Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER GANJIL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Prodi / : PG PAUD Nama : Yuniar Ike Pratiwi


Semester
Mata Kuliah : Kemampuan Bahasa NIM : 22340303
Indonesia AUD
Dosen : Ida Yeni Rahmawati, Kelas : RPL PAUD 2022
M.Pd.

Petunjuk :
a. Awali dengan membaca basmallah.
b. Jangan lupa sertakan identitas, nomor presensi dan bubuhkan tanda tangan.
c. Kerjakan semua soal yang ada dibawah ini dengan benar!

Jawaban

1. Jelaskan hakikat pemerolehan bahasa dari berbagai pakar sertakan daftar pustakanya
Bahasa merupakan ungkapan yang mengandung maksud menyampaikan sesuatu kepada
orang lain. Menurut Bloom & Lahey bahasa merupakan suatu kode dimana gagasan/ide tentang
dunia lingkungan diwakili oleh seperangkat lambang yang telah disepakati bersama untuk
melangsungkan komunikasi. Sedangkan menurut (Kridalaksana, 2002) Bahasa pada hakikatnya
merupkan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial
untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Lebih lanjut, Owen (Solehan,
2002) menjelaskan bahwa bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial
atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang
dikehendaki dan kombinasi simbol-simnol yang diatur oleh ketentuan.
Pemerelolehan bahasa atau biasa disebut akuisisi bahasa menurut Maksan (1993:20)
adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan secara tidak sadar, implisit dan informal.
Menurut Djarwowidjojo (Djarwowidjojo, 2003) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa
merupakan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh secara natural ketika dia belajar
bahasa ibunya.

Daftar Pustaka :
Suardi, I. P., R, S., & Asri, Y. (2019). Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini.
Jurnal Obesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2.

2. Jelaskan gangguan dalam pemerolehan bahasa beserta contoh kasusnya.


Jenis-jenis gangguan Pemerolehan Bahasa :
a. Disleksia
Dyslexia pada dasarnya adalah kesulitan belajar membaca yang tidak ada
ubungannya dengan IQ karena biasanya penderita dyslexia memiliki IQ yang normal.
Dyslexia lebih disebabkan karena gangguan dalam asosiasi daya ingat (memori).
Akan tetapi, karena membaca merupakan keterampilan dasar bagi kemampuan
berbahasa lainnya.
Contoh Kasus :
Studi Kasus Terhadap Anak Berkesulitan Membaca (Disleksia) Pada Siswa Kelas Ii
Sdn Parakanmuncang I Kabupaten Sumedang. Kesulitan yang dialami anak tersebtut
pada saat menggabungkan kata, meningat huruf yang serupa seperti I dengan l, m dan
w, n dan u, p dengan q, belum paham pada huruf diagraf (ng, ny, kh, sy, gh), belum
mampu membaca huruf diftong (ai, au, io, ei). Upaya yang dilakukan antara lain :
membuka layanan konseling secara individual antara guru dan orang tua, lingkungan
anak dan permasalahan yang dialami anak.
b. Disgrafia
Anak yang mengalami disgrafia pada umumnya tidak terkait dengan kemampuan
lainnya. Anak-anak disgrafia bisa saja normal dalam berbicara, dan normal dalam
keterampilan motorik lainna, tetapi mengalami hambatan dalam menulis.
Contoh Kasus :
Terdapat 2 siswa di SDN Karang Tengah 5 Kota Tangerang mengalami nkesulitan
belajar menulis yaitu pada saat belajar bahasa Indonesia mereka berdua tidak dapat
menulis karangan dengan baik dan benar, dalam tulisannya terdapat huruf yang
terbalik, penggunaan huruf besar dengan huruf kecil masih tercampur dan
penggunaan ejaan yang tidak tepat karena kedua siswa sering menambahkan atau
mengurangi huruf sehingga membuat tulisan sulit dibaca.
c. Gangguan Bicara
Gangguan berbahasa (language disorders) yang biasa disebut afasia, yaitu suatu
hambatan dalam berbahasa yang disebabkan oleh lesi (kerusakan) di himister otak
sisi kiri (Gleason,1998); (Clark dan Clark, 1977). Kusumoputro (1991: 21)
menambahkan bahwa afasia adalah sebuah gangguan yang biasanya mengenai semua
modalitas bahasa. Misalnya: bicara secara spontan, pengulangan bahasa, penamaan,
membaca dan menulis
Contoh Kasus gangguan bicara : Penelitian ini didasarkan pada pengamatan
dari seorang anak yang berusia 9 tahun, yang tahun 2018 dengan pengumpulan data
awal sejak tahun 2018. Dimana peran serta orang tua, lingkungan dan orang
disekitar sangat menentukan kemampuan kognitif, motorik, dan psikomotorik
anak. Serta memberikan pemahaman juga kepada para orang tua, para guru dan
lingkungan, bahwa tidak selamanya anak dengan masalah terlambat bicara yang
disertai dengan gangguan sosio emosional tidak bisa bersosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya.

