Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan


Jil. 1, No. 5, September 2019, hlm. 400-405
Tersedia online di http://ojs.unimal.ac.id/index.php/ijevs DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i5.1617

Artikel Penelitian E-ISSN: 2684-6950

Pancasila sebagai Ideologi dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan di


Indonesia

Jagad Aditya Dewantara1a*, Ilham Fajar Suhendar2, Rum Rosyid1b, Thomy Sastra Atmaja1c
1Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 78115, Indonesia2
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Suryakancana, Cianjur, 43216, Indonesia
A jagad02@gmail.com ;2 ilham@unsur.ac.id ;B rumrasyid53@gmail.com ;C sastrathomy@gmail.com

* Penulis yang sesuai


Nomor Whatsapp: [085258920738]

Bagaimana Mengutip : Dewantara, J., A., Suhendar, I., F., Rosyid, R., Atmaja, T., S. (2019). Pancasila sebagai Ideologi dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia.Jurnal
Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, 1 (5), 400-405

SEJARAH ARTIKEL ABSTRAK


Peranan Pendidikan Kewarganegaraan di era globalisasi sangat diperlukan, mengingat posisinya yang sangat strategis, terutama bagi
Diterima: 9 Juni 2019Diperbaiki
pembentukan bangsa dan pembangunan karakter. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di
: 20 Juli 2019Diterima: 15
Indonesia tidak terlepas dari nilai-nilai Pancasila. Metode kepustakaan digunakan untuk mendapatkan kesimpulan dalam membuktikan
September 2019
bahwa Pancasila merupakan ideologi dan ciri khas pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam semua aspek pembelajaran kewarganegaraan. Oleh karena itu
KATA KUNCI
Pancasila merupakan ciri khas Negara Indonesia sebagai sistem filsafat yang menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan harus
Ideologi; diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila;
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC–BY-SA.
Pendidikan Kewarganegaraan;

1. PERKENALAN
Implementasi dan aktualisasi Pancasila di masyarakat
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan berbangsa
sangat penting bagi kelangsungan kehidupan berbangsa
yang berfungsi sebagai pemersatu kehidupan negara yang
dan bernegara di Indonesia karena di dalamnya terkandung
majemuk. Pancasila memiliki pengaruh yang sangat besar
nilai-nilai sosial dan keutamaan. Pancasila perlu mendapat
bagi bangsa Indonesia karena sejarah Pancasila
konsentrasi penuh dalam penghayatan dan pengamalannya.
mempengaruhi keragaman suku, agama, bahasa daerah,
Hal ini bertujuan agar Pancasila menjadi semangat
daerah, adat istiadat, kebiasaan budaya, dan warna kulit
kebangkitan dan perjuangan bangsa baik sebelum maupun
yang menjadikan Pancasila sebagai simbol kesepakatan
sesudah kemerdekaan. Menurut Kaelan (2007), aktualisasi
dalam menyatukan hal-hal tersebut. Sejarah Pancasila
Pancasila dapat dilakukan melalui revitalisasi epistemologis,
merupakan bagian dari inti sejarah negara Indonesia,
yaitu menjadikannya sebagai landasan pengetahuan etis,
sehingga Pancasila dianggap sangat sakral dan wajib dihafal
mensosialisasikannya melalui pendidikan, dan menjadikan
dan dipatuhi oleh seluruh rakyat Indonesia (Kaelan, 2007).
Pancasila sebagai sumber bahan hukum di Indonesia.
Pancasila telah diterima sebagai dasar negara bagi bangsa Sastrapetedja (2007) Pancasila dapat diaktualisasikan
Indonesia. Lima sila Pancasila mengandung prinsip atau nilai, melalui jalur pendidikan yang merupakan mediasi
yaitu: Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan kontekstualisasi bahwa implementasi Pancasila harus
keadilan. Kelima nilai tersebut terkandung dalam konstitusi melalui interpretasi,
negara Indonesia, yaitu pada bagian pembukaan UUD 1945
Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, falsafah hidup, dan
alinea IV (Will Kymlicka, 2001). Pancasila mengacu pada teori
ideologi negara sejak 18 Agustus 1945 merupakan salah satu
kewarganegaraan dan fungsionalisme struktural yang dapat
budaya bangsa yang sangat penting yang perlu diturunkan kepada
dikatakan sebagai gagasan membangun kewarganegaraan yang
generasi muda melalui pendidikan. Pendidikan dasar hingga
baik, merupakan hasil kesepakatan masyarakat, nilai-nilai sosial
pendidikan tinggi memegang peranan penting dalam memelihara
bersama yang berkontribusi pada kehidupan, dan dapat menjadi
dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sumber integrasi sosial (George Ritzer, 2004). .
berbangsa dan bernegara (Triyanto et al, 2012).

