Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LEGISLASI HUKUM ISLAM DI ASEAN

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh Tasyri’


Dosen Pengampu: Ali Kadarisman, M.HI

Disusun oleh:

1. Lusyana Safara (200202110105)


2. Alfira Rosa Damayanti (200202110114)
3. Ahlan Pajrul Amin (200202110172)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2021
A. MALAYSIA

1. Profil Negara
Malaysia adalah sebuah negara monarki konstitusional federal yang berada di Asia
Tenggara. Pemimpin Negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong yang digilirkan setiap
lima tahun diantara sembilan Sultan Negeri Melayu. Kesembilan Sultan Negeri Melayu yang
dapat dipilih menjadi Yang di-Pertuan Agong maupun memilih Yang di-Pertuan Agong yaitu
Sultan Johor, Sultan Kedah, Sultan Kelantan, Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan, Sultan
Pahang, Sultan Perak, Raja Perlis, Sultan Selangor dan Sultan Terengganu. Sedangkan pemimpin
pemerintahan Malaysia adalah seorang Perdana Menteri yang dipilih melalui Pemilihan Umum
yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Secara Administratif, Malaysia merupakan
sebuah negara berbentuk federasi yang terbagi atas 13 Negara Bagian dan 3 Wilayah
Persekutuan.
Malaysia yang memiliki luas wilayah sebesar 329.847 km2 yang terpisah menjadi dua
kawasan oleh Laut Tiongkok Selatan yaitu Malaysia Barat yang berada di semenanjung Malaysia
benua Asia dan Malaysia Timur yang berada di Pulau Kalimantan. Di Malaysia Barat, Malaysia
berbatasan darat dengan Thailand di sebelah utaranya, sedangkan di sebelah barat adalah selat
Malaka dan sebelah timur adalah laut Tiongkok Selatan. Di Selatan Malaysia Barat adalah
Singapura yang dipisahkan oleh selat Johor. Di Malaysia Timur, Malaysia berbatasan dengan
Brunei Darussalam di sebelah Utaranya sedangkan di sebelah Selatan adalah Indonesia. Sebelah
Timur Malaysia Timur adalah Laut Sulu dan Laut Sulawesi, sebelah utaranya adalah laut
Tiongkok Selatan. Ibukota Malaysia adalah Kuala Lumpur sedangkan Putrajaya merupakan
pusat pemerintahan persekutuan.
Jumlah penduduk Malaysia sebanyak 31.381.992 jiwa (estimasi Juli 2017) yang
mayoritas penduduknya adalah beragama Islam (61,3%). Bahasa Malaysia yang pada dasarnya
berasal dari Bahasa Melayu adalah bahasa resmi negara Malaysia. Bumiputera (gabungan suku
Melayu, Orang Asli, Dayak dan Anak Negeri) merupakan suku terbesar di Malaysia yaitu
sebanyak 61,7% sedangkan suku lainnya seperti Tionghoa sebanyak 20,8%, suku asli
Sabah/Sarawak (Indigenous) sebanyak 11,8% dan suku India sebanyak 6,2%. Angka
pertumbuhan penduduk Malaysia adalah sekitar 1,4%. Hubungan luar negeri, Malaysia
merupakan salah satu negera pendiri ASEAN. Malaysia juga merupakan negara anggota APEC,
PBB, OKI dan lembaga-lembaga dibawah PBB lainnya.1
2. Politik Hukum
Federasi Malaysia adalah sebuah Monarki Konstitusional. Kepala negara persekutuan
Malaysia adalah Yang di- Pertuan Agong, yang biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan
Agong di pilih oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya untuk menjabat selama lima tahun
secara bergiliran, sementara itu empat pemimpin negeri lainnya yang bergelar Gubernur tidak
turut serta di dalam pemilihan.2

1
Portal Rasmi Kementerian Pendidikan Malaysia. Diakses dari
https://moe.gov.my/index.php/my/kurikulum
2
Yufi Wiyos Rini Masykuroh, “POLITIK (LEGISLASI) HUKUM ISLAM DI
MALAYSIA”, Media.neliti.com, Januari 2017, https://media.neliti.com/media/publications/56608-
ID-none.pdf
Sistem pemerintahan di Malaysia berbentuk sistem parlementer Westminster, warisan
Penguasa Kolonial Britania. Namun di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat di eksekutif
daripada di legislatif, dan judikatif diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari pemerintah
selama zaman Mahathir, kekuasaan judikatif itu dibagi antara pemerintah persekutuan dan
pemerintah negara bagian. Sejak kemerdekaan pada 1957, Malaysia diperintah oleh koalisi
multipartai yang disebut Barisan Nasional (pernah disebut pula Aliansi). Barisan Nasional
(National Front) merupakan sebuah koalisi politik Malaysia yang dibentuk pada 1973 sebagai
pelanjut Partai Perikatan (Alliance). Yang termasuk dalam daftar partai yang tergabung dalam
Barisan Nasional, antara lain:
- United Malays National Organization (UMNO)
- Malaysian Chinese Association (MCA)
- Malaysian Indian Congress (MIC)
- Gerakan Rakyat Malaysia (Malaysian People's Movement)
- People's Progressive Party
- Parti Pesaka Bumiputera Bersatu
- Sarawak United People's Party
- Sabah Progressive Party
- Parti Bersatu Sabah
- Liberal Democratic Party
- Parti Bersatu Rakyat Sabah
- United Pasokmomogun Kadazandusun Murut Organisation
- Sarawak Progressive Democratic Party.3
Selanjutnya, kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur
negeri. Parlemen bikameral terdiri dari dewan rendah, Dewan Rakyat (mirip Dewan Perwakilan
Rakyat di Indonesia) dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara (mirip Dewan Perwakilan
Daerah di Indonesia). 222 anggota Dewan Rakyat dipilih dari daerah pemilihan beranggota-
tunggal yang diatur berdasarkan jumlah penduduk untuk masa jabatan terlama 5 tahun. 70
Senator bertugas untuk masa jabatan 3 tahun yaitu 26 di antaranya dipilih oleh 13 majelis negara
bagian (masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah persekutuan Kuala
Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah persekutuan Labuan dan Putrajaya, dan 40
diangkat oleh raja atas nasihat perdana menteri. Di samping Parlemen di tingkatan persekutuan,
masing-masing negara bagian memiliki dewan legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri)
yang para anggotanya dipilih dari daerah-daerah pemilihan beranggota-tunggal. Pemilihan umum
parlemen dilakukan paling sedikit lima tahun sekali, dengan pemilihan umum terakhir pada
Maret 2008. Pemilih terdaftar berusia 21 tahun ke atas dapat memberikan suaranya kepada calon
anggota Dewan Rakyat dan calon anggota dewan legislatif negara bagian juga, di beberapa
negara bagian. Voting tidak diwajibkan.

