PENDAHULUAN
memberikan solusi cepat serta efektif dalam memenuhi kebutuhannya. Selain mudah
didapat serta mudah untuk dibawa, hal ini seiring dengan mobilitas yang semakin cepat.
Masyarakat masa kini ingin serba praktis, seperti mencari cara cepat
membersihkan tangan. Dalam kondisi tertentu, orang susah mencari air ataupun sabun
pembersih tangan. Kadang keberadaan sabun dan air tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Air yang tersedia tidak bersih, bau serta keluar dari kran yang sudah berkarat.
Hand sanitizer hadir sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut. Pembersih
tangan yang praktis serta mudah dibawa kemana-mana tersebut kini mudah dijumpai di
Banyaknya merek hand sanitizer yang beredar di pasar menjadi sebuah pertanda
bahwa kebutuhan akan produk ini semakin meningkat. Carrefour (2006) mencatat
sebanyak 5 merek produk hand sanitizer. Sedangkan di Hero (2007) terdapat 6 merek
hand sanitizer yang ada dalam rak pajangannya. Bahkan menurut SWA (2004) sedikitnya
ada 10 merek hand sanitizer yang beredar saat ini, padahal sebelum tahun 2000, belum
ada satu merek pun yang beredar di pasaran. Kondisi ini tentu sangat menarik, karena
pertumbuhan kategori produk yang sedemikian pesatnya, berarti merupakan jawaban atas
1
kebutuhan masyarakat yang semakin besar atas hand sanitizer. Bahkan ada peritel yang
membuat label hand sanitizer dan dipasarkan sendiri di gerainya, bersaing dengan merek
momentum, yakni pada awal tahun 2002, sebagian besar semenanjung Asia terkena
wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Penyakit ini menyebabkan epidemik
setiap orang di wilayah yang terkena SARS menggunakan masker, karena penyebaran
virus tersebut lewat udara. Demikian juga di Indonesia. Hampir setiap hari di wilayah
publik (bandara, perkantoran segitiga emas Jakarta, dan sebagainya) orang menggunakan
perantara salah satunya adalah tangan kita. Oleh karena itu dibutuhkan produk yang bisa
melindungi diri dari SARS. Hand sanitizer merupakan salah satu produk yang
mendapatkan ‘berkah’ dengan adanya wabah tersebut. Di berbagai gerai dan saluran
distribusi produk tersebut terjual habis. Bahkan dalam kurun waktu tersebut (2002)
terjadi peningkatan penjualan ANTIS hingga dua kali lipat. Setelah meredanya wabah
SARS pun orang tetap memerlukan hand sanitizer untuk melindungi diri dari berbagai
ancaman penyakit lainnya, termasuk flu, serta penyakit yang berjangkit lewat tangan
lainnya.
menjadi sebuah tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Dengan menjaga kebersihan, secara
membahayakan. Tak heran bila hand sanitizer merupakan salah satu produk masa depan.
2
Hal ini karena di masa depan ancaman terhadap kesehatan justru bisa berasal dari
sesuatu yang sepele dan remeh, salah satunya adalah menjaga kebersihan lingkungan di
Sebagai produk masa depan, tak heran bila banyak perusahaan yang memproduksi
hand sanitizer beroperasi di Indonesia. Dengan dukungan sistem distribusi yang baik,
saat ini konsumen dengan mudah menemukan merek-merek hand sanitizer di pasar
yang ketat sehingga dalam perjalanannya ada beberapa merek yang menghilang dan ada
juga yang muncul sebagai pendatang baru. Tabel 1 berikut adalah merek-merek hand
Tahun
Merek Produsen Distribusi Pasar
Peluncuran
ANTIS PT Herlina Indah 2001 All Modern market
HANDYCLEAN PT Kalbe Farma 2001 All Modern market
NUVO HAND SANITIZER PT Sayap Mas Utama 2002 Selected Modern market
NUMBER 1 PT Carrefour Indonesia 2003 Carrefour Hypermarket
ESKULIN PT Kino Care Era Kosmetindo 2003 Selected Modern market
INSTANCE PT Kino Care Era Kosmetindo 2002 Few Modern market
LAXMAY PT Laxmay 2003 Few Modern market
Sumber : PT Herlina Indah,2006
Setiap produsen pasti ada yang berhasil dan ada juga yang gagal dalam
membangun mereknya di pasar dalam kurun waktu tertentu. Hal ini tentu
dituntut untuk meningkatkan pangsa pasarnya melalui akuisisi baik non user dan user
Salah satu merek hand sanitizer yang masih bertahan dan memiliki pangsa pasar
3
yang cukup besar adalah ANTIS. Secara nasional market share produk hand sanitizer
ANTIS 39
HANDYCLEAN 32
NUVO HANDSANITIZER 21
Lain-lain 8
Sumber : PT Herlina Indah, 2006
Hadirnya pemain baru turut mempengaruhi besaran pangsa pasar ANTIS. Pada
tahun 2001, saat hanya ada 2 pemain di pasar hand sanitizer, yakni ANTIS dan
%. Saat ledakan flu burung tahun 2002, dan mulai masuknya NUVO HANDSANITIZER
dan INSTANCE, terjadi penurunan market share. Demikian pula selanjutnya saat
ESKULIN dan LAXMAY masuk ke pasar hand sanitizer pada tahun 2003. Market share
ANTIS juga turut mengalami penurunan. Detail pertumbuhan market share ANTIS bisa
60% 52%
50% 46%
42%
38% 39% 39%
40%
30%
20%
10%
0%
Th 2001 Th 2002 Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006
4
Untuk pertumbuhan penjualan, ANTIS mengalami fluktuasi, sehingga mengalami
lonjakan penjualan, juga disertai penurunan dalam beberapa tahun. Selengkapnya berikut
5000 4700
4500
4000 3700
3300 3400
3500 3000
3000
2500 2100
2000
1500
1000
500
0
Th 2001 Th 2002 Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006
Kondisi menurunnya market share ANTIS dari tahun 2001 hingga tahun 2006
serta fluktuasi penjualan, menimbulkan satu pertanyaan besar tentang ekuitas merek dari
ANTIS. Hal ini tentu menarik untuk ditelaah dalam sebuah kajian ekuitas merek.
potensial, maka hand sanitizer memiliki penetrasi pasar yang relatif lebih sedikit
dibanding jenis produk pembersih tangan dalam kemasan lainnya (hand soap, sabun, dan
ANTIS, diketahui bahwa penetrasi terbesar untuk pembersih tangan dimiliki oleh sabun
pencuci tangan. Hal ini menunjukkan bahwa masih sangat memungkinkan bagi produk
hand sanitizer untuk meningkatkan penetrasi pasarnya, dan masih memungkinkan pula
5
1.2. Perumusan Masalah
ANTIS adalah salah satu merek hand sanitizer yang digunakan oleh konsumen
saat sebelum makan, atau aktivitas lainnya. Bentuk kemasan ANTIS yang handy, serta
praktis dibawa kemana saja saat pergi, berupaya untuk menjadikan merek ini mempunyai
asosiasi merek yang positif di mata konsumen. Sebagai salah satu merek perintis hand
sanitizer di Indonesia, ANTIS aktif melakukan kegiatan promosi dan iklan. Hal ini tentu
di mata konsumen. Harga yang premium serta slogan ANTIS yang tidak hanya
membersihkan tangan tapi juga mematikan kuman, diharapkan bisa menciptakan brand
perceived quality yang positif. ANTIS juga selalu berupaya untuk menjaga loyalitas
konsumen, melalui saluran distribusi pemasaran dan kegiatan promosi yang secara
konsisten terus dilakukan. Semua hal tersebut, yakni peningkatan brand awareness,
