Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGARUH BAHASA ASING TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Dosen Pengampu : DR. Andi Irna Fitriana, S

OLEH :
ANDI NUR FAWAQIHA (882032021038)
RESKI HANDAYANI (882032021045)
MUH.IHSAN MAULANA (882032021043)

PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah Bahasa Indonesia ”Dampak Pengaruh Teknologi dan Pengaruh Budaya
Luar” Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari
banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak
lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya.
Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.Akhirnya
penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat dan juga
besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat berbagai
permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.

Watampone, 20 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Tinjauan/Kajian Teoretis 6
2.2 Pembahasan 7
A. Sejarah Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia 7
B. Kedudukan Bahasa Indonesia Saat Ini 7
C. Pengaruh Penggunaan Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia 8
D. Dampak Bahasa Asing terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia 10
E. Dampak Bahasa Asing terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia 11
BAB III PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

iii
4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua manusia termasuk mereka yang hidup didaerah terpencil menggunakan bahasa
untuk saling berkomunikasi. Bahasa menjadi sangat penting karena apapun yang dilakukan
oleh manusia ketika berinteraksi dengan sesamanya adalah dengan media ini. Menusia saling
berinteraksi dengan sesamanya dengan berbicara. Berbicara langsung dengan lisan saling
bertatap muka, berbicara melalui telepon atau mungkin cukup dengan menggunakan fasilitas
handphone, dengan sms, misalnya. Anggapan bangsa kita yang seperti itu sebenarnya adalah
anggapan yang keliru. Kita seharusnya mengambil falsafah orang Jepang yang dalam belajar
bahasa kedua mereka beranggapan “dapatkan ide yang ada dalam bahasa tersebut dan
tinggalkan bahasa asing tersebut.“
Mereka berkeyakinan bahwa tanpa menguasai Bahasa Inggris pun, mereka akan sanggup
menjadi bangsa yang besar. Dengan menterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan kedalam
bahasa tentu akn lebih membawa manfaat karena akan lebih mudah dibaca oleh masyarakat
kita, dari pada harus sibuk membaca buku-buku barat dengan menyanding kamus besar
bahasa Inggris. Mungkin bahasa Inggris saat ini memang sangat dominan, karena saat ini
memang saat globalisasi dan bahasa Inggris juga mejadi bahasa internasional, tetapi kalau
kita terlalu mengutamakan bahasa Inggris, bagaimana dengan bahasa pemersatu kita, bahasa
Indonesia? Apakah kita dengan begitu saja melupakan, jika semua masyarakat sudah
menganggap bahasa Inggris adalah adalah yang paling penting.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana sejarah penggunaan bahasa asing di Indonesia?
b. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia saat ini?
c. Bagaimana pengaruh penggunaan bahasa asing terhadap bahasa Indonesia?
d. Apakah dampak penggunaan bahasa asing terhadap sikap nasionalisme bangsa dalam
berbahasa Indonesia?
e. Bagaimana upaya mempertahankan bahasa Indonesia?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana sejarah penggunaan bahasa asing di Indonesia
b. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan bahasa Indonesia saat ini
c. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahasa asing terhadap bahasa Indonesia
d. Untuk mengetahui dampak penggunaan bahasa asing terhadapa bangsa dalam berbahasa
Indonesia
e. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mempertahankan bahasa Indonesia
1.4 Manfaat
a. Mengetahui bagaimana sejarah penggunaan bahasa asing di Indonesia
b. Mengetahui bagaimana kedudukan bahasa Indonesia saat ini
c. Mengetahui apa saja pengaruh bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia
d. Mengetahui apa dampak penggunaan bahasa asing terhadap bangsa dalam berbahasa
Indonesia
e. Mengetahui apa saja upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan bahasa
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan/Kajian Teoretis

Indonesia sebagai bangsa multilingual yang mempunyai ratusan bahasa daerah, tentunya
memunculkan berbagai variasi bahasa, yang kita kenal dengan bahasa daerah. Untuk
mempermudah berkomunikasi dengan latar belakang keanekaragaman bahasa daerah yang
dimiliki bangsa Indonesia, kemudian disepakati bahwa bahasa Indonesia dijadikan sebagai
bahasa nasional. Baik bahasa daerah maupun bahasa Nasional atau bahasa Indonesia
memiliki ranah masing-masing, yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal
36. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 mengamanahkan bahwa bahasa Indonesia
berfungsi atau digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan dan
sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta bahasa
media massa. Namun, dalam kenyataannya penggunaan bahasa Indonesia berbanding
terbalik dengan amanah Undang-Undang.
Tidak jarang dalam situasi resmi, adanya unsur penggunaan selain bahasa Indonesia
dengan dalih demi kelancaran dalam pemberian informasi. Tak hanya itu, bahasa Indonesia
pun mulai dilupakan di saat perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Hal tersebut
dikhawatirkan akan berakibat pergeseran bahasa Indonesia. Pergeseran bahasa adalah
fenomena bahasa menggeser bahasa lain atau bahasa yang tak tergeser oleh bahasa lain
(Sumarsono, 2012:27). Pergeseran bahasa terjadi ketika pemakai bahasa memilih suatu
bahasa baru untuk menggantikan bahasa sebelumnya. Biasanya, bahasa yang bersifat
dominan atau dengan alasan prestise. Adapun Faktor yang melatarbelakangi pergeseran
bahasa dijelaskan dalam buku “Sosiolinguistik Perkenalan Awal” (2004) oleh Abdul Chaer
dan Leonie Agustin adalah perpindahan penduduk, ekonomi.
Pertama, faktor perpindahan penduduk, pergeseran penggunaan bahasa yang disebabkan
oleh perpindahan dari masyarat tutur satu ke masyarakat tutur lainnya. Contoh seseorang
yang berbahasa ibu bahasa Jawa, dengan alasan memenuhi kebutuhan sehari-hari
memutuskan untuk melakukan transmigrasi ke Kalimantan, maka secara otomatis bahasa
yang digunakan sebelumnya yaitu bahasa Jawa, lambat laun akan bergeser menjadi bahasa
Kalimantan atau bahasa Indonesia karena menyesuaikan dengan masyarakat tutur yang baru
demi kelancaran komunikasi. Kedua, faktor ekonomi, kemajuan ekonomi dapat menjadikan
suatu bahasa memiliki nilai ekonomi tinggi. Seperti contoh, saat ini orang-orang
mewajibkan dirinya untuk dapat berbahasa Inggris, hingga orang-orang meninggalkan
bahasa pertamanya atau bahkan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu dibandingkan
bahasa Indonesia. Kedua faktor tersebut, sudah tentu terjadi pada generasi saat ini yang
sering disebut dengan generasi millennial, yang selalu ingin diakui dan dilihat eksistensinya.
Pergeseran bahasa tidak dapat dilepaskan dengan pemertahanan bahasa. Pemertahanan
dan pergeseran bahasa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya (fasold, 1984:213). Ketika ada pergeseran bahasa, maka perlu dilakukan pemertahan
bahasa, agar tidak terjadi pergeseran fungsi bahasa atau bahkan kepunahan suatu bahasa.
Begitu juga yang terjadi pada eksistensi bahasa Indonesia di kalangan generasi milenial.
Dengan adanya tanda-tanda pergeseran bahasa Indonesia saat ini akibat era milenial, maka
perlu adanya antisipasi untuk pemertahanan bahasa Indonesia.
2.2 Pembahasan
A. Sejarah Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia
Jika dilihat dari perjalanan sejarah bangsa indonesia, penggunaan bahasa asing sudah
banyak digunakan pada pembelajaran pendidikan sejak zaman kolonial Belanda. Di mana
saat itu keturunan bangsawan atau kalangan pribumi elite mengikuti pembelajaran
sekolah dasar di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Salah satu pembelajaran yang
diwajibkan dalam sekolah-sekolahnya yaitu pembelajaran bahasa asing seperti Bahasa
Belanda, Bahasa Jepang, dan juga Bahasa Jerman. Pada tanggal 16 Maret 1995, Menteri
Dalam Negeri membuat surat mengenai penertiban penggunaan bahasa asing di
Indonesia. Ia menginstruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan perdagangan di
Indonesia yang menggunakan bahasa asing diubah ke dalam bahasa Indonesia.