3
Jenedri Gaffer, Pengantar Study Hukum Internasional, (Jakarta: Ind-Hill-co, 2006), h. 68.
Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri,
konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah (Dewan
Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan mayoritas di dalam
parlemen. Kabinet dipilih dari para anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara dan bertanggung
jawab kepada badan itu. Sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari
Dewan Rakyat atau Dewan Negara.4
3. Produk Hukum
Secara global, menyangkut keseluruhan ketentuan hukum Malaysia, sistem
pengadilannya bersifat federal. Baik hukum negara federal maupun negara bagian,
pengadilannya dilaksanakan di pengadilan federal. Hanya pengadilan Syari’ah (syariah code)
yang terdapat pada negara bagian dengan menggunakan sistem Hukum Islam.5
Sebagai sebuah Negara federasi, yurisdiksi dan kewenangan harus di-bagi antara negara
federal dan negara bagian. Meskipun Islam dinyatakan sebagai agama federasi, namun urusan
agama Islam diserahkan ke negara bagian. negara federal mengatur hampir semua hukum, baik
perdata dan pidana.6
Hukum keluarga bagi non-Muslim tergolong dalam wilayah kewenangan pemerintah federal di
bawah peradilan sipil. Sedangkan hukum keluarga Muslim adalah urusan pemerintah Negara
bagian di bawah yurisdiksi peradilan syariah. Hukum pidana, ganti-rugi, kontrak, agrarian dan
lain-lain menjadi kewenangan pemerintah federal yang berlaku untuk Muslim dan non-Muslim.7
Adapun macam-macam pengadilan di Malaysia bisa dipetakan sebagai berikut:
1. Pengadilan Tinggi
Terdapat dua pengadilan tinggi di Malaysia; Pengadilan Tinggi di Semenanjung Malaysia, yang
dikenal sebagai Pengadilan Tinggi di Malaya; dan di Malaysia Timur, yang dikenal sebagai
Pengadilan Tinggi di Sabah dan Sarawak.8 Dengan pengecualian segala persoalan dalam
yurisdiksi pengadilan Syari’ah, pengadilan ini memiliki yurisdiksi murni tidak terbatas pada
wilayahnya.
2. Pengadilan Banding
Terdapat dua pengadilan banding di Malaysia; Pengadilan Banding Malaysia (Mahkamah
Rayuan) dan Pengadilan Federal (Mahkamah Persekutuan).9 Pengadilan Banding terdiri dari
seorang presiden pengadilan dan 10 hakim. Tugas mereka adalah memeriksa pengajuan banding
pengadilan tinggi dan memiliki yurisdiksi lain sebagaimana diatur dalam hukum federal.
3. Pengadilan Federal

4
Dahlan Thaib, Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta: Liberty, 2000), h. 37.
5
Ardian Nugraha, “Malaysia: Sistem Pemerintahan, Politik, Hingga Pemilu,” dikutip
dari www.ardiannugraha.com; akses tanggal 16 Maret 2016 pukul 14.19 WIB.
6
Basar Dikuraisyin, “SISTEM HUKUM DAN PERADILAN ISLAM DI MALAYSIA”,
Vol. 1 Terateks No. 3: 5 September 2017,
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/terateks/article/download/3156/2321
7
Ibid.,
8
Syekhu, “Penerapan Hukum Islam di Malaysia,” dikutip dari jaringskripsi.wordpress.com;
akses tanggal 6 Maret 2016 pukul 15.00 WIB.
9
Zulkifli Hasan, “Mahkamah di Malaysia”,
Pengadilan Federal memiliki yurisdiksi dalam menetukan keabsahan sebuah hukum, dengan
pertimbangan hal ini berkaitan dengan persoalan di luar kewenangan parlemen dan legislasi
negara bagian dalam membuat hukum. Pengadilan Federal juga memiliki yurisdiksi untuk
menentukan perselisihan antar negara bagin atau dalam federasi dan negara bagian lain.10 Ketika
pertanyaan mengenai dampak undang-undang berada dalam proses pengadilan di pengadilan
yang lain, Pengadilan Federal mempunyai yurisdiksi untuk menentukan pertanyaan dan
membatalkan perkara pada pengadilan lain sesuai dengan ketentuan Pengadilan Federal.
4. Sessions Courts
Session Courts memiliki yurisdiksi pidana untuk mengadili semua kejahatan yang tidak tersentuh
hukuman mati.11 Pengadilan ini juga memiliki yurisdiksi dalam perkara perdata berkaitan dengan
kecelakaan kendaraan, perkara tuan tanah dengan penyewanya, dan perkara lain dengan jumlah
ganti rugi sekitar 250.000 Ringgit, dan juga dapat memeriksa perkara dengan tuntutan yang lebih
tinggi atas kesepakatan dengan pihak yang terkait. Namun, perselisihan perdata yang
berhubungan dengan permintaan atas sesuatu misalnya rescesi kontrak, injunksi, keputusan
deklaratif, atau pelaksanaan perwalian berada di luar yurisdiksi Sessions Courts.
5. Magistrates’ Courts
Magistrates’ Courts kelas pertama memeriksa perkara pidana dengan hukuman terbatas pada 10
tahun penjara atau hukuman denda. Magistrates Courts juga dapat memeriksa pengajuan banding
oleh Pengadilan Pengulu. Magistrates’ Courts kelas dua memeriksa perkara perdata dengan
tuntutan sebesar 30.000 Ringgit dan perkara pidana dengan hukuman penjara 12 bulan atau
hukuman denda. Pengadilan ini dapat memberi hukuman penjara sampai 6 bulan, denda sebesar
1.000 Ringgit atau gabungan kedua hukuman tersebut.12
6. Pengadilan Juvenile (Pengadilan anak)
Kejahatan yang dilakukan oleh kelompok juvenile (antara umur 10 sampai 18 tahun) diadili
melalui pengadilan juvenile, kecuali jika kejahatan yang dilakukan berat. Pengadilan ini terdiri
dari 2 penasehat (salah satunya, jika memungkinkan perempuan). Magistrate memutuskan
sebuah perkara, dan para penasehat hanya memberi nasehat pada hukuman. Hukuman penjara
adalah jalan terakhir dibandingkan dengan pengiriman ke sekolah khsusus yang telah
ditentukan.13
7. Pengadilan Syari’ah (Syariah Code)
Pengadilan Syari’ah adalah pengadilan di negara bagian yang terpisah dari pengadilan-
pengadilan di negara bagian federal, yang tidak dibatasi yurisdiksi apapun dalam pengadilan
Syari’ah. Pengadilan ini memiliki yurisdiksi atas kaum muslim berkaitan dengan hukum
perseorangan dan keluarga misalnya pertunangan, pernikahan, perceraian, perwalian, adopsi,
legitimitasi, suksesi, beserta sedekah dan wakaf.
8. Pengadilan Pribumi
Di Sabah dan Sarawak, hukum adat digunakan di pengadilan pribumi. Yurisdiksi yang berlaku
berbeda antara pengadilan di Sabah dan pengadilan di Sarawak, namun secara umum meluas
10
Zulkifli Hasan, “Mahkamah di Malaysia”,.,
11
Ibid.,
12
Ibid.,
13
Ibid.,
pada situasi dimana kedua pihak merupakan golongan pribumi; perkara yang diperiksa
diantaranya urusan agama, seksualitas, atau pernikahan dimana salah satu pihak adalah pribumi;
dan perkara lain dimana yurisdiksi diatur oleh hukum tertulis.14
4. Lembaga Hukum
Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri Malaya atau
Ketua Menteri di negara-negara yang tidak memelihara monarki lokal, yakni seorang anggota
majelis negara bagian dari partai majoritas di dalam Dewan Undangan Negeri. Di tiap-tiap
negara bagian yang memelihara monarki lokal, Menteri Besar haruslah seorang Suku Melayu
Muslim, meskipun penguasa ini menjadi subjek kebijaksanaan para penguasa. Kekuasaan politik
di Malaysia amat penting untuk memper-juangkan suatu isu dan hak. Oleh karena itu kekuasaan
memainkan peranan yang amat penting dalam melakukan perubahan. Adapun bentuk pembagian
tugas Trias Politika yang terkandung dalam system kepemerintahan Negara Malaysia ialah
sebagai berikut :
a. Badan Perundang-Undangan (Legislatif )
1). Mengubah Undang-Undang
2). Parlemen terdiri dari Yang di-Pertuan Agong, dewan Negara dan dewan rakyat
3). 3 jenis Undang-Undang
a) Akta ialah Undang-undang yang dibuat Parlemen
b) Enakmen ialah Undang-undang yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri.
c) Ordinan ialah Undang-undang yang dibuat oleh Kerajaan Serawak
b. Badan Pelaksana (Eksekutif)
1) Para menteri atau kabinet
2) Bertugas melaksanakan dasar- dasar kerajaan
3) Perdana menteri mengetuai kabinet
4) Menteri mengetuai kementerian
5) Suruhanjaya mengendalikan urusan pelantikan, kenaikan pangkat dan tindakan
disiplin.
c. Badan Kehakiman (Yudikatif)
1) Melaksanakan tugas kehakiman
2) Mengimplikasikan perlembagaan Malaysia
3) Mengimplikasikan Undang-undang
4) Memberi perluasan arti Undang-undang
5) Memberi perluasan arti tindakan kerajaan
6) Hakim dilantik oleh Yang di Pertuan Agong dengan nasihat Perdana Menteri
7) Hakim tidak dibenarkan telibat dalam politik.15

