Anda di halaman 1dari 17

Nomor : 023/PP.

DA/UMP/I/2020 Cianjur, 30 Januari 2020


Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Permohonan Bantuan
Pemerintah Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok
Pada Pondok Pesantren

Kepada Yth
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Cq. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat
di-
Jakarta

Dengan Hormat,

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami Pondok Pesantren
Daar Adnan untuk mengajukan permohonan bantuan pemerintah Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok pada Pondok
Pesantren.
Dalam rangka menumbuhkembangkan potensi ekonomi Pondok Pesantren melalui program budidaya ikan
lele sistem bioflok guna kemandirian ekonomi pondok pesantren. Bersama ini kami menyampaikan usulan proposal
rencana usaha budidaya ikan lele sistem bioflok kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan Cq. Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya untuk mendapatkan bantuan pemerintah dalam membudidayakan ikan lele sistem
bioflok guna pengembangan usaha milik pesantren (UMP) Pondok Pesantren Daar Adnan.
Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan 1 (satu) berkas proposal usaha budidaya ikan lele sistem
bioflok Pondok Pesantren Daar Adnan. Besar harapan kami permohonan ini dapat dikabulkan
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima
kasih.

Hormat kami,
Pimpinan Pondok Pesantren Ketua
Daar Adnan Badan Usaha Milik Pesantren
Daar Adnan

Ky. Ahmad Bukhori Dadan Sujana, SE


PROPOSAL BANTUAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
IKAN LELE SISTEM BIOFLOK
TAHUN 2019

 PENDAHULUAN

 Latar Belakang Usulan

Lembaga Pondok Pesantren Daar Adnan merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan dan bervisi menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang berperan dalam menjaga
kemurnian Al Qur’an serta membumikan nilai-nilainya dengan mencetak santri putra putri yang berjiwa
besar dan berakhlaqtul karimah.
Seiring semangat untuk merealisasikan slogan ”Education for All”, Pondok Pesantren Daar Adnan
berusaha berperan aktif dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif untuk
pengembangan potensi peserta didik muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
berlandaskan Al- Quran dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah.
Selain itu, untuk menghadapi era globalisasi yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan teknologi
informasi dan komunikasi, Pondok Pesantren Daar Adnan berusaha untuk membekali peserta didik dengan
berupaya menanamkan karakter yang baik agar peserta didik memiliki kemampuan pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang cukup dan diperlukan untuk menghadapinya.
Dengan kata lain, dalam setiap upaya meluncurkan program, Pondok Pesantren Daar Adnan senantiasa
berusaha memperhatikan firman Allah dalam QS. An-Nisa [4]: 9:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.

Dilatarbelakangi oleh cita-cita luhur untuk mewujudkan generasi muslim yang berkualitas, Pondok
Pesantren Daar Adnan memiiki visi pendidikan yang dapat mengarahkan pada tujuan pendidikan yaitu
menyiapkan generasi muslim yang beraqidah lurus, beribadah benar, berakhlaq mulia, dan memahami
teknologi informasi dan komunikasi secara komprehensif serta dapat mengaplikasikannya untuk kemaslahatan
umat. Melalui visi dan tujuan pendidikan tersebut, Pondok Pesantren Daar Adnan telah menetapkan misi
pendidikan, antara lain:
 Menyelenggarakan pendidikan berbasis sistem yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pendidikan Islam.
 Menghadirkan nuansa pendidikan Islami di atas landasan Al Qur’an dan As- Sunnah.
 Menyiapkan para pengajar yang kompeten, mandiri, dan berakhlaqul karimah.
 Menjalin kerjasama sinergis dengan berbagai pihak demi terwujudnya tujuan pendidikan yang
memberdayakan masyarakat.
Namun demikian dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikak islam
“Pondok Pesantren Daar Adnan” tentunya banyak kendala yang dihadapi seperti masih terbatasnya sarana dan
prasarana berpendidikan bagi para santri sampai kepada terbatasnya dana operasional dalam menjalankan
lembaga pendidikan pondok pesantren. Namun demikian berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sarana dan prasarana serta biaya operasional pondok pesantren. Salah satu upaya guna memenuhi
keterbatasan tersebut adalah dengan membentuk badan usaha milik pesantren (BUMP) yang sebagaian
keuntungannya akan menjadi pemasukan bagi Pondok Pesantren guna memenuhi sarana dan prasarana serta
biaya operasional pondok pesantren, selain berupaya memenuhi sarana dan prasarana melalui hibah dari
Pemerintah Daerah maupun Pusat, BUMN, dan dana hibah lainnya dari pihak swasta.
Salah satu upaya dalam menggeliatkan Usaha Milik Pesantren sebagai bagian dari ketahanan
ekonomi pesantren adalah budidaya ikan lele. Perikanan Budidaya lele menjadi pilihan pondok pesantren Daar
Adnan dalam menjalankan usaha didasari pada pemikiran bahwa perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan
penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman dikonsumsi bagi kesehatan dalam upaya
peningkatan katahanan pangan dan gizi masyarakat. Dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat atas
sumber pangan tersebut diharapkan akan terus meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi pondok pesantren Daar Adnan dalam mendukung
program pembangunan dilingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam upaya mewujudkan
perikanan budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian nasional dan ketahanan pangan
masyarakat. Kondisi ini dimungkinkan oleh besarnya potensi pengembangan perikanan budidaya dibandingkan
tingkat pemanfaatannya saat ini, kandungan gizi dan keamanan protein hewani asal ikan serta karakteristik
usaha yang sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.
Pemikiran Pondok Pesantren Daar Adnan dalam menjalankan pengembangan budidaya Secara
ekonomis, usaha pembudidayaan ikan lele sangat menguntungkan karena ikan lele memiliki nilai ekonomi yang
tinggi, tidak memerlukan perawatan yang rumit, penghasil protein yang tinggi (kandungan protein 15– 19%)
sehingga sangat baik untuk pemenuhan gizi masyarakat, harga jualnya terjangkau oleh masyarakat, serta
mudah didapatkan di pasaran. Tidak berbeda dengan bisnis ikan nila, komoditas yang satu ini juga sangat
mudah untuk dibudidayakan dan termasukkomoditas yang sangat disukai oleh masyarakat bahkan juga
diminati oleh pasar luar negeri.
Melalui penerapan beberapa teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif, dan efisien guna mewujudkan
perikanan budidaya yang berkelanjutan, kegiatan usaha pembudidayaan ikan lele dan ikan nila dengan
teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif usaha dan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berusaha di
bidang pembudidayaan ikan.
Seiring dengan rencana penembangan usaha pondok pesantren Daar Adnan untuk berbudidaya ikan
lele dengan sistem bioflok, maka Pondok Pesantren Daar Adnan berharap adanya bantuan dari Kementrian
Kelautan dan Perkanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk mengalokasikan anggaran untuk
kegiatan dimaksud. Agar implementasi pelaksanaan kegiatan usaha Pondok Pesantren Daar Adnan tersebut
dapat berjalan secara efektif dan optimal sesuai target yang pada akhirnya tujuan pembangunan di intansi
Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menjadi tercapai.

 Tujuan

Tujuan dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele sistem Bioflok adalah:
 Mengenalkan budidaya ikan lele sistem bioflok kepada para santri pada khususnya dan masyarakat
sekitar pondok pesantren pada umumnya
 Meningkatkan produksi ikan lele melalui usaha pembudidayaan ikan lele dan ikan nila sistem bioflok;
 Mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan Pondok Pesantren Daar Adnan.
 Mendorong peningkatan kemampuan usaha Pondok Pesantren Daar Adnan guna menguatkan ekonomi
Pondok Pesantren Daar Adnan guna memenuhi keterbatasan sarana dan prasarana serta Biaya
Operasional Pondok Pesantren Daar Adnan.

 Sasaran

Sasaran pengembangan Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok ini adalah:


 Meningkatkan ketahanan ekonomi Pondok Pesantren Daar Adnan sebagai lembaga non formal dibawah
naungan Kementrian Agama Republik Indonesia dalam memenuhi keterbatasan sarana dan prasarana
serta keterbatasan Biaya Operasional Pondok Pesantren melalui Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok
 Meningkatkan kemampuan usaha Pondok Pesantren Daar Adnan serta memberikan pendidikan berusaha
bagi para santri Pondok Pesantren Daar Adnan dalam menjalankan usaha guna kepentingan masa depan
kehidupan santri melalui Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok.
 Mendukung percepatan pencapaian program Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya dalam meningkatnya produksi ikan lele sebanyak minimal 2,4 (dua koma empat) ton
per siklus atau 4,8 (empat koma delapan) ton per tahun per paket atau 1.200 (seribu dua ratus) ton per
tahun.
.

 PROFIL ORGANISASI

 Identitas Lembaga
Nama Lembaga : Pondok Pesantren Daar Adnan
Alamat Lembaga : Kp. Bojongkoneng RT/RW 005/003 Desa Cikaroya
Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur
Propinsi Jawa Barat
Badan Penyelenggara : DAR ADNAN
No Akta Notaris :.359
Tanggal Akta : 12 April 2016
Alamat Yayasan : Kp. Bojongkoneng RT/RW 005/003 Desa Cikaroya
Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur
Propinsi Jawa Barat
Nomor Telepon : 08979898617
Pengurus Pondok Pesantren :
Pimpinan Pondok Pesantren : Ky. Ahmad Bukhori
Sekretaris Pondok Pesantren : Ustad. Dede Suryadi
Bendahara Pondok Pesantren : Hj. Ninih Khoiriyah
Pengurus Yayasan
Pembina : H. Ahmad Hafidz
Badan Pengawas : Hj Iis Komariah
Ketua Yayasan : Ky. Ahmad Bukhori
Sekertaris Yayasan : Dede Suryadi
Bendahara Yayasan : Hj. Ninih Khoiriyah
Didirikan Tahun : 2005
Nomor Statistik : 51003203030138
Status Akreditas :-
NPWP : 83.443.478,400.000
NO.KEMENKUMHAM : AHU.0019992..AH.01.04 Tahun 2016
Tanggal SK : 12 April 2016
Nomor Rekening : 182.00.0222688-4
Atas Nama Rekening : Yayasan Dar’Adnan
Nama bank : Mandiri KCP MMU Cianjur Warungkondang