brand association, brand perceived quality, dan brand loyalty, merupakan dimensi-
dimensi ekuitas merek (Aaker, 1991), yang terus diupayakan mempunyai nilai positif
Ekuitas merek sendiri menjadi sebuah padanan kata yang perlu dijelaskan lebih
lanjut. Hal ini karena ekuitas merek mempunyai definisi yang masih menimbulkan
perdebatan dan memerlukan eksplorasi berkelanjutan. Dari banyak riset ekuitas merek
yang telah dilakukan, salah satunya adalah riset ekuitas merek oleh Aaker (1991), yang
kini menjadi acuan dari banyak penelitian tentang merek. Aaker (1991) merumuskan
bahwa setiap merek pada dasarnya adalah modal (equity) yang nilainya kemungkinan
lebih besar daripada tangible asset. Guna mengetahui lebih rinci peran ekuitas merek ini,
Aaker menjabarkannya sebagai kumpulan aktiva yang berkaitan dengan nama serta
simbol sehingga dapat menambah nilai yang disediakan oleh produk atau jasa bagi
6
perusahaan atau pelanggannya. Lebih jauh Aaker (1997) menyatakan bahwa ekuitas
merek dapat menciptakan nilai bagi konsumen dan bagi perusahaan. Ekuitas merek ini
rasa percaya diri konsumen dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan
konsumen. Selain itu ekuitas merek juga dapat meningkatkan efektifitas komunikasi
Selain riset atas ekuitas merek oleh Aaker di atas, riset tentang merek telah
banyak dilakukan. Meskipun banyak perhatian tertuju pada ekuitas merek, tetapi
perhatian tersebut umumnya tertuju pada eksplorasi ekuitas merek bukan tertuju pada
sumber dan pengembangannya. Hanya sedikit riset yang telah dilakukan sehubungan
Salah satu riset mengenai konsep ekuitas merek yang telah dilakukan oleh Yoo
pembentukan ekuitas merek. Penelitian Yoo dkk (2000) didasarkan pada sebuah hipotesa
bahwa aktivitas pemasaran membawa dampak yang positif maupun negatif kepada
ekuitas merek, karena hal ini merepresentasikan efek dari akumulasi investasi pemasaran
atas merek. Studi empiris yang dilakukan dengan bantuan analisis SEM (Structural
Equation Modelling) mendukung hipotesa tersebut. Studi terhadap merek NIKE yang
dilakukan oleh Yoo dkk, memperlihatkan adanya hubungan antara bauran pemasaran
dengan dimensi ekuitas merek. Hasil studi atas merek sepatu NIKE memperlihatkan
seringnya promosi dan diskon harga cenderung melemahkan merek, sedang promosi,
outlet yang bagus dan menarik, harga premium, dan distribusi, merupakan faktor yang
7
Studi tersebut menjadi salah satu dasar untuk melakukan penelitian produk
ANTIS, yang tidak hanya didasarkan kepada penelitian atas dimensi ekuitas merek ala
Aaker, namun juga dibutuhkan pendekatan lain untuk menjawab aspek yang mendukung
ekuitas merek ANTIS. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dilakukan
merek mempengaruhi ekuitas merek ANTIS. Studi ini juga tentunya untuk memetakan
ekuitas merek ANTIS dibanding merek hand sanitizer lainnya, terkait dengan penurunan
atas market share serta fluktuasi penjualan drai tahun 2001 hingga 2006.
merek meliputi brand awareness, brand perceived quality, brand association dan
ANTIS
8
4. Merumuskan strategi ekuitas merek ANTIS
merek.
3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi inspirasi masa depan atas
kajian dan ilmu yang telah didapat selama studi. Penulis juga berharap bahwa
ANTIS, meliputi brand awareness, brand association, brand perceived quality, dan
brand loyalty, serta kontribusi yang diberikan oleh dimensi-dimensi ekuitas merek dan
serta potensi merek untuk mengakuisisi konsumen di masa depan. Hasil dari penelitian
9
penguatan merek ANTIS di masa depan. Kajian hanya terbatas penggambaran deskriptif
ekuitas merek ANTIS di DKI Jakarta, serta pemberian solusi alternatif terkait dengan
implikasi manajerialnya.
berdasarkan data PT Herlina Indah, kota tersebut merupakan pasar terbesar hand sanitizer
responden yang akan mencari produk yang hanya dipasarkan di modern market tersebut.
10