14
Ibid.,
B. SINGAPURA

1. Profil Negara
Singapura merupakan negara yang berada di lepas selatan Semenanjung Malaya,
137kilometer (85 mil) tepat di utara Khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari
Malaysia oleh Selat Johor di utara dan dari kepulauan Riau, Indonesia oleh selat Singapura di
selatan. Singapura adalah pusat keuangan termaju ketiga di dunia kosmolitan yang memainkan
peran penting dalam dunia monopoli perdagangan dari lima pelabuhan terpadat di dunia16.
Luas wilayah negara ini adalah 721,5 kilometer persegi dengan total populasi 5,61 juta
jiwa pada 2016. Singapura merdeka pada 9 Agustus 1965 dengan ibu kota yang sama 17. Negara
Singapura memiliki kepala negara seorang presiden dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan. Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering
disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti pulau di ujung
daratan (semenanjung)). Ada dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Jalan Layang Johor–
Singapura di utara dan Penghubung Kedua Malaysia–Singapura di barat. Pulau Jurong, Pulau
Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa adalah pulau-pulau yang terbesar dari beberapa pulau
kecil di Singapura.
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam
berjumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari Orang Tionghoa, Melayu, India, Arab, berbagai
keturunan Asia, dan Kaukasoid18. 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan
menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa1920.Negara ini adalah yang
terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara
paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006.21

2. Politik Hukum
Politik singapura mengambil bentuk republik Parlementer Perwakilan dimana Presiden
Singapura sebagai Kepala Negara, Perdana Mentri Singapura merupakan Kepala Pemerintah,
dan Sistem Multi-partai22. Sistem multi-partai banyak dipraktikan dalam sistem parlementer
dibandingkan sistem presidensial, serta di negara-negara yang pemilunya menggunakan sistem
proporsional dibandingkan dengan negara-negara yang menggunakan sistem distrik. Sistem
distrik terpusat pada daerah dukungan terkonsentrasi untuk perwakilan besar dalam legislatur
sementara sistem proporsional lebih mengaitkan pandangan masyarakat. Sistem Proporsional
memiliki distrik-distrik multianggota dengan lebih dari satu perwakilan yang terpilih dari setiap
daerah yang diberikan untuk badan legislatif yang sama, dan kemudian masuk dalam sejumlah
15
Dahlan Thaib, Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta: Liberty, 2000), h. 37.
16
"Global Financial Centres 7", City of London, March 2010.
17
Novia Aisyah - detikEdu
18
Statistics Singapore - Latest Data". Singstat.gov.sg. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2018-12-26. Diakses tanggal 23 August 2010.
19
Trends in international migrant stock: The 2008 revision", United Nations, Department of
Economic and Social Affairs, Population Division (2009).
20
Population Trends 2009", Singapore Department of Statistics. ISSN 1793-2424
21
List of countries and dependencies by population density.
22
"Our Legal System | Ministry of Law". www.mlaw.gov.sg. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2019-04-03. Diakses tanggal 2019-08-09.
besar partai. Hukum Duverger menyatakan bahwa jumlah partai politik adalah tambahan jumlah
kursi dalam satu daerah.
Argentina, Austria, Brasil, Denmark, finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, India,
Indonesia, Irlandia, Israel, Italia, Lebanon, Meksiko, Moldova, Nepal, Belanda, Selandia Baru,
Norwegia, Filipina, Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, Taiwan,
Tunisia, dan Ukraina adalah contoh negara-negara yang menggunakan sistem multipartai secara
efektif dalam sistem demokrasinya., berbagai partai politik membentuk koalisi partai politik
dalam menyusun blok kekuatan pengembangan pemerintahan. Eksekutif terdiri kabinet yang
berasal dari parlemen, dan pada tingkat yang lebih rendah, Presiden Singapura. Kabinet memiliki
arahan umum dan kendali atas pemerintahan dan Pertanggungjawaban kepada Parlemen.
Terdapat tiga cabang dari pemerintahan: the Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif yang mengacu
kepada Sistem Westminster. Sistem Westminster adalah sebuah sistem parlementer pemerintah
yang dimodelkan setelah berkembang di Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara.
Istilah tersebut datang dari Istana Westminster, kursi dari parlemen Inggris. Sistem tersebut
merupakan serangkaian prosedur untuk pengoperasian sebuah legislatur. Sistem tersebut
digunakan, atau sesekali digunakan, dalam legislatur nasional dan legislatur subnasional dari
kebanyakan negara Persemakmuran dan eks-Persemakmuran setelah meraih pemerintahan
bertanggung jawab, mula-mula pada provinsi-provinsi Kanada pada 1848 dan enam koloni
Australia antara 1855 dan 1890. Namun, beberapa bekas koloni juga mengadopsi sistem
presidensial (contohnya Nigeria) atau sistem hibrida (seperti Afrika Selatan) sebagai bentuk
pemerintahan mereka.
Legislatif berada ditangan Pemerintah dan Parlemen Singapura. Legislatif adalah
Parlemen, dimana terdiri dari presiden sebagai kepala dan salah satu anggota dewan yang paling
populer dipilih. Peran Presiden sebagai Kepala Negara secara historis, hanya pada acara
seremonial yang besar walaupun konstitusi mengamandemennya pada tahun 1991 untuk
memberikan presidengan beberapa kekuatan veto pada beberapa kebijakan seperti penggunaan
anggaran cadangan negara dan penunjukan Mahkamah Agung, Pegawai Negeri dan Angkatan
Bersenjata Singapura. Dia juga menjalankan kekuasaan penunjukan pegawai negeri dan
Keamanan nasional.

3. Produk Hukum
Sistem Hukum Singapura adalah negara yang menganut sistem hukum Anglo Saxon atau
juga yang disebut Common Law. Common Law mulai berkembang di Inggris sejak abad ke XI
dan sering juga disebut sebagai sistem “Unwritten Law”. sistem Common Law bukanlah
sepenuhnya merupakan hukum tidak tertulis, sebab di mana dalam sistem Common Law juga
dikenal hukum yang bersifat tertulis (statutes). Sumber hukum lainnya pada sistem Common
Law adalah pada putusan hakim atau pengadilan (judicial decisions) dan hukum kebiasaan
Sistem hukum Singapura berdasarkan sistem hukum umum Inggris. Bidang utama hukum -
hukum, khususnya hukum administrasi, hukum kontrak, ekuitas dan hukum kepercayaan, hukum
properti dan gugatan hokum- sebagian besar buatan hakim, meskipun aspek-aspek tertentu kini
telah dimodifikasi untuk beberapa hal oleh undang-undang. Namun, dimensi hukum lain, seperti
hukum pidana, hukum perusahaan dan hukum keluarga, hampir sepenuhnya hukum alami. Selain
mengacu kepada relevansi kasus-kasus di Singapura, hakim tetap mengacu pada hukum kasus
Inggris di mana isu-isu yang berkaitan dengan hukum umum dan bidang hukum, atau melibatkan
interpretasi dari undang-undang Singapura yang berbasis di enakmen Inggris atau undang-
undang yang berlaku di Singapura. Sekarang, ada juga kecenderungan yang lebih besar untuk
mempertimbangkan keputusan-keputusan penting yurisdiksi Commonwealth seperti Australia
dan Kanada, terutama jika mereka mengambil pendekatan yang berbeda dari hukum inggris.
ukum Inggris adalah sistem hukum di Inggris dan Wales23, sekaligus merupakan dasar sistem
hukum umum24yang dipakai oleh banyak negara Persemakmuran (Commonwealth)25dan
Amerika Serikat (sebagai lawan dari hukum perdata atau hukum plural di negara lain, seperti
hukum Skotlandia). Sistem hukum ini mulai dipakai saat Kerajaan Britania Raya dibangun, lalu
membentuk sebuah dasar jurisprudensi di negara-negara Persemakmuran. Hukum Inggris yang
dipakai di Amerika Serikat sejak zaman Revolusi juga termasuk bagian dari sistem Hukum
Amerika Serikat, kecuali di Louisiana, dan merupakan dasar bagi kebijakan dan tradisi sistem
hukum Amerika, walaupun jurisprudensi di sistem hukum Amerika Serikat tidak berganti.
Hukum Inggris diterapkan secara ketat di Inggris maupun Wales. Walaupun Wales telah
memiliki sebuah Dewan Penyerahan, setiap legislasi yang diajukan oleh Dewan ini sudah diatur
ketentuan pengajuannya dalam Undang-Undang Pemerintahan Wales tahun 2006, legislasi oleh
Parlemen Britania Raya, dan oleh perintah sebuah dewan yang diberikan kewenangan oleh
Undang-Undang Pemerintah Wales tahun 2006. Lebih jauh lagi bahwa legislasi, juga dengan
peraturan yang dibuat oleh badan pemerintah di Inggris dan Wales, ditafsirkan oleh Dewan
Hakim Bersama Inggris dan Wales.26 Esensi hukum umum Inggris adalah bahwa hukum ini
dibuat oleh hakim yang duduk di pengadilan dengan menerapkan logika dan pengetahuan
mereka tentang sistem hukum terdahulu (stare decisis). Keputusan pengadilan tertinggi di Inggris
dan Wales bersifat mengikat bagi pengadilan-pengadilan di bawahnya. Sebagai contoh, tidak ada
undang-undang parlementer yang menyatakan bahwa pembunuhan itu ilegal karena pembunuhan
merupakan kejahatan dalam hukum umum - jadi walaupun dalam UU Parlemen Inggris tidak
tertulis bahwa pembunuhan itu ilegal, pembunuhan tetap ilegal dengan mengacu kepada
kebijakan konstitusional pengadilan dan kasus-kasus terdahulu berkaitan dengan pembunuhan.
Hukum umum dapat diubah dan dicabut oleh Parlemen, contohnya perubahan hukuman bagi
pembunuh. Zaman dahulu pembunuh dihukum mati, tetapi sekarang pembunuh mendapatkan
kurungan seumur hidup.
Undang-undang Singapura yang bersifat pasti tidak didasarkan pada proses legislasi
Inggris tapi pada undang-undang dari Lembaga hukum lain. Dalam situasi seperti itu, keputusan
pengadilan dari yurisdiksi asli undang-undang yang sering diperiksa. Dengan demikian, hukum
India - kadang berkonsultasi dalam interpretasi dari Evidence Act (Cap. 97, 1997 Rev. Ed.) dan
Kuhp (Cap. 224, 2008 Rev. Ed.) yang berbasis di Undang-undang India. Di sisi lain, di mana
penafsiran Konstitusi Republik Singapura (1985 Rev. Ed., 1999 Reprint) yang bersangkutan,
pengadilan tetap enggan untuk memperhitungkan bahan hukum asing atas dasar bahwa konstitusi
terutama harus ditafsirkan dalam empat dinding daripada di cahaya analogi dari yurisdiksi lain;
dan karena ekonomi, politik, sosial, dan kondisi lain di negara-negara asing dianggap berbeda.