 Identitas Pengurus Pondok Pesantren Daar Adnan

 Nama Lengkap : Ahmad Bukhori


Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi 10 Juli 1976
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Jabatan : Ketua Yayasan Dar’adnan
Riwayat Pekerjaan : Pengurus Pondok Pesantren Daar Adnan
Nomor Telp : 089655370856
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : KP. Bojongkoneng RT/RW 003/005 Desa Cikaroya
Kec. Warungkondang Kab. Cianjur 43261

 Nama Lengkap : Dede Suryadi


Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi, 06 November 1980
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Jabatan : Sekretaris Yayasan Dar’adnan
Riwayat Pekerjaan : Pengurus Pondok Pesantren Daar Adnan
Nomor Telp : 089655370856
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : KP. Bojongkoneng RT/RW 003/005 Desa Cikaroya
Kec. Warungkondang Kab. Cianjur 43261

 Nama Lengkap : HJ. Ninih Khoiriyah


Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 17 Juni 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jabatan : Bendahara Yayasan Dar’adnan
Riwayat Pekerjaan : Pengurus Pondok Pesantren Daar Adnan
Nomor Telp : 089655370856
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : KP. Bojongkoneng RT/RW 003/005 Desa Cikaroya
Kec. Warungkondang Kab. Cianjur 43261

 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daar Adnan

Bagan Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daar Adnan secara singkat sebagai berikut :
 Jumlah Aggota Binaan

Anggota binaan Pondok Pesantren Daar Adnan adalah santri putra dan putri Pondok Pesantren Daar
Adnan yang terdaftar dan tercatat dalam EMIS PD Pontren Kementrian Agama Republik Indonesia. Anggota
binaan Pondok Pesantren Daar Adnan pada tahun 2020 tercatat sebanyak 75 santri putra dan putri dengan
jumlah kelompok anggota sebanyak 15 kelompok terdiri dari satu kelompok 5 anggota. Data kelompok anggota
binaan terlampir.

 USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN YANG AKAN DILAKUKAN


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah diBudidayakan secara komersial oleh
masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
 Dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
 Teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
 Pemasarannya relatif mudah dan
 Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik
kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama
pengaturan suhu air Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m
dpi.
Namun demikian budidaya ikan lele dewasa ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan
perkarangan dengan menggnakan sistem bioflok. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur  (air
permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air
yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut : Suhu air yang ideal untuk
pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju
metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-
9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.  
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah: Kingdom :
Animalia, Sub-kingdom : Metazoa, Phyllum : Chordata, Sub-phyllum : Vertebrata, Klas : Pisces, Sub-klas :
Teleostei, Ordo : Ostariophysi, Sub-ordo : Siluroidea, Familia : Clariidae, Genus : Clarias
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
 Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera
Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
 Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
 Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru
(Jawa Barat).
 Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan
Selatan).
 Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
 Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.
Dalam budidaya ikan lele terdapat beberapa persyaratan lokasi pembudidayaan ikan lele yaitu :
 Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur
dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam
pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
 Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
 Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
 Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak
dekat dengan jalan raya.
 Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon
yang daunnya mudah rontok.
 Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C. Sedangkan untuk
pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
 Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup,sekalipun kondisi airnya jelek,
keruh, kotor dan miskin zat O2.
 Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, ataumengandung kadar minyak
atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
 Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan
tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
 Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng
gondok.
 Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity
(kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3
ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter,
amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
Namun demikian dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele di Pondok Pesantren Daar Adnan
Kp. Bojongkoneng RT/RW 005/003 Desa Cikaroya Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Propinsi
Jawa Barat akan menggunakan sistem Bioflok sebagai tempat pembudidayaan ikan lele tersebut.
Budidaya lele sistem bioflok ialah cara ternak ikan lele menggunakan cara memanfaatkan limbah yang
dihasilkan dalam proses ternak itu sendiri. Limbah tersebut digunakan sebagai sumber alami makanan ikan
dengan cara menumbuhkan mikroorganisme sehingga menjadi gumpalan kecil yang disebut floc. Bakteri baik
non pathogen (probiotik) dibutuhkan guna memacu pertumbuhan mikro organisme serta pemasangan alat
airator agar suplai oksigen di dalam kolam tercukupi, alat ini juga bisa berfungsi untuk mengaduk air di dasar
kolam. Dengan ternak lele bioflok ini efisiensi pakan bisa ditekan, bisa menjadi solusi bagi Pondok Pesantren
Daar Adnan yang minim modal dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele tersebut.
Sistem bioflok sendiri sebenarnya sudah lama ada dan dimanfaatkan di berbagai negara
untuk budidaya ikan, tidak hanya lele tapi juga bisa diterapkan untuk jenis ikan lainnya. Beberapa negara yang
sudah menerapkan sistem bioflok diantaranya Brasil, Jepang, Australia, dll. Teknik bioflok juga merupakan
sebuah cara ternak lele organik karena sumber makanan yang diberikan alami.
Dalam menjalankan usaha budidaya ikan lele sistem Bioflok ini Pondok Pesantren Daar Adnan
melakukan beberapa langkan yaitu :

 Penentuan lokasi budidaya ikan lele sistem bioflok.


Dalam penentuan lokasi budidaya ikan lele sistem bioflok ini Pondok Pesatren Daar Adnan
menetapkan areal lokasi milik Pondok Pesantren Daar Adnan yang berada di atas tanah wakaf Pondok
Pesantren Daar Adnan (ikrar wakaf dan photo lahan terlampir). Adapun luas areal yang akan digunakan
dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele tersebut sebanyak 600 meter persegi. Lahan ini lebih dari
cukup dengan mengacu pada juknis budidaya ikan lele sistem bioflok yang mensyaratkan luas areal lahan
pengembangan budidaya ikan lele sistem bioflok sebesar 400 meter persegi.

Gambar : Lokasi Pembudidayaan Ikan Lele Sistem Bioflok


Pondok Pesantre Daar Adnan
Ukuran 20 m x 30m = 600 M2

 Penentuan Kelompok Anggota sebagai pengelola pembudidayaan ikan.


Sebagai usaha milik pesantren pengembangan budidaya ikan lele sistem bioflok akan dikelola
oleh Pondok Pesantren Daar Adnan dengan menggunakan anggota kelompok sebanyak 15 kelompok
budidaya ikan lele sistem bioflok. Penentuan kelompok dilakukan berdasarkan potensi diri dari para santri
putra dan putri dengan melihat pada usia dari santri putra dan putri tersebut. Adapun jumlah anggota
kelompok tersebut berjumlah 5 orang santri perkelompok sehingga total anggota dalam pengembangan
budidaya ikan lele sistem bioflok ini berjumlah 75 orang santri. Dengan penentuan kelompok anggota
pengelola pembudidayaan ikan lele sistem bioflok ini diharapkan para santri putra dan putri diharapkan
akan memiliki kemampuan dalam pengembangan usaha guna kemandirian pribadi santri ke depan. lebih
dari pada itu pengembangan usaha budidaya ikan lele tersebut diharapkan akan menjadi dasar pondasi
kemandirian pondok pesantren dalam mengelola usaha. (daftar anggota terlampir)
 Penentuan Komoditas yang akan dikembangkan
Komoditas ikan yang akan dikembangkan adalah ikan lele. Ikan lele menjadi pilihan bagi Pondok
Pesantren Daar Adnan dalam pengembangan budidaya ikan dengan melihat pada potensi lahan sekitar
yang mampu memenuhi alternatif pakan dalam pengembangan budidaya ikan lele tersebut. Adapun
komiditi ikan lele yang dikembangkan adalah ikan lele sangkuriang. karena telah teruji ketahanan terhadap
penyakit dan mempunyai daya hidup tinggi sampai panen. Bibit lele Sangkuriang sangat mudah
didapatkan di berbagai daerah di Indonesia.
 Sistem Pengelolaan usaha pembudidayaan ikan.
Budidaya ikan dengan menerapkan teknologi bioflok berarti memperbanyak bakteri/mikroba yang
menguntungkan dalam media budidaya ikan, sehingga dapat memperbaiki dan menjaga kestabilan mutu
air, menekan senyawa beracun seperti amoniak, menekan perkembangan bakteri yang merugikan (bersifat
pathogen) sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Suprapto, 2013).
Dalam penerapan teknologi bioflok memanfaatkan penumpukan bahan organik yang berasal dari
sisa pakan, kotoran ikan maupun jasad yang mati seperti plankton dan lain-lain sebagai sediaan hara
untuk merangsang pertumbuhan bakteri yang akanmenghasilkan flok. Oleh karena itu dalam teknologi ini
pergantian air dapat diminimalkan. Bahan organic diusahakan teraduk secara terus menerus, sehingga
terurai dalam kondisi cukup oksigen
(aerob).
Perkembangan mikroba dalam media budidaya diharapkan didominasi oleh bakteri/mikroba yang
menguntungkan. Untuk itu perlu dilakukan penambahan mikroba/bakteri probiotik secara berkala ke dalam
media budidaya. Penambahan karbon organik seperti molase (tetes tebu) atau gula pasir atau tepung
terigu atau leri (air cucian beras) akan mempercepat perkembangan mikroba/ bakteri heterotrof yang
menguntungkan. Selanjutnya bakteribakteri tersebut akan membentuk konsorsium dan terjadi
pembentukan flok dengan adanya bahan organik yang cukup tinggi di dalam media budidaya. Bahan
organik yang merupakan limbah diaduk dan diaerasi. Bahan organik yang tersuspensi akan diuraikan oleh
bakteri heterotrof secara aerobik menjadi senyawa anorganik. Bila bahan organik mengendap (tidak
teraduk) maka akan terjadi kondisi yang anaerobik. Hal ini akan merangsang bakteri anaerobik mengurai
bahan organik menjadi bahan organik yang lebih sederhana (asam organik, alkohol) serta senyawa yang
bersifat racun (amoniak, nitrit, H2S, metana).
Keuntungan penerapan teknologi bioflok ini antara lain :
 Sedikit pergantian air (efisien dalam penggunaan air).
 Tidak tergantung sinar matahari.
 Padat tebar lebih tinggi (bisa mencapai 3.000 ekor/m ).
 Produktivitas tinggi.
 Efisien pakan (FCR bisa mencapai 0,7).
 Efisien dalam pemanfaatan lahan.
 Membuang limbah lebih sedikit.
 Ramah lingkungan.
Beberapa persyaratan umum dalam penerapan teknologi bioflok :
 Konstruksi kolam harus kuat (beton, terpal, fiber).
 Kedisiplinan dan ketelitian yang tinggi
 Perlu keuletan.
 Perlu peralatan untuk aerasi dan pengadukan.
 Pemahaman terhadap teknologi budidaya.

