Abstrak
Penelitian ini berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Menulis pada Siswa Kelas III Sekolah
Dasar Negeri 2 Cihalimun Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung”. Penelitian ini
mengambil permasalahan mengenai kesulitan belajar menulis pada siswa kelas III di sekolah
dasar.Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia. Kesulitan belajar menulis yang
berat disebut juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya ketidakmampuan mengingat cara
membuat huruf atau simbol-simbol matematika. Disgrafia serng dikaitkan dengan kesulitan
belajar membaca atau disleksia karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling
terkait. Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah umum yang muncul dan perlu
ditindaklanjuti adalah dengan mengimplementasikan model pembelajaran menulis sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah seperti apakah kesulitan menulis yang dialami siswa dan faktor-faktor apakah yang
menyebabkan siswa sulit menulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau
mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis dengan menggunakan berbagai model
menulis. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan
menulis siswa SD kelas III dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa sulit
menulis.
35
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
language as the three component in the Atas dasar itulah penulis memilih
langage arts.” Untuk itu, menurut judul Analisis Kesulitan Belajar Menulis
Tompkins (1994), “These components can pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar
be rephrases to describe the role of writing Negeri Cihalimun 2 Kec. Kertasari Kab.
in the elementary grades: (1) learning to Bandung.
write; (2) learning about written language; Menelisik rumusan masalah di atas,
(3) learning through writing.” Jadi, fokus maka penelitian ini bertujuan untuk
pembelajaran menulis di SD adalah (1) mengetahui atau mendeskripsikan
belajar untuk menulis, (2) belajar tentang kemampuan siswa dalam menulis dengan
tulisan, dan(3) belajar melalui tulisan. menggunakan berbagai model menulis.
Berdasarkan hasil tulisan siswa yang Secara lebih khusus tujuan penelitian ini
penulis identifikasi, ternyata siswa tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
mempunyai kesulitan-kesulitan dalam 1) mendeskripsikan kemampuan menulis
memproduksi tulisan grafemis sebagai siswa SD kelas III;
berikut: 2) mengetahui faktor-faktor yang
1) tidak bisa menulis F, f, V, v, Q, q, X, x, menyebabkan siswa sulit menulis.
Z, Secara teoretis, penelitian ini
2) ada tulisan grafemis yang tertukar bermanfaat sebagai uji empirik terhadap
seperti d menjadi b atau sebaliknya; m strategi menulis di sekolah dasar dengan
menjadi n atau sebaliknya; berbagai macam model menulis.
3) Adanya pengurangan tulisan grafemis Secara praktis, hasil penelitian ini
ketika guru mendiktekan tulisan ng, bermanfaat khususnya bagi para guru
ny, menjadi g dan y misalnya pada sekolah dasar, lembaga LPTK, dalam hal
kata dengan degan, misalnya ini PGSD, dan para pengembang
misalya; kurikulum bahasa Indonesia sebagai upaya
4) Adanya penambahan tulisan grafemis meningkatkan kemampuan siswa dalam
h, y, misalnya saya sayah, ia iya menulis.
Berdasarkan hasil wawancara,
faktor-faktor penyebab ketidakmampuan B. TINJAUAN PUSTAKA
menulis tersebut disebabkan oleh: Pada bagian ini akan dijelaskan
1) kurangnya (jarang dipakai) frekuensi ihwal kesulitan belajar menulis. Penjelasan
kemunculan tulisan grafemis seperti V, lebih rincinya di bawah ini
v, Q, q, X, x, Z, z, sehingga mereka
ada yang tidak bisa menulis dan ada Ihwal Kesulitan Belajar
pula yang tertukar dengan tulisan Abdurrahman (2003: 6)
grafemis lain seperti V dengan P, Q menjelaskan bahwa definisi kesulitan
dengan K, Z dengan J dan S, X dengan belajar pertama kali dikemukakan oleh The
S ( pada kata, Xilofon dan Xilem). United States Office of Education (USOE)
2) kemiripan tulisan grafemis seperti d pada tahun 1977 yang dikenal dengan
menjadi b atau sebaliknya, m menjadi Public Law (PL) 94-142, yang hampir
n atau sebaliknya; identik dengan definisi yang dikemukakan
3) secara psikologis kurang konsentrasi oleh The National Advisory Committee on
dalam menyimak, Handicapped Children pada tahun 1967.
