Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PELAPORAN SEGMEN DAN

INTERIM

Juli 14, 2018

1.1         PELAPORAN UNTUK SEGMEN


Diversifikasi ke produk baru dan pasar multinasional selama tahun 1990-an menciptakan
kebutuhan untuk informasi yang terdisagregasi ( terpisah-pisah ) dari masing-masing segmen
atau komponen perusahaan.
Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat dipandang sebagai sebuah portofolio asset
yang beroperasi sebagai divisi atau anak perusahaan, yang sering kali memiliki cakupan
multinasional . Berbagai komponen perusahaan besar dapat mempunyai resiko yang berbeda,
dan kesempatan pertumbuhan yang berbeda. Permasalahan utama untuk akuntan adalah
bagaimana mengembangkan dan mengungkapkan informasi yang diperlukanuntuk
mencerminkan perbedaan-perbedaan mendasar tersebut . Pembahasan berikut menyajikan
standar akuntansi untuk pelaporan komponen operasi, operasi luar negeri, dan pelanggan utama
suatu entitas.
Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa atau beroperasi di
berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan, prospek, dan
risiko berbada. Informasi tentang jenis-jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya di
wilayah geografis berbeda disebut informasi segmen. Informasi ini dibutuhkan untuk menilai
risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu
perusahaan multinasional, namun informasi ini tidak mungkin diperoleh dari data agregat. Oleh
karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang dipandang perlu untuk memenuhi
kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan guna
menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang penting adalah :
a.         Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin sangat informatif
bagi perusahaan, terutama dalam membedakan opersi domestik dan luar negeri).
b.        Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan
profitabilitas, tingkay risiko, dan peluang pertumbuhan)
c.         Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan data akurat yang
diperlukan dengan biaya tambahan terkecil)
1.2         ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN
DSAK menerbitkan PSAK No.5 tahun 1994 tentang Pelaporan Informasi Keuangan
Segmen, yang merekomendasikan pengungkapan informasi segmen. Tahun 2000 DSAK
Mengadopsi IAS 14 revisi 1997 dan kemudian merevisi PSAK 5 serta mengubahnya menjadi
pelaporan segmen.peraturan ini mewajibkan pengungkapan informasi berdasarkan segmen usaha
dan geografis suatu entitas. PSAK 5 menjelaskan definisi beberapa istilah sebagai berikut :
1.    Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk
atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan
komponen ini memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tarkait atau tidaknya produk atau jasa,
meliputi :
a.    Karakteristik produk atau jasa
b.    Karakteristik proses produksi
c.    Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)
d.   Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa
e.    Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, asuransi, atau public
utilities.
2.    Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan
produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki resiko
dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beropersai pada
lingkungan (wilayah) ekonmi lain. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mengidentifikasi segmen geografis meliputi :
a.    Kesamaan kondisi ekonomi dan politik
b.    Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
c.    Kedekatan geografis operasi
d.   Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
e.    Regulasi pengendalian mata uang
f.     Risiko mata uang
Secara umum, kantor pusat perusahaan bukanlah segmen terpisah. Selain itu, perusahaan
dapat memilih untuk mengagregasikan segmen operasi individu terpisah yang mempunyai
karakteristik ekonomi yang mirip . Manajemen juga dapat meyakini bahwa agregasi akan
memberikan informasi yang lebih berarti untuk pengguna laporan keuangan .
Setiap kali muncul isu pendefinisian pendapatan dari segmen suatu perusahaan, maka salah
satu masalahnya adalah alokasi biaya untuk masing-masing segmen. Dalam PSAK 5, DSAK
menyatakan bahwa alokasi dari pendapatan dan beban akan dimasukkan untuk segmen yang
dilaporkan hanya jika pendapatan dan beban tersebut dimasukkan ke dalam laba atau rugi
segmen yang digunakan oleh pengambil keputusan keuangan utama perusahaan . Selain itu,
hanya aset yang dimasukkan dipengukuran asset segmen yang digunakan oleh
pengambilkeputusan keuangan utama perusahaan yang dilaporkan untuk segmen tersebut. Oleh
karena itu, DSAK sekali lagi berusaha menyelaraskan pengungkapan keuangan eksternal dari
segmen dengan pelaporan internal yang digunakan oleh manajemen untuk membuat alokasi
sumber daya dan keputusan lain terkait dengan segmen operasi.

1.3         INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI


1.3.1        Definisi Segmen Dilaporkan
Proses penentuan segmen dilaporkan secara terpisah yaitu segmen-segmen dimana
pengungkapan tambahan yang terpisah harus dibuat berdasarkan spesifikasi manajemen atas
segmen operasi yang digunakan secara internal untuk mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja
operasi perusahaan.
Ambang Batas Kuantitatif Sepuluh Persen
DSAK menetakan 3 aturan signifikasi 10 persen untuk menentukan segmen operasi mana
yang harus mempunyai informasi terlapor yang terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut
diharuskan untuk segemn yang memenuhi paling tidak satu dari pengujian berikut :
1.    Pendapatan segemn yang dilaporkan termasuk penjualan eksternal atau penjualan/transfer antar
segmen, lebih besar atau sama dengan 10 persen dari pendapatan keseluruhan segmen operasi.
2.    Nilai absolut dari laba atau kerugian adalah lebih besar atau sama dengan 10 persen nilai absolut
mencakup : laba gabungan dari seluruh segmen operasi yang tidak dilaporkan rugi atau rugi
gabungan dari seluruh segmen operasi yang dilaporkan rugi.
3.    Aset segmen sama dengan atau lebih besar dari 10 persen aset gabungan seluruh segmen operasi.
Perhatiakn bahwa uji pendapatan memasukkan penjualan atau transfer antarsegmen .
DSAK menyatakan bahwa pengaruh keseluruhan dari segmen tertentu terhadap seluruh
perusahaan harus diukur. DSAK meyakini juga bahwa definisi segmen operasi harus
memasukkan komponen dari perusahaanyang menjual secara umum atau secara eksklusif ke
komponen perusahaan yang lain. Informasi mengenai operasi yang “ terintegrasi secara vertikal”
tersebut memerikan pandangan mengenai produksi dan operasi dari perusahaan.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran laba
atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan tersebut akan sama dengan yang
digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal. Beberapa perusahaan mengalokasikan
beban operasi yang timbul dari fasilitas yang dipergunakan bersama seperti gudang bersama.
Perusahaan lain dapat mengalokasikan biaya-biaya seperti biaya bunga, pajak penghasilan, atau
pendapatan dari investasi ekuitas ke segmen tertentu. Apa pun yang digunakan dalam tujuan
pengambilan keputusan untuk mengukur laba atau rugi segmen operasi harus dilaporkan dalam
pengungkapan eksternal.
Walaupun perusahaan diharuskan untuk melaporkan aset dari segmen yang dilaporkan
secara terpisah, PSAK 5 juga memperbolehkan perusahaan untuk melaporkan kewajiban
segmennya jika perusahaan meyakini bahwa pengungkapan yang lebih lengkap akan lebih
berguna. Aset yang akan dilaporkan adalah aset yang digunakan oleh pengambil keputusan
operasi utama dalam pengambilan keputusan mengenai segmen dan dapat memasukkan aset tak
berwujud seperti goodwill, atau aset tak berwujud lainnya. Jika aset yang digunakan bersama
dialokasikan ke dalam segmen, maka aset tersebut harus dimasukkan dalam angka yang
dilaporkan. Aset tersebut juga dapat mencakup aset pendanaan seperti investasi pada efek ekuitas
atau pinjaman antarsegmen. Poin kuncinya adalah bahwa pendapatan, laba atau rugi, dan aset
harus dilaporkan dalam basis yang sama dengan yang digunakan untuk tujuan pengambilan
keputusan internal.
Jika total pendapatan eksternal dari segmen operasi yang dilaporkan secara terpisah
kurang dari 75 persen total pendapatan konsolidasi, maka manajemen harus memilih dan
mengungkapkan informasi tentang segmen operasi sampai paling tidak 75 persen dari
pendapatan konsolidasi dimasukkan dalam segmen yang dilaporkan. Pemilihan segmen operasi
mana yang akan dilaporkan diserahkan kepada manajemen.
Informasi mengenai segmen operasi yang tidak dilaporkan secarah terpisah adalah
digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “ Seluruh Segmen Lainnya “ ( All Other ).
Sumber pendapatan dalam kategori “ Seluruh Segmen Lainnya “ harus dijelaskan, tetapi tingkat
pengungkapan untuk kategori ini secara signifikan lebih sedikit dibandingkan segmen operasi
yang dilaporkan terpisah. Sekali lagi, ingat bahwa kantor pusat perusahaan ( atau administrasi
pusat ) umumnya tidak dimasukkan sebagai segmen operasi dari perusahaan.