23
Jurisdiction Of Courts In England And Wales And Their Recognition Of Foreign
Insolvency Proceedings". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-09. Diakses tanggal 2008-12-23.
24
"Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-09. Diakses pada tanggal
2008-12-23
25
The Common Law in the British Empire
26
Website of the government in Wales". Diakses tanggal 2008-04-15.
Hukum-hukum tertentu seperti Internal Security Act (Cap. 143) (yang mengizinkan
penahanan tanpa pengadilan dalam keadaan tertentu) dan Societies Act (Cap. 311) (yang
mengatur pembentukan asosiasi) yang diberlakukan selama pemerintahan Inggris di Singapura
tetap dalam lembaran negara, dan kedua kopral dan hukuman mati yang masih digunakan.

4. Lembaga Hukum
Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer
unikameral Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Konstitusi Singapura menetapkan
demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAP) mendominasi
proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan sejak
menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959.27 Freedom House menyebut Singapura sebagai
"sebagian bebas" dalam "laporan Freedom in the World" dan The Economist menempatkan
Singapura pada tingkat "rezim hibrida", ketiga dari empat peringkat dalam "Indeks Demokrasi".
Tampuk kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri.
Presiden Singapura, secara historis merupakan jabatan seremonial, diberikan hak veto tahun
1991 untuk beberapa keputusan kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan penunjukan
jabatan yudisial. Meski jabatan ini dipilih melalui pemilu rakyat, hanya pemilu 1993 yang pernah
diselenggarakan sampai saat ini. Cabang legislatif pemerintah dipegang oleh parlemen.28
Pemilihan parlemen di Singapura memiliki dasar pluralitas untuk konstituensi perwakilan
kelompok sejak Undang-Undang Pemilihan Parlemen diubah tahun 1991.29 Anggota parlemen
(MP) terdiri dari anggota terpilih, non-konstituensi dan dicalonkan. Mayoritas MP terpilih
melalui pemilihan umum dengan system melewati pos dan mewakili Anggota Tunggal atau
Konsituensi Perwakilan Kelompok (GRC).30 Singapura beberapa kali masuk sebagai salah satu
negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia oleh Transparency International. Meski hukum
di Singapura diwariskan dari hukum Inggris dan India Britania, dan meliputi banyak elemen
hukum umum Inggris, dalam beberapa kasus hukum ini keluar dari warisan tersebut sejak
kemerdekaan. Contohnya adalah pengadilan oleh juri dihapuskan.

C. BRUNEI DARUSSALAM

1. Profil Negara
Negara Brunei Darussalam adalah sebuah negara yang berada di pantai utara pulau
Kalimantan di Asia Tenggara. Terlepas dari pantai Laut Cina Selatan, itu benar-benar dikelilingi
oleh negara bagian Sarawak, Malaysia. Hal ini dipisahkan menjadi dua bagian oleh distrik
Sarawak Limbang. Brunei adalah satu-satunya negara berdaulat sepenuhnya di Kalimantan; sisa
pulau dibagi antara Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 2020, populasinya adalah 460.345,31 di

27
Country Report: Singapore". Freedom House. Diakses tanggal 22 April 2010.
28
arliament of Singapore website". Parliament.gov.sg. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2011-11-08. Diakses tanggal 23 August 2010.
29
"Members of Parliament". Parliament.gov.sg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-
08. Diakses tanggal 23 August 2010.
30
Ibid,.
31
“Department of Economic Planning and Development – Population”. www.depd
.gov.bn. Retrieved 12 December 2017
antaranya sekitar 100.000 tinggal di ibu kota dan kota terbesar, Bandar Seri Begawan.
Pemerintah adalah monarki absolut yang diperintah oleh Sultannya, berjudul Yang di-Pertuan,
dan menerapkan kombinasi hukum umum Inggris dan hukum syariah, serta praktik Islam umum.
salah satu negara kerajaan Islam di utara Kalimantan berbatasan dengan Lautan Cina
Selatan di utara, dan Serawak di barat, dan timur. Luas: 5765 km. Penduduk: 264.000 (1991)
Perkiraan Juli 2008 penduduknya berjumlah 381,371. Komposisi penduduk: Melayu (69%) yang
umumnya bekerja di pemerintahan dan sipil, Asli (5%), Cina (18%), dan bangsa-bangsa lain
(8%). Agama resmi Islam (67%) dengan bermazhab Syafi’i. Sedang yang lainnya Budha (14%),
Kristen (9,7%) dan lainnya (12%) termasuk agama pribumi suku dayak. Lebih dari 80 %
penduduknya yang berusia 15tahun ke atas sudah bebas dari buta aksara. Mayoritas
penduduknya adalah generasi muda; 40 % berumur sekitar 20 tahun, 35 % berumur 21-40 tahun
dan 25 % di atas 40 tahun.32

