Anda di halaman 1dari 2

Manfaat pupuk organik kotoran sapi

Sebagai pupuk kandang,Penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk dikenal sebagai pupuk kandang (pupuk
organik). Zat-zat yang sangat berguna didalam kosa tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal
sebagai pupuk kandang yang dapat memperbaiki struktur tanah dan penyediaan unsur hara tanah.
Kotoran sapi sebagai pupuk kandang perlu penanganan yang baik, karena dengan penanganan yang
kurang baik seperti penggunaan kotoran sapi yang masih mentah ( belum matang) atau menurut istilah
petani peternak masih panas, jika digunakan untuk memupuk tanaman dapat menyebabkan kelayuan
pada tanaman atau bahkan mengalami kematian karena kepanasan. Hal ini karena kotoran sapi mentah
mengandung unsur carbon ( C ) lebih tinggi dari kandungan nitrogen (N) yang akan mengundang jutaan
bakteri. Jika kadar Carbon dalam kosa tinggal sedikit atau perbandingan C/ N rendah maka proses
penguraian (dekomposisi) akan berhenti sehingga kosa mengalami kematangan atau istilah peternak
sudah dingin. Jika kotoran sapi sudah dingin atau mengalami kematangan, ini sangat baik dijadikan
pupuk, dan inilah yang disebut pupuk kandang

Tanda-tanda kotoran sapi yang telah menjadi pupuk kandang atau telah mengalami kematangan/ dingin
sebagai berikut : a). jika diraba, pupuk terasa dingin, b). jika diremas, pupuk mudah rapuh, c).pada
kebanyakan pupuk kandang, wujud aslinya telah berubah dan d). bau aslinya telah hilang.

Cara mengubah kotoran sapi menjadi pupuk kandang (organik) cukup mudah, yaitu dengan membiarkan
begitu saja. Setelah kosa dikumpulkan, dalam waktu tertentu kosa telah berubah menjadi pupuk.
Namun jika tidak ditangani dengan baik maka akan terjadi penyusutan unsur hara dalam kotoran sapi
tersebut. Oleh karena itu perlu ada usaha menangani kotoran sapi tersebut agar unsur hara yang
terkandung dalam kosa tetap baik. Penanganan yang baik untuk dijadikan pupuk kandang, ada 2 sistim
yaitu sistim terbuka dan sistim tertutup.

-Sistim terbuka.

Pada sistim ini, kotoran sapi ditimbun ditempat yang terbuka dipermukaan tanah. Tempat penyimpanan
dapat dibuat berbentuk segi empat atau segi panjang ukuran 2,5 m x 2 m berupa tanah yang ditinggikan.
Kemudian diberi atap dan dibuat galangan dari tanah disekeliling tempat pembuatan pupuk untuk
mencegah masuknya air atau rembesan air ke dalam tumpukan. Kelebihan sistim ini kotoran sapi lebih
cepat matang, sedang kekurangannya selama proses penguraian, bau akan terbawa angin.

-Sistim tertutup.

Pada sistim ini, kotoran sapi ditimbun dalam lubang. Ukuran lubang disesuaikan dengan banyaknya
kotoran sapi yang akan ditimbun atau sesuai kebutuhan, tetapi dalamnya tidak boleh lebih dari 1 meter,
karena kalau terlalu dalam akan menyulitkan pengambilan kosa. Dinding lubang sebaiknya dari plastik
untuk mencegah terjadi perembesan air dari bagian luar lubang. Sedang lantai tetap dari tanah agar air
kosa dapat merembes ke bawah tanah. Kotoran sapi ditimbunkan ke dalam lubang , jangan terlalu
penuh. Apabila lubang sudah hampir penuh, pada permukaanya ditaburi kapur secara merata agar tidak
terjadi pengasaman pupuk. Selanjutnya lubang ditutup dengan tanah bekas galian setebal 30 cm.
Daerah sekelilingnya dibuat parit kecil agar tidak terjadi genangan air. Dibuatkan naungan sederhana
diatas lubang berupa atap atau daun rumbia atau dari dedaunan kering lainnya untuk mencegah
masuknya air dari atas pada waktu hujan. Setelah 2-3 minggu dalam penimbunan , kotoran sapi telah
memperlihatkan tanda-tanda kematangan, kotoran sapi telah berubah menjadi pupuk kandang/ pupuk
organik. Kelebihan dari sistim ini penyebaran bau kotoran sapi dapat dikurangi karena selama proses
penguraian kosa terlindung di dalam lubang. Kelemahannya proses penguraian akan terbentuk lama dan
pupuk tidak kering.

source :

https://disnakkan.grobogan.go.id/info/artikel-jurnal/257-jenis-jenis-potongan-daging-sapi-dan-
peruntukannya

Anda mungkin juga menyukai