400
Dewantara dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No. 5, September 2019, hlm. 400-405

Setiap masyarakat di belahan dunia manapun hak dan kewajiban mereka. Dengan kesadaran akan hak dan
mendambakan generasi muda untuk dipersiapkan menjadi kewajibannya, warga negara diharapkan bersikap kritis, partisipatif,
warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi dalam dan bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
kehidupan masyarakat dan negaranya, keinginan ini lebih disiplin ilmu yang mengemban misi membentuk warga negara
tepat disebut sebagai perhatian yang terus tumbuh dengan perilaku terbaiknya. Sadar dan mampu mengaktualisasikan
terutama dalam masyarakat demokratis. bahwa tidak ada apa yang menjadi hak dan kewajibannya serta mengutamakan tugas
negara termasuk Indonesia yang telah mencapai tingkat dan tanggung jawab serta mampu diselesaikan dengan baik.
pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah menjadikan
negara yang baik dalam mendukung kehidupan demokrasi demokrasi sebagai landasan teoritis dalam kehidupan politik (Frega,
konstitusional yang bertujuan untuk membentuk warga 2017). Pentingnya pendidikan sebagai proses atau upaya penguatan
negara yang cerdas dan berkewarganegaraan yang baik nilai-nilai Pancasila dan Nasionalisme agar menjadi filter penting
maka dikembangkan Pendidikan Kewarganegaraan di dalam berbagai aspek sosial di masyarakat (Maftuh, 2008).
Indonesia yang sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai
Pancasila (Sunarso, 2011). Politik mempengaruhi sikap kaum Pendidikan Kewarganegaraan versi Indonesia yang memiliki fungsi
muda tentang kepedulian mereka terhadap partisipasi dalam memberdayakan warga negara dalam setiap kehidupan
politik nasional (Borge, 2016), berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila (Cholisin, 2005).

Ketentuan 37 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia harus
memuat kurikulum Pendidikan Agama, Pendidikan 2. METODE
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Pasal tersebut
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan studi
secara jelas dan tegas mengamanatkan dan mensyaratkan
kepustakaan dengan menelaah berbagai jurnal dan buku yang
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan harus masuk pada
berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan sebagai sumber
setiap jenjang dan jenis pendidikan mulai dari sekolah dasar
referensi. Studi literatur ini akan berfungsi untuk mengidentifikasi
hingga pendidikan tinggi (Sunarso, 2011). Berdasarkan hal
perbandingan dan referensi (Muslim et al, 2017) tentang pendidikan
tersebut kami memahami bahwa sekolah memiliki peran
kewarganegaraan di setiap negara khususnya di Indonesia.
dan peran penting yang begitu strategis dalam mentransfer
dan mentransformasi pendidikan kewarganegaraan, oleh
karena itu sekolah disebut sebagai lembaga atau agen
sosialisasi politik yang paling berpengaruh. (Fagan, 2016) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara konseptual Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan
untuk mempersiapkan generasi muda menjadi warga 3.1 Konsep Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

negara yang baik, warga negara yang memiliki Konsep atau pemahaman PKn di Indonesia tidak lepas dari
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang dibutuhkan perkembangan PKn atau Kewarganegaraan di Amerika
untuk berpartisipasi aktif dalam komunitasnya. Serikat sebagai negara asal pelajaran PKn dan PKn.
Membahas Pendidikan Kewarganegaraan tidak bisa lepas
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kajian teori atau dari pembahasan tentang PKn yang sering dikaitkan dengan
disiplin ilmu yang menggambarkan hak dan kewajiban warga Pemerintah. Secara konseptual Pendidikan
negara dalam peran dan posisinya sebagai warga negara yang baik. Kewarganegaraan merupakan bidang kajian yang multifaset
Pendidikan Kewarganegaraan bagi Amerika adalah teori Amerika dengan konteks lintas disiplin yang disebut interdisipliner
(American of Americanization), sedangkan bagi Indonesia dan multidimensi berdasarkan teori-teori disiplin ilmu sosial,
Pendidikan Kewarganegaraan adalah media pengajaran yang akan yang secara struktural berlandaskan disiplin ilmu politik.
warga negara Indonesia sesuai dengan ideologi Pancasila. Meskipun Sejumlah teori ilmu-ilmu sosial yang telah memberikan
orang tersebut lahir dan besar di Indonesia, bahkan ditinggalkan di kontribusi bagi pembangunan kewarganegaraan yang
Indonesia, belum tentu ia berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dasar berakar pada demokrasi politik dan pendidikan
Pancasila yang menjadi dasar untuk mewujudkan kehidupan kewarganegaraan dari kajian utama ilmu politik antara lain
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diinginkan, dalam teori konsensus, solidaritas sosial, kesadaran kolektif,
hal ini Pancasila. demokrasi (Juliati, 2015 ) Keunikan pendidikan di individualisme, kedaulatan,dkk, 2007). Secara yuridis formal,
Indonesia, antara materi pelajaran yang satu dengan yang lainnya landasan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia adalah
secara kolaboratif memiliki kegunaan yang sangat membantu dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dapat saling melengkapi. Seperti pendidikan agama yang dapat 1945 (UUD 1945) sebagai landasan konstitusional. Undang-
mendukung pendidikan karakter yang diajarkan melalui pendidikan Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan agama juga penting sebagai Nasional (Sisdiknas) merupakan dasar operasional dan
penguatan pendidikan kewarganegaraan berdasarkan Pancasila, Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
terutama sila pertama ketuhanan yang tertinggi (Dewantara, 2015). (SI) dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) sebagai dasar kelengkungan (Wahab dkk
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertugas membentuk
2007).
warga negara yang baik. Warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan

401
Dewantara dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No. 5, September 2019, hlm. 400-405

3.2 Eksistensi Pendidikan Karakter di Suatu Negara Ciri-ciri kemanusiaan Indonesia telah dikenal sejak lama sebagai pribadi atau bangsa yang santun.

