Anda di halaman 1dari 2

Who Moved My Cheese adalah cerita sederhana tentang 4 makhluk hidup yang tinggal di dalam

labirin diantaranya 2 tikus yang bernama Sniff dan Scurry, 2 kurcaci yang bernama Hem dan
Haw. Ke empat makhluk kecil itu mempunyai kesamaan yaitu sangat menyukai keju. Sniff
adalah tikus yang memiliki indera penciuman yang hebat dan ia bisa mengendus dan menangkap
perubahan dengan cepat sedangkan Scurry adalah tikus yang cepat bertindak dengan
mengandalkan nalurinya. Berbeda dengan kedua tikus tersebut, Hem dan Haw mempunyai otak
yang mampu berpikir, mampu menganalisa segala sesuatu dan juga dibekali dengan emosi serta
perasaan. Selama ini mereka hidup bahagia dalam salah satu sudut labirin karena disudut labirin
tersedia banyak keju yang begitu melimpah dan mencukupi kehidupannya sehari-hari. Waktu
terus berlalu, Sniff mulai mengendus kalau keju mereka sekarang sudah berbeda dari saat mereka
pertama menemukannya dulu. Keju mereka sedikit demi sedikit mulai berjamur, dan tidak
seenak dulu lagi dan keju mereka ini semakin hari semakin berkurang. Tentunya suatu saat nanti
akan ada masa dimana persediaan keju itu akan habis sama sekali. Sniff dan Scurry mulai
menyusuri lorong labirin yang gelap untuk mencari keju baru. Mereka sadar kalau hal tersebut
bahaya dan membuat mereka tersesat karena mereka tidak akan pernah tahu kemana mereka
akan pergi namun satu yang mereka tahu, jika mereka terus berada disana mereka tidak akan bisa
menikmati keju lagi. Sedangkan Hem dan Haw, mereka terlalu manja dengan persediaan keju
yang melimpah yang ada disana. Mereka tidak peka terhadap perubahan kecil setiap harinya.
Mereka berpikir setiap hari pergi ke sudut itu maka aka nada keju yang telah disediakan untuk
mereka. Dan mereka pun menjadi lengah karena sudah merasa aman karena sudah terjebak
dalam zona nyaman. Suatu hari hal buruk itu benar benar terjadi. Persediaan keju mereka benar
benar sudah habis !! Hem dan Haw panic dan mereka tidak siap kondisi itu. Mereka mulai
menyalahkan orang lain dan terus menerus bertanya: WHO MOVED MY CHEESE?? mereka
terus menyalahkan dan menuduh kalau ada yang memindahkan keju mereka. Mereka mengutuk
hal ini, mereka merasa seseorang telah mengambil hak merek dan itu sangat tidak adil. Perlahan
Haw mulai sadar akan situasi tersebut. Haw mulai membuka pikiran untuk menelusuri lorong
labirin yang gelap dan berbahaya, namun semua terhalang oleh rasa takut. Akan tetapi ia tetap
memilih untuk menelusuri lorong tersebut, dengan harapan bisa mendapatkan keju baru di luar
sana. Haw mencoba mengajak Hem untuk pergi dari sana dan mencari tempat baru. Namun Hem
tetap tidak mau meninggalkan tempat kesayangannya itu. Akhirnya Haw pun pergi seorang diri
dengan membawa harapan. Haw menelusuri lorong yang gelap dan sempit di labirin tersebut,
sempat beberapa kali ia tersesat maupun terjatuh. Namun Haw tetap bangkit dan berusaha,
hingga akhirnya ia menemukan lagi satu sudut baru yang diisi begitu banyak keju. Bahkan keju
yang belum pernah Haw temukan sekarang jauh lebih enak dibandingkan kejunya yang dulu.
Haw sadar, tidak ada kata terlambat untuk merespon perubahan. Namun semakin cepat kita
berhasil membaca perubahan, semakin siap pula kita untuk bergerak saat perubahan itu terjadi,
dan kita tidak akan sempat merasakan penderitaan dengan adanya perubahan tersebut.

Didalam buku “Who Moved My Cheese?” saya mendapatkan pelajaran untuk tidak takut
pada perubahan, dan jangan takut untuk meninggalkan zona nyaman. Cerita ini bisa menjadi
inspirasi dalam kehidupan. Dimana kita semua harus peka untuk menangkap perubahan sekecil
apapun. dan dikala perubahan itu terjadi, segera cari keju baru. Jangan buang waktu untuk
mencari penyebab ataupun siapa yang pantas disalahkan. Berada di zona nyaman memang
menyenangkan, hanya saja kadang rasa nyaman tersebut bisa membuat kita menjadi lengah.
kemudian terpuruk saat terjadi perubahan. Cerita ini juga bisa pada asmara: Ada beberapa orang
yang memaksa untuk tetap mempertahankan hubungan mereka karena terlanjur merasa nyaman.
Padahal di dalam hati mereka mereka sadar kalau hubungan atau "keju" mereka ini sudah tak
seperti dulu lagi. Keju mereka sudah ditumbuhi jamur dan cepat atau lambat suatu saat nanti
pasti akan habis. Mereka seperti menutup mata dan tidak mau menatap keju baru mereka yang
sebenarnya ada dan lebih baik. Keju baru itu tak selamanya berarti orang yang baru atau
pekerjaan yang baru. Bisa jadi keju baru itu adalah perilaku dan pola pikir kita yang harus
diperbaharui. Melakukan kebiasaan kebiasaan lama yang monoton bisa jadi akan membuat keju
kita menjadi cepat berjamur. Terus berinovasi dan terus berkarya adalah salah satu cara untuk
menghasilkan keju-keju baru. Memperbaiki sifat-sifat buruk kita dan berhenti menuntut
pasangan untuk menjadi yang kita minta juga merupakan cara agar keju kita tidak cepat
berjamur. Intinya, kita harus selalu siap dengan perubahan. Hidup adalah sesuatu yang terus
berubah, Jika kita tidak berubah maka kita akan punah.

Anda mungkin juga menyukai