Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang mencalonkan diri sebagai ketua
Himpunan Mahasiswa Teknik Industri, Perumusan masalah mengenai analisis dari
berbagai aspek HMTI, tujuan-tujuan mencalonkan diri, serta berisikan juga motivasi yang
mendorong diri pribadi untuk mencalonkan diri sebagai ketua HMTI.

1.1 LATAR BELAKANG


Mahasiswa merupakan status yang disandang oleh seseorang yang sedang
menuntut ilmu disebuah perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi calon-calon
intelektual. Mahasiswa juga tidak sama dengan murid-murid yang tingkatnya berada
dibawah mereka. Karena pada sejatinya seorang mahasiswa memiliki beberapa label
dimasyarakat sebagai (Direct Of Change) mahasiswa dapat melakukan perubahan
langsung karena SDM nya yg banyak, (Agent Of Change) mahasiswa menjadi agen
perubahan dan menjadi contoh untuk masyarakat, (Iron Stock) sumber daya manusia dari
mahasiswa itu akan selalu ada regenerisasi setiap tahun nya maka mahasiswa tidak akan
pernah habis, (Moral Force)  mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik
sehingga memiliki citra yang baik pula dimata masyarakat, (Social Control),  mahasiswa
itu pengontrol kehidupan sosial yang sedang berlangsung dimasyarakat. Selain memiliki
label seperti diatas, mahasiswa juga secara garis besar memiliki 3 peranan penting dalam
kehidupan bermasyarakat yaitu peranan moral, peranan sosial serta peranan intelektual.
Untuk menjadi seorang mahasiswa yang dapat menjalankan semua fungsi dan
peranan tersebut dengan baik tentunya mahasiswa tersebut harus memiliki bekal. Bekal
yang dimaksud bukan hanya bekal yang sifatnya akademis akan tetapi bekal softskill juga
sangat diperlukan agar menunjang kemampuan untuk terjun kemasyarakat. Bekal softskill
tersebut bisa didapat dalam suatu organisasi karena didalam organisasi sangat banyak
pembelajaran yang dapat mengasah softskill seperti public speaking, problem solving,
leadership dan masih banyak lagi. Karena dirasa bekal itu sangat penting dan bermanfaat
maka dibutuhkan suatu wadah untuk menimba ilmu-ilmu tersebut, maka dibentuklah suatu
organisasi.

I-1
I-2

Berdasarkan AD/ART HMTI BAB II pasal 7 mengenai fungsi yang berbunyi :


“HMTI Itenas berfungsi sebagai wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi
anggotanya, khususnya dapat memberikan manfaat yang diharapkan, baik pribadi maupun
lingkungannya”. Jika dilihat dari pasal diatas maka HMTI adalah organisasi yang sudah
memiliki tujuan yang sesuai dalam membentuk atau membekali anggotanya agar dapat
menjalankan peran dan fungsi sebagai mahasiswa dimasyarakat.
Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan tertata rapih, Maka
dibutuhkan badan kelengkapan. Sesuai dengan yang telah tertera pada AD/ART HMTI
BAB III pasal 8 ayat 1 mengenai badan kelengkapan yang terdiri dari badan pengurus dan
dewan perwakilan anggota. Selanjutnya suatu badan pengurus juga membutuhkan
pemimpin yang dapat mengarahkan anggotanya serta menjadikan Himpunan Mahasiswa
Teknik Industri lebih dikenal luas dan bermanfaat untuk masyarakat. Serta yang paling
penting membawa anggotanya menjadi lebih mendapatkan manfaat untuk dirinya pribadi
yang sifatnya jangka panjang untuk kehidupannya yang akan datang. Sudah dipastikan
peranan seorang pemimpin sangat penting dalam mewujudkan cita-cita anggota. Untuk itu
saya memberanikan diri untuk mencalonkan sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Teknik
Industri periode 2017-2018 karena saya yakin dapat membantu anggota untuk mencapai
cita-cita tersebut.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berikut merupakan perumusan masalah mengenai analisa-analisa kondisi HMTI 1
tahun terakhir, analisa mengenai kinerja badan pengurus, analisa kinerja dpa, analisa
mengenai kondisi dari setiap tahapan serta analisa pencapaian ketua HMTI periode 2016-
2017 berdasarkan benang merah dan visi misi.

1.2.1 Analisis HMTI 1 Tahun Terakhir


Metode yang digunakan dalam menganalisis adalah metode SWOT, berikut hasil
analisis dapat dilihat dibawah ini.
a. STRENGHT (kekuatan)
 Banyak anggota yang memiliki pemikiran kritis.
Pemikiran kritis sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk
memperbaiki suatu sistem yang ada serta seseorang yang berpikir kritis
juga berani mengutarakan pendapatnya, dan selalu memiliki keinginan
selalu ingin lebih baik dari sebelumnya.
I-3

 Masih ada anggota yang kerja ikhlas.


Selalu ada anggota yang berkeinginan untuk mengharumkan nama baik
HMTI. Ada banyak cara untuk membuat harum nama HMTI seperti
mensukseskan proker ataupun raker dengan optimal. Selain itu masih ada
juga anggota yang berusaha mengharumkan nama HMTI dalam bidang
olah raga.
 Karakter tiap tahapan yang beragam.
Setiap tahapan memiliki karakter yang beragam sehingga dapat saling
melengkapi kekurangan antar tiap tahapan.
 Anggota/SDM yang cukup banyak.
Jurusan teknik industri memang cukup diminati oleh calon mahasiswa
sehingga membuat jumlah SDM HMTI selalu banyak, dengan SDM yang
banyak memungkinkan untuk berprestasi lebih baik.
 Selalu muncul orang-orang baru yang aktif berkegiatan di himpunan.
Pada setiap proker-proker ditahapan manapun akan selalu muncul orang-
orang baru yang menjadi aktif berkegiatan dihimpunan.

b. WEAKNESS (kelemahan)
 Kedekatan hubungan antar tiap tahapan
Hubungan antar tahapan yang kurang baik menimbulkan terhambatnya
penurunan ilmu atau informasi. Selain itu karena hubungan yang tidak
dekat membuat kegiatan-kegiatan dihimpunan terasa bergerak masing-
masing sehingga tidak optimal. Hal yang membuat setiap tahapan tidak
dekat yaitu ego angkatan, merasa lebih bisa, merasa lebih baik dari
angkatan diatasnya dan hal yang sangat mendasari tidak dekatnya
hubungan antar tahapan yaitu kurangnya keseharian dihimpunan.
 Kurangnya kebutuhan akan himpunan.
Masih banyak anggota yang tidak paham akan pentingnya manfaat yang
didapat dari berkegiatan di himpunan sehingga mereka merasa tidak
memiliki kebutuhan.
 Masih ada gap didalam angkatan itu sendiri
Blok blokan didalam keseharian memang terjadi di setiap tahapan hal itu
cukup berdampak buruk terhadap kegiatan atau proker yang dijalani.
I-4

 Kurangnya tanggung jawab


Saat menjadi anggota himpunan tentunya harus menjalani tanggung
jawabnya sebagai anggota yang baik dan benar. Akan tetapi kenyataan nya
masih banyak anggota yang acuh terhadap tanggung jawabnya.
 Kurangnya rasa bangga menjadi anggota HMTI
Rasa bangga akan HMTI hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Banyak
anggota yang tidak bangga menjadi anggota HMTI salah satu contoh kecil
adalah saat hari berattribut hanya beberapa org saja yang memakai PDL.
Hal itu memang terdengar sepele tapi hal itu tetap mencerminkan rasa
bangga anggota terhadap jurusannya terhadap himpunannya.
 Pemahaman landasan yang masih kurang
Masih banyak anggota yang kurang paham bahkan tidak tau landasan
HMTI. Hal itu menjadi hal berdampak buruk bagi kelangsungan HMTI.
Karena jika anggota tidak mengetahui landasan anggota akan kehilangan
arah dan tujuan berkegiatan di HMTI ini.
 Kurangnya rasa kebersamaan saat berada dihimpunan.
Masih banyak anggota yang kurang paham mengenai hak anggota
mengenai mendapatkan perlakuan yang sama dalam konteks hubungan
sosial. Banyak anggota yang cuek kepada anggota lain dan asik sendiri
dengan golongannya.

c. THREAT (ancaman)
 Perkembangan zaman.
Salah satu ancaman yang dapat mengurangi minat dan antusias anggota
yaitu perkembangan zaman yang bersifat hedonisme, anggota lebih senang
bermain, berhura-hura dari pada berkumpul berorganisasi. Selain itu
semakin canggihnya teknologi seperti kemudahan alat komunikasi yang
praktis membuat anggota lebih senang berkomunikasi melalui alat seluler
dibandingkan bertemu secara langsung. Hal itu sangat berdampak buruk
terhadap kemampuan anggota dalam berkomunikasi secara verbal dan
dapat mengurangi hubungan harmonis antar anggota karena tidak sering
berkumpul dihimpunan.
I-5

 Ego angkatan/tahapan.
Keinginan ingin menjadi lebih baik dan merasa lebih bisa dari tahapan
diatasnya masih ada dan sebaliknya keinginan agar tahapan dibawahnya
tidak lebih baik dari pada tahapannya sendiri masih terasa di HMTI.
Seharusnya hal tersebut tidak ada karena setiap tahapan pada dasarnya
membawa nama baik HMTI jadi sudah seharusnya saling membantu dan
melengkapi.
 Anggota yang terus menghilang.
Ada banyak faktor yang membuat anggota menghilang seperti fokus
akademik, organisasi diluar, ukm, laboratorium dan masih banyak lagi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan cara untuk meningkatkan
lagi rasa cinta, rasa bangga dan rasa antusias terhadap HMTI.

d. OPPORTUNITY (peluang)
 Membuat HMTI kembali bersatu.
Hubungan antar angkatan yang buruk mengakibatkan tidak optimalnya
suatu proker dan tidak optimalnya juga penurunan ilmu. Maka setiap
tahapan harus menurunkan ego nya, menyatukan tujuan maka HMTI akan
kembali bersatu.
 Meningkatkan prestasi dilingkungan ITENAS.
Prestasi HMTI dilingkungan ITENAS perlu ditingkatkan lagi dari berbagai
bidang, misalnya prestasi dari cabang olah raga, cabang olah raga seperti
bola voly ataupun bulu tangkis belum mendapat perhatian dan apresiasi
dari himpunan sehingga prestasinya belum optimal. Selain itu prestasi
dalam bidang keilmuan juga harus dicapai mengingat SDM HMTI yang
banyak dan berkualitas maka hal itu bukan hal yang mustahil.
 Memperbaiki hubungan eksternal.
Untuk menjalin hubungan eksternal dengan kampus lain saya kira tidak
perlu menunggu kondisi internal HMTI baik terlebih dahulu. Karena disaat
kita menjalin hubungan dengan pihak luar seperti HMJ, IMTII ataupun
kampus-kampus lainnya maka kita dapat menyerap ilmu-ilmu yang dapat
kita terapkan di HMTI untuk memperbaiki kondisi HMTI. Jadi pergi
keluar mencari ilmu lalu kembali untuk memperbaiki HMTI.
I-6

 Melaksanakan proker lebih baik dari tahun sebelumnya


Pada setiap tahunnya tentu harus mengalami peningkatan dalam segi
apapun. Maka dibutuhkan kerja sama antar tahapan untuk menjadikan
proker HMTI lebih baik dan lebih besar lagi dari tahun sebelumnya.
 Penyamarataan pemahaman tentang landasan HMTI.
Setelah anggota memahami arti dari landasan HMTI maka anggota akan
lebih memiliki pedoman dan alasan yang kuat mengapa ia harus
berorganisasi dan harus menjalankan fungsi dan peran sebagai mahasiswa.
 Menumbuhkan rasa kebersamaan seluruh anggota
Setelah anggota memahami arti dari landasan HMTI khususnya AD pasal
11 point 1, maka anggota akan lebih peduli terhadap anggota lain.
Sehingga akan terciptanya kebersamaan dihimpunan.

1.2.2 Analisis kinerja Badan Pengurus


Badan pengurus sudah melakukan tugas nya dengan cukup baik jika dilihat
terlaksananya semua proker setiap tahapan. Akan tetapi proker tersebut masih kurang
optimal karena pengawasan dari badan pengurus masih kurang. Selain itu badan pengurus
pada bagian ceremonial terkesan terlalu profesional, maksudnya hanya terpaku pada proker
yang dimandatkan saja. Seharusnya pada divisi ceremonial itu saling membantu untuk
bekerja sama membantu tahapan yang bersangkutan mensukseskan prokernya. Pada divisi
hubungan eksternal juga masih kurang karena sering tidak hadirnya perwakilan HMTI
pada acara penting IMTII hal itu sangat disayangkan karena pada dasarnya hal itu akan
mencoreng nama baik HMTI.
Selanjutnya jika dilihat dari team building internal badan pengurus sudah cukup
baik karena terlihat antar badan pengurus cukup dekat dan akrab akan tetapi masih
kurangnya kapabilitas pada beberapa orang baik itu dari pengambilan keputusan saat terjun
ke anggota ataupun public speaking yang masih terlihat kurang didepan anggota.
Seharusnya seorang badan pengurus sudah memiliki bekal yang cukup agar menjadi
contoh untuk anggota. Memang himpunan tempat belajar tapi khusus untuk badan
pengurus seharusnya masing-masing badan pengurus itu harus lebih sibuk dan giat
meningkatkan kemampuan dirinya sebelum terjun keanggota atau bahkan sebelum dirinya
menjadi badan pengurus. Menurut saya bekal mau belajar saja tidak cukup untuk jadi
badan pengurus. Karena disaat badan pengurus belum siap atau masih dalam tahap belajar
I-7

maka anggota lah yang akan terkena dampak nya. Intinya setiap masing-masing individu
badan pengurus harus jauh berpuluh-puluh langkah dari anggota. Maka solusi dari hal
tersebut dibutuhkan kelas kaderisasi agar anggota yang akan menjadi sesuatu telah
disiapkan dan memiliki bekal yang cukup. Selanjutnya kurang tegasnya badan pengurus
terhadap anggota, salah satu contoh kecil nya seperti uang kas anggota yang tidak berjalan
dengan baik. Seharusnya badan pengurus lebih tegas dan bila perlu memberikan sangsi.
Karena untuk membangun suatu organisasi yang baik dan kuat salah satu faktor pentingnya
adalah finansial.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan saya tetap bangga terhadap badan
pengurus HMTI karena merekalah orang-orang yang mulia serta orang-orang yang kerja
ikhlas tanpa digaji untuk membantu mengurus HMTI menjadi lebih baik.

1.2.3 Analisis Kinerja Dewan Perwakilan Anggota


Kinerja DPA kali ini kurang begitu terasa jika dibandingkan dengan DPA tahun
lalu. Karena DPA tahun ini kurang merangkul anggota secara keseluruhan, masih kurang
dalam pengambilan aspirasi anggota, kurang dalam menganalisis kebutuhan dan kondisi
anggota, masih kurang juga tanggung jawab saat diberikan tugas seperti ada data-data
anggota yang hilang, hal itu menunjukan kurangnya perhatian terhadap tugas tersebut.
Selanjutnya kurangnya rasa bangga terhadap jabatannya hal itu terlihat ada anggota DPA
yang jarang menghadiri rapat koordinasi dengan tujuan yang tidak jelas.
Selanjutnya hal penting yang menjadi kekurangan yaitu kurangnya keberanian
mengevaluasi badan pengurus. Pihak badan pengurus juga merasa tidak mendapat tekanan
atau evaluasi dari DPA, padahal tidak sedikit keluhan-keluhuan anggota terhadap kinerja
badan pengurus tetapi hal tersebut tidak ditangkap dengan baik dan disampaikan oleh
DPA. Salah satu hal yang membuat kinerja DPA menurun dari tahun lalu menurut saya
kurangnya pengakuan atau apresiasi dari anggota terhadap DPA. Hal itu berpengaruh besar
kepada moril dari anggota DPA itu sendiri. Akan tetapi dengan segala kekurangan tersebut
bisa kita jadikan bahan evaluasi agar bisa lebih baik dari tahun sebelumnya dan tidak lupa
mengucapkan terima kasih dan tetap bangga terhadap orang-orang yang telah kerja dengan
suka rela untuk membantu HMTI.

1.2.4 Analisis kondisi FRESHMEN 2015


Jika dilihat secara keseluruhan angkatan 2015 belum sepenuhnya memilik rasa
kebersamaan dalam angkatannya sesuai dengan pola pembinaan. Hal itu tercermin dengan
I-8

proker malam keakraban mereka yang mengalami sering pengunduran. Hal itu bisa terjadi
karena kurangnya koordinasi antar ketua dan koordinator-koordinatornya. Serta kurangnya
kepercayaan anggota kepada ketua yang membuat acara malam keakraban kurang optimal.
Jika dilihat sebagai orang diluar sistem angkatan 2015, bisa dikatakan angkatan 2015
sudah memiliki kebersamaan karena yang dilihat hanya dari kuantitas mereka saat
menjalani malam keakraban. Namun jika memposisikan diri didalam sistem 2015 maka
rasa kebersamaan dan kekeluargaan pada angkatan 2015 masih kurang, terbukti dengan
ketua angkatan mereka yang resign serta masalah-masalah yang lainnya.
Selanjutnya yang saya garis bawahi adalah attitude dari angkatan 2015 masih
kurang baik, mungkin saat pembekalaan kurang keras terhadap mereka sehingga ada
beberapa oknum 2015 yang kurang sopan baik itu saat melakukan sharing dihimpunan,
saat keseharian, ataupun saat dilaboratorium. Hal itu menjadi penting karena angkatan
2015 akan menjadi kaka untuk angkatan 2016 maka sudah seharusnya angkatan 2015
memperbaiki segala kekurangannya. Sudah menjadi tugas angkatan diatasnya untuk terus
membimbing angkatan 2015 ini karena jika diarahkan dengan baik maka angkatan 2015
akan menjadi angkatan yang hebat karena didalamnya banyak potensi-potensi yang bisa
membuat HMTI menjadi lebih baik.

1.2.5 Analisis Kondisi SOPHOMORE 2014


Sebagai angkatan sophomore yang memiliki pola pembinaan managemen kegiatan
dan organisasi angkatan sophomore 2014 dirasa belum maksimal. Karena angkatan 2014
belum maksimal dalam memposisikan diri sebagai kaka untuk 2015 dan sebagai adik untuk
angkatan diatasnya. Hanya sebagian kecil saja dari 2014 yang bersedia hadir untuk
angkatan 2015.
Selain itu hubungan dengan angkatan diatasnya pun masih kurang karena jarangnya
dilakukan sharing dengan angkatan diatasnya. Kedua hal itu sangat disayangkan karena
jika angkatan 2014 bisa menjalani kedua fungsi itu dengan baik maka angkatan 2015 akan
terkena dampak baiknya serta angkatan diatasnya pun seperti angkatan 2013 akan terbantu
dalam mensukseskan prokernya.
Selanjutnya jika dilihat dari proker yang mereka jalani bisa dikatan cukup berhasil
dalam segi entertaiment akan tetapi masih kurang dalam segi enterpreuner. Sebenarnya jika
saat menjalani proker angkatan 2014 seluruhnya bekerja bersama-sama bukan sebagian
orang saja maka bukan hal yang mustahil seminar enterpreuner dan acara puncak bisa lebih
maksimal. Selanjutnya pada angkatan 2014 sudah banyak orang-orang yang mulai
I-9

menghilang padahal pada saat tahapan freshmen mereka sangat aktif. Maka dibutuhkan
kembali pendekatan dengan mereka secara pribadi agar mereka kembali aktif baik di
angkatan ataupun dihimpunan. Jika angkatan 2014 kebersamaanya kembali seperti saat
tahapan freshmen maka angkatan 2014 akan sangat mampu untuk menjalani tahapan senior
dengan baik.

1.2.6 Analisis Kondisi JUNIOR 2013


Angkatan 2013 saat menjadi JUNIOR yang artinya menjadi ujung tombak
himpunan dirasa masih kurang. Kondisi saat proker mereka pun terlihat dengan jelas
bahwa kondisi internal 2013 sangat kurang. Salah satu contoh kecil saat musyawarah besar
hanya ketua proker bina desa saja dan beberapa orang yang hadir itu. Dengan segala alasan
dan kondisi pada saat itu tetap saja hal itu akan sangat berdampak buruk untuk angkatan
yang dibawahnya, karena angkatan 2013 adalah ujung tombak himpunan dan panutuan
untuk adik-adiknya. Selanjutnya jika dilihat dari proker pembekalan sebenarnya maksud
2013 sudah baik, agar mentor tidak berperan banyak karena khawatir saat selesai
pembekalan mentor itu akan menghilang dan angkatan 2016 akan menilai buruk terhadap
mentor tersebut. Namun tidak ada antisipasi untuk mengelola panitia yang sangat banyak
sehingga pada operasionalnya banyak panitia yang mengeluh karena ia tidak banyak
dilibatkan. Hal itu membuat panitia banyak yang menghilang dengan berbagai alasan. Pada
internal 2013 saat memulai pembekalaan cukup baik dengan diadakan wawancara namun
hal itu tidak tercermin saat pembekalaan sedang berlangsung banyak panitia dari 2013
yang menghilang juga. Selanjutnya managemen dari koordinatornya kurang baik terhadap
anggota mereka yang sering menghilang. Seharusnya seorang koor melakukan pendekatan
terlebih dahulu pada orang-orang yang jarang hadir bukan nya langsung melakukan tindak
kick kepada anggota yang tidak pernah atau jarang hadir. Karena itu akan berdampak
buruk kepada angkatan 2013 nya itu sendiri dan bisa saja mengurangi minat orang tersebut
untuk melakukan kegiatan dihimpunan.
Selanjutnya yang digaris bawahi yaitu timpang nya pengetahuan himpunan antar
angkatan 2013. Ada orang-orang yang sangat aktif dan sangat mengerti soal himpunan dan
sebaliknya. Jika memposisikan diri diluar sistem 2013 dilihat internal 2013 juga masih
blok-blokan dan terasa kurang kompak. Masih ada kelebihan dari 2013 yang masih dapat
I-10

diambil yaitu banyak tipe orang pemikir yang kritis dari angkatan 2013. Hal itu sangat
berguna untuk memperbaiki himpunan agar lebih baik.
1.2.6 Analisis Kondisi SENIOR 2012
Angkatan 2012 sebagai senior dihimpunan sekaligus mengawasi keberlangsungan
himpunan kurang terasa. Karena dari angkatan 2012 nya pun yang jarang berkumpul
dihimpunan. Serta kurang merangkul adik-adiknya sehingga kedekatan dengan angkatan
lain masih kurang, hal itu membuat jarangnya dilakukan sharing dengan angkatan 2012.
Karena kurang dekat menjadi segan untuk meminta sharing ataupun hanya berkumpul
mengobrol dihimpunan. Hal itu sangat disayangkan karena mengingat peran senior sangat
penting. Selain itu karena Angkatan 2012 adalah angkatan yang sudah merasakan semua
tahapan seharusnya dapat mentransfer ilmu dan pengalaman kepada adik-adiknya.

1.2.7 Analisis Kondisi Peran Alumni


Peran alumni untuk keberlangsungan himpunan sangat membantu. Karena alumni
juga telah mengalami kondisi dari setiap tahapan sehingga para anggota dapat menyerap
ilmu-ilmu dari para alumni. Selain itu alumni juga sudah merasakan dunia kerja maka hal
itu juga dapat menjadi hal yang bermanfaat untuk anggota. Selanjutnya citra anggota
kepada alumni belakangan ini menjadi kurang baik. Karena anggota menjadi seperti takut
jika ada alumni, takut diajak mengobrol sampai subuh. Hal itu sangat tidak tepat
seharusnya mindset anggota seperti itu harus dihilangkan seharusnya anggota antusias jika
ada alumni yang datang kehimpunan. Karena alumni itulah yang telah bersedia
menyempatkan waktu diantara kesibukannya untuk membantu HMTI.

1.3 TUJUAN
Berikut merupakan tujuan-tujuan dalam pencalonan menjadi ketua Himpunan
Mahasiswa Teknik Industri ini.
1. Menyatukan kembali seluruh elemen-elemen HMTI.
2. Membantu HMTI lebih berprestasi baik dalam lingkungan ITENAS maupun
dilingkurang luar.
3. Menfasilitasi anggota agar lebih mendapat manfaat dari HMTI.
4. Membentuk kesadaran akan pentingnya peran dan fungsi mahasiswa
I-11

1.4 MOTIVASI
Berikut adalah motivasi-motivasi yang mendorong diri pribadi untuk mencalonkan
menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Industri.
1. Karena sudah menjadi jati diri sebagai mahasiswa Teknik Industri, sudah
seharusnya membantu HMTI untuk menjadi lebih baik.
2. Ingin menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa berdasarkan peran dan
fungsinya.
3. Sebagai tantangan untuk menjalani pembelajaran yang levelnya lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai