Anda di halaman 1dari 12

Bab 2

Isometri

Pendahuluan
1. Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, anda seharusnya mampu:
 menjelaskan konsep isometri
 mengidentifikasi tranformasi yang bersifat isometri
 menunjukkan bahwa isometri adalah kolineasi
 menyebutkan sifat-sifat yang invarian terhadap isometri

2. Kemampuan Prasyarat
Materi yang dibahas dalam bagian ini memerlukan penguasaan
yang memadai mengenai konsep transformasi dan beberapa konsep yang
dibahas dalam geometri euclid seperti konsep jarak, relasi insidensi,
himpunan titik, kongruensi, dan kesejajaran.

3. Keterkaitan bahan pelajaran dengan pokok bahasan lainnya


Materi yang dibahas dalam Bab 2 merupakan salah satu bentuk
khusus dari transformasi yang dibahas dalam Bab 1 dan akan mendasari
pembahasan materi selanjutnya termasuk tipe-tipe isometri, similaritas.

4. Manfaat penting bahan pelajaran


Materi yang dibahas dalam bagian ini sangat bermanfaat untuk
memahami konsep transformasi yang lebih khusus lagi yang akan
dibahas pada Bab selanjutnya. Mempelajari isometri akan memberikan
landasan untuk memahami konsep kongruensi dalam geometri euclid
dari sudut pandang transformasi. Salah satu manfaat parktis dari konsep
grup isometri adalah pengembangan pola pengubinan atau suatu
permainan yang disebut ”Puzzle”.

5. Petunjuk bagi mahasiswa


Setiap konsep (definisi) disertai dengan contoh dengan
menggunakan bahasa geometri murni atau bahasa aljabar (analitik).

23
Bukti dari beberapa teorema diangkat sebagai bahan diskusi. Anda
diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan untuk
mengembangkan penguasaan anda terhadap materi yang diberikan. Pada
bagian akhir diberikan soal-soal sebagai tes kompetensi untuk mengukur
hasil belajar anda sekaligus mendiagnosa materi apa saja yang masih
perlu anda dalami. Kerjakan sendiri soal-soal tes tersebut.

Penyajian Materi
2.1. Pengertian dan konsep isometri
Dalam praktek keseharian kita sering melihat orang memilih dan
memeriksa kesamaan bentuk dan ukuran suatu benda atau gambar.
Misalnya mengimpitkan satu degan lainnya atau menempatkan benda
itu ke dalam bingkainya seperti yang dilakukan dalam pemasangan ubin
lantai. Memilih dan memeriksa bentuk-bentuk yang sesuai dengan
bingkainya atau “template” dilakkan juga dalam permainan “puzzle”
seperti dalam Gambar 2.1.1. Dalam proses menempatkan atau
mengimpitkan ada beberapa aktivitas fisik yang ditunjukkan seperti
menggeser, memutar, dan membalik.

Gambar 2.1.1.

Dalam matematika akivitas fisik di atas diubah menjadi aktivitas


berpikir dengan menggunakan bahasa simbolik dan kemudian disusun
kembali untuk menjelaskan aktivitas fisik dengan memeriksa kesamaan

24
bentuk dan ukuran benda atau gambar. Penyusunan bahasa simbolik itu
didasarkan pada sifat-sifat geometri yang diidentifikasi pada obyek-
obyek yang memiliki bentuk dan ukuran sama. Isometri adalah istilah
yang berasal dari bahasa Yunani: isos yang artinya “sama” dan metron
yang artinya “ukuran”. Apakah isometri dapat menjelaskan kongruensi
antar obyek-obyek geometri akan jelas kemudian.

Definisi 2.1.1.
Transformasi U merupakan isometri bila dan hanya bila untuk
setiap pasang titik P dan Q dipenuhi P'Q' = PQ dengan P' =
U(P) dan Q' = U(Q).

Jelas dari definisi bahwa isometri adalah transformasi yang


mempertahankan jarak (panjang suatu garis) yang ditentukan oleh dua
titik. Terkesan bahwa isometri identik dengan pemindahan suatu obyek
(gambar) tanpa mengubah bentuk dan ukurannya sehingga ada yang
menamakan isometri ini dengan “perpindahan (motions)”.
Secara analitik, isometri dinyatakan sebagai berikut: Misalkan
titik-titik P(x1, y1) dan Q(x2, y2). P’(x1’, y1’) dan Q’(x2’ ,y2’) berturut-
turut sebagai T(P) dan T(Q). Transformasi T adalah isometri U apabila
dipenuhi:

PQ = ( x2  x1 )2  ( y2  y1 )2

= ( x2'  x1' )2  ( y2'  y1' )2

= P’Q’

Contoh soal 2.1.1.