Namun dengan Seiringnya perkembangan zaman, pembelajaran bahasa asing tidak lagi
bersifat elitis bahkan bukan lagi hal yang tidak biasa. Semua orang bisa dengan mudah
mempelajarinya. Bahkan pada anak-anak TK pun sudah diberikan pembelajaran bahasa
asing, seperti bahasa Inggris .
B. Kedudukan Bahasa Indonesia Saat Ini
Di era globalisasi saat ini, beberapa orang menganggap bahwa bahasa Indonesia
bagian dari penghambat proses komunikasi yang dilakukan secara global. Karena bahasa
Indonesia tidak digunakan secara global, hal ini menyebabkan bahasa Indonesia tampak
tidak begitu memfasilitasi proses globalisasi. Semakin tinggi kuantitas kesalahan
berbahasa, semakin sedikit tujuan pengajaran bahasa itu tercapai (Ariningsih, Sumarwati,
& Saddhono, 2012: 42). Era digital yang menuntut penguasaan teknologi dan bahasa
asing pada berbagai bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan posisi bahasa
Indonesia. Seharusnya, posisi ini tidak berarti bahwa bahasa Indonesia tidak mampu
bersaing dengan bahasa lain di dunia, tetapi lebih pada sikap bangsa Indonesia sebagai
pengguna bahasa Indonesia cenderung menunjukkan sikap negatif. Jika bangsa Indonesia
sebagai pemilik dan pemakai bahasa Indonesia terus bersikap negatif terhadap bahasa
nasionalnya, bahasa Indonesia akan berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini
menjadi bahasa yang mantap (Marsudi, 2009: 135). Adapun kedudukan bahasa Indonesia
yaitu sebagai:
1. Bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia memiliki kedudukan di atas bahasa-bahasa
daerah.
2. Bahasa negara, yaitu sebagai bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945
pada UUD 1945, Bab XV, Pasal 36
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yaitu:
1. Bahasa resmi Negara
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Alat penghubung tingkat nasional, dan
4. Alat pengembangan ilmu dan pengetahuan dan teknologi.
Fenomena untuk semakin melemahkan kedudukan dan peran bahasa Indonesia
agaknya sudah semakin maraknya penggunaan bahasa asing, semakin diunggul-
unggulkannya sekolah bertaraf internasional, dan semakin merebaknya program-program
yang berbau internasional di perguruan tinggi. Untuk ini, walaupun bagaimana beratnya
berbagai usaha untuk tetap mempertahankan dan melestarikan eksitensi penggunaan
bahasa Indonesia harus dilakukan (Wijana 2018: 92). Arus globalisasi tentu saja akan
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia sejagat. Pengaruh itu,
antara lain akan terlihat dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu pokok
yang dihadapi duia pendidikan adalah masalah identitas bangsa (Muslich, 2010: 18).
Arus globalisasi selalau mengalir seiring dengan perubahan terhadap berbagai bidang.
Terdapat beberapa usaha untuk melestarikan bahasa Indonesia. Wijana (2018: 92-95)
terdapat usaha-usaha untuk melestarikan penggunaan bahasa Indonesia diantaranya:
1. Memupuk kebanggaan berbahasa Indonesia
2. Memberdayakan potensi bahasa daerah sebagai sumber pengayaan kosa kata bahasa
Indonesia
3. Memiliki kesadaran untuk bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia merupakan
salah satu cara mengembangkan pemakaian bahasa Indonesia. Kebanggaan dalam
berbahasa Indonesia harus ditumbuhkan sejak dini. Pengaruh bahasa asing begitu
besar terhadap bahasa-bahasa lain. Hal ini perlu diwaspadai agar bahasa Indonesia
maupun bahasa daerah tidak semakin tersingkirkan.
C. Pengaruh Penggunaan Bahasa Asing Terhadapa Bahasa Indonesia
Pada masa sekarang ini, bahasa asing khususnya bahasa Inggris sepertinya sangat
diminati oleh masyarakat, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga diseluruh penjuru dunia.
