Ejaan Dan Tanda Baca Kel 1
Ejaan Dan Tanda Baca Kel 1
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh
Bapak Moh. Zuhdi,M.I.KOM
Oleh:
Ach. Haris Alif Zaen
Ahmat Sukron J
Muhammad Zakaria Al-Razi
Nathania Salsabila
Ainur Rahmah
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Akhlak Tasawuf
yang diampu Oleh Dosen Moh. Zuhdi,M.I.KOM
Selain itu, Makalah Ini juga Bertujuan Untuk menambah wawasan bagi para pembaca
juga para penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................4
C. Tujuan ..............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
A. Pengertian Ejaan ........................................................................................................... 6
B. Macam-macam Ejaan …………………...…................................................................. 4
C. Penggunaan Tanda Baca…………………………………………………………..……8
D. Prinsip-prinsip Tanda Baca………………………........................................................ 13
BAB III PENUTUP...................................................................................................................14
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun mengajukan beberapa
rumusan masalah, di antaranya :
C. TUJUAN
iv
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah :
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EJAAN
B. MACAM-MACAM EJAAN2
Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna
bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A.
1
Edi Suyanto, Membina,Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2015), hal. 79
2
Chaer, Abdul, Dewan Bahasa. (Jakarta: FPBS-IKIP. 1984), hal. 76
vi
Van Ophuysen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van
Ophuysen:
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang
dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf latin dan bunyi yang mirip
dengan tuturan Belanda, antara lain:
2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’
3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas
akhiran itu diberi tanda trema (”)
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947. Sebab ejaan ini disebut sebagai
Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa
Indonesia.
3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya
kata’ menjadi katak.
vii
4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya
ejaan, seekor, dsb.
3. Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu
dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di
Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.
Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda
baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam Bahasa
Indonesia yaitu :3
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan
berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
3
Khaerudin Kurniawan, Bahasa Indonesia Keilmuan Untuk Perguruan Tinggi. (Bandung: Refika Aditama, 2012),
hal. 108
viii
Contoh : – Kakekku bernama Idris.
b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar atau daftar.
c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : – Zakaria, Muhammad. 2007. Media Belajar yang Asyik. Solo: Cendekia
a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.
b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat
setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
ix
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Siang itu kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. syam sedang
menyiram tanaman; idris menguras kolam; saya asyik berfoto-foto riang.
Contoh: Se-Indonesia
hadiah ke-2
x
tahun 50-an
Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai
ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–) dinyatakan dengan dua buah
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh: 1920-1945
Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang hilang.
Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang
membutuhkan jawaban.
xi
Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat
halaman 67-89])
Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Reformasi ‘perubahan’
Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
xii
Contoh: 14/YPU-i/12/99
Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam
EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain tanda baca
dapat diuraikan sebagai berikut :4
1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!),
ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi
spasi dengan kata yang sesudahnya.
2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing
diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yang diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat
dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.
Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:),
lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang
mendahului dan mengikutinya.
4
Arifin, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. (Jakarta: Yrama Widya, 2004), hal. 87
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari waktu ke waktu jumlah kasus malas belajar terus bertambah. Tidak hanya
dikalangan anak SD tetapi juga terjadi pada mahasiswa. Sebenarnya tidak seorangpun yang
menginginkan seperti ini tetapi ketidak sadaran akan pentingnya belajar yang sangat minim
bahkan mahasiswa lebih memilih nongkrong dicafe dari pada belajar. Bagaimana hal itu bisa
terjadi? Dan bagaimana menghindarinya?.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata
dikalangan, seorangpun, dan dicafe seharusnya dipisahkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya
diberi tanda baca koma.
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas, kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca. Dan
ternyata ejaan dan tanda baca itu saling keterkaitan. Dan ejaan itu ternyata mengalami beberapa
tahap hingga menjadi yang sempurna, dimana yang kita gunakan saat ini.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto Edi, 2015, Membina,Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chaer, Abdul, Dewan Bahasa. 1984, Jakarta: FPBS-IKIP.
Kurniawan Khaerudin, 2012, Bahasa Indonesia Keilmuan Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Refika Aditama.
Arifin, 2004, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Yrama Widya.
xv