1.3.2        Uji Pengungkapan Komprehensif


Uji komprehensif adalah uji pendapatan konsolidasi 75 persen.
Uji Pendapatan Konsolidasi 75 persen
Total pendapatan dari sumber eksternal dari keseluruhan segmen operasi dilaporkan
secara terpisah harus paling tidak sama dengan 75 persen total pendapatan konsolidasi.
Perusahaan pelaporan harus mengidentifikasi segmen operasi tambahan sebagai segmen yang
dilaporkan sampai uji ini terpenuhi.

1.3.3        Melaporkan Informasi Segmen


Pengungkapan khusus yang diharuskan untuk tiap segmen yang dilaporkan dijelaskan
dalam PSAK 5. Dalam pelaporan segmen, hal-hal berikut harus diungkapkan untuk setiap
segmen yang ditentukan akan dilaporkan terpisah, yaitu :
1.    Informasi umum. Informasi harus mengungkapkan tentang (a) bagaimana perusahaan
mengidentifikasiakan setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah, temasuk informasi tentang
struktur organisasi perusahaan, dan (b) jenis produk atau jasa darimana tiap segmen dilaporkan
memperoleh pendapatannya.
2.    Jumlah untuk setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah. Pengungkapan segmen harus
memasukkan jumlah sebagai berikut, (a) setiap laba atau rugi dan prosedur pengukuran yang
digunakan untuk menentukan laba atau rugi, termasuk bagaimana akun perusahaan untuk
transaksi antarsegmen, dan (b) setiap aset dan kewajian segmen.
3.    Ukuran laba tau rugi segmen. Hal-hal berikut harus diungkapkan jika digunakan untuk
mengukur laba atau rugi segmen yang ditinjau oleh pimpinan pembuat keputusan perusahaan,
yaitu (a) pendapatan dari penjualan eksternal, (b) pendapatan dari transaksi dengan segmen
operasi lain dari perusahaan, (c) pendapatan bunga, (d) beban bunga, (e) beban depresiasi dan
amortisasi, (f) ekuitas dalam pendapatan investee yang telah dihitung melalui metode ekuitas, (g)
beban dan keuntungan pajak penghasilan, (h) pos luar biasa, dan (i) pos-pos nonkas signifikan
lainnya.
4.    Aset dan kewajiban segmen. Informasi hal-hal berikut pada setiap laporan terpisah aset segmen
harus diungkapkan jika pos-pos berikut dimasukkan dalam menentukan aset segmen yang
ditinjau oleh pimpinan pembuat keputusan perusahaan, yaitu : (a) jumlah investasi pada investee
metode ekuitas, (b) jumlah kewajiban.
5.    Renkonsiliasi total konsoliadsi. Akhirnya, pengungkapan segmen memasukkan rekonsiliasi
antara pendaptan total segmen yang dilaporkan, laba atau rugi total, aset total, dan total
konsolidasi yang berhubungan dengan pos-pos tertentu.
Perusahaan diperbolehkan untukmenyajikan pengungkapan tersebut dalam skedul
terpisah atau dalam catatan kaki. Akan tetapi, dalam praktiknya, perusahaan menyajiakan data
komparatif paling tidak dua periode fiscal sebelumnya bersama dengan informasi periode
berjalan.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen juga harus dibuat untuk melengkapi
laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK. Oleh karena itu, pengungkapan segmen harus juga
dibuat dalam laporan keuangan interim. Laporan interim harus mengungkapkan hal-hal berikut
tentang setiap segmen yang dilaporkan, yaitu : (1) pendapatan dari pelanggan eksternal, (2)
pendapatan antarsegmen, (3) pengukuran laba atau rugi segmen, (4) aset total untuk hal-hal yang
terdapat perubahan material dari laporan tahunan terakhir, (5) setiap perbedaan dari laporan
tahunan terakhir dalam definisi operasi segmen atau dalam bagaimana perhitungan laba atau rugi
segmen, dan (6) rekonsiliasi total laba atau rugi segmen dengan total konsolidasi entitas.