Karena saat ini adalah masa globalisasi, dan bahasa Inggris adalah bahasa yang
digunakan dalam bahasa internasional. Bahasa Inggris juga dapat menghilangkan
identitas bahasa Indonesia seabagai bahasa Negara dan juga bahasa kesatuan Republik
Indonesai, sebagai pemersatu bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat
Indonesia. Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam negara kita, jika tidak ada bahasa
Indonesia maka kita tidak dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.
Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan
dinegaranya sendiri, dikalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan
bahasa Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris,
Spanyol, Jepang, Arab, Perancis, atau Mandarin. Kedaan yang begitu berlawanan dengan
sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia
dulu sangat menjujunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang
menjadi ironi lagi adalah bahwa kasus ketidak lulusan ujian nasional pelajar kita adalah
karena menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran
yang diujikan.
Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk
mencarikan anak-anaknya bimbingan bahasa Inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan
juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal bahasa Indonesia atau
bahkan bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti
itulah sedikit gambaran bahasa Inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan. Namun
ada juga pendapat lain dari responden, yaitu bahasa Inggris tidak berpengaruh apa-apa
dalam bahasa Indonesia, karena bahasa Inggris memang bahasa internasional,
menggunakan bahasa Inggris seperti memang sudah tuntutan perkembangan zaman saat
ini.
Satu hal terpenting yang perlu dipahami bahwa bahasa merupakan cerminan dari
identitas suatu bangsa. Identitas sangat erat kaitannya dengan suatu sikap dari karakter.
Karakter yang dimaksud ialah suatu kecerdasan berbahasa yang meliputi kemampuan
dalam memilah berbagai kata yang baik untuk digunakan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi sehari-hari di lingkungan masyarakat. Seiringin dengan perkembangan
zaman dan era globalisasi yang tidak bisa dibendung, membuat bangsa Indonesia seakan
terhipnotis dengan adanya perkembangan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan semakin
sedikitnya orang-orang yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
kaidah yang telah diterapkan (EYD).
Dengan berbagai perubahan terhadap masalah yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat sekarang ini, banyak orang yang lebih mengedepankan bahasa Asing
khususnya bahasa Inggris dan Mandarin dari pada bahasa Indonesia. Sebab bahasa
Indonesia hanya dianggap sebagai suatu bahasa yang tidak keren dan tidak dapat
mengikuti perkembangan zaman. Kenyataannya sekarang ini menunjukkan bahwa
semangat generasi muda dalam memiliki bahasa Indonesia tidak dapat disamakan dengan
semangat generasi muda pada tahun 1928, untuk memperjuangkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan. Pada generasi muda sekarang ini, mendalami pelajaran bahasa
Indonesia hanya dianggap cukup, ketika berada di bangku sekolah SMA. Alasan yang
sering mereka ungkapkan adalah sebagai orang Indonesia tentu sudah pasti mampu untuk
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Hal ini jika kita amati secara seksama, pernyataan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Sebab kenyataannya masih banyak anak muda yang tidak bisa membaca, gagap dalam
berbicara, dan sulit menulis untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
bahkan jika kita amati nilai ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia selalu
menduduki posisi nilai terendah dibanding mata pelajaran lainnya. Dari sini dapat
diambil kesimpulan bahwa generasi muda sekarang cenderung menggampangkan dalam
urusan berbahasa Indonesia. Jika hal ini terus bergulir dan dibarkan begitu saja, maka
cepat atau lambat bahasa Indonesia akan menjadi terpinggirkan dengan adanya berbagai
bahasa Asing. Tidak adanya filterisasi terhadap akulturasi budaya yang masuk ke
Indonesia merupakan salah satu dampak yang menjadikan maraknya penggunaan bahasa
Asing di kalangan masyarakat.
Keanekaragaman bahasa yang ada di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke
perlu dijadikan sebagai bahan dalam pemacu bangsa Indonesia untuk bisamelestarikan
budaya sendiri. Hal tersebut harus dibarengi dengan penanaman rasa kecintaan terhadap
bahasa Indonesia yang lebih, melalui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan cara pendekatan dan metode yang
sesuai dengan perkembangan zaman, agar mereka lebih mudah menerimanya. Berbahasa
Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD, mempunyai beberapa
konsekuensi terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan berbagai situasi dan kondisi.
pada kondisi tertentu, seperti pada situasi yang dianggap formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Sebaliknya, berbahasa yang baik yang
menempatkan pada kondisi yang tidak resmi atau pada pembicaraan santai yang tidak
mengikat kepada kaidah bahssa didalamnya.
Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia tidak hanya disebabkan
oleh masuknya berbagai bahasa Asing, tetapi juga disebabkan oleh adanya berbagai
permasalahan dalam bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul. Sekarang ini bahasa Asing
hampir disemua sektor kehidupan sering digunakan daripada bahasa Indonesia.
Menggunakan bahasa Asing di zaman modern seperti sekarang ini memang sangat
diperlukan khususnya untuk para generasi muda. Sebab bahasa Asing menjadi model
utama dalam mencapai cita-cita yang telah diimpikannya. Akan tetapi, jangan sampai
ketika kita berusaha menguasai bahasa Asing khususnya bahasa Inggris yang saat ini
sangat diminati, menjadikan kita lupa akan bahasa Daerah atau bahasa Indonesia sendiri.
Untuk menyemarakkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah
telah menempuh berbagai cara diantaranya dengan politik kebahasaan, dengan
menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa. Oleh karena itu, sebagai generasi
muda sudah seharusnya kita bangga menggunakan bahasa persatuan Indonesia.
D. Dampak Bahasa Asing terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia
Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negative, tidak terkecuali
dengan pengaruh bahasa asing terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia.
1. Dampak Positif
 Dapat mengikuti perkembangan didunia, karena bahasa Inggris adalah bahasa
internasional, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perkembangan didunia
dengan dapat menggunakan bahasa Inggris
 Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdagangan
internasional menjadi lancer
2. Dampak Negative
Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa Inggris.
Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa Inggris, terlebih lagi para
pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa Inggris dari pada bahasa Indonesia, maka
dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan tergeser oleh bahasa Inggris
E. Upaya Agar Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang
Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa Inggris, maka secara langsung
ataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia sedikit demi
sedikit akan berkurang. Ada beberapa cara agar sikap nasionalisme berbahasa Indonesia
tidak berkurang dari masyarakat Indonesia, dan para responden telah memberikan
pendapatnya seperti yang ada dibawah ini,
1. Tambahan untuk pelajaran bahasa Indonesia
Tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia disekolah-sekolah akan membuat para
siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga
dapat lebih menguasai bahasa Indonesia.
2. Lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada bahasa Inggris
Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai bahasa
pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa inggris.
Sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi yang nomor satu, yang utama bagi bangsa
Indonesia.
3. Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putera bangsa, dan
telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan Indonesia. Bangsa Indonesia harus
lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia. Walaupun belajar bahasa asing,
namun nilai-nilai budaya bahasa Indonesia tidak boleh ditinggalkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa asing, maka bahasa Indonesia akan
lebih dikesampingkan. Bahasa asing berdampak positif dan negative terhadap bahasa
Indonesia. Dampak positifnya Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional
dengan lancer. Dan dampak negatifnya, bahasa Indonesai sedikit demi sedikit akan tergeser
dengan bahasa Inggris. Cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang
yaitu dengan tambahan pelajaranuntuk bahasa Indonesia, lebih cinta terhadap bahasa
Indonesia, dan sebagainya.
3.2 Saran
1. Masyarakat lebih mencintai bahasa Indonesia
2. Walaupun kita belajar bahasa asing, namun kita tidak melupakan nilai-nilai yang ada
didalam bahasa Indonesia
3. Bahasa Indonesia lebih diutamakan dalam pendidikan formal
4. Masyarakat tidak boleh mengenyampingkan bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com pengaruh globalisasi terhadap bahasa Indonesia
Agustin,Y. (2011). Kedudukan Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia
Pendidikan. Deiksis,3(04): 354-365
Budiarti, A. (2013). Interferensi Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Inggris. Jurnal Bahasa dan
Seni, 3(1): 10-17
Chaer, Abdul dan Leonie Agustine. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta
Fasold, R. (1984). Sosiolinguistik of Society. New York. Basil Blak Well Inc
Muslich, M. (2010). Bahasa Indonesia Pada Era Globalisas: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan,
dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumarsono. (2012). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai