Permainan video, atau yang lebih dikenal dengan istilah video game,
merupakan sebuah fenomena yang sudah tak asing lagi kita dengar di Indonesia,
kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Video game yang awalnya
hanya dijadikan sebagai hiburan pengisi waktu luang, kini telah bertransformasi
menjadi sebuah media yang fleksibel dengan pemenfaatan yang beraneka ragam,
seperti untuk edukasi, terapi, bisnis, bahkan untuk olahraga virtual, atau yang
belakangan ini sering dikenal dengan istilah Esports. Video game yang awalnya
hanya dijadikan sebagai kebutuhan tersier, kini telah dijadikan sumber penghasilan
utama bagi sebagian orang, entah sebagai pembuat video game, pembuat konten
video game, maupun sebagai atlit profesional Esports. Namun sebelum menjadi
terkenal seperti sekarang, video game memiliki sejarah yang panjang sebelum
terlebih dahulu diciptakan sebagai cikal bakal dari pembuatan video game.
Electronic game pertama kali diciptakan oleh seorang ahli fisika asal Amerika Serikat
bernama Nim. Komputer tersebut dirancang sejak musim dingin tahun 1939,
kemudian pertama kali dipamerkan di 1939-1940 New York World’s Fair . Sambutan
publik terhadap Nimatron selama acara tersebut berlangsung sangat positif, dimana
komputer ini telah dimainkan sebanyak hampir 100.000 kali. Meskipun dianggap
sebagai produk yang sukses, Condon menganggap Nimatron sebagai salah satu
pertama yang dibuat untuk bermain Nim. Namun karena kurangnya apresiasi dari
game, keberadaan dari komputer ini dalam sejarah electronic game seakan-akan
terabaikan.
Ray Mann, yang dikenal sebagai Cathode-Ray Tube Amusement Device (perangkat
hiburan tabung sinar katoda) pada tanggal 25 Januari 1947. Permainan ini
terinspirasi dari perangkat radar pada senjata-senjata perang yang biasa digunakan
pada masa Perang Dunia ke-2. Goldsmith dan Mann memperoleh hak cipta atas
sebagai electronic game pertama yang resmi tercatat dalam sejarah. Namun
dikarenakan biaya produksi dan alasan-alasan lainnya, perangkat ini tidak pernah
dijual ke publik.
insinyur asal Kanada bernama Josef Kates menciptakan sebuah komputer setinggi 4
meter yang diberi nama Bertie the Brain untuk dipamerkan di Canadian National
Namun bernasib sama seperti Bertie the Brain, setelah dipamerkan selama 3
pertama di dunia, ketiganya tidak termasuk dalam kategori video game. Hal ini
tampilan permainannya.
Kemudian pada tahun 1958, computer video game pertama diciptakan oleh
seorang ahli fisika asal Amerika Serikat bernama William Higinbotham dengan nama
Tennis For Two. Seperti namanya, permainan ini terinspirasi dari olahraga tenis.
melawan satu sama lain, menjadikannya sebagai video game pertama yang
menggunakan sistem multiplayer (lebih dari satu pemain). Komputer ini dipamerkan
National Laboratory (BNL) selama tiga hari di tahun yang sama. Namun setelah
terlupakan selama hampir 20 tahun, video game ini kembali diperbincangkan setelah
dengan hak cipta video game antara perusahaan elektronik asal Amerika Serikat
bernama Magnavox dan Ralph H. Baer, seorang ahli, pembuat, dan pengembang
video game. Sejak saat itu, Tennis For Two mulai dikenal secara luas sebagai video
tiruan dari komputer tersebut untuk tujuan komersial. Tennis For Two juga
hiburan, tidak seperti tiga permainan pendahulunya yang diciptakan untuk tujuan
angkasa pertama bernama Spacewar!. Tidak seperti video game sebelumnya yang
didesain dengan perangkat untuk memainkannya sekaligus, video game ini dipasang
pada sebuah komputer, yaitu DEC PDP-1, yang biasa digunakan untuk mengerjakan
tugas dan tidak pernah ditujukan untuk memainkan video game sebelumnya.
Permainan ini pertama kali dipasangkan pada komputer-komputer yang ada di
yang dapat dimainkan pada lebih dari satu perangkat. Video game ini
memungkinkan dua pemain sekaligus untuk mengendalikan salah satu dari dua
pesawat luar angkasa, The Needle dan The Wedge, untuk berperang melawan satu
sama lain sembari menghindari rintangan seperti batu-batu luar angkasa. Satu-
Permainan ini dinilai sebagai salah satu video game paling berpengaruh dalam
pegiat komputer di era 1960-an hingga menginspirasi beberapa video game di era
1970-an, seperti Galaxy Game (1971), Computer Space (1971), serta Asteroids
(1979). Pada tahun 2007, Spacewar! tercatat dalam daftar 10 video game terpenting
Galaxy Game dan Computer Space merupakan dua percobaan pertama untuk
diperdagangkan. Galaxy Game dibuat oleh Bill Pitts dan Hugh Tuck, sementara
Computer Space dibuat oleh Nolan Bushnell Ted Dabney yang bekerjasama dengan
Nutting Associates, sebuah perusahaan arcade game yang cukup sukses pada
masanya. Namun, perjalanan dari kedua game ini menemui beberapa permasalahan
biaya tersebut hanya ditanggung oleh kedua pembuatnya, tanpa ada bantuan dana
dari donatur atau pengembang arcade game lainnya. Melihat kenyataan bahwa
proyek ini memakan lebih banyak kerugian ketimbang keuntungan yang akan
Beda cerita dengan Computer Space, dimana masalah finansial yang dialami
oleh pengembang Galaxy Game tidak terjadi karena dibantu dengan bantuan dana
dan fasilitas dari Nutting Associates. Meskipun setelah arcade video game ini dirilis
dengan total penjualan hingga 1500-an unit dan dianggap sukses di mata kedua
penciptanya, Nutting menilai bahwa penjualan produk itu tidak memenuhi target
keduanya meninggalkan Nutting pada tahun 1972 dan membuat kerajaan bisnis
video game mereka sendiri yang dikenal dengan nama Atari Inc..
Setelah Atari Inc. berdiri, mereka langsung merilis sebuah arcade video
game yang bernama Pong. Pong yang didasari dari olahraga tenis meja tersebut
dengan cepat mendulang kesuksesan, sehingga memulai sebuah tren industri bisnis
baru yang bernama video game industry (industri permainan video), memulai
perusahaan baru seperti Ramtek dan Allied Leisure, untuk mengikuti jejak Atari Inc..
dan menciptakan video game-video game lain yang terinspirasi dari Pong. Hingga
saat ini, Pong dikenal sebagai video game pertama yang sukses terjual di pasaran
dan menjadi salah satu video game paling berpengaruh dalam sejarah
perkembangan video game. Meskipun telah menjadi produk yang sukses di pasaran,
Pong ternyata memiliki beberapa kekurangan, seperti harga alat dan biaya
operasionalnya yang mahal serta ukuran alatnya yang besar sehingga tidak
console pertama di dunia yang diberi nama Magnavox Odyssey. Alat ini telah
dirancang oleh sebuah tim kecil dibawah pimpinan Ralph H. Baer sejak tahun 1966,
sebelum akhirnya diselesaikan dan dipasarkan di seluruh Amerika Serikat pada bulan
September 1972. Alat ini berhasil menjawab beberapa kekurangan yang dimiliki oleh
Pong dan arcade game sejenis lainnya, seperti harga alat dan operasionalnya yang
pasar dari industri video game dan mengajak Magnavox untuk bekerja sama
menjadikan video game sebagai media hiburan yang dapat dinikmati untuk semua
kalangan dan perannya dalam menciptakan video game console yang diproduksi
secara masal pertama di dunia, Ralph H. Baer dijuluki sebagai bapak dari video
game.
Kemunculan Pong dan Magnavox Odyssey membuat lahirnya banyak video
game, arcade video game, dan video game console yang pada dasarnya merupakan
tiruan dari Pong dan Magnavox Odyssey. Hal ini mengakibatkan timbulnya
dituntut publik untuk melakukan inovasi dan pembaharuan, namun hanya sedikit
perusahaan yang bisa menjawab tuntutan tersebut. Sehingga pada akhir tahun
1975, banyak perusahaan pendatang baru yang muncul sejak kesuksesan Pong
memutuskan untuk gulung tikar karena tak bisa berinovasi dan tak bisa bersaing
dengan nama-nama besar seperti Atari dan Magnavox. Pasar arcade video game
pun mengalami penurunan omset hingga 50% dilihat dari data penjualan produk
baru. Diperparah lagi dengan tuntutan yang dilayangkan oleh Magnavox kepada
Atari Inc.. dan beberapa perusahaan lain berkaitan dengan pelanggaran hak cipta
atas konsep video game yang dicetuskan oleh Ralph H. Baer yang diduga telah ditiru
persidangan tersebut, membuat Atari juga memperoleh hak cipta atas konsep video
memperoleh ganti rugi dengan total sekitar 100 juta dollar Amerika Serikat.
Awal mula perkembangan industri video game tidak hanya terjadi di dataran
Space Invaders terinspirasi dari beberapa film fiksi ilmiah, dimana pemain diajak
untuk membantu pertahanan dunia melawan serangan alien dari luar angkasa yang
akan menghancurkan bumi. Sesaat setelah perilisannya, video game ini sangat laris
di pasaran. Terhitung sampai tahun 1982, keuntungan yang diraup Taito dari
penjualan Space Invaders mencapai 3,8 miliar dollar Amerika Serikat, dengan
keuntungan bersih hingga 450 juta dollar Amerika Serikat. Rekor penjualan ini
menjadikan Space Invaders sebagai video game terlaris di tahun 1978 dan
membuka mata pegiat bisnis bahwa video game industry bukan hanya sekedar
pasar dengan peminat yang terbatas, tapi memiliki potensi untuk menjadi industri
semangat para pengembang video game, yang sempat redup setelah kejenuhan
pasar video game yang terjadi sejak tahun 1974 lalu, untuk kembali berkarya dan
memulai masa keemasan arcade video game. Bahkan, karakter alien musuh di video
game ini sangat populer dan seringkali dijadikan sebagai lambang dari video game
itu sendiri hingga kini. Taito juga merilis beberapa arcade video game terkenal
Namco Limited juga berniat untuk terjun ke dunia industri video game
setelah berhasil mengakuisisi cabang perusahaan Atari Inc.. di Jepang yang saat itu
kemudian mengganti nama mereka menjadi Namco di tahun 1977 dan merilis
arcade video game pertama mereka, Gee Bee, pada tahun berikutnya. Hanya dalam
kurun waktu 4 tahun setelah perilisan game pertama mereka, mereka berhasil
menciptakan beberapa arcade video game yang sukses terjual di pasaran, seperti
Galaxian (1979), Galaga (1981), Xevious (1982), Pole Position (1982), hingga Pac-
Man (1980), salah satu video game tersukses sepanjang sejarah yang telah berhasil
meraup keuntungan total sebesar 14 miliar dollar Amerika Serikat, terhitung hingga
tahun 2016. Pac-Man juga mendapat respon positif dari publik dan kritikus,
membuat Namco merilis beberapa sekuel, pernak-pernik, dua seri televisi, serta
sebuah lagu yang berjudul “Pac-Man Fever” yang dibawakan oleh grup musik duo
Buckner & Garcia. Lagu tersebut juga sukses menduduki posisi ke-9 di Billboard Hot
100 di Amerika Serikat pada bulan Maret 1982. Berkat kesuksesan ini, Namco
menjadikan Pac-Man sebagai maskot utama dari perusahaan mereka hingga saat ini.
Perusahaan lain asal negeri sakura yang juga terkenal karena kiprahnya
dalam dunia industri video game adalah Nintendo. Kerjasama mereka dengan
Magnavox sejak tahun 1975 tidak sia-sia, dimana 2 tahun setelahnya mereka
berhasil merilis seri video game console pertama mereka, Color TV-Game. Namun,
sistem ini hanya dijual di Jepang saja. Sedari awal perilisannya tahun 1977 hingga
tahun 1980 dengan total sebanyak 5 seri, Nintendo berhasil menjual hingga 3 juta
unit. Nintendo baru dilirik oleh pasar internasional setelah merilis arcade video game
Donkey Kong pada tahun 1981. Donkey Kong mendapat respon positif dari banyak
pihak dan sukses di pasar video game di Jepang dan Amerika Utara, hingga menjadi
arcade video game paling laris di tahun 1981 dan 1982. Donkey Kong juga
memperkenalkan sebuah karakter bernama Mario, yang didaulat menjadi maskot
Nintendo dan menjadi salah satu karakter fiksi paling terkenal di dunia hingga kini.
game console mereka sendiri yang diberi nama Atari Video Computer System (Atari
VCS) atau yang dikenal sebagai Atari 2600. Perangkat ini mempopulerkan
cukup dengan mengganti cartridge nya saja. Namun Atari 2600 bukanlah yang
Sistem cartridge pertama kali dipakai oleh Fairchild Channel F yang telah
dirilis setahun sebelum rilisnya Atari 2600. Namun karena harga perangkat yang
cukup mahal dan tidak mampu menandingi kesuksesan yang didulang dari penjualan
Atari 2600, Fairchild Channel F gagal bersaing di pasar. Fairchild Channel F hanya
terjual sebanyak 3500 unit, sebelum akhirnya perusahaan Fairchild Camera and
Sistem cartridge juga dipakai oleh Milton Bradley Company dalam perangkat
handheld game console pertama di dunia yang mereka rilis pada bulan November
1979 bernama Microvision. Produk ini cukup laris di pasaran, dengan total
pendapatan hingga 15 juta dollar dalam tahun pertama sejak perilisannya. Namun
karena beberapa permasalahan yang diderita oleh alat ini, seperti kualitas bahannya
yang tidak baik, layarnya yang sangat kecil, hingga minimnya perawatan dari pihak
pengembang, mengakibatkan alat ini ditutup penjualannya pada tahun 1981. Namun
kehadiran Microvision yang sangat singkat di indusrti video game tersebut, ternyata
seri sistem handheld game console yang menggabungkan antara electronic game
dengan jam digital bernama Game & Watch. Seri sistem yang berjumlah sebanyak
11 seri ini dirilis dari tahun 1980 hingga tahun 1998 dengan total penjualan hingga
43,4 juta unit diseluruh dunia, menjadikannya sebagai keberhasilan awal Nintendo
Atari, dimana hanya sekitar 350.000 hingga 400.000 unit yang terjual. Setahun
berikutnya, hanya sekitar 550.000 sampai 800.000 unit yang terjual, membuat Atari
sementara. Tahun 1979 bukan merupakan tahun yang ramah bagi Atari. Meskipun di
tahun tersebut Atari berhasil menjual hingga satu juta unit, persaingan pasar
kembali memanas setelah Mattel Electronics merilis video game console mereka
sendiri yaitu Mattel Electronics Intellivision dan Magnavox yang merilis Magnavox
Odyssey 2, dimana kedua sistem ini juga sama-sama memakai ROM cartridge.
Space invaders dari Taito untuk mengkonversikan arcade video game tersebut
kedalam Atari 2600, menjadikannya sebagai video game pertama yang resmi
dikonversi dari sistem arcade ke sistem console. Langkah berani ini ternyata
membuahkan hasil bagi Atari, dimana Space Invaders versi Atari 2600 berhasil
meningkatkan penjualan console tersebut sebanyak dua kali lipat di tahun 1980,
Melihat kesuksesan Space Invaders versi Atari, Atari kembali berniat untuk
mengkonversi arcade video game terkenal lainnya kedalam sistem mereka. Salah
satunya yaitu Pac-Man milik Namco. Proses konversi itu memakan waktu kurang
lebih selama 6 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, Atari melakukan berbagai cara
hingga satu juta unit saat perilisan sampai menjadikan tanggal perilisannya, 3 April
digabungkan dengan ekspektasi serta antusias publik yang cukup tinggi membuat
Atari berhasil menjual hingga 7 juta unit pada saat perilisannya, menjadikannya
sebagai video game dengan rekor penjualan tertinggi pada saat itu. Sayangnya,
game ini banyak dikritik oleh para kritikus karena kualitas gambar dan suaranya
yang sangat buruk, serta banyaknya perubahan yang dilakukan oleh Atari dalam
game tersebut sehingga hasil akhirnya sangat berbeda jauh dengan versi aslinya.
Akibat penilaian tersebut, Pac-Man versi Atari dinilai sebagai salah satu video game
terburuk yang pernah dibuat dan salah satu konversi arcade game terburuk
sepanjang masa. Banyak pegiat video game yang juga dikecewakan akan hal
tersebut, membuat momen ini menjadi salah satu penyebab terjadinya video game
crash (kejatuhan video game) pada tahun 1983, atau yang juga dikenal dengan
Video game crash 1983 merupakan fenomena resesi skala besar dalam
industri video game yang terjadi dari tahun 1983 hingga tahun 1985. Selain karena
faktor kegagalan Atari diatas, beberapa faktor lain yang menyebabkan kejadian ini
seperti kurangnya variasi video game dan video game console yang beredar di
pasaran sehingga mayoritas masyarakat menjadi bosan dan enggan untuk membeli
computer game yang dianggap lebih canggih dan lebih fleksibel dibanding video
game console yang beredar saat itu. Terjadi penurunan omset pasar video game
yang cukup drastis. Omset penjualan video game yang semula diperkirakan hingga
penurunan hingga 14 miliar dollar Amerika Serikat di tahun 1985, dengan jumlah
pembelian perangkat komputer rumah yang jauh melebihi pembelian arcade game
dan video game console sekaligus. Meskipun fenomena ini hanya terjadi di Amerika
Serikat, namun dampak dari kejadian ini sangatlah fatal sehingga mengakibatkan
banyak perusahaan kecil yang berfokus pada industri video game memutuskan
untuk gulung tikar dan beberapa perusahaan besar menjual aset-asetnya untuk
menutupi kerugian yang mereka derita, salah satunya yaitu Atari. Fenomena ini
Pac-Man versi mereka yang laku keras, mereka terlalu percaya diri dan melakukan
produksi video game dan video game console dalam skala besar, berharap
kesuksesan tersebut dapat mereka ulangi kembali, tanpa mempedulikan kritik-kritik
yang dilayangkan kepada mereka. Namun sayangnya, keputusan ini justru membuat
mereka rugi besar, membuat mereka harus menjual beberapa anak perusahaannya,
memecat beberapa pekerja mereka, serta mengubur banyak unit video game
mereka yang tidak laku di pasaran di daerah Alamogordo, New Mexico. Kejadian ini
juga memaksa mereka untuk banting haluan dari produsen video game menjadi
produsen perangkat komputer rumah, mengikuti tren pada saat itu. Meskipun Atari
telah mengalami banyak perubahan dan masih berdiri kokoh hingga sekarang,
mereka tidak mampu mengulangi kesuksesan yang sempat mereka rasakan sebelum
Lain cerita dengan Atari, Nintendo justru kembali meraih kesuksesan setelah
merilis sebuah video game console yang diberi nama Family Computer (Famicom) di
Jepang pada tahun 1983. Famicom sukses di pasaran dengan beberapa video game
andalan mereka seperti Super Mario Bros. (1983), The Legend of Zelda (1986), serta
Metroid (1986), dimana ketiga game ini telah menjadi properti waralaba Nintendo
yang masih berjalan hingga kini. Menyadari bahwa Famicom memiliki potensi untuk
mengungguli video game console lainnya yang telah beredar di pasaran, Nintendo
negara lainnya. Namun melihat fenomena video game crash pada saat itu, mereka
yang semula menyerupai video game console pada umumnya menjadi seperti
Videocassette Recorder (VCR), atau yang lebih dikenal sebagai alat perekam video,
guna memperoleh kepercayaan masyarakat yang saat itu masih memiliki prasangka
buruk terhadap istilah video game dan computer game. Akhirnya mereka merilis
NES di Amerika Serikat pada bulan Oktober 1985 dan mendapat respon yang sangat
positif dari masyarakat. Banyak kritik yang memuji perangkat ini karena memiliki
fitur-fitur baru yang lebih canggih dibandingkan dengan video game console lainnya
serta banyaknya variasi video game yang ada pada saat perilisannya dengan total
Nintendo Seal of Quality”, dimana label ini diberikan pada setiap produk Nintendo
keamanan yang dapat mencegah pihak lain untuk meniru produk-produk yang dirilis
oleh Nintendo, serta membuat serangkaian peraturan dan standar sensor mereka
sendiri sehingga produk-produk yang mereka rilis dijamin ramah bagi anak-anak,
produk Nintendo. Kesuksesan dan perubahan ini terbukti mampu memperbaiki citra
video game yang sebelumnya sempat jatuh akibat fenomena video game crash
1983. Melihat kesuksesan tersebut, Nintendo tidak ragu untuk bekerjasama dengan
Eropa, Asia dan Oceania, serta Amerika Selatan. Nintendo terus berinovasi dengan
sistem ini, sehingga melahirkan banyak versi baru, aksesoris-aksesoris tambahan,
dan game-game baru, hingga produksinya dihentikan pada tahun 1995. Berkat
pencapaian ini, NES dinilai sebagai salah satu video game console tersukses dan
console kedua mereka yang diberi nama Game Boy. Sistem ini dirancang oleh tim
yang juga menangani seri Game & Watch dan video game console terkenal mereka,
NES. Sistem ini dinilai lebih unggul dibandingkan dengan Microvision karena
beberapa kelebihan, seperti ukuran layar yang lebih besar, 5 tombol kontrol, speaker
yang dapat diatur tingkat volume suaranya, serta memiliki koleksi game yang lebih
banyak. Bahkan ada beberapa edisi khusus yang didalamnya sudah terdapat banyak
pilihan game tanpa harus memasang cartridge terlebih dahulu. Beberapa game
terkenal di sistem ini ada Super Mario Land (1989), Tetris (1989), Pokemon (1996-
1998), dan game-game lain hasil konversi dari arcade game aslinya. Setelah
perilisannya, Game Boy dipuji banyak pihak karena daya tahan dan tenaga
baterainya yang dapat bertahan lama. Dalam dua minggu pertama sejak
perilisannya di Jepang, Nintendo berhasil menjual Game Boy sebanyak 300.000 unit.
Kesuksesan ini membuat Nintendo merilis beberapa edisi baru dari sistem ini,
dengan penjualan keseluruhan unit Game Boy tersebut berjumlah sebanyak 118,69
juta unit diseluruh dunia. Kepopuleran Game Boy memulai tren video game dalam
sistem handheld yang kemudian akan berkembang menjadi sistem video game yang
sangat terkenal pada saat ini, yaitu mobile gaming, atau video game yang dapat
Namun, kejayaan Nintendo pada periode ini tidak saja berlangsung tanpa
adanya persaingan. Salah satu kompetitor kuat Nintendo pada periode ini adalah
Sega Corporation. Sebelum terjadinya video game crash 1983, Sega berkutat pada
bisnis arcade game. Saat krisis tersebut berlangsung, Sega merubah haluannya
dengan menciptakan video game console mereka sendiri, yaitu SG-1000 (1983) dan
console tersebut tidak mampu menandingi kesuksesan yang diraih oleh NES. Sega
mecoba peruntungan mereka kembali dengan merilis console ketiga mereka yang
bernama Mega Drive. Sistem ini dirilis di Jepang pada tahun 1988, kemudian dirilis di
Amerika Utara pada tahun 1989 dengan nama Sega Genesis. Sega juga
Toy di Brazil, serta Samsung di Korea Selatan. Saat perilisannya, Mega Drive kurang
laku di pasaran Jepang karena masih kalah saing dengan dua sistem kompetitor
pada masa itu, yaitu TurboGrafx-16, atau yang lebih dikenal sebagai PC Engine milik
NEC Corporation asal Jepang yang dirilis pada tahun 1987, dan Super Famicom, atau
yang lebih dikenal sebagai Super Nintendo Entertainment System (SNES) , sekuel
dari NES milik Nintendo yang dirilis pada tahun 1990. Meski kurang laku di Jepang,
Sega Genesis cukup sukses di Amerika Utara, Eropa, dan Brazil. Total unit Sega
Genesis yang berhasil terjual adalah sebanyak 30,75 juta unit diseluruh dunia.
Kesuksesan tersebut diperoleh berkat koleksi game yang banyak, kepopuleran game
andalan mereka, yaitu Sonic the Hedgehog, yang hingga kini telah menjadi maskot
dan waralaba Sega dengan melahirkan banyak sekuel, pernak-pernik, beberapa seri
televisi, hingga sebuah film layar lebar berjudul Sonic the Hedgehog yang dirilis
pada tahun 2020 lalu, serta promosi besar-besaran Sega yang menempatkan sistem
ini sebagai console yang dikhususkan bagi remaja, berlawanan dengan target pasar
Nintendo yang sebagian besar adalah anak-anak. Dengan pencapaian ini, Sega
dinilai berhasil menyaingi dominasi Nintendo yang selama ini kokoh menduduki
disebut dengan istilah console war. Console war merupakan kompetisi secara tidak
langsung yang melibatkan dua atau lebih perusahaan pengembang video game
console yang bersaing untuk memperoleh tingkat penjualan yang lebih tinggi
dengan menandingi inovasi terhadap teknologi yang dimiliki oleh pesaingnya secara
persaingan marketing, baik melalui promosi maupun strategi dagang. Persaingan ini
permasalahan hukum bagi Sega, seperti dugaan rekayasa balik terhadap console
pesaingnya, SNES, tanpa seijin dari Nintendo, serta perilisan video game dengan
konten dewasa yang menuai kritik dari banyak pihak, yang berujung dengan
dan 5 Maret 1994. Kontroversi yang ditimbulkan akibat ulah Sega merilis game-
game dewasa seperti Night Trap (1992) dan Mortal Kombat (1992) tersebut,
membuat Sega mengambil langkah serius dengan membuat sebuah dewan khusus
bernama Videogame Rating Council (V.R.C.) pada tahun 1993. V.R.C. bertugas
untuk menilai semua video game yang dirilis oleh Sega di Amerika Serikat dan
Association (IDSA), sebuah asosiasi perdagangan video game, pada bulan April
1994, sebulan setelah pemanggilan kedua oleh Senat Amerika Serikat. Asosiasi ini
Serikat guna mencegah terjadinya persaingan tidak sehat antar sesama perusahaan
video game dan memperbaiki citra video game guna memperoleh dan menjaga
pasaran. Salah satu gebrakan yang dilakukan IDSA adalah dengan membentuk
sebuah organisasi mandiri yang bertugas untuk menilai semua video game yang
dirilis di Amerika Serikat dan Kanada bernama Entertainment Software Rating Board
terkenal yang menjadi anggota dari ESA sampai saat ini adalah Capcom, Electronic
Entertainment.
Setelah console war pertama berakhir, muncullah salah satu pemain penting
video game. Kehadiran mereka sebagai video game dinilai lebih rendah kualitasnya
berubah semenjak Apple Inc., perusahaan elektronik asal Amerika Serikat, merilis
platform aplikasi daring mereka sendiri yang bernama App Store pada tanggal 10
Juni 2008. Kehadiran platform ini berhasil mempopulerkan beberapa mobile game,
seperti Trism (2008), Tap Tap Revenge (2008), Angry Birds (2009), Candy Crush
Saga (2012), Clash of Clans (2012), dan masih banyak lagi. Total keuntungan yang
Amerika Serikat. Jumlah itu belum termasuk keuntungan yang diperoleh dari
mobile game ini membuat banyak perusahaan video game mulai beramai-ramai
memproduksi mobile game mereka sendiri, baik itu perusahaan baru atau bahkan
perusahaan besar lainnya. Perusahaan video game besar pertama yang beralih ke
ranah mobile game adalah PopCap Games, perusahaan pengembang video game
yang berdiri sejak tahun 2000, yang mulai aktif memproduksi mobile game sejak
tahun 2009. PopCap Games kemudian diakuisisi oleh Electronic Arts pada tahun
2011,