Pandangan Lukas Terhadap Yesus Kristus
Pandangan Lukas Terhadap Yesus Kristus
"Isa Almasih" dialihkan ke sini. Untuk arti kata al-masih, lihat Al-Masih. Untuk tokoh yang
sama dari sudut pandang agama Islam, lihat Isa.
Yesus Kristus
Nama dan julukan
Yesus • Kristus • Mesias • Isa Almasih • Juruselamat
Yesus Kristus dan Kekristenan
Kronologi • Kelahiran • Silsilah
Pembaptisan • Pelayanan • Mukjizat
Perumpamaan • Perjamuan Terakhir • Penangkapan
Pengadilan • Penyaliban • Kematian
Penguburan • Kebangkitan • Kenaikan
Kedatangan kedua • Penghakiman
Ajaran utama Yesus Kristus
Mesias • Kotbah di Bukit
Pandangan Kristen
Pandangan Islam
Pandangan Yahudi
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
1 Nama
2 Riwayat singkat
o 2.1 Yesus lahir
o 2.2 Pelayanan Yesus
o 2.3 Yesus mati
o 2.4 Yesus dikuburkan
3 Ajaran
4 Kekristenan
dalam Injil
Injil
o 4.7 Gelar Yesus
5 Murid-murid Yesus
8 Lihat pula
9 Referensi
10 Pranala luar
[sunting]Nama
[sunting]Riwayat singkat
Walaupun masa kecilnya tidak diketahui (selain cerita kelahirannya dan kisah Yesus pada
umur 12 tahun sedang mengajar di Bait Allah, Yerusalem), terdapat banyak informasi
tentang tiga tahun terakhir hidupnya, khususnya minggu terakhir, dari
keempat Injil di Alkitab serta tulisan-tulisan Paulus dan murid-muridnya yang lain.
[sunting]Yesus lahir
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kelahiran Yesus
Matius mengatakan bahwa orang-orang majus dari Timur datang membawa hadiah berharga bagi bayi Yesus. dilukis
oleh Giotto pada 1300.
Injil Lukas paling banyak menceritakan kisah ini. Pada waktu Yesus dilahirkan, Kekaisaran
Romawi menguasai sebagian besar Eropa, Inggris, Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pemerintah ingin setiap keluarga untuk disensus sehingga setiap orang harus kembali ke
tempat dari mana mereka berasal. Yusuf berasal dari kota kecil Betlehem,
dekat Yerusalem, jadi meskipun Maria akan segera melahirkan, mereka harus melakukan
perjalanan, dengan ribuan orang lainnya.
Ketika mereka tiba di Betlehem, setiap kamar telah penuh. Tidak ada tempat bagi mereka
untuk tinggal kecuali di sebuah kandang binatang yang pada saat itu diyakini sebagai
kandang domba. Bayi Yesus lahir di kandang, dilampin, dan dibaringkan di jerami di
dalam palungan. Lukas memberitahu kita bahwa gembala yang mengurus domba di lereng
bukit datang untuk melihat bayi itu, karena mendapat kabar dari para malaikat, lalu mereka
pergi bernyanyi dan memuji Tuhan atas Raja dan Juruslamat yang baru lahir.
Dalam Injil Matius diceritakan bahwa orang-orang bijak dari Timur melihat bintang baru di
langit dan datang untuk menemukan Yesus, karena mereka tahu bahwa Mesias itu akan
lahir, dan bahwa bintang adalah tanda bahwa Yesus lahir untuk menjadi seorang Raja.
[sunting]Pelayanan Yesus
Kedatangan Yesus dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus
di Sungai Yordan. Segera setelah pembaptisan, Roh Allah, seperti seekor merpati, hinggap
pada Yesus, dan suara Allah terdengar. Menurut Alkitab, Roh membawa Yesus ke padang
gurun di mana dia berpuasa selama 40 hari. Di sana, Ia dicobai Iblis, tetapi berhasil
menangkal bahkan mengusir Iblis. Kemudian Yesus pergi ke Galilea, menetap
di Kapernaum, dan mulai memberitakan tentang Kerajaan Allah, pada umur sekitar 30
tahun.