 Pembuatan dan Persiapan kolam


Tahapan persiapan dilakukan oleh Pondok Pesantren Daar Adnan dalam menjalankan rencana
usaha pembudidayaan ikan lele sistem bioflok adalah :
 Penentuan Lahan yang telah ditetapkan diatas tanah wakaf milik Pondok Pesantren Daar Adnan
dengan luas areal 600 Meter persegi.
 Tahapan pembuatan Kolam Sistem Bioflok
Secara umum ada 4 jenis kolam yang biasa digunakan oleh sebagian besar
pembudidaya, yaitu
 kolam dari beton
 kolam dari tanah
 kolam kotak dari terpal
 kolam bulat dari terpal
Dari keempat jenis kolam kolam bulat dari terpal menjadi pilihan Pondok Pesantren Daar
Adnan. kolam terpal bulat menjadi pilihan Pondok Pesantren Daar Adnan kolam bahan dari terpal
karena lebih efisien ( gampang bongkar pasang ) dan hemat biaya. Adapun teknis pembuatan
kolam budidaya ikan lele sistem bioflok adalah sebagai berikut :.
 Potong besi wire-mesh menjadi dua bagian sehingga terbentuk dua ukuran 5.4m x 1.05m
sebanyak dua buah.
 Kemudian gabungkan 2 besi wire-mesh tadi menggunakan las, maka terbentuk ukuran 10.8m
x 1.05m.
 Satukan kedua ujung besi wire-wesh sehingga berbentuk bulat. Sampai disini rangka kolam
sudah jadi.
 Buatlah lahan atau tempat untuk menaruh kerangka kolam tadi. Buat dengan ukuran yang
sama dengan kerangka dan bagian tengah lahan dibikin mengerucut. Lalu buat saluran
pembuangan pada bagian tengah tadi.
 Letakan pipa PVC di lubang saluran yang telah dibuat.
 Letakan kerangka kolam pada lingkaran tanah/lahan berbentuk kerucut tadi.
 Pasang karpet talang di setiap sisi dalam kerangka besi dan diikat dengan kabel ties.
 Kemudian pasanglah terpal dengan rapi hingga membentuk sebuah kolam bundar.
 Pada bagian tengahnya di beri lubang untuk menempatkan pipa PVC untuk saluran
pembuangan dan kolam sudah bisa digunakan.
 Persiapan Air
 Masukkan air ke dalam kolam sampai setinggi 80-100 cm.
 Masukkan prodiotik (sebagai contoh; POC BMW) sebanyak 5 ml/m3. Anda bisa
mendapatkan probiotik untuk bioflok di toko-toko pertanian dan perikanan.
 Tahap selanjutnya adalah menambahkan juga prebiotik sebagai pakan bakteri baik
contohnya tetesan tebu (molase) sebanyak 250 ml/m3. Kemudian tambahkan juga dolomit
di malam hari, ambil hanya airnya saja.
 Biarkan air selama seminggu hingga 10 hari agar mikro organisme berkembang.
 Masukkan benih ikan lele di kolam bioflok pada hari ke 11 atau apabila dirasa kolam
sudah siap.
 Tahapan Pembudidayaan Ikan Lele
Sebelum melakukan penebaran benih, perlu diperhatikan terlebih dahulu kualitas benih lele.
Benih harus dari induk unggulan, harus sehat denagn ciri-ciri gerakan aktif, organ tubuh lengkap,
bentuk proposional dan ukuran serta warna sama. Setelah penebaran benih selesai, tambahkan
prebiotik 5 ml/m3 keesokan harinya.
Sebelum benih ikal lele berukuran 12 cm, setiap 10 hari sekali masukan probiotik sebanayak
5 ml/m3, ragi tempe satu sendok makan per m3, ragi tape 2 butir/m3. Pada malam harinya tambahkan
dolomite sebanyak 200-300 gram/m3 (diambil airnya saja). Setelah ukurannya melebihi 12 cm, per 10
sehari sekali masukan probiotik 5 ml/m3, ragi tempe ditambah menjadi 3 sendok makan/m3, ragi
tempe jeuga ditambah 6-8 butir/m3 dan di malam harinya taburkan dolomite 200-300 gram/m3.
Selama masa pembesaran ikan lele, pemberian pakan adalah hal yang wajib dilakukan.
Dalam pemberian pakan Pondok Pesantren Daar Adnan adalah, pilih pakan yang berkualitas,
ukuran pakan disesuaikan dengan mulut ikan lele. Pemberian pakan diberikan pada pagi – sore hari
dengan dosis 80% dari daya kenyang. Untuk pemberian pakan Pondok Pesantren Daar Adnan dalm
pembudidayaan ikan lele memberikan pakan 2x sehari pada pagi dan sore, dengan ukuran pakan 7-
10% dari bobot ikan.
Dalam pembudidayaan ikan lele sistem bioflok Pondok Pesantren Daar Adnan akan
mempertahankan suhu kolam pada suhu 280 C untuk mengendalikan flok dalam kolam. Hal ini
dilakukan karena suhu kolam yang berubah – ubah dapat mempengaruhi flok dalam kolam terpal,
apalagi ketika musim pancaroba datang. Usaha ini dilakukan untuk mengontrol usaha pembudidayaan
ikan lele sistem bioflok

 RENCANA PENGEMBANGAN
Dalam rencana pengenbangan pembudidayaan ikan lele sistem bioflok Pondok Pesantren Daar Adnan
akan menggunakan sistem bioflok dengan kolam terpal bulat. Adapun rencana pengembangan budidaya ikan
lele tersebut berbanding dengan jumlah anggota kelompok.
Dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah Anggota Kelompok : 75 orang
Jumlah Kelompok : 15 kelompok
Rata-rata perkelompok : 5 orang
Keperluan Kolam Terpal Bulat : 15 Kolam Terpal Sistem Bioflok
Ukuran Kolam terpal bulat : Diameter 3 Meter dengan tinggi 1 Meter
Volume Kolam Terpal : 3,14 x 1,5 x 1,5 x 0,9 = 6,3585 M3
Kapasitas Ikan Lele Perterpal (normal) : 7500 ekor
Keperluan Ikan Lele keseluruhan : 7500 ekor x 15 kolam = 112.500 ekor

 Visi, Misi, Nilai dan Strategik Usaha Pembudidayaan Ikan Lele Sistem Bioflok
Dalam rencana pengembangan budidaya ikan lele sistem bioflok tersebut menjadi pemikiran dari
Pondok Pesantren Daar Adnan dengan mengembangkan visi dan misi serta tujuan usaha budidaya ikan lele
sistem bioflok.
 Visi
Menghasilkan ikan konsumsi yang berkualitas dengan harga bersaing yang dapat meningkatkan gizi dan
kesejahteraan masyarakat.
 Misi
 Menjadikan Usaha Perikanan sebagai media untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.
 Menjalankan bisnis Perikanan, berorientasi pada kepuasan konsumen dan mitra.
 Mengupayakan agar usaha perikanan menjadi pendorong kegiatan ekonomi masyarakat.
 Mebudayakan masyarakat daam mengkonsumsi ikan.
 Nilai-Nilai
 Mendapatkan keuntungan dari produk.
 Membudayakan kebiasaan masyarakat agar membeli produk dalam negeri.
 Membuat produk perikanan yang dapat menjadi sebuah komoditi yang dapat meningkatkan gizi dan
kesejahteraan.
 Strategi/Analisis SWOT
 Strengths/Kekuatan
 Lokasi serta cuaca yang sangat mendukung
 Sumber air jernih yang mengalir mudah didapat, karena langsung diperoleh dari sungai..
 Pakan mudah didapat, karena dekat dengan Koperasi pertanian Kecamatan
 Weakness/Kelemahan
 Masih Kurangnya minat warga pada budidaya ikan lele, hal ini karena selama ini, warga
Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur masih memprioritaskan pertanian (terutama Padi,
dan Palawija) sebagai sumber penghasilan yang utama.
 Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik budidaya ikan lele.
 Opportunities/Kesempatan
 Permintaan akan Ikan Lele di Wilayah Warungkondang khususnya dan Cianjur umumnya
menunjukkan grafik yang terus naik
 Harga pasaran ikan Lele di pasar sangat tinggi
 Adanya program bantuan dari pemerintah berupa pengembangan usaha Agroindustri, terutama
untuk bidang budidaya perikanan.
 Threats/Ancaman
 Adanya monopoli Harga dari para penadah ikan
 Sulit didapatnya anakan ikan yang berkualitas namun harganya murah.
 Adanya ancaman persaingan dari pihak budidaya ikan Lele lain yang lebih besar yangmasih
berada di wilayah Cianjur pada umumnya dan Warungkondang pada khususnya.

