Anda di halaman 1dari 15

EJAAN DAN TANDA BACA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh
Bapak Moh. Zuhdi,M.I.KOM

Oleh:
Ach. Haris Alif Zaen
Ahmat Sukron J
Muhammad Zakaria Al-Razi
Nathania Salsabila
Ainur Rahmah

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Akhlak Tasawuf
yang diampu Oleh Dosen Moh. Zuhdi,M.I.KOM
Selain itu, Makalah Ini juga Bertujuan Untuk menambah wawasan bagi para pembaca
juga para penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................4
C. Tujuan ..............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
A. Pengertian Ejaan ........................................................................................................... 6
B. Macam-macam Ejaan …………………...…................................................................. 4
C. Penggunaan Tanda Baca…………………………………………………………..……8
D. Prinsip-prinsip Tanda Baca………………………........................................................ 13
BAB III PENUTUP...................................................................................................................14
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.


Penyampaian pesan, perasaan, ataupun ide hanya akan efektif jika menggunakan bahasa.
Salah satu penyampaian pesan, perasaan ataupun ide itu dilakukan dengan menulisnya.
Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan menjadi tidak efektif yang
penyebabnya antara lain kesalahan ejaan ataupun tanda baca. Tanda baca dan ejaan
menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa
yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan huruf, penulisan kata
dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri dimaksudkan agar bahasa
tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami
sama.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun mengajukan beberapa
rumusan masalah, di antaranya :

1. Apa pengertian ejaan?

2. Apa macam-macam ejaan yang ada dalam Bahasa Indonesia?

3. Bagaimana penggunaan tanda baca?

4. Apa prinsip-prinsip tanda baca?

C. TUJUAN

iv
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah :

1. Mengetahui pengertian ejaan

2. Mengetahui macam-macam ejaan dalam Bahasa Indonesia

3. Mengetahui penggunaan tanda baca

4. Mengetahui prinsip-prinsip tanda baca

v
BAB II

PEMBAHASAN 

A. PENGERTIAN EJAAN

Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana menulis bahasa dengan


menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan
huruf, sukukata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari
sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.1
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf
capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa
yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata Bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan
yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

B. MACAM-MACAM EJAAN2

1. Ejaan Van Ophuysen

Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna
bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A.

1
Edi Suyanto, Membina,Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2015), hal. 79
2
Chaer, Abdul, Dewan Bahasa. (Jakarta: FPBS-IKIP. 1984), hal. 76

vi
Van Ophuysen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van
Ophuysen:

Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang
dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf latin dan bunyi yang mirip
dengan tuturan Belanda, antara lain:

1. Huruf (u) ditulis (oe)

2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’

3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas
akhiran itu diberi tanda trema (”)

4. Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya

5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda

2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi

Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947. Sebab ejaan ini disebut sebagai
Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa
Indonesia.

Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :

1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).

2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.

3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya
kata’ menjadi katak.

vii
4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya
ejaan, seekor, dsb.

5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.

3. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu
dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di
Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD

Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan


pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan
buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai
patokan pemakaian ejaan itu.

C. PENGGUNAAN TANDA BACA

Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda
baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam Bahasa
Indonesia yaitu :3

1. Tanda baca titik (.)

Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :

a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan
berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.

3
Khaerudin Kurniawan, Bahasa Indonesia Keilmuan Untuk Perguruan Tinggi. (Bandung: Refika Aditama, 2012),
hal. 108

viii
Contoh : – Kakekku bernama Idris.

b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar atau daftar.

Contoh :– 4.1 Pembahasan

–Lampiran 2. Calon jamaah haji

c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.

Contoh :– pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Contoh : – Zakaria, Muhammad. 2007. Media Belajar yang Asyik. Solo: Cendekia

2. Tanda baca koma (,)

Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:

a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.

Contoh:Afu memakan pecel, geprek, dan cilok.

b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat
setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.

Contoh:– Semua pergi, tetapi dia tidak.

–Ray bukan temanku, melainkan pembantuku.

3. Tanda baca titik koma (;)

ix
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.

Contoh: Matahari hampir terbenam; sinarnya yang kemerah-merahan; memantul di


atas permukaan laut; indah sekali pemandangan ketika itu.

b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh: Siang itu kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. syam sedang
menyiram tanaman; idris menguras kolam; saya asyik berfoto-foto riang.

4. Tanda baca titik dua (:)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut:

a. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.

Contoh: Ketua : Ahmad Ainul Yakin

Sekretaris : Romzi Ariza

Bendahara: Inayatul Firdausiah

5. Tanda hubung (-)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

a. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai dengan


huruf capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.

Contoh: Se-Indonesia

hadiah ke-2

x
tahun 50-an

6. Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai
ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–) dinyatakan dengan dua buah
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

Contoh: 1920-1945

Tanggal 15-10 April 1970

7. Tanda elipsis (…)

Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang hilang.

Contoh: Sebab-sebab berkurangnya kekompakan dikalangan mahasiswa kelas IQT A


dikarenakan…akan diteliti lebih lanjut.

8. Tanda kurung ((…))

Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.

9. Tanda tanya (?)

Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang
membutuhkan jawaban.

Contoh: Siapa yang membawa lele saya ?

10. Tanda seru (!)

xi
Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!

Ambilkan buku itu!

11. Tanda kurung siku ( [] )

Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.

Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat
halaman 67-89])

12. Tanda petik (“…..”)

Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .

Contoh: Kata Apin,”Saya juga berwajah tampan.”

“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998)

13. Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau
ungkapan asing.

Contoh: Mastery Learning ‘belajar tuntas’

Reformasi ‘perubahan’

14. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.

xii
Contoh: 14/YPU-i/12/99

Jalan Kramat III/10 Jakarta

15. Tanda apostrof (‘)

Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.

Contoh: malam ‘lah tiba (‘lah = telah)

1 Januari ’88 (’88 = 1988)

D. PRINSIP-PRINSIP TANDA BACA

Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam
EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain tanda baca
dapat diuraikan sebagai berikut :4

1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!),
ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi
spasi dengan kata yang sesudahnya.

2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing
diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yang diapit.

3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat
dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.

Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:),
lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang
mendahului dan mengikutinya.

4
Arifin, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. (Jakarta: Yrama Widya, 2004), hal. 87

xiii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari waktu ke waktu jumlah kasus malas belajar terus bertambah. Tidak hanya
dikalangan anak SD tetapi juga terjadi pada mahasiswa. Sebenarnya tidak seorangpun yang
menginginkan seperti ini tetapi ketidak sadaran akan pentingnya belajar yang sangat minim
bahkan mahasiswa lebih memilih nongkrong dicafe dari pada belajar. Bagaimana hal itu bisa
terjadi? Dan bagaimana menghindarinya?.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata
dikalangan, seorangpun, dan dicafe seharusnya dipisahkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya
diberi tanda baca koma.
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas, kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca. Dan
ternyata ejaan dan tanda baca itu saling keterkaitan. Dan ejaan itu ternyata mengalami beberapa
tahap hingga menjadi yang sempurna, dimana yang kita gunakan saat ini.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Suyanto Edi, 2015, Membina,Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chaer, Abdul, Dewan Bahasa. 1984, Jakarta: FPBS-IKIP.
Kurniawan Khaerudin, 2012, Bahasa Indonesia Keilmuan Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Refika Aditama.
Arifin, 2004, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Yrama Widya.

xv

Anda mungkin juga menyukai