Anda di halaman 1dari 6

Protobiont (2016) Vol.

5 (1) : 24-29

Struktur Anatomi Akar, Batang dan Daun


Anthurium plowmanii Croat., Anthurium hookeri Kunth. dan
Anthurium plowmanii × Anthurium hookeri
Nurhayati1, Mukarlina1, Riza Linda1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Email korespondensi: nurhayati19rn@gmail.com

Abstract
The anthurium seedlings are not only supplied through vegetative propagation, but also through generative
propagation, i.e. plant crossing that also functions to enhance the exotic values which are different from the
parent anthurium. Crossing the parent anthurium not only produces new plants with a different morphology,
but also affects the anatomy of the plant itself. This research aimed to find out the anatomical structure of the
root, stem and leaves of A. plowmanii and A. hookeri as well as the hybrid of both plants. The research was
carried out from January to September 2015. The preparations of the organ incision were made using a
paraffin method. The structure of vascular bundles of the A. hookeri stem showed a significant difference
compared to the other two types. In addition, the ergastic substance was found more in the hybrid plant
compared to both of its parent plants.

Keywords: Anthurium, hybrid, anatomical structure

PENDAHULUAN adalah Anthurium yang muncul secara alami tanpa


campur tangan manusia (Suwaldi, 2009).
Genus Anthurium berasal dari benua Amerika
yang beriklim tropis. Tanaman ini memiliki Perbanyakan dari biji, terutama pada Anthurium,
seludang bunga, warna dan bentuk daun yang secara morfologi menghasilkan anakan yang
menarik sehingga saat ini banyak diminati bersifat varigata. Varigata yaitu warna pada daun
masyarakat khususnya di Indonesia. Sifatnya yang terdiri dari banyak warna. Anthurium hasil
memerlukan naungan atau tempat teduh dengan silangan yang dihasilkan memiliki bentuk, warna
sinar matahari 30-60%, Anthurium lebih sesuai serta corak daun yang berbeda dengan
dijadikan tanaman hias indoor. Terdapat sekitar indukannya. Beberapa varian atau jenis hibrid
800 spesies Anthurium yang telah ditemukan, yang daunnya mirip dengan indukan, akan tetapi
diantaranya adalah Anthurium jenmanii, terdapat perbedaan dari tekstur daunnya (Kadir,
A. plowmanii, A. crystallinum, dan A. hookerii. 2008).
Permintaan pasokan bibit di pasaran yang cukup
tinggi menjadikan budidaya tanaman Anthurium Persilangan tanaman baik antar genus maupun
banyak dikembangkan (Budhiprawira et al., antar spesies, selain dilakukan pengamatan secara
2007). morfologi luar, diperlukan juga pengamatan
terhadap struktur anatomi dalam tanaman itu
Penyediaan pasokan bibit tidak hanya dilakukan sendiri yang tentu berpengaruh terhadap bentuk
dengan perbanyakan vegetatif saja, tetapi juga morfologinya. Menurut Huber et al. (1988),
dilakukan dengan perbanyakan secara generatif struktur anatomi daun Flaveria hibrid
seperti penyilangan tanaman yang juga berperan menunjukkan perbedaan dibanding daun Flaveria
dalam meningkatkan nilai eksotik yang berbeda bukan hibrid. Anatomi Flaveria hibrid
dari Anthurium indukan. Persilangan antar spesies menunjukkan peningkatan ruang udara didekat
Anthurium telah banyak dilakukan, contohnya epidermis abaksial, dan lapisan palisade kurang
persilangan antara A. plowmanii dengan berkembang. Selain itu juga pada hasil penelitian
A. hookeri. Anthurium hookeri hasil silangan Bercu et al. (2012), struktur anatomi dari tanaman
merupakan hasil pembiakan manusia dengan cara asli dan tanaman hibrid Salvia sp. menunjukkan
menyilangkan antar spesies dengan menghasilkan perbedaan pada struktur tangkai daun dan helaian
bentuk corak dan warna daun yang baru serta daun dari kedua tanaman. Tangkai daun hibrid
mendapatkan tanaman yang cepat tumbuh, kuat memiliki jaringan dasar dan jaringan pembuluh
dan tahan penyakit. Sedangkan A. hookeri spesies yang lebih berkembang dibanding indukannya.
24
Protobiont (2016) Vol. 5 (1) : 24-29

