Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERAWATAN LUKA BAKAR


DAN
PERAWATAN LUKA KANKER

DI SUSUN OLEH :

NAMA : AISYA

NIM : PO7120119013

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN
TA 2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kanker merupaka suatu keadaa di mana mekanisme pembelaan dan pertumbuhan
sel di dalam tubuh mengalami peningkatan (abnormal) yang segnifikan dari sifat
alaminya, seluruh jaringan dan organ tubuh manusia berpotensi mengalami keadaan yang
serupa, tergantung dimana terjadi invasi awal dan penyebarannya.
1.2 Rumusan Masalah
Kanker adalah kondisi abnormal pembelahan sel pada tubuh yang meningkat dan
menginvasi daerah tubuh tertentu yang terjadi dalam waktu yang cepat. Banyak
treatmen yang bisa dilakukan pada pasien kanker diantaranya adalah; pembedahan,
kemoterapi dan radioterapi. Penatalaksanaan radioterapi pada pasien kanker
dilakukan selama beberapa siklus radioterapi. Masalah yang sering muncul adanya
dampak dari radioterapi seperti luka bakar. Umumnya luka bakar terjadi pada fase
siklus ketiga dan keempat radioterapi. Luka bakar yang terjadi pada pasien dengan
treatmen radioterapi adalah luka bakar grade 1 – 2. Pada kondisi ini perlu dilakukan
perawatan luka yang yang mampu menekan terjadinya perluasan luka bakar.
1.3 Tujuan Peneltian
Adapun tujuan dari sistematik review : pengaruh pemberian madu terhadap luka
bakar pada pasien kanker dengan radioterapi ini adalah :
.1 Tujuan Umum Mendeskripsikan penggunaan madu terhadap luka bakar pada
pasien kanker dengan radioterapi berdasarkan telaah jurnal penelitian.
.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi jurnal penelitian yang terkait dengan intervensi pemberian
madu terhadap luka bakar pada pasien kanker dengan radioterapi.
2. Menelaah penelitian yang terkait dengan pengaruh pemberian madu
terhadap luka bakar pada pasien kanker dengan radioterapi.
3. Mensintesakan penelitian terkait dengan pengaruh pemberian madu terhadap
luka bakar pada kanker dengan radioterapi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari sistematik review : pengaruh pemberian madu terhadap luka
bakar pada pasien kanker dengan radioterapi
BAB 11

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

A. LUKA KANKER

Luka kangker adalah sebagian dari luka buka penyebabnya sel kangker.

Luka mjung jaialignan/kanker luka keganasan disebabkan oleh infiltrasi epidemil leh sel
kangker primer atau metastasis, infiltrasi ke kulit terjadi melalui limfatik atau aliran darah atau
sebagai akibat invasi langsung dari lesi primer.

 Bagian-bagian
1. Malignant fungating wound
2. Malignant cutaneous wound
3. Tumor necrosis
4. Ulcerating cancerous wound

 Wound cancer
1. Primer
Langsung di daerah wajah
2. Distant
Langsung menyebar di ujung jari
3. Metastatasis
Menyebar ke area tangan

 Macam-macam modalitas
1. Surgary
2. Chemotherapy
3. Radiotherapy
4. Hormonal immunotherapy
 Haemorage bleeding
1. Penurunan fungsi platelet dan peningkatan tekanan pada jaringan dari inflitrasi
tumor dapat menyababkan luka mudah berdarah
2. Perdarahan dapat juga terjadi karena dressing yang kurang dan penempelan pada
luka
3. Perdarahan spontan dapat tejadi jika tumor terkikis kedalam pembuluh darah.
 Penangan pendaran
a) Pencegahan adalah yang paling penting untuk mengontrol pendarahan
b) Mengunakan agen hemastatik untuk perdarahan kapiler lambat (sodium calcium
alginate)
c) Jangan gunakan air panas : vasodilatasi
d) Ganti balutan dengan hati-hati
e) Jangan mengosok bagian luka merah
f) Beri tekanan di lokasi perdarahan 5 menit

 Odour
Odour adalah luka bauh busuk dapat berdampak sangat negative pada kualitas
hidup individu dan pengasuhnya yang menyebabkan perasaan bersalah, jijik, dan
menyebabkan isolasi sosial dan depresi
- Bauh tersebut diduga disebabkan oleh beberapa kombinasi bakteri yang di
dukung oleh pemecahan protein dalam jaringan nekrotik, baktei aerob, infeksi
klinis, jaringan nekrotik, dana tau eksudat yang mengenag yang tekandung di
dalam balutan.

 Penaganan odour
1) Pemeriksaan eksudat : serosa, purulent, hemopurulen
2) Kebersihan pribadi
3) Pemeriksaan luka melalui irigasi dengan normal saline 0,9% atau ai biasa
4) Menggunakan klorheksidin 2%
5) Bubuk/cairan metronidroba menganti pembalut tergantung pada jumlah eksudat

 Exudat
Produksi eksudat pada luka jamur malignan berhubungan dengan :
a) Katabolisme jaringan yang di picu oleh protease bakteri
b) Proes imflamasi yang berhubungan dengan infeksi
c) Permeabilitas pembuluh darah yang tinggi di dalam tumor
d) Meningkatkan permeabilitas dan vasolilitas kapile memungkinkan cairan
melewati dinding pembuluh darah

 Penanganan eksudat
a) Penilaian eksudat : jumlah, warna, bauh dan konsitensi
b) Penilaian kulit di sekitar luka : naserasi dan iritasi
c) Menggunakan balutan penyerap : alginate, hidropriber foam tidak di sarankam
d) Undepad non steril atau popok bayi bisa efektif
e) Untuk mencegah trauma dari perekat dan eksudat hidrokoloid tipis dapat
diaplikasikan disekitar luka
f) Frekuensi dan jenis balutan luka harus sesuaikan jika drainase menigkat
g) Lindungi kulit dengan pelindung cairan atau pasta atau balutan salep yang
sesuai

 Aesthetica
1. Berhubungan dengan letak atau letak luka sampai dengan penampakan pasien
Tingkatkan estetika :
 Untuk meningkatkan estetika balutan harus memberikan kesimetrisan penampilan
dengan meminimalkan bentuk besar
 Menyamarkan area luka

B. LUKA BAKAR
Luka bakar merupakan kondisi imergesi dan unget dengan kerasakan integrit kulk
yane merupakan barrier tubuh memerlukan penanganan segera dan sangat rentan beresiko
infeksi serta merupakan trauma yang berdampak palin berat terhadap fisik maupun
psikologi, perawatan luka yang lama dan nyeri hebat yang berkepanjangan membuat
pasien takut, putus asa dan depresi.
Luka bakar merupakan layanan esensial non elekef yang tidak bisa ditunda,
tertundahmya pelayanan perawatan luka bakar bisa menyebabkan infeksi berlanjut yang
bedampak pada peningkatan moboditas dan mortalitas.

 Proses penyebuhan luka bakar


1. Hari pertama tamplan warna luka pada tepi merah muda, dan putih pada
tengah
2. Hari ke dua tampal 3 zona hiperemis, statis, koagulasi
3. Hari ke tiga akan berubah menjadi dua zona : hiperemis dan bercak merah
pada tengah luka
4. Hari ke 13 eplitelisasi mulai bergerak pada batas kedua zona
5. Hari ke 22 warna luka semakin banyak namun tengah luka masih kurang
hinggga minggu ke 4
6. 1 tahun post luka pigmentasi terhadap area bekas luka namun agak lebih
pucat, tekstur normal pada kulit sembuh.

BAB VII
PENUTUP

.1. Kesimpulan
Pasien luka bakar sedang- berat dengan hipoalbuminemia yang diberikan
albumin oral mengalami peningkatan kadar albumin serum yang lebih baik
dibandingkan dengan pasien yang diberikan ekstra putih telur.
Luka mjung jaialignan/kanker luka keganasan disebabkan oleh infiltrasi epidemil
leh sel kangker primer atau metastasis, infiltrasi ke kulit terjadi melalui limfatik atau
aliran darah atau sebagai akibat invasi langsung dari lesi primer.

2. Saran
Dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang efek klinis albumin oral dibandingkan
putih telur pada pasien luka bakar sedang-berat dengan hipoalbuminemia terhadap :
a. Kecepatan penyembuhan luka b. Lama rawatan

Anda mungkin juga menyukai