NIM : 16407144005
PENDEKATAN EKLEKTIK
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang terdiri dari dua kata
yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui, sedangkan hodos berarti jalan. Sehingga
metode bisa diartikan sebagai jalan yang harus dilalui , atau cara melakukan sesuatu atau
prosedur.1 Metode adalah suatu cara atau siasat bahan pelajaran atau penelitian agar
dapat mengetahui, memahami, dan memergunakannya. Dengan kata lain menguasai
bahan pelajaran dan menjadikan bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh
semua orang.
1
Sunhaji. Strategi Pembelajaran. (Yogyakarta: Grafindo Litera Media. 2009). Hlm. 38.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses di http://kbbi.web.id/eklektik pada
25 Oktober 2017 pukul 09.32 WIB.
3
H. Ilyas Rifa’I, MA. Peny (2015). PBA FTK UIN Sunan Gunung Jati
Bandung, diakses di http://www.pbaftkuinsgd.ac.id/wp-
content/uploads/2015/01/Implementasi-Metode-Eklektik.pdf pada 25 Oktober
2017 pukul 09.44 WIB.
Metode eklektik muncul sebagai jawaban dari kelemahan yang ada pada
masing-masing metode. Metode ini merupakan eklektik/gabungan dari bebrapa metode
terdahulu. Tentu saja yang dimaksud dengan eklektik disini bukan menggabungkan
semua metode yang ada sekaligus, melainkan lebih bersifat tambal sulam dalam artian
bahwa suatu metode tertentu dipandang dapat mengatasi kelemahan metode yang lain
sehingga penelitian dan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
4
Bunga Rampai. Pengertian Eklektik. Diakses di
http://ilmukepolisian.com/pengertian-eklektik pada 25 Oktober 2017, pukul
07.29 WIB.
paham jika dibuat eneralisasi terlebih dahulu dan diakhir pe lajaran di hari itu dengan
mengemukakan contoh-contoh untuk menjelaskan maksud atau konsep suatu masalah.
Metode eklektik sebenarnya tidak memiliki bentuk khusus yang mandiri yang
berbeda secara keseluruhan dari metode lainnya, karena ia merupakan hasil dari
pemilihan dan penggabungan beberapa metode yang dianggap re levan untuk
pembelajaran. Dua syarat yang perlu dikuasai seseorang/guru dalam menerapkan
pendekaan eklektik adalah:
Metode eklektik ini sangat bagus untuk diterapkan dalam penelitian sejarah,
karena dapat membantu peneliti untuk memperoleh data di lapangan secara lebih cepat
dan efektif. Kemampuan peneliti dalam memilih strategi meneliti yang tepat sangat
tergantung pada kemampuannya dalam menganalisis masalah di lapangan yang
dihadapinya.
Dalam teori eklektisme, dasar teori yang digunakan tidak hanya berasal dari satu
saja, akan tetapi merupakan penggabungan dari beberapa dasar teori. Misalnya suatu
kasus atau masalah dalam penyelesaiannya menggunakan teori A, akan tetapi teori ini
mungkin tidak dapat digunakan dalam kasus lain, oleh karena itu diper lukan teori lain
dalam menyelesaikan kasus atau masalah tersebut.
Penelitian sejarah selalu menghadapi kondisi subjektif yang berbeda -beda antara
satu daerah dengan daerah lain, antara satu peristiwa dengan peristiwa lain , dan antara
kurun waktu dan kurun waktu yang lain . Berdasarkan kenyataan diatas makan munculah
metode eklektik ini yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Metode ini
didasarkan atas asumsi bahwa:
Kembali lagi terhadap persepsi diatas, bahwa metode eklektik ini bisa menjadi
metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan peneliti terhadap berbagai macam
metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode
dan menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang dilakukannya, dan kemudian
menerapkannya secara proporsional. Sebaliknya, metode eklektik ini bisa menjadi
metode “seadanya” atau metode semaunya apabila pemilihannya hanya berdasarkan
selera peneliti/seseorang, atau atas dasar mana yang paling enak dan paling mudah bagi
peneliti. Bila terjadi demikian, maka yang akan terjadi adalah ketidakmenentuan.
Metode eklektik ini mempunyai hubungan yang kuat dengan para tokoh
pengajaran bahasa seperti Henry Sweet dan Harold Palmer. Sweet menyatakan bahwa
suatu metode yang baik harus bersifat komprehensif dan harus mmepertimbangkan
berbagai aspek. Suatu metode harus didasarkan pada suatu pengetahuan yang seksama
tentang pengatahuan kebahasaan dan dengan memanfaatkan pengetahuan psikologis.
Karena aliran kebahasaan dan psikologis beragam dan terkadang bertentangan antara
yang satu dengan yang lain, maka Sweet menyarankan adanya suatu jalan tengah antara
berbagai aliran yang bertentangan. Usaha menemukan jalan tengah itulah yang kemudian
melahirkan prinsip-prinsip pokok pengajaran bahasa yang didasarkan pada berbagai
metode, tidak pada satu metode tunggal yang tidak bisa berubah-ubah. Prinsip-prinsip
umum tersebut kemudian dipadukan dengan prinsip-prinsip khusus dalam pengajaran
suatu bahasa tertentu.5
5
R.L. Khoiriyah. Pengaruh Metode Eklektik. UNNES: Journal of Arabic
Learning and Teaching. Vol. 1. No. 1. 2012. Diakses di
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php.laa/article/view/1509 pada tanggal
1 November 2017 pukul 10.33 WIB.
Sebuah metode lahir karena ketidakpuasan terhadap metode lain sebelumnya,
metode eklektik adalah suatu upaya para pakar Barat untuk menyempurnakan metode
audio lingual yang sangat popular pada tahun 60-an. Kelahiran metode eklektik didorong
kondisi objektif pembelajaran atau penelitian yang menunjukan bahwa tidak ada sebuah
metode tunggal yang bisa digunakan oleh seorang guru atau peneliti untuk segala jenis
kondisi dan situasi pembelajaran atau penelitian. Tidak ada sebuah metode yang mampu
mewujudkan semua tujuan yang diinginkan dengan karakter peneliti dan lingkungan
yang tidak seragam dan bisa berubah-berubah. Pada saat yang sama tidak ada satu
metode pun yang sempurna dan selamat dari berbagai kritikan dan kekurangan ,
sebagaimana halnya tidak ada satu metode pun yang tidak bisa dimanfaatkan dalam
penelitian atau pembelajaran. Sebagai akibatnya tidak ada satu metode pun yang dapat
digunakan untuk semua tujuan. Karena setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri. Melihat kondisi demikian , peneliti dituntut dan diberi kebebasan
untuk memilih dari berbagai metode yang terbaik dan paling sesuai dengan tujuan
penelitian atau pembelajaran.