Yesus menunggang keledai ke Yerusalem, yang disambut oleh kerumunan orang-orang yang menghamparkan jubah
mereka dan ranting-ranting bagiNya. Giotto, 1300
Yesus mempunyai dua belas orang, yang dikenal sebagai [[Kedua Belas Rasul|Dua Belas
Rasul], yang dipilih dan dilatih untuk menyebarkan Injil. Dia mempunyai beberapa pengikut,
termasuk beberapa perempuan, tapi karena adat Yahudi, para murid perempuan tidak bisa
leluasa bepergian ke tempat yang jauh, meskipun mereka turut pergi ke Yerusalem pada
akhir hidup Yesus.
Alkitab mengatakan Yesus menjadi terkenal. Dia pergi ke Yerusalem, di mana banyak
orang mengunjungi kota itu untuk merayakan Hari Paskah. Ketika mereka mendengar
bahwa dia akan datang, mereka menyambutnya seolah-olah dia adalah seorang raja.
Mereka pikir mungkin ia akan membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi, tapi Yesus
pergi ke Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda, sebagai tanda bahwa Ia datang
dalam damai.[7]
Yesus melakukan banyak hal yang membuat iri dan kemarahan bagi para pemimpin
agama Yahudi. Dia sering melakukan kritik terhadap kelakuanimam-imam Yahudi. Sebagai
contoh, kritiknya terhadap imam Yahudi yang senang mengenakan jubah panjang dan suka
berjalan di pasar, serta berdiri dengan doa-doa yang panjang, agar dihormati orang padahal
suka menelan harta orang, Yesus menyebut mereka sebagai keturunan Ular Beludak.
Yesus juga mengusir orang-orang yang berjual beli di Bait Allah, membalikkan meja-meja
penukar uang, serta menyebut Imam Yahudi telah mengubah Bait Allah menjadi sarang
penyamun. Disamping Yesus juga banyak melakukan penyembuhan orang sakit pada
hari Sabat, yang dilarang oleh aturan para pemimpin agama saat itu.
[sunting]Yesus mati
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kematian Yesus
Ibu Yesus, teman, dan saudara-saudaraNya berkabung atas kematian-Nya. oleh Giotto, 1300
Injil mengatakan bahwa para pemimpin Bait Allah marah dan ingin membunuhNya. Mereka
mengatakan kepada Pemerintah Romawi bahwa Yesus ingin menjadi raja di negara ini dan
mengambil alih kekuasaan. Gubernur Romawi berpikir bahwa Yesus harus dibebaskan.
Namun Para pemimpin Yahudi berkata, "Jika Anda melakukannya, maka Anda bukan
sahabat Kaisar!" (Kaisar adalah penguasa Romawi.)
Jadi Gubernur memvonisNya dengan hukuman mati, yakni dengan cara disalibkan. Ini
adalah cara umum yang digunakan oleh orang-orang Romawi untuk menghukum mati
pemberontak dan penjahat.
[sunting]Yesus dikuburkan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penguburan Yesus
Jenazah Yesus dikuburkan dalam sebuah makam milik salah satu pengikutnya, yaitu Yusuf
dari Arimatea. Dia dimakamkan terburu-buru, karena sebentar lagi hari Sabat, dimulai
ketika matahari terbenam, dan menurut aturan hukum agama tidak ada yang boleh bekerja.
Pada hari sesudah hari sabat, pagi-pagi subuh, para wanita datang untuk mencuci tubuh
dan meminyakiNya dengan ramuan dan minyak wangi. Tetapi Injil mengatakan bahwa
mayat Yesus sudah lenyap, dan malaikat duduk di dekat kubur itu dan berkata "Dia
telah bangkit dari antara orang mati!".