2. Politik Hukum
Politik Brunei terjadi dalam rangka sebuah monarki absolut, di mana Sultan Brunei
adalah kedua kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh
pemerintah. Brunei memiliki Dewan Legislatif dengan 20 anggota yang ditunjuk, yang hanya
memiliki tugas konsultatif. Brunei 1959 di bawah konstitusi, Konstitusi Brunei sejak awal telah
diberikan mayoritas kekuasaan kepada raja yang berkuasa, Sultan Brunei. Sultan bertindak
sebagai Kepala Negara Brunei Brunei menurut Undang-Undang Dasar 1959 dan diberi otoritas
tunggal atas kekuasaan eksekutif.Dia dibantu oleh lima badan atau dewan penasihat.
Hukum yang dirumuskan oleh brunei Konstitusi memberikan kekuasaan kepada
Komisaris Tinggi Inggris karena status negara sebagai protektorat Inggris. Amandemen
Konstitusi pada tahun 1971 Brunei mengurangi otoritas pemerintah Inggris atas Brunei
Amandemen lebih lanjut, setelah kemerdekaan negara menuju perumusan hukum dan kebiasaan
baru yang menjadi bagian dari Konstitusi Brunei.
Dibawah konstitusi tahun 1959 ada sebuah dewan legislatif dipilih atau mejelis
masyarakat negeri. tetapi hanya satu pemilihan umum yang pernah diselenggarakan pada tahun
1962. Setelah pemilu, majelis dibubarkan setelah deklarasi keadaan darurat, yang melihat
pelangaran partai rakyat brunai. Pada tahun 1970 dewan diubah menjadi badan yang ditunjuk
oleh keputusan sultan. Pada tahun 2004 sultan mengumumkan bahwa parlemen berikutnya 15
belas kursi dari 20 kursi akan terpilih namun. tidak ada tanggal untuk pemilihan sudah
ditetapkan. para dewan legislatif saat ini terdiri dari 20 anggota yang ditunjuk dan hanya
memiliki kekuataan konsultatif meskipun tidak ada pemilihan. 33
Ada beberapa partai hukum yang berlaku di negara Brunei Darusalam antara lain:
• Brunai national solidaritas party (PPKB)
Partai Solidaritas Brunei Darussalam (Parti Perpaduan Kebangsaan Brunei, PPKB) bertujuan
untuk mengadvokasi pemerintah perwakilan yang dipilih oleh warga negara, memberikan
kebebasan berbicara dan memperjuangkan pemerataan kekayaan yang adil dan merata. Pada
awal tahun 2006, presiden partai tersebut menyatakan bahwa tujuannya sesuai dengan filosofi
nasional Melayu Melayu Islam Beraja (Malay Islamic Monarchy).

32
Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara., Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010
33
Muhammad Jufri, Insan Aningsi, Nur Anisa, Iyan Sasra Ayu S., “Sistem Politik dan
Pemerintahan Brunei Darussalam” diakses dari https://hi015.blogspot.com/2017/10/sistem-politik-
dan-pemerintahan-brunei.html
• Brunai people’Awarences party (PAKAR) Brunai partai kesadaran rakyat
PRB didirikan sebagai partai berhaluan kiri pada tahun 1956 dan bertujuan untuk membawa
Brunei ke dalam kemerdekaan penuh dari Inggris Raya. Partai berusaha untuk mendemokrasikan
pemerintah dengan menggeser kepemimpinan nasional dari istana kepada rakyat.
• National Development party (NDP) Partai pembangunan nasional brunai
Partai Pembangunan Nasional (Parti Pembanguan) adalah partai politik yang tidak terdaftar
secara sah sebagai partai politik di Brunei, dan belum dapat memperoleh perwakilan pemilihan
karena pemilihan legislatif belum diadakan di Brunei sejak tahun 1962. Partai tersebut didirikan
pada 12 September 2005 oleh mantan pemberontak dan Sekretaris Jenderal Rakyat Brunei yang
dilarang Pesta, Yassin Affandi, alias Haji Muhammad Yasin bin Abdul Rahman, turut
mendirikan Partai, yang merupakan partai politik ketiga yang beroperasi secara legal di Brunei
sampai saat ini.

3. Produk Hukum
Brunei merdeka sebagai negara Islam dibawah pimpinan Sultan ke-29, yaitu Sultan
Hasanah Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah. Panggilan resmi kenegaraan Sultan adalah “Ke Bawah
Duli Yang Maha Mulia Paduka Sri Baginda Sultan dan Yang Dipertuan Negara.” Gelar
Mu’izzadin Waddaulah “(penata agama dan negara) menunjukkan ciri keIslaman yang selalu
melekat pada setiap raja yang memerintah.
Sultan telah melakukan usaha penyempurnaan pemerintah, antara lain dengan
membentuk Majelis Agama Islam atas dasar Undang-Undang Agama dan Mahkamah kadi tahun
1955. Majelis ini bertugas menasehati sultan dalam masalah agama Islam. Langkah ini yang
ditempuh sultan adalah menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat
Brunei dan satu-satunya ideologi negara. Untuk itu, dibentuk jabatan hal ikhwal agama yang
tugasnya menyebarluaskan paham Islam, baik kepada pemerintah beserta aparatnya maupun
kepada masyarakat luas. Untuk kepentingan penelitian agama Islam, pada tanggal 16 september
1985 didirikan pusat Dakwah, yang juga bertugas melaksanakan program dakwah serta
pendidikan pada pegawai-pegawai agama serta masyarakat luas dan pusat pameran
perkembangan dunia Islam. Di Brunei, orang-orang cacat dan anak yatim menjadi tanggungan
negara. Seluruh pendidikan rakyat (dari TK sampai perguruan tinggi) dan pelayanan kesehatan
diberikan secara gratis. Brunei juga mengembangkan hubungan luar negeri dengan masuk
Organisasi Konferensi Islam, ASEAN, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.34
Sebelum datangnya Inggris, Undang-Undang yang dilaksanakan di Brunei ialah Undang-
Undang Islam yang telah dikanunkan dengan hukum qanun Brunei. Hukum Qanun Brunei
tersebut sudah ditulis pada masa pemerintahan Sultan Hassan (1605-1619 M) yang
disempurnakan oleh Jalilul jabbar (1619-1652 M).35
Pemberian kekuasaan di bidang hukum secara penuh baru diberikan kepada Inggris
setelah ditandatanganinya perjanjian pada 1888 dalam Artikel VII yang membuat aturan :
• Bidang kuasa sivil dan jinayah kepada jawatan kuasa Inggris untuk mengendalikan kes
rakyat, kes rakyat asing dari negara-negara jajahan Inggris dan kes rakyat negara lain jika
mendapat persetujuan kerajaan negara mereka.

