusahaan.
2. Tenaga berpengalaman - Untuk memenuhi kebutuhan kami akan keahlian dan
pengalaman tertentu
Dalam perekrutan SDM yang baru, ada beberapa hal yang ditekankan oleh PT
Pertamina, antara lain:
1. Bisnis itu tentang good people, good procces dan good result. Jadi prosesnya
mesti benar dan diawali dengan orang-orang yang baik.
2. Pertamina menerima karyawan berdasarkan pada kebutuhan Perseroan terhadap
pekerja yang memiliki kualifikasi skill sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.
3. Penerimaan karyawan juga dilakukan secara periodik untuk mengisi beberapa
posisi yang lowong karena ada karyawan yang telah pensiun atau meninggal
dunia.
4. Perekrutan juga dapat dilakukan secara insidental atau sewaktu-waktu jika ada
kebutuhan mendesak karena ada kegiatan operasional Perseroan yang
membutuhkan tenaga baru dengan skill tertentu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Noviyanti, Sri. 2019. “Strategi Human Capital, Kunci Pertamina Hadapi Disrupsi Industri”,
https://money.kompas.com/read/2019/12/01/090300726/strategi-human-capital-kunci-
pertamina-hadapi-disrupsi-industri, diakses pada 4 april 2021 pukul 17:16.
Kho, Budi. 2019. “Pengertian Perencanaan SDM (Sumber Daya Manusia) dan Tahapannya”,
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-perencanaan-sdm-sumber-daya-manusia-
tahapan-perencanaan-sdm/, diakses pada 4 april 2021 pukul 17:26.
Juwita, Maria. 2018. “Apa Itu Perencanaan SDM dan Bagaimana Sistemnya?”,
https://glints.com/id/lowongan/perencanaan-sdm-dan-sistemnya/#.YGmUkugzbIV, diakses pada 4
april 2021 pukul 17:28.
Jobstreet.co.id. “Prinsip dan Cara Melakukan Perencanaan SDM”,
https://www.jobstreet.co.id/career-resources/prinsip-dan-cara-melakukan-perencanaan-
sdm/#:~:text=Perencanaan%20SDM%20harus%20dimulai%20dari,melaksanakan%20tugas
%2Dtugas%20pokok%20perusahaan., diakses pada 4 april 2021 pukul 17:30.