Menerima setiap perbedaan yang ada dan memiliki jiwa yang luhur dan berbudi luhur dan tentunya
Pendidikan karakter memiliki fungsi dan makna sosial yang begitu
religius. Hal ini merupakan ide mendasar bagi para founding fathers untuk merumuskan Ideologi
krusial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
Negara sehingga pada akhirnya menjadi pedoman, pedoman bagi generasi mendatang dan
karakter merupakan cikal bakal kedaulatan bangsa. Bangsa yang
menempatkan karakter bangsa sebagai modal dasar untuk membentuk karakter masyarakat yang
berdaulat adalah bangsa yang mampu menunjukkan eksistensinya
berbasis Pancasila, pentingnya pelibatan warga negara yang juga merupakan bagian dari partisipasi
di kancah internasional. Memiliki kekhasan yang membedakannya
politik warga negara (Expósito, 2014) oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan berbasis pendidikan
dengan bangsa lain. Keberadaan pendidikan karakter di suatu
Pancasila harus tetap dijadikan sebagai modal dan aset sosial budaya pendidikan demokrasi Pancasila
negara pada dasarnya merupakan sesuatu yang mutlak, sebagai
(Muchtar, 2014), inti utama dalam demokrasi langsung adalah mengetahui hak dan kewajiban dalam
upaya membentuk warga negara yang baik, dan sebagai upaya
politik (Peters, 2016). Pengembangan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang kreatif
membentuk sumber daya manusia yang berilmu, cerdas, terampil,
merupakan unsur penguat bagi keberhasilan pelaksanaan yang mampu merevitalisasi Pendidikan
mampu memecahkan berbagai persoalan kehidupan dan
Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Pancasila, dan keterpaduan dalam kurikulum pendidikan formal
kehidupan, meningkatkan kualitas. kehidupan dan kehidupan serta
dan nonformal. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia adalah warga negara yang berwatak
mempertahankan eksistensi negara. Dampak nyata dari akhlak yang
Pancasila (Muchtar, 2014), dan yang tidak kalah pentingnya adalah toleransi. Toleransi adalah satu-
buruk dari lingkungan keluarga atau orang tua dan lingkungan
satunya cara yang pasti untuk mengamalkan Pancasila (Suharyanto, 2013). Namun ada pemikiran
sekitar lainnya akan menular kepada anak seperti membuang
bahwa berbicara tentang kewarganegaraan atau pendidikan kewarganegaraan juga berarti berbicara
sampah sembarangan, tidak sabar, terlambat, merokok. (Rachmah,
tentang dugaan frustrasi kaum muda (Wohnig, 2016). dan integrasi dalam kurikulum pendidikan formal
2013). Sehingga pada akhirnya pendidikan karakter di suatu negara
dan nonformal. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia adalah warga negara yang berwatak
akan sulit tanpa sinergi dengan lingkungan. Teladan yang baik
Pancasila (Muchtar, 2014), dan yang tidak kalah pentingnya adalah toleransi. Toleransi adalah satu-
adalah upaya pembelajaran yang terbaik dalam mengajarkan
satunya cara yang pasti untuk mengamalkan Pancasila (Suharyanto, 2013). Namun ada pemikiran
pendidikan karakter di lingkungan keluarga dan sekolah. Karakter
bahwa berbicara tentang kewarganegaraan atau pendidikan kewarganegaraan juga berarti berbicara
yang baik berkaitan dengan mengetahui dengan baik (loving the
tentang dugaan frustrasi kaum muda (Wohnig, 2016). dan integrasi dalam kurikulum pendidikan formal
good), mencintai kebaikan (loving the good), dan berbuat baik
dan nonformal. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia adalah warga negara yang berwatak
(acting the good) (Sudrajat, 2011).
Pancasila (Muchtar, 2014), dan yang tidak kalah pentingnya adalah toleransi. Toleransi adalah satu-