34
Ensiklopedia Islam, Op.Cit., hal. 257-258
35
Haji Mahmud Saedon Awang Othman, Mahkamah Syari’ah di Negara Brunei
Darussalam dan Permasalahannya, dalam Mimbar hukum No. 23 Tahun VI, 1995, p. 41-42
• Bidang kuasa untuk menghakimkan kes yang melibatkan rakyat Brunei jika rakyat Brunei
dalam kes tersebut merupakan seorang penuntut atau pendakwa. Tetapi jika didalam sesuatu kes
tersebut, rakyat Brunei adalah orang yang dituntut atau didakwa maka kes itu akan diadili oleh
Mahkamah Tempatan.
Kekuasaan yang lebih luas lagi dalam bidang hukum diberikan setelah adanya perjanjian
tahun 1906. Dengan perjanjian tersebut Inggris lebih leluasa mendapat kekuasaan yang luas
untuk campur tangan dalam urusan per-Uuan, Pentadbiran keadilan dan kehakiman, masalah
negara dan pemerintahan kecuali dalam perkara-perkara agama Islam.
Karena undang-undang adat dan kedudukan hukum syara’ dirasa tidak begitu jelas,
kesultanan Brunei memberi petisi kepada Pesuruh Jaya British pada 2 Juli 1906 yang isinya
menuntut:
• Setiap kasus yang berkaitan dengan agama Islam diadili oleh hakim-hakim setempat.
• Meminta agar adat-adat dan undang-undang setempat tidak dirombak, dipindah, dan
dilanggar selama-lamanya.
Dari kedua petisi ini, yang disetujui oleh Inggris hanya masalah nomor satu dan
ditindaklanjuti dengan mengembangkan Mahkamah Syari’ah yang akan mengendalikan urusan-
urusan agama Islam. Sedangkan yang kedua ditolak, penolakan itu didasarkan pada tujuan
perjanjian 1906 adalah untuk memperbaiki adat dan undang-undang setempat sebagai langkah
untuk menyelamatkan Brunei dari kehilangan-kehilangan wilayahnya.
Untuk seterusnya Mahkamah Syari’ah Brunei hanya dibenarkan melaksanakan undang-undang
Islam yang berikatan dengan perkara-perkara kawin, cerai, dan ibdat (khusus) saja. Sedangkan
masalah yang berkaitan dengan jinayat diserahkan kepada undang-undang Inggris yang
berdasarkan Common Law England.
Peraturan dan perundang-undangan di Brunei terus menerus dirombak, seperti pada tahun
1912 majelis Masyuarat Negeri telah mengundangkan undang-undang agama Islam yang dikenal
dengan “Muhammadans Marriages and Divorce Enactement.” Sampai yang terakhir yaitu
dengan diundangkannya Undang-Undang Majelis Ugama, Adat Negeri dan Mahkamah Kadi
tahun 1955, yang telah berlaku pada tanggal 1 Januari 1956. Setelah tahun itu berturut-turut
undang-Undang mengalami amandemen yaitu mulai tahun 1957, 1960, 1961, dan 1967. Ketika
terjadi Revision Laws of Brunei pada tahun 1984, undang-undang inipun mengalami revisi tapi
hanya sedikit saja disamping namanya ditukar dengan akta Majelis Agama dan Mahkamah Kadi
Penggal 77.
Sebenarnya perundang-undangan ini, menurut Hooker, didasarkan pada perundangan
yang berlaku di negeri Kelantan dengan mengalami penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
Brunei. Peraturan ini membuat peraturan tentang :
1. pendahuluan (Bagian I pasal 1-4)
2. Majelis Ugama Islam (Bagian II pasal 5-44)
3. Mahkamah syari’ah (Bagian III pasal 45-96)
4. Masalah Keuangan (Bagian IV pasal 97-122)
5. Masjid (Bagian V pasal 123-133)
6. Perkawinan dan perceraian (Bagian VI pasal 134-156)
7. Nafkah Tanggungan (Bagian VII pasal 157-163)
8. Muallaf (Bagian VIII pasal 164-168)
9. Kesalahan (Bagian IX pasal 169-195)
10. Perkara Umum (Bagian X pasal 196-204)
4. Lembaga Hukum
Sistem hukum di Brunei Darussalam berdasarkan sistem hukum Inggris dengan
perpaduan sistem Syariah untuk kaum muslim. Pada 2014, Brunei menjadi negara pertama yang
mengadopsi hukum islam ketat, baik untuk para warga muslim maupun non-muslim, dengan
berlakunya hukum pidana syariah 2013. Hukum di Brunei terdiri dari :

• Konstitusi,
• Statute
• legislasi tambahan,
• hukum islam,
• hukum perkara/ preseden yudisial
• hukum Inggris.
Sejak 1962 Brunei telah diperintah di bawah keadaan darurat. Sultan memiliki kekuatan
legislatif yang besar, dan selama keadaan darurat, Sultan dapat meloloskan undang-undang yang
dianggapnya oleh Perintah Darurat. Tidak ada judicial review atas tindakannya.

KESIMPULAN

Malaysia adalah sebuah negara monarki konstitusional federal yang berada di Asia
Tenggara. Pemimpin Negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong yang akan digilirkan
setiap lima tahun diantara sembilan Sultan Negeri Melayu, sementara itu empat pemimpin negeri
lainnya yang bergelar Gubernur tidak turut serta di dalam pemilihan. Sistem pemerintahan di
Malaysia berbentuk sistem parlementer Westminster, warisan Penguasa Kolonial Britania.
Sistem pengadilannya bersifat federal. Baik hukum negara federal maupun negara bagian,
pengadilannya dilaksanakan di pengadilan federal. Hanya pengadilan Syari’ah (syariah code)
yang terdapat pada negara bagian dengan menggunakan sistem Hukum Islam. Pemerintah negara
bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri Malaya atau Ketua Menteri di negara-
negara yang tidak memelihara monarki lokal, yakni seorang anggota majelis negara bagian dari
partai majoritas di dalam Dewan Undangan Negeri. Adapun bentuk pembagian tugas Trias
Politika yang terkandung dalam system kepemerintahan Negara Malaysia ialah Badan
Perundang-Undangan (Legislatif), Badan Pelaksana (Eksekutif), dan Badan Kehakiman
(Yudikatif).
Singapura merupakan negara yang berada di lepas selatan Semenanjung Malaya, 137
kilometer (85 mil) tepat di utara Khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari
Malaysia oleh Selat Johor di utara dan dari kepulauan Riau, Indonesia oleh selat Singapura di
selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan ketiga di dunia kosmolitan yang memainkan
peran terpenting dalam dunia monopoli perdagangan dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.
Singapura adalah negara yang menganut sistem hukum Anglo Saxon atau juga yang disebut
Common Law. Politik singapura mengambil bentuk republik Parlementer Perwakilan dimana
Presiden Singapura sebagai Kepala Negara, Perdana Mentri Singapura merupakan Kepala
Pemerintah, dan Sistem Multi-partai. Sistem multi-partai banyak dipraktikan dalam sistem
parlementer dibandingkan sistem presidensial, serta di negara-negara yang pemilunya
menggunakan sistem proporsional dibandingkan dengan negara-negara yang menggunakan
sistem distrik. Sistem distrik terpusat pada daerah dukungan terkonsentrasi untuk perwakilan
besar dalam legislatur sementara sistem proporsional lebih mengaitkan pandangan masyrakat.
Sistem Proporsional memiliki distrik-distrik multianggota dengan lebih dari satu perwakilan
yang terpilih dari setiap daerah yang diberikan untuk badan legislatif yang sama, dan kemudian
masuk dalam sejumlah besar partai. Hukum Duverger menyatakan bahwa jumlah partai politik
adalah tambahan jumlah kursi dalam satu daerah.
Undang-undang Singapura yang bersifat pasti tidak didasarkan pada proses legislasi
Inggris tapi pada undang-undang dari yurisdiksi lain. Dalam situasi seperti itu, keputusan
pengadilan dari yurisdiksi asli undang-undang yang sering diperiksa. Tampuk kekuasaan
eksekutif dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Presiden Singapura, secara
historis merupakan jabatan seremonial, diberikan hak veto tahun 1991 untuk beberapa keputusan
kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan penunjukan jabatan yudisial. Meski jabatan ini
dipilih melalui pemilu rakyat, hanya pemilu 1993 yang pernah diselenggarakan sampai saat ini.
Cabang legislatif pemerintah dipegang oleh parlemen.
Sedangkan Negara Brunei Darussalam adalah sebuah negara yang terletak di pantai
utara pulau Kalimantan di Asia Tenggara. Terlepas dari pantai Laut Cina Selatan, itu benar-
benar dikelilingi oleh negara bagian Sarawak, Malaysia. Hal ini dipisahkan menjadi dua bagian
oleh distrik Sarawak Limbang. Brunei adalah satu-satunya negara berdaulat sepenuhnya di
Kalimantan; sisa pulau dibagi antara Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 2020, populasinya
adalah 460.345, di antaranya sekitar 100.000 tinggal di ibu kota dan kota terbesar, Bandar Seri
Begawan. Pemerintah adalah monarki absolut yang diperintah oleh Sultannya, berjudul Yang
di-Pertuan, dan menerapkan kombinasi hukum umum Inggris dan hukum syariah, serta praktik
Islam umum.
Politik Brunei terjadi dalam rangka sebuah monarki absolut, di mana Sultan Brunei
adalah kedua kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh
pemerintah. Brunei memiliki Dewan Legislatif dengan 20 anggota yang ditunjuk, yang hanya
memiliki tugas konsultatif. Brunei merdeka sebagai negara Islam dibawah pimpinan Sultan ke-
29, yaitu Sultan Hasanah Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah. Panggilan resmi kenegaraan Sultan
adalah “Ke Bawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Sri Baginda Sultan dan Yang Dipertuan
Negara.” Gelar Mu’izzadin Waddaulah “(penata agama dan negara) menunjukkan ciri
keIslaman yang selalu melekat pada setiap raja yang memerintah. Bidang kuasa untuk
menghakimkan kes yang melibatkan rakyat Brunei jika rakyat Brunei dalam kes tersebut
merupakan seorang penuntut atau pendakwa. Tetapi jika didalam sesuatu kes tersebut, rakyat
Brunei adalah orang yang dituntut atau didakwa maka kes itu akan diadili oleh Mahkamah
Tempatan. Hukum di Brunei terdiri dari konstitusi, statute, legislasi tambahan, hukum islam,
hukum perkara/ preseden yudisial, hukum Inggris. Sejak 1962 Brunei telah diperintah di bawah
keadaan darurat. Sultan memiliki kekuatan legislatif yang besar, dan selama keadaan darurat,
Sultan dapat meloloskan undang-undang yang dianggapnya oleh Perintah Darurat. Tidak ada
judicial review atas tindakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Portal Rasmi Kementerian Pendidikan Malaysia. Diakses dari


https://moe.gov.my/index.php/my/kurikulum
Gaffer, Jenedri, Pengantar Study Hukum Internasional, (Jakarta: Ind-Hill-co, 2006).
Thaib, Dahlan, Pemerintahan Malaya Britania, Yogyakarta: Libety, 2000.
Rini Masykuroh, Yufi Wiyos. 2017. POLITIK (LEGISLASI) HUKUM ISLAM DI
MALAYSIA. (diakses pada Januari 2017)
https://media.neliti.com/media/publications/56608-ID-none.pdf
Nugraha, Ardian. 2016. Malaysia: Sistem Pemerintahan, Politik, Hingga Pemilu, dikutip dari
www.ardiannugraha.com; (diakses tanggal 16 Maret 2016 pukul 14.19 WIB)
Dikuraisyin, Bashar. 2017. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN ISLAM DI MALAYSIA.
Terateks Vol. 1 No. 3: 5
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/terateks/article/download/3156/2321
Syekhu,2016. “Penerapan Hukum Islam di Malaysia,” dikutip dari jaringskripsi.wordpress.com;
akses tanggal 6 Maret 2016 pukul 15.00 WIB.
Lee Kuan Yew (2000). From Third World To First: The Singapore Story: 1965- 2000. New
York: HarperCollins. ISBN 0-06-019776-5
Pratiwi, Leni. 2015. Penerapan Konvensi ILO Terhadap Anak yang Bekerja di Negara Indonesia
dan Negara Singapura, UB Repository diakses dari http://repository.uib.ac.id/338/6/S-
1151046-chapter2.pdf
L.A. Mills (1960), "British Malaya 1824–1867", Journal of the Malayan Branch of the Royal
Asiatic Society, XXXIII (3), cited in Mavis Chionh (2005), "The Development of the
Court System", dalam Kevin Y[ew] L[ee] Tan, Essays in Singapore Legal History,
Singapore: Singapore Academy of Law; Marshall Cavendish Academic, hlm. 93 at 99,
ISBN 978-981-210-389-5 .
Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara., Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Awang Othman, Mahmud Saedon, Mahkamah Syari’ah di Negara Brunei Darussalam dan
Permasalahannya, dalam Mimbar hukum No. 23 Tahun VI, 1995.
Muhammad Jufri, Insan Aningsi, Nur Anisa, Iyan Sasra Ayu S., 2017 “Sistem Politik dan
Pemerintahan Brunei Darussalam” diakses dari
https://hi015.blogspot.com/2017/10/sistem-politik-dan-pemerintahan-brunei.html

Anda mungkin juga menyukai