Terdapat struktur yang berbeda pula pada banyak dicuci bersih dengan akuades, lalu batang dan
kelenjar trikoma. akar dipotong sepanjang ± 0,5 cm setiap bagian,
sedangkan daun dipotong ± 1 cm x 0,5 cm (Sass,
Penelitian secara morfologi telah banyak 1958; Ruzin, 1999).
dilakukan, akan tetapi penelitian secara anatomi
pada tanaman hias khususnya genus Anthurium Pembuatan Preparat untuk Pengamatan Stomata
sangat jarang dilakukan di Indonesia. Oleh karena Daun Anthurium
itu perlu dilakukan penelitian anatomi pada akar, Metode pembuatan preparat untuk stomata
batang dan daun tanaman A. plowmanii, menggunakan metode replika (Haryanti,2010).
A. hookeri dan hasil silangan keduanya (hasil
Parameter Pengamatan
hibrid).
Pengamatan preparat dengan metode parafin
untuk masing-masing organ pada Anthurium
BAHAN DAN METODE
induk dan Anthurium hibrid meliputi bentuk dan
struktur setiap lapisan jaringan serta bentuk
Waktu dan Tempat Penelitian
stomata.
Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan dari bulan
Januari sampai September 2015. Sampel akar,
Analisis Data
batang dan daun Anthurium diambil langsung di
Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan
areal perkebunan Anthurium yang terletak di Jalan
anatomi akar, batang dan daun tanaman
Pembangunan, Gang Pekong Sambas, Sambas.
A. plowmanii, A. hookeri, dan A. plowmanii ×
Pembuatan preparat dan analisis hasil dilakukan di
A. hookeri disajikan dalam bentuk visual (foto)
Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
mikroskopis dan deskriptif.
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Tanjungpura
Pontianak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini Hasil
antara lain alat tulis, botol vial, bunsen, cawan Struktur Anatomi Akar Anthurium plowmanii,
petri, gelas objek, gelas penutup, gelas ukur, Anthurium hookeri dan Anthurium plowmanii ×
hotplate, kamera, kuas, mikrotom putar merek Anthurium hookeri (Hasil Hibrid)
Shibuya Opticalco, mikroskop cahaya merek Sayatan melintang akar A. plowmanii, A. hookeri
Olymphus, oven, pinset, pisau, silet, dan staining dan hasil hibrid menunjukkan susunan sistem
jar. jaringan dari luar ke dalam yaitu sistem jaringan
dermal (epidermis), sistem jaringan dasar
Bahan yang digunakan adalah akar, batang dan (korteks) dan sistem jaringan pembuluh (xilem
daun tanaman A. plowmanii, A. hookeri, dan dan floem) (Gambar 1).
A. plowmanii × A. hookeri dengan masing –
masing individu berumur sekitar 3 tahun sebanyak ep m. ep
ep
3 ulangan. Bahan-bahan kimia yang digunakan
adalah akuades, alkohol dengan konsentrasi 70%, k k k
80%, 90%, 96%, dan 100%, asam asetat glasial,
Canada Balsam, formalin, kutek, parafin, safranin p p p
1%, dan xilol
(A) (B) (C)
Prosedur Kerja Gambar 1 Sayatan melintang akar (A) A. plowmanii,
Pengambilan Sampel Uji (B) A. hookeri dan (C) hasil hibrid.
Tanaman A. plowmanii, A. hookeri, dan tanaman Epidermis (ep), korteks (k) dan silinder
hasil hibrid diambil langsung di areal perkebunan pembuluh (p). Perbesaran 100x.
Anthurium yang terletak di Jalan Pembangunan,
Gang Pekong Sambas, Sambas. Tanaman dipilih Sistem jaringan epidermis pada sayatan akar
yang tumbuh normal dan sehat secara morfologi. Anthurium indukan dan hibrid tidak menunjukkan
adanya perbedaan. Jumlah lapisan epidermis tiap
Pembuatan Preparat untuk Pengamatan Susunan individu terdiri dari kisaran 3-5 lapis sel epidermis
Jaringan Akar, Batang dan Daun Anthurium dengan sel-sel berbentuk segi enam yang tersusun
Pembuatan preparat diambil dari bagian akar, secara tidak teratur. Sistem jaringan dasar
batang dan daunnya. Bagian-bagian tersebut (korteks) tanaman induk dan hasil hibrid disusun

25
Protobiont (2016) Vol. 5 (1) : 24-29

oleh sel-sel parenkim. Jaringan korteks tiap ep ep


ep p
individu menunjukkan adanya zat ergastik berupa
kristal drus pada sel-sel parenkim korteks dan zat p
ergastik lain yang ditandai dengan warna yang p k k
k
lebih gelap dari sel-sel parenkim (Gambar 2).
(A) (B) (C)
ep ep Gambar 4 Sayatan melintang batang (A)
ep
A. plowmanii , (B) A. hookeri dan (C) hasil
ze k dr dr hibrid. Epidermis (ep), korteks (k) dan
k dr k ikatan pembuluh (p). Perbesaran 100x.
ze ze
Jaringan korteks tersusun atas sel-sel parenkim,
(A) (B) (C)
dengan berkas pembuluh yang tersebar di jaringan
Gambar 2 Jaringan epidermis (ep), korteks (k), kristal korteks (Gambar 4). Zat ergastik berupa kristal
drus (dr) dan zat ergastik lain (ze) pada drus dan zat ergastik lain yang ditandai dengan
sayatan melintang akar (A) A. plowmanii,
warna lebih gelap ditemukan tersebar di jaringan
(B) A. hookeri dan (C) hasil hibrid.
Perbesaran 100x. korteks batang (Gambar 5).

ep ep
Sistem jaringan pembuluh pada sayatan akar ep dr
ketiga individu tidak menunjukkan perbedaan. k dr
ze k dr
ze
Jaringan pembuluh menunjukkan sejumlah berkas ze k
xilem yang terpisah dan letaknya bergantian
(A) (B) (C)
dengan berkas floem, sehingga terususun
Gambar 5 Jaringan epidermis (ep), korteks (k), kristal
membentuk lingkaran disertai empulur yang luas drus (dr) dan zat ergastik lain (ze) pada
di bagian tengahnya (Gambar 3). sayatan melintang batang (A)
A. plowmanii, (B) A. hookeri dan (C) hasil
x hibrid. Perbesaran 100x.
f x f f
e e e
f
f f
x x
x x

(A) (B) (C) korteks korteks korteks


Gambar 3 Jaringan pembuluh pada sayatan melintang (A) (B) (C)
akar (A) A. plowmanii, (B) A. hookeri dan Gambar 6 Jaringan pembuluh pada sayatan melintang
(C) hasil hibrid. Xilem (x), floem (f) dan batang (A) A. plowmanii, (B) A. hookeri
empulur (e). Perbesaran 100x. dan (C) hasil hibrid. Xilem (x) dan floem
(f). Perbesaran 100x.
Struktur Anatomi Batang Anthurium plowmanii, Sistem jaringan pembuluh pada Anthurium
Anthurium hookeri dan Anthurium plowmanii × indukan dan hasil hibrid menunjukkan adanya
Anthurium hookeri (Hasil Hibrid) perbedaan. Jaringan pembuluh pada sayatan
Sayatan melintang batang A. plowmanii, melintang batang A. plowmanii dan hasil hibrid
A. hookeri dan hasil hibrid menunjukkan susunan menunjukkan bentuk berkas pembuluh dengan
sistem jaringan dari luar ke dalam yaitu sistem batas yang jelas antara pembuluh dengan korteks.
jaringan dermal (epidermis), sistem jaringan dasar Sedangkan berbeda pada A. hookeri, batas antara
(korteks) dan sistem jaringan pembuluh (xilem berkas pembuluh dengan korteks tidak jelas
dan floem) (Gambar 4). (Gambar 6).
Struktur Anatomi Daun Anthurium plowmanii,
Jaringan epidermis Anthurium indukan dan hasil Anthurium hookeri dan Anthurium plowmanii ×
hibrid memiliki perbedaan pada bentuk sel
Anthurium hookeri (Hasil Hibrid)
epidermis. Jaringan epidermis A. plowmanii dan
Sayatan melintang helaian daun A. plowmanii,
hasil hibrid tersusun atas satu lapisan sel yang A. hookeri dan hasil hibrid menunjukkan adanya
terdiri dari sel-sel berbentuk persegi, sedangkan
sistem jaringan dermal (epidermis atas dan
pada A. hookeri bentuk sel epidermis tidak teratur. bawah) dengan sistem jaringan dasar (mesofil)

26
Protobiont (2016) Vol. 5 (1) : 24-29

diantaranya. Sistem jaringan pembuluh (xilem dan Jaringan epidermis atas dan bawah pada sayatan
floem) tersebar pada jaringan mesofil (Gambar 7). daun Anthurium indukan dan hibrid tidak
memiliki perbedaan. Sel-sel penyusun lapisan
ep1 epidermis ketiga individu Anthurium berbentuk
persegi dan ada juga yang persegi panjang.
dr me p Jaringan epidermis bawah pada sayatan daun
Anthurium indukan dan hibrid ditemukan stomata.
Setiap sel penutup diiringi satu sel tetangga
ep2
s dengan sumbu sel penutup yang sejajar sumbu sel
(A) tetangga serta celah stomata (Gambar 8A, 8B,
ep1 8C). Sel penutup stomata terletak sejajar dengan
dr
sel epidermis (Gambar 8D).
ze p
me Jaringan mesofil pada ketiga individu daun
menunjukkan sel-sel parenkim dan tidak
ep2 terdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
(B) jaringan spons. Struktur jaringan pembuluh yang
juga tidak berbeda pada ketiganya yaitu jaringan
ep1
pembuluh tersebar di jaringan mesofil dengan sel-
dr
dr ze
me p
x f x x
ep2
f f
(C)
Gambar 7 Sayatan melintang helaian daun (A) (A) (B) (C)
A. plowmanii, (B) A. hookeri dan (C) hasil sel floem mengelilingi sel-sel xilem (Gambar 9).
hibrid. Epidermis atas (ep1), mesofil (me),
jaringan pembuluh (p), kristal drus (dr), zat
ergastik lain (ze), stomata (s) dan Jaringan mesofil tiap sayatan juga menunjukkan
epidermis bawah (ep2). Perbesaran 100x. adanya zat ergastik berupa kristal drus yang
tersebar di jaringan mesofil. Indukan A. hookeri
dan hasil hibrid ditemukan adanya zat ergastik
lain ditandai dengan warna yang lebih gelap pada
a c a c jaringan mesofil (Gambar 7).
b b
Pembahasan
Hasil penelitian anatomi akar, batang dan daun
(A) (B)
tanaman induk (A. plowmanii & A. hookeri) dan
epidermis hasil hibrid dari kedua tanaman induk tersebut
(B) menunjukkan adanya beberapa perbedaan.
a c
b Anatomi Akar Anthurium plowmanii,
stomata
Anthurium hookeri dan Anthurium plowmanii ×
(C) (D) Anthurium hookeri (Hasil Hibrid)
Jaringan epidermis akar pada sayatan melintang
Gambar 8 Bentuk stomata (A) A. plowmanii, (B)
Anthurium indukan dan hibrid menunjukkan
A. hookeri, (C) hasil hibrid dan letak
stomata pada sayatan melintang daun (D).
adanya 3-5 lapis sel epidermis. Lapisan ini
Celah stomata (a), sel penutup (b) dan sel tersusun atas sel-sel berbentuk segi enam yang
tetangga (c). Perbesaran 100x. tersusun tidak teratur (Gambar 2). Menurut Higaki
et al. (1984), lapisan dermal (epidermis) pada akar
ini biasa juga disebut dengan velamen atau
Gambar 9 Jaringan pembuluh pada sayatan melintang jaringan multiserat yang umum ditemukan pada
daun (A) A. plowmanii, (B) A. hookeri famili Araceae, yang terdiri dari sel-sel yang rapat
dan (C) hasil hibrid. Xilem (x) dan floem dengan penebalan pada dinding sel sekunder.
(f). Perbesaran 100x. Penelitian Kauff et al. (2000) ,juga menunjukkan

27
Protobiont (2016) Vol. 5 (1) : 24-29

hal yang sama pada tanaman monokotil lainnya Sayatan melintang batang Anthurium ini memiliki
yaitu pada akar tanaman Xeronema callistemon jaringan dasar (korteks) yang tersusun atas sel-sel
menunjukkan struktur khas yaitu rizhodermis atau parenkim. Berkas pembuluh tersebar pada
velamen berlapis banyak sebagai jaringan terluar. jaringan korteks, dan lebih banyak ditemukan
pada daerah dekat epidermis, seperti pada
Sistem jaringan dasar (korteks) akar pada penelitian French & Tomlinson (1981) dan
Anthurium indukan dan hibrid tersusun atas sel-sel Hubalkova et al. (2014), pada tanaman Araceae
parenkim, dengan bentuk sel yang tidak teratur, berkas pembuluh lebih banyak ditemukan di
dan terdapat ruang antar sel. Fahn (1991) bagian korteks dekat epidermis atau daerah perifer
menyatakan bahwa lapisan korteks akar batang.
monokotil terdiri dari sel-sel parenkim, dan
Anatomi Daun Anthurium plowmanii, Anthurium
memiliki ruang antar sel, serta terdapat sel-sel
hookeri dan Anthurium plowmanii × Anthurium
yang berwarna gelap seperti yang terlihat pada
hookeri (Hasil Hibrid)
hasil sayatan ketiga Anthurium ini (Gambar 2).
Jaringan epidermis memiliki bentuk sel-sel
epidermis atas dan bawah daun yang sama, yaitu
Hidayat (1995) menyatakan bahwa sel berwarna
berbentuk persegi sampai persegi panjang.
gelap ini merupakan zat ergastik. Zat ergastik lain
Berbeda pada hasil penelitian Higaki et al (1984),
berupa kristal drus juga ditemukan pada tiap
pada genus yang sama, pada Anthurium
sayatan. Namun dapat dilihat pada hasil
andreanum Lind. bentuk sel-sel epidermis atas
pengamatan bahwa zat ergastik pada hasil hibrid
berbeda dengan sel-sel epidermis bawah, sel
terlihat lebih banyak dibanding indukan
epidermis atas berbentuk segi enam, sedangkan
A. plowmanii, yang berarti zat ergastik tersebut
sel epidermis bawah berbentuk persegi. Antara
banyak diperoleh dari indukan A. hookeri
epidermis atas dan bawah daun ketiga Anthurium
(Gambar 2).
ini terdapat jaringan mesofil dengan sel-sel
parenkim yang tidak terdiferensiasi menjadi
Sistem jaringan pembuluh pada ketiga sayatan
jaringan palisade dan spons. Seperti pada
akar menunjukkan sistem umum jaringan
penelitian Higaki et al (1984), pada tanaman
pembuluh pada akar monokotil. Sistem jaringan
A. adreanum jaringan mesofil daun tersusun atas
pembuluh terdiri dari berkas-berkas pembuluh
sel-sel parenkim mesofil.
yang tersusun secara radial yaitu xilem yang
terletak bergantian dengan floem. Menurut Stomata hanya ditemukan di lapisan epidermis
Hidayat (1995), pola ini disebut poliark dengan bawah daun pada tiap tanaman Anthurium. Jenis
empulur di bagian tengah (Gambar 3). stomata yang ditemukan bertipe parasitik, dengan
sel penutup sejajar dengan sel epidermis atau
Anatomi Batang Anthurium plowmanii, disebut panerofor (Gambar 8), seperti pada
Anthurium hookeri dan Anthurium plowmanii × penelitian Mantovani et al (2005) menyatakan
Anthurium hookeri (Hasil Hibrid) bahwa stomata tipe parasitik juga ditemukan pada
Hasil sayatan menunjukkan perbedaan antara beberapa jenis tanaman Anthurium. Tiap sel
ketiga Anthurium. Jenis A. plowmanii dan hasil penutup stomata diiringi satu sel tetangga atau
hibrid menunjukkan sel-sel epidermis berbentuk lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar
persegi sampai persegi panjang sedangkan pada sumbu sel penutup serta celah stomata (Hidayat,
A. hookeri bentuk selnya tidak teratur (Gambar 5). 1995).
Demikian pula pada sistem jaringan pembuluh,
pada A. plowmanii dan hasil hibrid menunjukkan Jaringan pembuluh tersebar di jaringan mesofil.
ikatan pembuluh dengan batas pembuluh dengan Terdapat juga kristal drus pada jaringan mesofil
korteks yang jelas, sedangkan pada A. hookeri setiap sayatan tanaman, serta zat ergastik lain
batas antara pembuluh dengan korteks tidak jelas yang ditandai dengan sel berwarna lebih gelap.
(Gambar 6). Ikatan pembuluh bertipe ikatan Sel berwarna gelap tersebut hanya ditemukan
pembuluh amfikribal yaitu floem mengelilingi pada sayatan daun indukan A. hookeri dan hasil
xilem (Hidayat, 1995). Bentuk sel-sel epidermis hibrid, namun tidak ditemukan pada A. plowmanii
dan struktur pembuluh batang yang sama antara (Gambar 7).
hasil hibrid dan induk A. plowmanii ini Perbedaan bentuk sel dan struktur anatomi
menunjukkan bahwa struktur anatomi batang mengakibatkan terjadinya perbedaan pada struktur
Anthurium hasil hibrid lebih cenderung memiliki morfologi daun Anthurium indukan dan hibrid.
sifat indukan A. plowmanii. Seperti pada hasil penelitian ini, dan menurut