satunya cara yang pasti untuk mengamalkan Pancasila (Suharyanto, 2013). Namun ada pemikiran
Secara teoritis, pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan sebagai
bahwa berbicara tentang kewarganegaraan atau pendidikan kewarganegaraan juga berarti berbicara
pendidikan untuk membentuk karakter warga negara menjadi lebih baik.
tentang dugaan frustrasi kaum muda (Wohnig, 2016).
Atau dengan kata lain, pendidikan kewarganegaraan adalah program
pengajaran yang dirancang tidak hanya sebagai peningkatan Pengembangan karakteristik warga negara menurut
pengetahuan kewarganegaraan tetapi sebagai upaya mengasah dan Cogan (1998) dalam Juliati (2015) harus dikonstruksi oleh
mengembangkan karakter warga negara (Siregar, 2014). Kemasan kebijakan kewarganegaraan yang multidimensi, yang
pendidikan karakter warga negara di beberapa negara mencatat berbagai digambarkan dalam empat dimensi dan berinteraksi, yaitu
nomenklatur, antara lain pendidikan kewarganegaraan, termasuk dimensi personal, sosial, spasial dan temporal. Keempat
pendidikan kewarganegaraan di Amerika Serikat (AS); dimensi tersebut akan melahirkan atribut-atribut
ta'limatulmuwwatanah atau attarbiyatul al watoniyah di negara-negara kewarganegaraan yang berbeda di setiap negara menurut
Timur Tengah; pendidikan kewarganegaraan di Meksiko;Sachunterricht di sistem politik negara tersebut, yaitu: 1) Rasa identitas; 2)
Jerman; di Australia disebut kewarganegaraan; Selandia Baru Penikmatan hak-hak tertentu; 3) Pemenuhan kewajiban
menyebutnya studi sosial; Afrika Selatan menyebutnya Orientasi terkait; 4) Tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan
Kehidupan; Hongaria menyebutnya Rakyat dan Masyarakat; Singapura publik dan; 5) Penerimaan nilai dasar masyarakat. Bagi
menyebutnya dengan istilah Pendidikan Kewarganegaraan dan Moral Indonesia sangat jelas bahwa karakter kewarganegaraan
(Winataputra dalam Rochmadi, 2015). akan memiliki kekhususan sesuai dengan ideologi yang
dianut, yaitu Pancasila disertai konstitusi yang berlaku di
Praktik pendidikan karakter dan karakter di Indonesia secara
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik
historis kurikuler pada mulanya adalah kurikulum sekolah dasar
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) disertai dengan isi dan
dan menengah yang dikenal dengan istilah PKn mulai sekitar
tujuannya. Dalam kaitannya dengan pembangunan hukum,
tahun 1962, pada tahun 1968 Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pancasila juga dapat dikatakan sebagai bingkai dari sistem
Kewarganegaraan Negara, Pendidikan Moral Pancasila 1975,
hukum Pancasila. Sebuah sistem unik yang hanya dimiliki
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1994, dan
oleh Indonesia (Mulyadi, 2014).
setelahnya. masa reformasi berubah lagi menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan sekitar tahun 2004 sampai sekarang. Di
perguruan tinggi dikenal mata kuliah Pancasila dan Estimasi Pendidikan kewarganegaraan di setiap negara memiliki
Nasional pada tahun 1970-an, dimulai pada tahun 1985 beragam nama yang berbeda dan aspek penekanan yang
Pendidikan dan Estimasi Pancasila, kemudian berubah menjadi berbeda, sebagai ciri dan karakteristik yang dipengaruhi oleh
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan, dan sistem nilai dan budaya politik (political system) yang dianut oleh
akhirnya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan sejak tahun suatu negara. Salah satu contohnya adalah di Cina, pendidikan
2003 hingga sekarang (Rochmadi, 2015). moral merupakan mata pelajaran penting bagi pelaksanaan
pendidikan kewarganegaraan di sekolah. Aspek politik sangat
dominan mempengaruhi model pendidikan kewarganegaraan di
3.3 Ideologi Pancasila sebagai Ciri Pendidikan Cina. Ini adalah keniscayaan sistem politik otoriter Tiongkok di
Kewarganegaraan di Indonesia bawah kekuasaan Partai Komunis Tiongkok

402
Dewantara dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No. 5, September 2019, hlm. 400-405

yang mengutamakan kepatuhan warganya untuk tidak pernah merasakan kemerdekaan sama sekali. Berkat semangat
menjalankan cita-cita partai, sejak mengambil alih persatuan yang kuat, kali ini kita mampu mendeklarasikan diri
kekuasaan pada tahun 1949 hingga sekarang, sedangkan di sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sila Masyarakat
Eropa menitikberatkan pada politisi. (Šimunjak, 2017). Dipimpin Oleh Kebijaksanaan Kebijaksanaan dalam Musyawarah
Menariknya, meskipun pendidikan kewarganegaraan Perwakilan. Kita tidak akan pernah mengenal kata merdeka jika para
sebagai bagian dari pendidikan moral diajarkan secara pemuda Indonesia tidak mengenal perjuangan, kita menyebutnya
formal di sekolah, partai dan organisasi pemuda telah sebagai era pergerakan. Seorang redaktur yang menyiratkan
berhasil membangun situs kewarganegaraan yang masif. bagaimana orang Indonesia, bangsa Indonesia begitu gemar
Jika pada masa Orde Baru pendidikan kewarganegaraan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah, tidak mau tinggal
identik dengan pendidikan moral yang dijelaskan oleh diam ketika fisik dan psikis dijajah. Tidak mau berpangku tangan
interpretasi rezim terhadap Pancasila sebagai ideologi ketika bangsa lain secara paksa menikmati kekayaan alam Indonesia
negara, maka di Cina selain menanamkan status quo yang begitu berharga bagi kelangsungan hidup bangsa. Keadilan
pemerintah juga menanamkan ideologi Marxisme- sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kode ini mencerminkan
Leninisme, Ajaran Mao Zedong dan Teori Deng Xiaping bagaimana masyarakat Indonesia saat ini dibangun di atas suasana
(Kalidjernih, 2005). kekeluargaan dengan semangat gotong royong, penghormatan
terhadap hak asasi manusia, setiap manusia dilahirkan sederajat,
anti primordial, dan sebagainya. Sedangkan batang dari pendidikan

Hanya otoritas yang berwenang secara hukum yang dapat kewarganegaraan di Indonesia adalah studi hukum yang merupakan

bertarung secara adil (Evans, 2011). Pendidikan salah satu muatan penting dalam studi pendidikan

Kewarganegaraan di Hong Kong lebih menanamkan status Quo, kewarganegaraan. Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945

hal ini menjadikan pembelajarannya berpusat pada indoktrinasi menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Hal ini

dan metodenya tidak merangsang penalaran kritis siswa. Untuk memberikan pandangan sekaligus penegasan bahwa Indonesia

menarik minat pendidikan kewarganegaraan, di Amerika dan di dapat berdiri teguh jika hukum dapat ditegakkan, berlaku bagi siapa

Eropa muncul gerakan-gerakan dari partai-partai populis yang saja yang berada di wilayah Indonesia. Kesadaran penegakan

dianggap memiliki relevansi besar dan memiliki kekuatan dan hukum bukan sekedar membentuk citra, tetapi membangun

konsekuensi politik, dianggap paling komunikatif dan cukup karakter untuk berada pada jalur yang benar yang telah digariskan

penting bagi kehidupan demokrasi yang mapan (Andreu Casero negara melalui seluruh produk hukumnya. Tujuan penegakan
dkk, 2017). Karena inti dari pendidikan kewarganegaraan itu hukum adalah untuk menciptakan keadaan yang aman, tenteram,
sendiri adalah kehidupan demokrasi politik yang matang. tertib dan damai sebagaimana yang diidamkan setiap manusia di
muka bumi. NKRI adalah tempat berlindung, tempat perlindungan
bagi seluruh rakyat Indonesia, karena negara menjamin hal tersebut
Aktivitas filosofis adalah kontemplasi. Kegiatan reflektif
sebagai salah satu tujuan negara dalam alinea 4 Pembukaan UUD
disini merupakan upaya yang mendalam dan rasional untuk
1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
memahami hakikat kehidupan (Erwin, 2017). Pancasila
tumpah darah Indonesia. Negara mampu melakukan itu jika ada
adalah hakikat, falsafah dan falsafah hidup bangsa Indonesia
wilayah yang menjadi kedaulatan Indonesia.
(Ubaedillah, 2015). Filosofi politik Pancasila harus
diintegrasikan atau dibangun melalui Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia. Akar pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia adalah budaya yang Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan landasan kokoh
menyebar dari Sabang sampai Merauke. Akar budaya yang di atasnya berdiri negara Indonesia. Pancasila merupakan
tersebut menjadi cikal bakal Founding Father untuk dasar dan sumber hukum di Indonesia. Pancasila harus menjadi
merumuskan dasar negara yang kemudian menjadi sumber ruh dalam penegakan atau supremasi hukum di Indonesia
segala sumber hukum di Indonesia. Sila Ketuhanan Yang berdasarkan lima sila yang terkandung di dalamnya. Banyak
Maha Esa diambil dari kondisi masyarakat Indonesia yang negara yang secara ekonomi masih tergolong negara
religius, dengan berbagai agama namun tetap hidup rukun terbelakang kini mencoba kebijakan baru yang menyaingi
dan damai.tepa salira, toleransi dan sifat-sifat luhur lainnya kebijakan negara maju termasuk karakteristik kelembagaannya.
yang menjadi ciri masyarakat Indonesia dibandingkan (Clark, 2013).
dengan masyarakat lainnya. Bukan berarti bangsa atau
bangsa lain tidak memiliki rasa kemanusiaan, tetapi tujuan
kemanusiaan bangsa Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, 4. KESIMPULAN
adat ketimuran yang begitu santun dan itulah sebagian
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertugas
besar akhlak yang membuat penjajah merasa nyaman.
membentuk warga negara yang baik. Warga negara yang baik adalah
tinggal di Indonesia selain kekuatan menarik sumber daya
warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan kesadaran
alam. Prinsip Persatuan Indonesia, tanpa jiwa persatuan
akan hak dan kewajibannya, warga negara diharapkan bersikap kritis,
yang utuh, tanpa keinginan bersama untuk bebas dari
partisipatif, dan bertanggung jawab. Ukuran warga negara yang baik
penjajahan, maka sampai saat ini bangsa kita akan
tentu saja sangat dipengaruhi oleh ideologi nasional masing-masing
negara. Bagi bangsa Indonesia, ideologi Pancasila merupakan acuan
dalam membina warga negara yang baik. Di dalam

403
Dewantara dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No. 5, September 2019, hlm. 400-405

Indonesia, landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan teori. Kewarganegaraan, Sosial dan, 119 DOI:
yang sekaligus menjadi jiwa pengembangan Pendidikan 10.1177/2047173416681170.
Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai
Frega, R. (2017). Normativitas demokrasi. Eropa
sistem filsafat menjiwai semua konsep ajaran
Jurnal Teori Politik, 2 DOI:
Kewarganegaraan, yang secara sistematis dibedakan
menjadi tiga hal, yaitu: Pancasila sebagai dasar negara, 10.1177/1474885116684760.
Pancasila sebagai pandangan nasional, Pancasila sebagai Juliati. (2015). Mobilitas Pendidikan Kewarganegaraan
ideologi negara. Ketiga hal ini hanya dapat dibedakan, tetapi (PKn) di Indonesia dalam Pembentukan Karakter
tidak dapat dipisahkan sebagai satu kesatuan. Bangsa. Sukabumi: STKIP PGRI Sukabumi.
Kaelan. (2007). Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila
sebagai Dasar Filsafat Negara dan Ideologi dalam
REFERENSI Memaknai Kembali Pancasila. Yogyakarta: Penerbit
Lima.
Andreu Casero-Ripollés dkk. (2017). Sang Populis
Kalidjernih. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan Pasca Kolonial:
Gaya Komunikasi Politik dalam Aksi: Isu dan Fungsi
Podemos di Twitter Selama Pemilihan Umum Spanyol Kajian Kritis Produksi dan Reproduksi Civic Ideal

2016. Ilmuwan Perilaku Amerika DOI: Indonesia. Australia: Universitas Tasmania.

10.1177/0002764217707624, 2.
Borge, J. (2016). Menyetel ke politik formal: Mock Kymlicka, Will. (2001). Politik di NS Bahasa daerah:

pemilihan di sekolah dan niat partisipasi pemilihan di Nasionalisme, Multikulturalisme, dan Kewarganegaraan.
Oxford: Pers Universitas Oxford.
antara pemilih pemula di Norwegia. Politik DOI:
10.1177/0263395716674730, 1. Maftuh, B. (2008). Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan
kolisin. (2005). Pengembangan Paradigma Baru Nasionalisme melalui pendidikan

Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Praktek Kewarganegaraan. PENDIDIKAN Vol. II, 136 ISSN : 1907

Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi. - 8838.


Surabaya: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Muchtar. (2014). Filsafat Hukum: Kearah Memperkuat
(PLP) Dirjen Dikdasmen Depdiknas di Asrama Haji Pemikiran Sistem Hukum Pancasila.
Surabaya. Bandung. Gelar Pustaka Mandiri.
Clark, R. (2013). Posisi sistem dunia dan demokrasi, Mulyadi, D. (2014). Internalisasi Nilai-Nilai Ideologi
1972–2008. Jurnal Internasional DOI: Pancasila dalam Dinamika Demokrasi dan
10.1177/0020715212470122, 1. Perkembangan Ketatanegaraan Indonesia.
Dewantara, AW (2015). Pancasila sebagai Pondasi Bandung: Refika Aditama.

Pendidikan Agama di Indonesia. Jurnal Ilmiah CIVIS, Muslim, dkk. (2017). Plafon Kaca: Sebuah Studi
Volume V, No 1, 643. Literatur. Jurnal Bisnis Strategi.
Dingwerth, K. (2014). Demokrasi global dan Peters, Y. (2016). Demokrasi Jumlah Nol? Efek dari
minimum demokratis: Mengapa akun prosedural saja Demokrasi Langsung pada Partisipasi Perwakilan. Ilmu
tidak cukup. Jurnal Hubungan Internasional Eropa Politik, 4 DOI: 10.1177/0032321715607510.
2014, Vol. 20(4) DOI: Rachmah, H. (2013). Nilai-Nilai Dalam Pendidikan
10.1177/1354066113509116, 1129. Karakter Bangsa Yang Berdasarkan Pancasila Dan UUD
Erwin, M. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan Republik 1945. E-Journal WIDYA Non-Eksakta Volume 1 Nomor 1,
Indonesia. Bandung: Refika Aditama. 8 ISSN 2337-9480.

Evans, M. (2011). Hanya perang, demokrasi, perdamaian demokratis. Ritzer, George. (2004). Sosiologi Ilmu pengetahuan
Jurnal Teori Politik Eropa,195 DOI: Berparadigma Ganda. Jakarta : Rajawali Press.
10.1177/1474885111425122. Rochmadi. (2015). Prosiding Seminar Nasional
Eksposito, LP (2014). Memikirkan kembali partisipasi politik:A Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan I:
pendekatan pedagogis untuk pendidikan Melahirkan Kembali Pendidikan Pancasila Sebagai
kewarganegaraan. Teori dan Penelitian Pendidikan, Pengembang Karakter Luhur Dan Rasa Kebangsaan
232 DOI:10.1177/1477878514530713. Manusia Indonesia. Ponorogo: Laboratorium
Fagan, CZ (2016). Menelaah peran ideologi dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Prodi.
pendidikan politik tentang persepsi kewarganegaraan Sastrapetedja, M. (2006). Pancasila sebagai Orientasi
mahasiswa dan partisipasi sipil di Daratan China: Beberapa Pembangunan Bangsa dan Pengembangan Etika Ilmu
petunjuk dari kewarganegaraan kontemporer Pengetahuan. Prosiding Simposium dan Sarasehan
Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
404
Dewantara dkk Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. 1, No. 5, September 2019, hlm. 400-405

pengetahuan dan Pembangunan Bangsa.


Yogyakarta, 14-15 Agustus 2006.
imunjak, M. (2017). (De-)personalisasi yang dimediasi
komunikasi politik: Analisis komparatif Yugoslavia,
Kroasia dan Inggris dari 1945 hingga 2015. European
Journal of Communication, 474 DOI.
10.1177/0267323117725972.
Siregar, SD (2014). Internalisasi Karaktermelalui Model
Project Citizen pada Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Ilmu-Ilmu Sosial, 133 e-ISSN 2407-7429.
Sudrajat, A. (2011). MENGAPA Pendidikan Karakter?
Jurnal Pendidikan Karakter, 48.
Suharyanto, A. (2013). Peranan Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Membina Sikap Toleransi
Antar Siswa. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Politik UMA , 194 e-ISSN 2550-1305.
Sunarso. (2011). Politik Pendidikan Tiga Rezim
(Kajian Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan Orde
Lama, Orde Baru, Dan Era Reformasi). Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Triyanto, dkk. (2012). Integrasi Nilai-Nilai Pancasila Ke
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai Wahana Pendidikan Moral Bagi Peserta Didik
(Studi Kasus di Kabupaten Karangayar Jawa Tengah).
Prosiding Semnas LPP Universitas Negeri Surakarta,
Surakarta, 03 November 2012.

Ubaedillah, A. (2015). Pancasila Demokrasi dan


Pencegahan Korupsi. Jakarta: Grup Prenadamedia.
Wahab, dkk. (2007). Teori dan Landasan: Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Winataputra. (2006). Konsep dan Strategi Pendidikan
Kewarganegaraan diPerguruan Tinggi: Tinjauan Psiko-
Pedagogis dan Sosioandragogis. Jakarta: Dijen
Pendidikan Tinggi (Bahan SUSCADOS Dikwar).
Wohnig, A. (2016). Pembelajaran politik secara sosial
keterikatan? Peluang dan risiko pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan, Sosial
dan Ekonomi, 244. DOI: 10.1177/2047173416676493.

405

Anda mungkin juga menyukai