 PEMASARAN
Promosi merupakan bagian dari proses pemasaran. Promosi sangat mempengaruhi kelancaran
dan keberhasilan suatu usaha. Dalam kegiatan promosi kami menggunakan berbagai macam cara untuk
mempromosikan produk supaya dikenal oleh para konsumen. Untuk itu kami memulai promosi dari daerah
yang mayoritas penduduknya kerap mengadakan perkumpulan dengan mendatangi langsung konsumen
seperti diperumahan, perusahaan dan lain-lain, karena kami menganggap promosi akan lebih efektif jika
terjadi dalam suatu kelompok. Selain itu kami juga mempunyai rumah produksi yang siap didatangi siapa
saja dan siap melayani pemesanan. Untuk itu, kami menggalakkan promosi di media sosial. Hal ini kami
lakukan untuk memberi kemudahan dalam pemesanan dan pembelian produk kami.
Salah satunya strategi pemasaran yang sedang tenar dilakukan oleh banyak orang, yaitu
berpromosi online melalui media sosial, diantaranya kami menggunakan Facebook, Instagram dan
Whatsapp. Adapun tujuan promosi menggunakan media sosial ini sebagai berikut :
 Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
 Untuk mendapatkan kenaikan penjualan
 Untuk mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen
 Untuk menjaga kestabilan penjualan
 Membentuk citra produk dimata konsumen
 Untuk memudahkan konsumen dalam membeli produk
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk
membelinya. Perusahaan menetapkan beberapa kebijakan :
 Memberikan dengan maksud dan tujuan sesuai dengan keinginan konsumen.
 Memproduksi Ikan Nila Yang Sehat, Segar dan Bergizi.
 Memproduksi Ikan Baby Fish.
Dalam target pasar yang akan kami tawarkan adalah
 Pedagang di Pasar.
 Rumah Makan atau restoran.
 Pihak ketiga alias pengepul ikan.
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan
pesaing. Perusahaan “Daar Adnan Kaligrafi” menetapkan
 Harga terjangkau, discont/potongan harga.
 Harga Satuan
 Harga Grosir.
 Harga bagi reseller.
 Syarat pembayaran yang ringan.

 PRODUKSI/OPERASI
Dalam menjalankan usaha pembudidayaan ikan lele sistem bioflok Pondok Pesantren Daar
Adnan melakukan beberapa beberapa kegiatan yaitu :
 Persiapan Air
Dalam embudidayaan
 Bersihkan bak dan jemur selama sekitar 12 jam (Ukuran bak : Diameter 3 m).
 Isi bak dengan air sumur setinggi 70 cm (volume sekitar 5 m3)
 Hidupkan aerasi terus menerus
 Pada setiap bak, masukkan secara berurut:
 Kapur tohot 250 gram perbak (50 gram/meter)
 Kapur dolomit 400 gram per bak (80 gram/m)
 Garam 10 Kilogram per bak (2kg/meter)
 Biolacto 1 sendok makan penuh (sekitar 5 gram) perbak 1 gram/M2
 Molase 500 mL (100 ml/m3)
 Air media siap digunakan setelah minimal 4 hari dan maksimal 10 hari.
 Bila lebih dari 10 hari: Masukkan dolomit 0.4 kg dan Biolacto 1 sendok makan per bak

 Persiapan Benih
 Cek kesehatan benih
 Semua benih berenang lincah (tidak ada yang menggantung);
 Berlendir normal (tubuh licin);
 Kumis tidak putus dan sirip lengkap;
 Tidak luka dan tidak borok;
 Kematian ikan dalam wadah transportasi tidak lebih dari 5%.
 Ukur panjang benih.
 Hitung jumlah benih (sampling dengan timbangan gantung kapasitas 25 kg);
 Puasakan selama 24 jam, adaptasi makan 24 jam, menentukan respon makan 24 jam kemudian

 Pengelolaan Pakan
 Persiapkan pakan :
 Larutkan probiotik Thionat 1 sendok makan penuh dalam 2 liter air;
 Aduk 1 kg pakan dengan 1 gelas (250 mL) larutan probiotik;
 Simpan pakan pada wadah tertutup;
 Adukan pagi untuk diberikan sore, adukan sore untuk diberikan pagi;
 Adukan pakan dapat bertahan sampai 5 hari atau sampai tidak ada jamur hitam/kuning; Adukan
untuk pakan pertama sekitar 2 kg, adukan selanjutnya sesuai respon makan.
 Berikan pakan 2 x per hari sesuai respon makan (2-5 menit). Berikan pakan pada satu wadah
hingga selesai baru pindah ke wadah berikutnya. Jeda pemberian akan menyebabkan ikanyang
sudah makan memakan pakan kembali.

 Pengelolaan Air Media


 Identifikasi Air yang Baik
 Air tidak bau
 Ikan dominan berada di dasar bak atau kolom air (tidak sering muncul ke permukaan)
 Air stabil berwarna kecoklatan.
 Indikator Ketidak-stabilan Air
 Air berwarna coklat memutih/pucat Penyebab: Kebanyakan pakan
Penanganan: Kurangi jumlah pakan.
 Air bau Penyebab: Kebanyakan pakan Penanganan:
 Buang air 30-40%.
 tambahkan air baru
 tambahkan dolomit dan probiotik
 Ikan menggerombol di permukaan atau nyembul nyembul
 Penyebab: Nilai pH menurun atau perubahan kualitas air lainnya
Penanganan:
 Buang air 30-40%,
 tambahkan air baru,
 tambahkan dolomit dan probiotik
 Penggantian air
 Pertama kali air diganti 7 hari setelah pemberian pakan normal. Air diganti sebanyak 10 –
15%
 Penggantian air selanjutnya dilakukan setiap 7 hari
 Setelah air penuh masukkan secara berurutan:
 Kapur dolomit 200 gram per bak yang dilarutkan dulu di dalam ember.
 Molase (yang sudah dididihkan dan didinginkan) 150 mL per bak yang dilarutkan dulu di
dalam ember;
 Probiotik Biolacto 1 sendok teh penuh per bak yang dilarutkan.
 Sebelum ganti air dan sebelum air penuh, ikan tidak diberi makan.

 Persiapan Air untuk Pemeliharaan Lanjutan


 Bersihkan bak yang kosong;
 Isi bak dengan air dari bak yang ada ikannya (ikan sehat) sampai 15 cm;
 Tambahkan air bersih sampai kedalaman 50 cm;
 Masukkan pipa aerasi, berikan aerasi terus menerus;
 Tambahkan garam 3 kg per bak;
 Tambahkan kapur dolomit 400 gram per bak;
 Tambahkan probiotik Biolacto 1 sendok makan peres;
 Masukkan ikan yang tidak terpilih;
 Puasakan ikan sekitar 24 jam;
 Pemberian makan seperti pada pemeliharaan.

 Penanganan Ikan Tidak Sehat atau Sakit


 Bila saat baru ditebar atau selama pemeliharaan terdapat ikan sakit, maka ikan dipuasakan ikan
sekitar 3 hari;
 Bila kematian <50 ekor per hari;
 Buang air sekitar 40% (menjadi 35-40 cm),
 tambahkan air kembali 10-20% air (menjadi 45-50 cm),
 tambahkan garam 2.5 kg per bak,
 tambahkan dolomit 75 gram per bak.
 probiotik biolacto 1 sendok makan peres per bak.
 ikan dipuasakan 24 jam.
 Bila kematian >50 ekor per hari;
 Buang air 100% (semua ikan mati dibuang),
 masukkan air terus-menerus sampai busa terbuang
 matikan atau cabut aerasi,
 tambahkan air (menjadi sekitar 20 cm) bersamaan dengan Everlac 3 tutup,
 Bila kematian sudah terhitung >70%;
 Bak dikeringkan dan ikan dipanen;
 Ikan tidak disatukan ke dalam bak lain;

 Pemanenan Ikan
 Lakukan panen parsial bila ada kebutuhan atau permintaan pasar dan panen total setelah 90 hari.
 Pada panen parsial, pilih ikan sesuai ukuran yang dikehendaki. Gunakan keranjang grading sesuai
ukuran seleksi yang diinginkan;
 Ikan yang tidak terpilih dipelihara lebih lanjut pada bak yang dipersiapkan:
 Bersihkan bak yang kosong,
 Isi bak dengan air dari bak yang ada ikannya (ikan sehat) sampai 15 cm,
 Tambahkan air bersih sampai kedalaman 50 cm,
 Masukkan aerasi terus menerus,
 Tambahkan garam 3 kg per bak,
 Tambahkan kapur dolomit 400 gram per bak
 Tambahkan probiotik Biolacto 1 sendok makan peres;
 Masukkan ikan yang tidak terpilih,
 Puasakan ikan sekitar 24 jam, Pemberian makan seperti pada pemeliharaan.

 KEUANGAN (Terlampir)

 PENUTUP
Proposal ini kami susun untuk memberikan informasi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan
melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tentang rencana pengembangan usaha milik pesantren melalui
pembudidayaan ikan lele sistem bioflok Besar harapan kami bahwa informasi ini akan dapat mengajak
Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya berbagai pihak baik pemerintah
pusat, pemerintah daerah, swasta serta Bapak/Ibu/Saudara beserta keluarga maupun kolega untuk
berpartisipasi dalam :
 Pengembangan usaha milik pesantren melalui Pembudidayaan Ikan Lele sistem Bioflok.
 Menumbuhkembangkan kemandirian ekonomi Pondok Pesantren melalui program pemberdayaan
ekonomi pesantren dalam usaha pembudidayaan ikan lele sistem bioflok sebagai bagian dari dukungan
pondok pesantren dalam program Kementerian Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya.
 Menumbuhkembangakan kemandirian para santri anggota kelompok dalam mejalankan usaha guna
kemandirian ekonomi anggota di masa akan datang
Semoga program ini menjadi berkah bagi kita semua, dan atas kerja sama dan partisipasinya kami
sampaikan ucapan terima kasih.
Lampiran-Lampiran :
 Lampiran surat penetapan organisasi
 Lampiran foto organisasi termasuk kegiatan usaha perikanan yang sudah dilakukan (jika ada);
 Lampiran foto lahan yang akan diusahakan;
 Lampiran hal-hal lain yang terkait.
 Fotocopi Akte Notaris
 Fotocopi Sk Menhumkan
 Fotocopi NPWP Lembaga
 Fotocopi Ijin Operasional Pondok Pesantren
 Fotocopi Sertifikat Wakaf/Ikrar Wakaf/Surat Hibah
 Fotocopi Ijin Domisili Pondok Pesantren
 Fotocopi Buku Rekening Tabungan
 Daftar Anggota Kelompok Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok

Anda mungkin juga menyukai