Diketahui transformasi f dengan rumus : x' = y; y' = 4x . Apakah
f adalah suatu isometri ?

Penyelesaian:
Ambil dua titik sebarang pada bidang, misalkan A(x1 , y1) dan B(x2, y2),
masing-masing dipetakan ke A'(x'1 , y'1) dan ke B'(x'2 , y'2). Dengan

25
menggunakan rumus jarak diperoleh:

AB = ( x2  x1 )  ( y2  y1 )
2 2

A’B’ = ( x2'  x1' )2  ( y2'  y1' )2

= (4 x2   4  x1 )2  ( y2  y1 )2

= 16( x2  x1 )2  ( y2  y1 )2

 ( x2  x1 )2  ( y2  y1 )2 = AB

Ternyata f tidak isometri karena AB  A’B’

Teorema 2.1.1.
Invers dari suatu isometri adalah isometri lagi.

Bukti:
Misalkan isometri U. Ambil titik-titik C dan D pada bidang euklid.
Misalkan U -1(C) adalah A sedemikian hingga U(A) = C dan U -1(D) = B
sedemikian hingga U(B) = D. U adalah isometri sehingga AB = CD.
Jadi, U -1 adalah isometri. 

2.2. Isometri sebagai kolineasi


Definisi 2.1.1. menyatakan bahwa jarak dua titik P dan Q
merupakan invarian terhadap suatu isometri. Namun belum jelas apakah
bayangan garis yang melalui P dan Q (𝑃𝑄 ) akan merupakan garis lagi
(𝑃′𝑄′) ? Dalam hal ini masih dipertanyakan apakah bayangan titik per
titik pada 𝑃𝑄 akan terletak pada 𝑃′𝑄′? Teorema berikut ini akan
memperjelas kegarisan (kolineasi) sebagai sifat yang bertahan terhadap
isometri.

26
Teorema 2.2.1
Isometri adalah kolineasi.

Bukti:
Misalkan U isometri dan g garis. Akan ditunjukkan bahwa g' sebagai
U(g) adalah berupa garis lagi. Ambil A dan B pada g dan misalkan A'
= U(A); B' = U(B). Lukis garis t melalui A' dan B'. Akan dibuktikan
bahwa g’ = t dengan menunjukkan: (a) g’  t ; (b) t  g’.
Untuk (a), ambil P pada g. Dalam hal ini ada tiga kemungkinan
mengenai letak P yaitu:
( i) P-A-B; (ii) A-P-B; (iii) A-B-P.

Tanpa mengurangi keumuman, misalkan P di antara A dan B atau A-P-B


dan misalkan U(P) = P'.

g
B
P
P’
A
t
A’ B’

Gambar 2.2.1.

Andaikan P' di luar t maka dalam ∆ A'B'P' (pada Gambar 2.2.1)


dipenuhi A'P' + P'B' > A'B'. Diketahui U isometri sehingga A'P' = AP
dan P'B' = PB. Dalam hal ini timbul kontradiksi sebab seharusnya A'P'
+ P'B' = AP + PB. Dengan demikian pengandaian bahwa P' di luar t
ditolak. Berarti bahwa P' pada t dan A’-P’-B’. Untuk kasus P tidak
berada di antara A dan B dibuktikan cara yang sama.
Terbukti bahwa g'  t ..................... (1)
Sebaliknya (bukti untuk bagian (b) dengan memperhatikan
Gambar 2.2.2.) dikerjakan dengan cara yang sama dengan memisalkan
bahwa Q' adalah sebarang titik pada t. Oleh karena U adalah fungsi
bijektif maka terdapat Q dengan U(Q) = Q'. Dimisalkan bahwa Q di luar
g. Ketaksamaan segitiga pada ∆ABQ membuktikan bahwa Q harus pada
g sehingga Q' = U(Q) pada g' = U(g).

27
Terbukti bahwa t  g' .............................. (2).

Berdasarkan (1) dan (2) maka g = t .