1.4         IDENTIFIKASI LAPORAN SEGMEN


Fokus dalam PSAK 5 adalah untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan
keuangan untuk menentukan resiko dan potensi imbal hasil dari suatu entitas, mengunakan dasar
informasi agregasi yang sama dengan yang digunakan oleh manajemen perusahaan. psak 5
menyatakan bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian laporan segmen yang utama yaitu
segmen usaha dan segmen geografis.
Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber utama
risiko dan imbalan perusahaan. Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi
oleh perbedaan produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen ialah segmen
usaha, dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis. Jika risiko dan tingkat imbalan
perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi yang berbeda di berbagai negara atau
wilayah geografis, maka perusahaan akan melaporkan segmen geografis terlebih dahulu dan
informasi keduanya adalah segmen usaha. Jika resiko dan imbal hasil perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dua elemen berikut ini :
1.    Perbedaan dalam produk atau jasa yang dihasilkan.
2.    Perbedaan operasional wilayah perusahaan yang diindikasikan dengan pendekatan matriks, pada
sistem pelaporan internal kepada pihak yang berwenang, maka perusahaan harus menggunakan
segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografis sebagai segmen sekunder.
Jika struktur organisasi perusahaan dan stuktur manajemen seperti juga sistem pelaporan
keuangan internal kepada pihak yang berwenang tidak didesain berdasarkan produk atau jasa
secara individu atau secara kelompok dan juga tidak didasarkan atas wilayah tertentu, maka
manajemen perusahaan harus menntukan resiko dan imbal hasil perusahaan yang mana yang
berhubungan erat dengan produk atau jasa yang dihasilkan atau juga secara wilayah.

1.5         INFORMASI SEGMEN SEKUNDER


PSAK 5 menyatakan jika perusahaan mengunakan segmen usaha sebagai pelaporan
segmen primer maka perusahaan harus melaporkan informsi berikut :
1.    Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang ditentukan
berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografis
yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari
total pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal.
2.    Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut dilaporkan
untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset
semua segmen geografis yang ada.
3.    Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang
diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak berwujud),
menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset
segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset emua segmen geografis.
Jika perushaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen primer maka
perusahaan harus melaporkan informasi berikut :
1.    Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
2.    Jumlah nilai tercatat aset segmen
3.    Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen yang
diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak berwujud)
menurut lokasi aset.

1.6         PELAPORAN KEUANGAN INTERIM


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan
keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari
periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari
setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi
keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan
juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang
bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut. Ada dua
pandangan tentang Laporan Interim yaitu : Pandangan yang menganggap periode interim sebagai
dasar periode akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan
cara yang sama seperti pada periode tahunan. Dan pandangan yang menganggap periode interim
sebagai bagian yang integral dengan periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan
pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan
periode tahunan.
Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan
informasi keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa
yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan
berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan
keuangan dalam :
1.    Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
2.    Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
3.    Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai
1.7         FORMAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut:
1.    Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama tahun
fiskal sebelumnya.
2.    Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode yang sama pada akhir tahun
fiskal sebelumnya.
3.    Laporan arus kas pada akhir periode waktu kumulatif yang berjalan dan untuk periode yang
sama untuk tahun sebelumnya.
4.    Catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan saldo yang disajikan dalam laporan keuangan.

1.8         PERMASALAHAN AKUNTANSI


1.8.1        Pandangan Diskrit Vs Pandangan Integral dalam Pelaporan Interim
Teori diskrit pelaporan interim memandang tipap periode interim sebagai dasar periode
akuntansi untuk dievaluasi seakan akan periode tersebut merupakan periode akuntansi tahunan.
Setiap penyesuaian akhir tahun dan penangguhan akan ditentukan menggunakan dasar prinsip
akuntansi yang sama dengan yang digunakan dalam laporan tahuanan.
Teori integral pelaporan interim memandang periode interim sebagai bagian dari periode
tahunan. Pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan dan beban dapat dipengaruhi oleh
pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi selama setahun.

1.8.2        Peraturan Akuntansi Untuk Pelaporan Interim


PSAK 3 menstandarisasi penyususnan dan pelaporan laporan laba rugi interim. Standar
tersebut mendefinisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya berdasarkan sebuah basis
interim. Standar tersebut juga memberikan panduan untuk tindakan akuntansi atas divestasi, pos
luar biasa, transaksi yang tidak biasa terjadi ataupun tidak sering terjadi, serta kewajiban
bersyarat pada laporan keuangan interim. Bahkan termasuk penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan interim.
Pada PSAK 25 perubahan dalam kebijakan akuntansi diaplikasikan dengan melaporkan
setiap penyesuaian pada periode sebelumnya sebagai sebuah penyesuaian untuk memulai saldo
laba kecuali jika jumlahnya tidak bisa ditentukan secara wajar.

1.9         STANDART PELAPORAN UNTUK LAPORAN LABA-RUGI INTERIM


1.9.1        Pendapatan
Pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak dapat
diatngguhkan keperiode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil. Pendapatan
dari usaha musiman, seperti dlaam pertanian dll tdak dapat dimanipulasi untuk menghilangkan
tren musiman.
PSAK menganggap permasalahan musiman menjadi maslah yang sangat penting. Untuk
memberikan manfaat yang lebih besar pada pengguna laporan keuangan maka laporan interim
harus disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya dengan kondisi sebagai berikut :
1.    Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
2.    Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode akuntansi
yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha.
3.    Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal tahun
buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau
pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
4.    Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu,
untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan,
kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.

1.9.2        Harga Pokok Penjualan dan Persediaan


PSAK 3 memperbolehkan modifikasi praktis berikut atas aturan umum tersebut yaitu :
1.    Menggunakn estimasi presentase laba kotor. Yang dapat digunakan untuk menentukan harga
pokok penjualan interim. Sehingga inventaris fisik tak perlu dicantumkan dalam setiap laporan
periode interim.
2.    Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah, kerugian persediaan yang disebabkan
penurunan harga pasar diakui pada periode penurunan dengan menggunakan metode penilaian
yang terendah antara harga pokok atau harga pasar.penurunan harga pasar temporer yang
diharapkan akan berbalik pada akhir tahun dfiskal tidak perlu diakui dalam periode interim
karena tidak ada kerufgian yang diharapkan untuk tahun fiskal.
3.    Sistem biaya standar. Perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar untuk persediaan
harus mengguankan prosedur yang sama atas penghtungan dan pelaporan varian dalam periode
interim dengan yang digunakan untuk tahun fiskal. Akan tetapi varian harga beli atau volume
atau varian kapasitas yang diharapkan akan diserap pada akhir tahun fiskal harus ditangguhkan
pada periode inteirm dan tidak dimasukan sebagai laba interim.

1.9.3        Biaya dan Beban yang lain


Pilihan antara pengakuan langsung dari pengeluaran dalam laporan laba rugi interim dan
penangguhan serta alokasi dalam beberapa laporan laba rugi interim berdasarkan evaluasi
subjektif dari periode yang mendapatkan manfaat dari pengeluaran tersebut. Walaupun sebagian
besar pengeluaran dibebankan diperiode interim pada saat terjadinya. Contoh berikut
mengilustrasikan kapan pengeluaran dapat ditangguhakan dan dialokasikan ke bebrapa periode. :
1.    Beberapa perusahaan menfokuskan perbaikan peralatan yang besar dalam satu waktu pada satu
periode interim.
2.    Pajak bangun dapat ditangguhkan atau diakru pada setiap periode interim daripada mengakui
secara penuh sebagai sebuah beban periode interim saat pajak itu dibayar.
3.    Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode-periode interim yang menerima
manfaatnya daripada mengakuinya semata-mata dalam periode interim saat biaya itu
dikeluarkan.

1.9.4        Akuntansi Untuk Pajak Penghasilan dalam Periode Interim


Penghitungan pajak penghasilan interim menimbulkan suatu permasalahan khusus bagi
akuntan karena beban pajak aktual dihitung berdasarkan penghasilan untuk seluruh tahun fiskal.
Selain itu, perbedaan temporer antara akuntansi fiskal dan akuntansi GAAP mengharuskan
pengakuan pajak tangguhan.
1.9.5        Pelepasan Segmen atau Pos Luar Biasa, Tidak Biasa, Jarang Terjadi dan Bersyarat
PSAK 3 mengaruskan pengukuran dan pelaporan pos non operasi utama menggunakan
dasar yang sama seperti saat mempersiapkan laporan tahunan. Selain itu, pos tidak biasa operasi
yang dihentikan dan transaksi yang jarang terjadi harus dilaporkan pada periode interim dimana
hal tersebut terjadi dan tidak dialokasikan pada periode lain pada tahun tersebut. Tes material
untuk pos luar biasa harus didasarkan pada estimasi atas pendapatan untuk seluruh periode
tersebut tes material untuk kegiatan yang dihentikan dan transaksi yang jarang terjadi harus
didasarkan atas pendapatan operasi untuk periode laporan interim dimana kegiatan tersebut
dihntikan untuk pertama kali dilakukan.

1.10     PERUBAHAN AKUNTANSI DIPERIODE INTERIM


1.10.1    Perubahan Prinsip Akuntansi ( Penerapan Retrospektif)
Perubahan ini dilakukan oleh sebuah entitas hanya jika karena ada standar akuntansi yang
baru diterapkan, atau perusahaan melihat adanya suatu prinsip akuntansi baru yang lebih baik
untuk diterapkan dibandingkan prinsip akuntansi yang digunkan selma ini. Perubahan ini
membutuhkan proses penerapan Retrospektif. Pendekatan ini akan diterapkan pada seluruh
laporan keuangan sebelumnya termasuk laporan keuangan interim. Jika perubahan jenis
pengaruh kumulatif dilakukan selma periode interim setelah peiode interim pertama, maka
laporan interim sebelumnya dari tahun fiskal berjalan harus dinyatakn kembali seakan akan
perubahan ini termasuk masalah pajaknya akan diterapkan pada pendekatan retrospektif. Akan
tetapi perubahan akutansi yang terkait dengan depresiasi dipandang sebaia metode perubahan
estimasi dan bukan perubahan prinsip akuntansi.

1.10.2    Perubahan Estimasi Akuntansi (Penerapan Saat Ini dan Prospektif)


Perubahan pada Depresiasi, Amortisasi, dan Deplesi
PSAK 25 mewajibkan perubahan atas aset jangka panjang dan aset non keuangan yang
disebabkan informasi baru. Seperti pola penggunaan saat ini yang berbeda dengan yang
diperkirakan akan dianggap sebagai perubahan dalam estimasi. Penerapan atas periode berjalan
dan periode yang akan datang perlu dilakukan tetapi laporan keuangan yang telah dikeluarkan
tidak pelru disajika kembali.
1.10.3    Kesalahan Mendasar
Kesalahan yang merujuk pada angka / nilai tertentu pada periode yang telah dilaporkan.
PSAK 25 mewajibkan kesalahan yang telah dikoreksi pada periode yang lalu dinyatakan pada
periode dimana terjadi kesalahan. Jika tidak dapat langsung menentukan pengaruhnya pada
periode dimana terjadi kesalahan, maka penyesuaian harus dibuat pada saldo awal periode yang
paling cepat dimana terjadi kesalahan, maka penyesuaian harus dibuat pada saldo awal periode
yang paling cepat dimana paling mungkin untuk menyajikan koreksi tersebut.

1.11     ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN SEGMEN


T ADARO ENERGY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/
ND SUBSIDIARIES
30 Juni 2009
Pendapatan dari Pendapatan Aktiva Laba (rugi)
eterangan
Pelanggan Eksternal antar Segmen Segmen Usaha
enambangan dan perdagangan batu bara 12,173,007 428,287 16,408,951 2,559,770
asa Penambangan 554,285 776,741 4,669,696 102,445
ain-lain 169,595 453,145 6,246,151 336,516
otal 12,896,887 1,658,173 27,324,798 2,998,731
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT.ADARO ENERGY Tbk

Uji Pendapatan. Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap
segmen industri kemudian membandingkan dengan 10% dari gabungan seluruh segmen industri.

Pendapatan dari Pendapatan Nilai Uji Perlukah


Keterangan (10% x
Pelanggan Eksternal antar Segmen dilaporkan
Rp.14555060)
Penambangan dan perdagangan
12,173,007 428,287 >  1,455,506 ya
batu bara
Jasa Penambangan 554,285 776,741 <  1,455,506 tidak
Lain-lain 169,595 453,145 <  1,455,506 tidak
Total 12,896,887 1,658,173
Uji Aktiva. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing segmen
dengan 10% dari total altiva semua segmen usaha.

Aktiva Nilai Uji Perlukah


Keterangan (10% x Rp.
Segmen Dilaporkan
27324798)
Penambangan dan perdagangan batu bara 16,408,951.00 >  2,732,479.80 ya
Jasa Penambangan 4,669,696.00 >  2,732,479.80 ya
Lain-lain 6,246,151.00 >  2,732,479.80 ya
Total 27,324,798.00
Uji Laba Usaha. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu
dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari
yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau
rugi operasi gabungan senua usaha yang merugi.

laba Operasi Rugi Operasi Nilai Uji Perlukah


Keterangan (10% x Rp.
Segmen Usaha Segmen Usaha Dilaporkan
2998731)
Penambangan dan perdagangan batu
2,559,770 0 >  299,873.10 ya
bara
Jasa Penambangan 102,445 0 <  299,873.10 tidak
Lain-lain 336,516 0 >  299,873.10 ya
Total 2,998,731
Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan). Segmen jasa penambangan dan segmen
lain-lain tidak memenuhi kriteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan segmen yang
perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah penambangan dan perdagangan
batu bara. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan
konsolidasi.

Pendapatan dari
Penjualan antar Nilai Uji (75% x Perlukah
Keterangan pelanggan
segmen Rp. 14555060 ) dilaporkan
eksternal
Penambangan dan perdagangan batu 12,173,007 0 >  10,916,295.00 ya
bara
Jumlah 12,173,007

KESIMPULAN
Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang disajikan dalam kurun waktu
kurang dari satu periode (satu tahun). Laporan interim disajikan sama dengan penyajian laporan
keuangan tahunan. Laporan interim wajib dibuat oleh perusahaan yang terdaftar di badan
pengawas pasar modal seperti Securities Exchange Commision di Amerika Serikat dan Bursa
Efek di Indonesia, hal ini agar semua perusahaan dapat menunjukkan kinerjanya kepada pihak
pihak yang terkait. Pengungkapan dalam laporan keuangan interim mengenal adanya konsep
estimasi dan materialitas.
PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran laba
atau rugi dari segmen yang dilaporkan. Oleh karena itu, laporan tersebut akan sama dengan yang
digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal, dan psak 5 menyatakan bahwa ada dua
jenis atau bentuk penyajian laporan segmen yang utama yaitu segmen usaha dan segmen
geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber
utama risiko dan imbalan perusahaan.

KOMENTAR: 
Sesuai dengan makalah diata sudah dipaparkan secara jelas danrinci bahwasnya pelaporan
segmen dan interim ini memang sangat penting bagi pengguna laporan keuangan karena mereka
akan mendapatkan Informasi ini dibutuhkan untuk menilai risiko dan imbalan dari suatu
perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan multinasional, namun
informasi ini tidak mungkin diperoleh dari data agregat. 

Anda mungkin juga menyukai