4) faktor lain yang tidak kalah penting Definisi tersebut seperti dikutif oleh
ialah minimnya perhatian orang tua Hallahan, Kauffman, dan Llioyd (1985:
terhadap siswa sehingga motivasi 14) seperti berikut ini.
belajar mereka kurang. Kesulitan belajar khusus adalah
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari
36
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
37
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
38
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ditangani oleh penulis merupakan kasus jari-jari untuk menulis sebagai respons
anak yang mempunyai kesulitan dalam terhadap rangsangan yang diterima.
menulis. Pelajaran menulis mencakup (1)
Abdurrahman (2003: 225) menulis dengan tangan, (2) mengeja, dan
menjelaskan bahwa proses belajar menulis (3) menulis ekspresif (Lovitt, 1989: 225).
pada hakikatnya suatu proses Menulis dengan tangan disebut juga
neurofisiologis. Russel dan Wanda (1986: menulis permulaan; dan karena menulis
16-21) mengemukakan adanya pembagian terkait erat dengan membaca, maka
otak ke dalam empat Lobus yakni: (1) pelajaran membaca dan menulis di kelas-
lobus frontalis, (2) lobus parietalis, (3) kelas permulaan sekolah dasar sering
temporalis, dan (4) lobus occipitalis. Lobus disebut juga pelajaran membaca dan
frontalis terletak di bagian depan, menulis permulaan. Mengenai menulis
dilindungi oleh tulang dahi. Fungsi lobus ekspresif, Hallahan, Kauffman, dan Lloyd
frontalis adalah sebagai pusat pengertian, (1985: 235) menyebutnya mengarang atau
koordinasi motorik, dan yang berhubungan komposisi.
dengan watak dan tabiat. Lobus perietalis
terletak di bagian atas, dilindungi oleh C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN
tulang-tulang ubun. Fungsi lobus perietalis Penelitian ini bersifat deskriptif
adalah untuk menerima dan kualitatif dengan menggunakan metode
menginterpretasikan rangsangan sensoris, penelitian studi kasus terhadap siswa kelas
kinestetis, orientasi ruang, penghayatan III SDN Cihalimun II Kec. Kertasari Kab.
tubuh (body emage) , dan taktil lobus Bandung tahun ajaran 2010/2011.
temporalis terletak pada bagian samping, Desain penelitian ini menggunakan
dilindungi oleh tulang pelipis. Adapun desain kasus kelompok. Secara
fungsi lobus temporalis adalah sebagai keseluruhan, desain studi kasus bisa
pusat pengertian pembicaraan, dibenarkan dalam kondisi-kondisi tertentu
pendengaran, asosiasi pendengaran, yakni (a) kasus tersebut mengetengahkan
memori, pengecap, dan penciuman. Lobus suatu uji penting tentang teori yang ada,
occipitalis terletak di bagian belakang, (b) merupakan suatu peristiwa yang langka
dilindungi oleh tulang belakang kepala. atau unik, atau (c) berkaitan dengan tujuan
Fungsi lobus occiptalis adalah sebagai penyingkapan (Yin, 2002).
pusat penglihatan dan asosiasi penglihatan. Tahap penting dalam pendesainan
Pada saat menulis akan terjadi peningkatan dan penyelenggaraan kasus kelompok
aktivitas pada susunan saraf pusat dan adalah menentukan unit analisis kasus itu
bagian-bagian organ tubuh. Rangsangan sendiri. Definisi yang operasional
dari lingkungan diterima oleh alat indra dibutuhkan, dan beberapa tindakan
dan selanjutnya diteruskan ke susunan pencegahan harus diambil sebelum
saraf pusat melalui ke cortex di daerah kesepakatan penuh keseluruhan studi kasus
lobus occipitalis, lobus temporalis, lobus tersebut tercapai guna meyakinkan bahwa
parietalis, dan lobus frontalis; kemudian kasus tersebut memang relevan dengan isu
kembali ke saraf-saraf spinal yang keluar dan pertanyaan-pertanyaan fokus
dari sumsum tulang belakang. Saraf-saraf penelitiannya.
spinal tersebut selanjutnya meneruskan Langkah-langkah dalam penelitian ini
rangsangan motorik melalui sistem antara lain:
piramidal dari otak untuk selanjutnya 1) melakukan pengamatan/observasi;
berhubungan dengan sumsum tulang 2) melakukan wawancara dengan guru
belakang yang berfungsi untuk dan siswa;
mengaktifkan otot-otot lengan, tangan, dan
39
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
40
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
41
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
42
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
43