Dapat disimpulkan bahwa g' sebagai U(g) adalah berupa garis lagi.
Dengan demikian isometri adalah kolineasi. 

g
Q B

A
t
A’ Q’ B’

Gambar 2.2.2

Sudah terbukti bahwa U adalah sebuah kolineasi yang


mempertahankan kegarisan. Dengan demikian U juga akan
mempertahankan ruas garis dan sinar garis.

Akibat 2.2.1.
Isometri mempertahankan keantaraan, ruas garis, sinar garis.

Misalkan ruas garis 𝐴𝐵 dan U(𝐴𝐵 ) = 𝐴′𝐵′ maka 𝐴𝐵  𝐴′𝐵′;


Misalkan sinar garis 𝐴𝐵 maka U(𝐴𝐵 ) = 𝐴′𝐵′ yang tetap mempertahankan
A’ = U(A) sebagai titik pangkal.

Teorema 2.2.2.
Isometri mempertahankan besar sudut.

Bukti:
Ambil ABC. Misalkan U(ABC) = A’B’C’ (lihat Gambar 2.2.3).
Oleh karena U mempertahankan panjang ruas garis maka sisi-sisi yang
bersesuaian pada ABC dan A’B’C’ adalah kongruen. Jadi, kedua
segitiga itu kongruen. Akibatnya ABC  A’B’C’ . 

28
B’
A
A’

C
B C’

Gambar 2.2.3.

Akibat 2.2.1
Isometri mempertahankan kongruensi segitiga, ketegak-lurusan
dua garis.

Misalkan ABC dan U(ABC) = A’B’C’. Oleh karena sisi-sisi


dan sudut-sudut yang bersesuaian kongruen maka ABC  A’B’C’.
Misalkan pula garis-garis h dan k, dimana U(h) = h’ , U(k) = k’. Apabila
h  k berarti m(h, k) = 90. Isometri mempertahankan sudut berarti
m(h’, k’) = 90. Jadi, h’  k’.

Teorema 2.2.3.
Isometri mempertahankan kesejajaran.

Bukti:
Bila diketahui g  h dan g' = U(g); h' = U(h) maka akan dibuktikan
bahwa g'  h'. Anggap bahwa g' tidak sejajar dengan h' berarti ada P' =
g'  h'. Oleh karena U isometri maka ada P = g  h sebagai prapeta dari
P'. Ini artinya P pada g dan juga P pada h. Dengan kata lain P adalah
titik potong g dengan h. Keberadaan P bertentangan dengan ketentuan
bahwa g  h. Dengan demikian anggapan g' tidak sejajar dengan h'
adalah keliru dan haruslah g'  h'. 

29
Akibat 2.2.3.
Isometri mempertahankan jajar genjang, persegi, dan trapesium.

Berdasarkan sifat-sifat isometri yang diteoremakan di atas maka


isometri kadang-kadang disebut sebagai transformasi yang
mempertahankan kongruensi.

Contoh soal 2.2.2.


Untuk soal dalam Contoh 2.1.1. di atas, akan diselidiki apakah f suatu
kolineasi ?

Penyelesaian:
Ambil persamaan umum garis: ax + by + c = 0 …….(1)
Rumus f dapat ditulis: 1
x = 4 y' ; y = x' …….(2)
Substitusikan (2) ke (1) diperoleh
bx + 14 ay + c = 0
dan hasil ini merupakan garis lagi.

Sebagai catatan, bila ternyata f suatu isometri berarti f merupakan


kolineasi sehingga pertanyaan seperti pada Contoh 2.2.2. tidak perlu
diselidiki.

Penutup

1. Ringkasan Bab 2
1. Isometri U adalah transformasi yang mempertahankan jarak.
2. Invers dari isometri adalah sebuah isometri lagi.
3. Isometri adalah sebuah kolineasi.
4. Isometri adalah transformasi yang mempertahankan keantaraan, ruas
garis, sinar garis, besar sudut, ketegaklurusan, segitiga, dan
kesejajaran.
5. Isometri mempertahankan bentuk dan ukurannya.

30
2. Soal Latihan 2
1. Suatu transformasi T didefinisikan dengan T(P) = P yang
koordinatnya (x+1, 2y) untuk semua P (x, y). Apakah T isometri ?

2. Diketahui titik A dan transformasi F yang didefinisikan sebagai


berikut:
i. Jika P = A , F(P) = P
ii. Jika P  A, F(P) = P’ sedemikian hingga A menjadi titik
tengah PP ' .
Buktikan bahwa F merupakan isometri.

3. Buktikan bahwa isometri mempertahankan titik tengah suatu ruas


garis.

4. Diberikan titik-titik A(1, -1), B(4, 0), C(-4, 1), dan D(-2, k). Jika T
isometri yang memetakan A ke C, dan B ke D, tentukan nilai k.

5. Diketahui transformasi T didefinisikan sebagai berikut: Untuk setiap


titik P(x, y), T(P) = (2x, y-1). Apakah T suatu isometri ?

6. Suatu transformasi U didefinisikan sebagai berikut: U(A) = A, dan


untuk P ≠ A, U(P) = P’ sedemikian hingga P’ titik tengah PA .
Jika A(2, 3) dan B(-2, 9):
a. Tentukan koordinat U(B).
b. Tentukan kordinat U(P) untuk setiap P(x, y).
c. Selidiki apakah U isometri ? Suatu involusi ?
d. Tentukan koordinat U -1(P).

7. Diberikan sebuah garis s dan titik-titik A, B, dan C seperti dalam


gambar. M suatu pemetaan yang didefinisikan sebagai berikut:
i. Jika P  s maka M(P) = P.
ii. Jika P s maka M(P) = P' sedemikian hingga s
tegaklurus sumbu PP '
a. Lukis A' = M(A) dan B' = M(B).
b. Lukis prapeta dari C.
c. Apakah M suatu transformasi ?

31
d. Buktikan bahwa A'B'= AB.
s
A


C
•B

8. ∆ABC oleh suatu isometri U dipetakan ke ∆A'B'C'.


Buktikan bahwa ∆ ABC  ∆ A'B'C'.

9. Diketahui bahwa H dan S adalah isometri sehingga untuk semua


titik P pada bidang berlaku H(P) = P’ dan S(P’) = P”. W adalah
suatu transformasi yang didefinisikan untuk semua P, W(P) = P”.
Buktikan bahwa W adalah isometri.

10. Buktikan bahwa transformasi dengan rumus


 x '  1  3 4  x   8 
 '   5     
y   4 3  y   7 

merupakan isometri.

32
3. Tes Kompetensi 2
Silang B jika benar dan silang S jika salah untuk pernyataan-pernyataan
berikut ini.

1. (B - S) R adalah titik tengah 𝑃𝑄 . Jika isometri U


mempertukarkan titik-titik P dan Q maka R adalah
invarian.

2. (B - S) Jika T adalah kolineasi maka T juga adalah isometri


3. (B - S) Jika 𝛼 adalah isometri dan 𝛼 𝛽 = identitas maka 𝛽
adalah juga isometri
4. (B - S) Isometri sama dengan identitas.

5. (B - S) Diketahui garis t. U adalah isometri dan U(t) = t’ maka


t  t’.

6. (B - S) Diberikan sebuah titik A. T adalah isometri apabila


setiap P dipetakan ke P’ sehingga A menjadi titik
tengah 𝑃𝑃′ .

7. (B - S) Suatu pemetaan dengan rumus x’ = x dan y’ = x + y


adalah isometri.

8. (B - S) Jika 𝛼 dan 𝛽 adalah isometri dan 𝛼 2 = 𝛽 2 maka 𝛼 = 𝛽


atau 𝛼 = 𝛽 -1

9. (B - S) Suatu pemetaan dengan rumus x’ = x -3; y’ = y + 5


adalah sebuah isometri.

10. (B - S) Jika F memetakan daerah A ke daerah B yang sama


luasnya dengan A maka F adalah sebuah isometri.

33
4. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pemahaman materi yang diukur dalam Tes Kompetensi 2 tergambar


dalam tabel di bawah ini. Tandai soal-soal yang jawaban anda sesuai
atau tidak sesuai dengan kunci jawaban yang diberikan.

No Materi Kunci Jawaban


Jawaban anda
1 Konsep titik tetap B
2 Fungsi yang bersifat transformasi S
3 Invers dari isometri B
4 Identitas dalam isometri S
5 Sifat tetap S
6 Konsep isometri B
7 Rumus isometri S
8 Sifat involusi B
9 Rumus isometri B
10 Konsep isometri / sifat tetap S

Penguasaan anda terhadap materi isometri dianggap sangat baik (tuntas)


apabila jawaban anda keseluruhannya sesuai dengan kunci jawaban yang
diberikan. Pelajari kembali pokok-pokok materi yang belum anda
pahami sepenuhnya.

34

Anda mungkin juga menyukai