28
Protobiont (2016) Vol. 5 (1) : 24-29

Keating (2002) dalam Mantovani et al (2005), andreanum Lind., Hawaii Institude


akibat bentuk sel yang bervariasi pada jaringan Tropical Agriculture and Human
epidermis daun mengakibatkan susunan lapisan Resources, University of Hawaii, Manoa.
epidermis ada yang lurus, berombak bahkan Hubalkova, Pavlis IJ, & Vichrova G, 2014, Stem
sangat berliku, yang mengakibatkan struktur and Root Anatomy of Monocot Woody
morfologi daun Anthurium berombak. Zat ergastik Plant Dracaena cinnobari Balf.f,
yang ditemukan pada setiap sayatan akar, batang Tropentag, Abstract.
dan daun adalah berupa kristal drus dan senyawa Huber, WE, Brown RH, Buttons JH & Sternberg
yang belum teridentifikasi (sel yang berwarna LOR, 1988, CO2 Exchange, Cytogenetics,
gelap). Menurut Hidayat (1995), berbagai bentuk and Leaf Anatomy of Hybrids between
kristal ditemukan dalam sel tumbuhan, namun Photosynthetically Distinct Flaveria
pada tumbuhan tingkat tinggi kristal yang paling Species, Plant Physial, vol.89, hal.839-844.
umum ditemukan yaitu kristal kalsium oksalat, Kadir, A, 2008, Tanaman Hias Bernuansa
salah satunya kristal berbentuk prisma yang Varigata, Lily Publisher, Yogyakarta.
disebut drus. Kristal drus pada tanaman berperan Kauff, F, Rudall PJ, & Gonran JG, 2000,
sebagai mekanisme pertahanan terhadap herbivora Systematic Root Anatomy of Asparagales
(Lucas et al. 2000 dalam Mantovani et al 2005). and Other Monocotyledons, Plant
Kalsium oksalat memiliki peran dalam membuat Systematics an Evlution, vol 223, hal 139-
tumbuhan menjadi pahit atau kurang enak dan 154.
dengan demikian tidak dimangsa oleh hewan Loveless, AR, 1987, Prinsip – Prinsip Biologi
(Hidayat, 1995). Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1, PT
Gramedia, Jakarta.
UCAPAN TERIMAKASIH Mantovani, A & Pereira TE, 2005, Comparative
Anatomy of Leaf and Spathe of Nine
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Species of Anthurium (section Urospadix;
Harry Qudratullah S.Si. sebagai pemilik sekaligus subsection flavescentiviridia) (Araceae) and
pembudidaya dari perkebunan Anthurium Sambas, Their Diagnostic Potential for Taxonomy,
yang telah menyediakan seluruh sampel Research Institude of the Botanical Garden
penelitian. of Rio de Janeiro, Brazil, Rodriguésia,
vol.56, no.88, hal.145-160.
DAFTAR PUSTAKA Ruzin, SE, 1999, Plant Microtechnique And
Microscopy, Oxford University Press, New
Bercu, R, Negrean G & Broasca L, 2012, Leaf York.
Anatomical Study of Taxons Salvia Sass, JE, 1958, Botanical Microtechnique, The
nemorosa subsp. tesquicola, Salvia nutans, IOWA State University Press, USA.
and Salvia × Sobrogensis from Dobrudja, Suwaldi, I, 2009, Budidaya Tanaman Hias
Botanica Serbica vol.36, no.2, hal.103-109. Anthurium hookeri, Skripsi, Universitas
Budhiprawira, Sugiono & Desi S, 2007, Sebelas Maret, Surakarta.
Anthurium, Cetakan 6, Seri Agrihobi,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Fahn, A, 1991, Anatomi Tumbuhan, Edisi Ketiga,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
French, JC, & Tomlinson PB, 1981, Vascular
Patterns in Stem of Araceae: Subfamily
Pothoideae, American Journal of Botany,
vol 68, no 5, hal 713-729.
Haryanti, S, 2010, Pengaruh Naungan yang
Berbeda Terhadap Jumlah Stomata dan
Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes
rosea Lindl, Buletin Anatomi Fisiologi, vol.
XVIII, no.1, hal.42.
Hidayat, EB, 1995, Anatomi Tumbuhan Berbiji,
Penerbit ITB, Bandung.
Higaki, T, Rasmussen HP, & Carpenter WJ, 1984,
A Study of Some Morphological and
Anatomical Aspects of Anthurium
29

Anda mungkin juga menyukai