3. Silakan baca 3 penelitian relevan tentang pemerolehan bahasa pada anak dari berbagai
artikel jurnal lalu jelaskan isi artikel secara ringkas, sertakan juga kelebihan dan
kelemahan penelitian tersebut pada maisng-masing artikel, sertakan juga daftar
pustakanya.

a. Judul Artikel : PEMEROLEHAN BAHASA INDONSESIA ANAK USIA 304


TAHUN DI PAUD LESTARI DESA BLIMBING KECAMATAN DI KECAMATAN
PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa di
bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik anak-anak usia dini. Pusat dari
penelitian ini adalah anak-anak usia dini di Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan pada tataran fonologi, morfologi dan sintaksis serta semantik di lingkungan
sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan
model analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Anak usia 3 tahun
mengalami perubahan bunyi /r/ diucapkan /l/, /s/ diucapkan /c/ dan bunyi sedangkan pada
anak yang berusia 4 – 5 tahun sudah memperoleh semua bunyi vocal dan bunyi konsonan,
tidak ada perubahan bunyi /r/ yang berubah /l/.
Kelebihan : Peneliti ini dapat menguji dan menganalisis pemerolehan bahasa di bidang
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik anak-anak usia dini
Kekurangan : Pembahasan dalam penenilitian cukup sulit dimengerti oleh pembaca
Daftar Pustaka :

Wulandari, D. I. (2018). PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3-5


TAHUN DI DESA BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN
LAMONGAN. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 74-83.

b. Judul Artikel : MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMEROLEHAN


BAHASA KEDUA ANAK USIA DINI
Bahasa pertama anak adalah bahasa ibu atau bahasa yang digunakan dikesehariannya
dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pemerolehan bahasa kedua pada anak akan
lebih efektif menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran ini mampu
merangsang stimulus anak dalam pemerolehan bahasa kedua secara signifikan. Dalam
perkembangannya, anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar dan keinginan
yang kuat untuk meniru dan mencoba segala hal yang dilihatnya melalui stimulus atau
rangsangan dengan indra mereka. erkembangan bahasa anak dimulai sejak anak
dilahirkan melalui pengalaman dan pertumbuhan bahasa, seperti tangisan, ekspresi
wajah, dan gerakan tubuhnya, dimana hal tersebut sebagai penanda bahwa anak
berusaha untuk berinteraksi dengan orang disekitarnya.
Seiring perkembangan dan pertumbuhan sang anak, maka anak akan memperoleh
bahasa selain bahasa yang diajarkan oleh ibunya, baik itu bahasa kedua, ketiga, dan
seterusnya yang disebut dengan pemerolehan bahasa (language acquisition).
Pemerolehan bahasa ini tergantung pada lingkungan sosial, tingkat kognitif, serta media
pembelajaran yang dimiliki oleh anak usia dini dan lingkungan sekitarnya melalui
proses pembelajaran. Tak jarang para orang tua memperkenalkan bahasa inggris sejak
anak berusia dini dengan cara berkomunikasi dua arah menggunakan bahasa inggris,
dan menunjukkan media yang menggunakan bahasa inggris untuk didengar dan
dipelajari oleh anak. Ini menandakan bahwa media merupakan aplikasi yang praktis
dalam membantu kegiatan pembelajaran, khususnya anak, karena memiliki bentuk yang
konkret sebagai pemecahan masalah pembelajaran....
Dengan demikian, proses pemerolehan bahasa kedua pada anak usia dini
menggunakan media pembelajaran lebih mudah diterapkan untuk dipelajari langsung
oleh anak tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, pemerolehan bahasa kedua pada
anak usia dini dengan menggunakan media pembelajaran merupakan cara yang harus
diterapkan oleh para orang tua dan orang disekitar anak tersebut. Dengan menggunakan
media pembelajaran tesebut diharapkan anak uasia dini mampu menyerap pemerolehan
bahasa kedua dengan baik. Anak dengan usia yang masih dini mendapatkan
pembelajaran yang rasakan langsung oleh indra mereka merupakan siklus alami mereka
dalam membentuk karakter anak tersebut. Pun juga, melalui pembelajaran
menggunakan media, proses pemerolehan bahasa kedua pada anak akan lebih melekat
karena rasa ingin tahu anak yang tinggi. Pemerolehan bahasa dikatagorikan menjadi dua
yaitu pemerolehan bahasa pertama yang lebih sering dikenal dengan bahasa ibu (mother
language) dan pemerolehan bahasa kedua (second language),

Kelebihan : Pendahuluan dalam penelitian ini sudah cukup menggambarkan


mengenai judul penelitian, Pembahasan mengenai pengujian dalam
peneilitian ini sudah jelas mengenai manfaat media pembelajaran dalam
memperoleh bahasa kedua anak usia dini.
Kekurangan : Metode Penelitian kurang jelas.
Daftar Pustaka :

Swastyastu, L. T. (2020). Manfaat Media Pembelajaran dalam Pemerolehan Bahasa


Kedua Anak Usia Dini. Pratama Widya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5.

c. Judul Artikel : PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA DINI DI DESA


HADIWARNO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS
Review :
Pemerolehan bahasa akan terlihat pada anak usia dini. Di usia tersebut anak melalui
proses belajar dalam memperoleh bahasa baik dari yang dilihat maupun diajarkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pemerolehan bahasa pada anak usia dini
di Desa Hadiwarno Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Batasan pemerolehan
bahasa meliputi kata anggota keluarga, benda dalam rumah, benda di luar rumah,
alat transportasi, hewan, warna, nama buah-buahan dan fenomena alam. Masing-
masing anak tentu memiliki latar belakang pola asuh yang berbeda-beda. Hal ini
juga berpengaruh kepada tahapan anak dalam memproduksi sebuah bahasa. Metode
penelitian ini menggunakan dekriptif kualitatif dengan kajian psikolingusitik. Tehnik
pengumpulan data dalam artikel ini adalah menggunakan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Objek penelitian yang ada dalam penelitian ini adalah dua anak,
yang pertama anak berinisial "Z" umur 3,8 tahun dan yang kedua anak berinisial "B"
dengan umur 3,1 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah dari kata anggota keluarga,
benda dalam rumah, benda di luar rumah, alat transportasi, hewan, warna, nama
buah-buahan dan fenomena alam. Pemerolehan data tertinggi adalah menyebutkan
nama anggota keluarga. Hal ini dikarenakan, dalam proses pemerolehan bahasa
yang terjadi pada anak usia dini, kosa kata akan lebih banyak terbentuk dari
keluarga.

Kelebihan : Data yang disajikan dalan jurnal membantu para pengguna jurnal
lebih mengerti
Kekurangan : Kesimpulan yang dihasilkan lebih sedikit membahas tentang
hasil
Penelitian

Daftar Pustaka :

Nugraheni, L., & Ahsin, M. N. (2021). Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia Dini di
Desa Hadiwarno Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Jurnal Educatio, 375-381.

Anda mungkin juga menyukai