[sunting]Ajaran
Tindakan dan perkataan Yesus yang dicatat dalam Injil merupakan ajaran dasar
Kekristenan. Yesus mengajar di Galilea dan Yudea, dengan pesan penyangkalan diri dan
pengampunan dosa. Hukum utama yang Yesus ajarkan adalah hukum Kasih, bahwa
manusia harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
[sunting]Kekristenan
Kekristenan
Yesus Kristus
Kelahiran · Kematian · Kebangkitan ·
Natal · Jumat Agung · Paskah
Dasar
Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus
Alkitab
Teologi
Ajaran
Sejarah Kekristenan
Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi
Denominasi Kristen
[tampilkan]Katolik
[tampilkan]Protestan
[tampilkan]Ortodoks
Topik terkait
Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan ·
Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol ·Kritik
Portal Kristen
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Garis waktu lengkap Yesus
Setiap Injil menggambarkan kehidupan Yesus dari sudut pandang yang berbeda. [10]
[11]
Secara khusus, Injil Yohanes bukanlah suatu biografi Yesus tetapi sebuah penjelasan
teologis mengenai Yesus dari segi KeTuhanan-Nya. [12].
Markus menjelaskan Yesus sebagai seseorang yang heroik, karismatik dan memiliki
kekuasaan yang tinggi.[10] Matius menggambarkan Yesus khususnya sebagai pemenuhan
nubuatan Yahudi.[10] Lukas menekankan perbuatan-perbuatan ajaib yang Yesus lakukan
serta dukunganNya terhadap wanita dan kaum miskin. [10] Yohanes memandang kehidupan
Yesus di bumi sebagai perwujudan Firman Tuhan.[10]
Injil Yohanes dimulai dengan suatu sajak yang memperkenalkan Yesus sebagai
perwujudan Firman Allah, yang membentuk alam semesta (Yoh 1:1-5;9-14).[13] Seluruh
kehidupan Yesus di bumi adalah inkarnasi dari Firman Allah (Yoh 1:4)[13]
Yesus Kristus diyakini sebagai Domba Allah, seperti Yohanes Pembaptis pernah nyatakan
(Yohanes 1:29). Domba Paskah yang terakhir ini harus berumur satu tahun dan tidak
bercela, seperti yang tertulis di Taurat (Keluaran 12:5). Tentunya bukan Yesus Kristus yang
berumur satu tahun yang dimaksudkan sebagaimana domba paskah sebelumnya dipilih
dan dikurbankan, tetapi Yesus Kristus baru dianggap sebagai orang pada umur 30 tahun
menurut kebudayaan Timur. Yesus Kristus mulai pelayanannya pada umur 30 tahun, dan
masa pelayanannya kepada anak-anak Israel berakhir pada umur 31 tahun. Meskipun
demikian, kebanyakan Kristen meyakini bahwa masa pelayanan Yesus Kristus bukan satu
tahun. Yesus melayani di bumi sepanjang tiga sampai tiga setengah tahun.
Ada dua sudut pandang, yaitu sudut pandang menurut Alkitab yang paling sering digunakan
dan sudut pandang Titianus, seorang sejarawan Yunani, yang jarang digunakan.
Menurut sudut pandang Alkitab, kronologi kehidupan Yesus dibagi menjadi empat:
Ada beberapa gelar atau istilah yang bisa kita ambil dari Alkitab baik itu dalam
kitab Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru. Yang paling sering disebut
adalah Kristus/Mesias, Juru Selamat, Anak Allah, Anak Daud, dan Anak Domba Allah
[sunting]Murid-murid Yesus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keduabelas rasul
Semasa pelayanannya di bumi, Yesus memiliki ratusan, bahkan ribuan pengikut. Namun
orang-orang yang disebutnya murid jumlahnya kurang dari seratus, yakni orang-orang yang
benar-benar meninggalkan harta bendanya, mengikut, belajar dari Yesus, tidak hanya
terpana oleh mujizat-mujizat yang diadakan oleh Yesus.
Di dalam lingkaran pemuridan terluar, tidak pernah disebutkan tepat berapa total jumlah
murid yang dimiliki oleh Yesus, namun di dalam Lukas 10:1, disebutkan bahwa Yesus
pernah mengutus total 70 orang murid untuk mengusir setan-setan dan menyembuhkan
penyakit dalam namaNya.
Di dalam lingkaran pemuridan dalam, Yesus memiliki 12 orang murid, yang kemudian
disebut rasul. Mereka adalah: Simon
Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas,Yakobus anak
Alfeus, Matius, Simon orang Zelot, Yudas Iskariot, dan Yudas anak Yakobus. Di antara
keduabelas murid tersebut ada tiga orang murid yang lebih sering diajak oleh Yesus untuk
menyaksikan dan belajar dari pelbagai mujizat yang diadakan oleh Yesus, yakni Simon
Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dan, dari ketiga murid tersebut, Yohanes merupakan murid
yang paling dikasihi Yesus (Yohanes 21:20).
Berbeda dengan Kristen, menurut ajaran Islam, Yesus Kristus disebut Nabi Isa Al Masih.
[sunting]Lihat pula
Wikimedia
Commons memiliki kategori
mengenai Kehidupan dan
pengajaran Yesus
Isa
Kristus/Mesias
Kristen
Alkitab
Natal
[sunting]Referensi
1. ^ Brown Driver Brigges Hebrew and English Lexicon; Hendrickson Publishers 1996 ISBN 1-56563-
206-0.
4. ^ "Origin of the Name of Jesus Christ". Catholic Encyclopedia. (1913). New York: Robert
Appleton Company.
5. ^ Vine, W.E. (1940). Expository Dictionary of New Testament Words. Old Tappan, New Jersey:
6. ^ Yohanes 2
8. ^ ""What the Old Testament Prophesied About the Messiah"". Diakses pada 11 Oktober 2007.
10. ^ a b c d e Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985.
11. ^ Ehrman, Bart D.. Misquoting Jesus: The Story Behind Who Changed the Bible and Why.
12. ^ Durant, Will. Caesar and Christ. New York: Simon and Schuster. 1972
13. ^ a b Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985. "John" p. 302-310
14. ^ Matius 1:1-17
15. ^ Lukas 3:23-38
16. ^ Joseph A. Fitzmyer, The Gospel According to Luke I-IX. Anchor Bible. Garden City: Doubleday,
1981, pp. 499-500; I. Howard Marshall, The Gospel of Luke (The New International Greek Testament
17. ^ Bienert, Wolfgang E. (2003). [9780664227210 "The Relatives of Jesus"]. di dalam Wilhelm
Schneemelcher, Robert McLachlan Wilson. New Testament Apocrypha: Gospels and Related Writings.
18. ^ Howard W. Clarke, The Gospel of Matthew and Its Readers, Indiana University Press, 2003, p.1
20. ^ Lukas 1:36
Yesus Kristus
Nama dan julukan
Yesus • Kristus • Mesias • Isa Almasih • Juruselamat
Yesus Kristus dan Kekristenan
Kronologi • Kelahiran • Silsilah
Pembaptisan • Pelayanan • Mukjizat
Perumpamaan • Perjamuan Terakhir • Penangkapan
Pengadilan • Penyaliban • Kematian
Penguburan • Kebangkitan • Kenaikan
Kedatangan kedua • Penghakiman
Ajaran utama Yesus Kristus
Mesias • Kotbah di Bukit
Pandangan Kristen
Pandangan Islam
Pandangan Yahudi
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
[sembunyikan]
Kekristenan
Yesus Kristus
Kelahiran · Kematian · Kebangkitan ·
Natal · Jumat Agung · Paskah
Dasar
Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus
Alkitab
Teologi
Ajaran
Sejarah Kekristenan
Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi
Denominasi Kristen
[tampilkan]Katolik
[tampilkan]Protestan
[tampilkan]Ortodoks
Topik terkait
Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan ·
Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol ·Kritik
Portal Kristen
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
Pandangan Kristen tentang Yesus bervariasi di antara denominasi Kristen yang berbeda, tetapi hampir semua orang Kristen
mendasarkan keyakinan mereka pada apa yang mereka yakini sebagai ajaran Yesus, dan percaya bahwa Yesus adalah
sang Kristus (Mesias), Juru Selamat manusia seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Kebanyakan juga percaya bahwa
Daftar isi
[sembunyikan]
2 Kehidupan
Kedua Kali
3 Mukjizat Yesus
4 Lihat pula
5 Pranala luar
Selain dari peran Yesus sebagai Mesias, kebanyakan orang Kristen juga menganggap bahwa keyakinan akan keilahian Yesus
adalah bagian penting dalam agama Kristen. Menurut teologi Kristen arus utama setelah teologi itu disistematiskan pada abad-abad
pertama Masehi, Yesus dipahami sebagai bagian dari Tritunggal, yang bersama-sama dengan Sang Bapa dan Roh Kudus diyakini
sebagai tiga "pribadi" dengan satu hakikat metafisik yang sama, yang merupakan keberadaan Allah yang esa dan sempurna.
Sebagian denominasi Kristen telah mengembangkan pemahaman-pemahaman metafisik yang lain tentang Yesus, termasuk
gagasan bahwa Yesus, Bapa, dan Roh Kudus adalah satu "pribadi" dengan tiga atau lebih manifestasi (lihat Modalisme) atau
bahwa ketiganya berbeda-beda bukan hanya dalam "pribadinya" tetapi juga dalam pengertian metafisik, dan hanya dipersatukan
dalam "kehendak" atau "pikiran"nya. Banyak dari doktrin ini ditolak sebagai ajaran sesat oleh konsili-konsili ekumenis Gereja.
oleh kaum evangelikal. Lihat Kristologi.
Orang Kristen melihat berbagai ayat di dalam Kitab-kitab Injil dan bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru memperdebatkan
keilahian Yesus.
[sunting]Kehidupan
Kedua kisah masa kecil Yesus mendukung doktrin tentang kelahiran Yesus dari perawan; di situ Yesus secara ajaib dikandung di
dalam rahim ibunya oleh Roh Kudus, ketika ibunya masih seorang perawan.
Menurut kisah-kisah ini, Yesus dilahirkan ketika Yusuf dan Maria, tunangan Yusuf, sedang mengunjungi Betlehem dari tempat
kelahiran mereka Nazaret. Maria juga biasa disebut sebagai Perawan Maria atau, seperti yang disebut oleh orang Katolik Roma
Rincian dari kedua kisah ini berbeda-beda. Misalnya, Lukas melaporkan bahwa kedua orangtua Yesus tinggal di Nazaret,
sementara menurut Matius, mereka menetap di Nazaret setelah mereka kembali dari Mesir, kejadian yang tidak disebutkan oleh
Lukas. Lebih jauh, Matiusmenjelaskan bahwa Yusuf dan Maria lari dengan bayi Yesus ke Mesir setelah mendapatkan peringatan
dari malaikat tentang rencana Herodes untuk membunuh anak-anak lelaki di bawah dua tahun di Betlehem.
Beberapa ayat dalam Kitab-kitab Injil menyebutkan saudara-saudara Yesus. Sebagian orang Kristen berpendapat bahwa itu tidak
berarti mereka itu saudara kandung Yesus. Dalam berbagai budaya di sepanjang sejarah manusia, dan bahkan sampai kini,
saudara tiri pun disebut "saudara". Jadi, mereka berspekulasi bahwa Yusuf kemungkinan jauh lebih tua daripada Maria, seorang
duda dengan sejumlah anak ketika ia bertunangan dengan Maria, sementara pernikahan mereka yang telah direncanakan terutama
adalah sebuah pengaturan sosial untuk menjamin bahwa Maria mendapatkan cukup tunjangan hidup. Ini ditopang oleh kenyataan
bahwa Yusuf tidak disebutkan belakangan dalam Kitab-kitab Injil, karena mungkin ia sudah meninggal. Beberapa pakar Alkitab,
khususnya dari pihak Katolik Roma, mengatakan bahwa dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Aram, kata "saudara" juga digunakan
Perjanjian Baru tidak banyak menceritakan masa kecil Yesus atau masa dewasanya sebelum ia memulai pelayanannya. Namun,
pada saat ia mencapai usia 30 tahun, semua kitab Injil melaporkan bahwa ia telah dikenal sebagai guru agama.
[sunting]Pelayanan dan pesan Yesus
Meskipun injil sinoptik memfokuskan terutama hanya pada tahun terakhir pelayanan Yesus, Injil Yohanes menunjukkan bahwa
pelayanannya berlangsung selama paling tidak tiga Paskah Yahudi dari saat dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis sampai
penyalibannya. Dalam pelayanannya, Yesus menjadi seorang rabi yang berkeliling ke mana-mana dan melakukan mukjizat.
Yesus mengajarkan cinta-kasih universal antara manusia, dan ketaatan pada kehendak Allah. Pesannya mengajarkan bahwa cinta-
kasih universal adalah sebuah cara yang lebih langsung untuk memenuhi kehendak Allah, dan bukan semata-mata dengan menaati
hukum-hukum yang terdapat dalam Alkitab Ibrani. Seringkali, Yesus menyampaikan pesannya melalui penggunaan perumpamaan.
Beberapa ajarannya kelihatan mengandung paradoks. Ia mengajarkan bahwa yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang
terakhir akan menjadi yang pertama. Ia juga mengajarkan bahwa "barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 16:25); dan bahwa kekerasan
harus dihadapi dengan sikap anti-kekerasan. Yesus berkata bahwa ia membawa damai bagi mereka yang percaya kepadanya,
namun ia pun memperingatkan bahwa ia membawa pertentangan kepada dunia, dan menyebabkan anggota-anggota keluarga
saling bertentangan (karena ketidaksepakatan tentang kepercayaan kepadanya). Penggunaan paradoks adalah cara yang diakui
untuk memecahkan cara berpikir yang mapan untuk memungkinkan suatu pemahaman baru. Misalnya, penggunaan koan dalam
cabang Buddhisme tertentu, yang berusaha mengatasi cara berpikir yang berbahaya atau keliru.
Yesus menyampaikan pesan apokaliptik, dan mengatakan bahwa dunia yang kita kenal akan berakhir tanpa terduga-duga. Karena
itu ia mengajak para pengikutnya agar selalu waspada dan tetap setia.
Para bapak gereja perdana lebih jauh mengembangkan pesannya, dan banyak bagian lainnya dari Perjanjian Baru berkaitan
dengan makna kematian dan kebangkitan Yesus serta implikasinya bagi umat manusia. Sebuah gagsan yang tetap bertahan
sepanjang teologi Kristen adalah gagasan bahwa umat manusia ditebus, diselamatkan, atau diberikan kesempatan untuk mencapai
keselamatan melalui kematian Yesus. "Yesus mati untuk dosa-dosa kita" adalah sebuah ajaran Kristen yang umum.
Namun gagasan tentang "keselamatan" telah ditafsirkan dalam banyak cara. Ada spektrum yang luas dalam pandangan Kristen
Sebagian peristiwa yang menonjol dalam pelayanan Yesus, yang dikisahkan kembali dalam Kitab-kitab Injil, antara lain adalah:
Ketika Yesus ditanyai manakah perintah yang terpenting dalam hukum Musa, Yesus menjawab bahwa perintah yang
terbesar adalah ""Hukum yang terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." (Markus 12:29-30, menggemakan Kitab
Ulangan 6:5), dan pada saat yang sama ia mengatakan bahwa perintah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"
Yesus bertanya kepada murid-muridnya "Menurut katamu, siapakah Aku ini?" Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab: "Berbahagialah engkau ... Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
Ketika melihat para pedagang melakukan penukaran uang di Bait Allah di Yerusalem, Yesus menagmbil cambuk untuk
mengusir binatang-binatang yang dibawa dan dijual oleh para pedagang itu, melepaskan burung-burung dara, dan
Pada hari Kamis malam menjelang Jumat Agung, Yesus mengadakan perjamuan Paskah bersama dengan para
muridnya—Perjamuan Terakhir. Pada waktu mereka makan, ia membeikan roti kepada murid-muridnya dan berkata, "Ambillan
dan makanlah. Ini adalah tubuhku", dan kemudian memberikan mereka cawan anggur, serta mengatakan, "Minumlah, inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Banyak denominasi Kristen
yang menerima ucapan ini sebagai perintah untuk menyelenggarakan sakramenPerjamuan Kudus atau Ekaristi.
Sejumlah sarjana kontemporer memusatkan perhatian pada perumpamaan Yesus, suatu bentuk cerita pengajaran yang ditemukan
dalam ketiga Injil Sinoptik. Banyak dari penelitian ini memperoleh tempat berpijak yang kuat di Amerika Serikat pada awal tahun
Setelah beberapa dasawarsa menurunnya keanggotaan Gereja di Eropa, muncul minat yang baru terhadap ajaran-ajaran
Yesus. The Alpha Course telah memungkinkan banyak orang mempelajari pesan Yesus dalam suasana non-evangelistik.
[sunting]Penangkapan, pengadilan, dan penyaliban
Menurut Kitab-kitab Injil, Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai, pada hari Minggu yang sekarang
dirayakan sebagai Minggu Palma. Ia disambut oleh sekelompok orang yang melambaikan daun-daun palma, sambil
Pada Kamis minggu itu, dia mengadakan Perjamuan Terakhir, dan setelah itu pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa. Di sana dia
merasa kesedihan dan penderitaan, dan berkata ""Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) Dan kemudian dia
mengatakan, "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" (Matius
26:42). Dokter Lukas mencatat sisi manusiawi Yesus dalam Lukas 22:43-44dimana dinyatakan bahwa ada Malaikat dari langit yang
menampakkan diri untuk memberi kekuatan kepada-Nya, dan bahwa Yesus sangat ketakutan dan makin sungguh-sungguh berdoa
Yudas Iskariot, salah satu dari dua belas murid Yesus, yang pergi meninggalkan Perjamuan Terakhir, mengkhianati Yesus dengan
memberitahu para pemimpin Yahudi tentang lokasi Yesus. Para pemimpin tersebut telah memutuskan untuk menangkap Yesus,
karena beberapa dari mereka menganggap Yesus sebagai ancaman bagi kekuasaan mereka karena ia semakin populer, karena
tafsirannya yang baru tentang Kitab Suci, dan karena mengungkapkan kemunafikan mereka.
Yudas dan sekelompok orang yang bersenjata pedang dan tongkat pemukul kemudian muncul, dan Yudas membantu mengenali
Yesus dengan menciumnya, sebuah tanda yang telah disepakati di antara mereka. Meskipun salah satu pengikut Yesus
mengeluarkan pedang, dan memotong telinga dari salah satu pria bersenjata, Yesus menegurnya dan mengatakan "Masukkan
pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang." Kemudian para
murid Yesus meninggalkan dia dan melarikan diri, kecuali Petrus yang mengikutinya dari kejauhan sampai ke halaman Imam Agung
(di sana dia menyangkal Yesus tiga kali). Yesus dibawa ke hadapan para peimpin Yahudi, dan ditanyai apakah ia memang Anak
Allah. Setelah menyimpulkan bahwa Yesus menjawab positif, ia diserahkan kepada Pontius Pilatus, gubernur setempat dari
Pilatus bertanya kepada Yesus, apakah ia menganggap dirinya "raja orang Yahudi", yang dapat dianggap sebagai upaya untuk
menumbangkan kekuasaan Romawi. Pertanyaan Pilatus tidak dijawab Yesus, atau jawabannya, "Engkau sendiri mengatakannya."
Pilatus lalu memberikan pilihan kepada kahalayak yang berkumpul, siapakah yang akan mereka bebaskan - Yesus ataukah
Khalayak memutuskan bahwa Yesus tidak boleh dilepaskan, karena itu Pilatus mencoba memuaskan mereka, dengan
memerintahkan agar Yesus dicambuk. Beberapa tentara Romawi membuat mahkota dari duri dan meletakkannya di kepala Yesus.
Namun khalayak menuntut agar Yesus disalibkan, dan Pilatus menurut. Pada hari itu juga, setelah memikul salibnya sendiri, Yesus
disalibkan di Golgota, dengan sebuah tanda yang berbunyi (dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani) "Yesus orang Nazaret, raja
orang Yahudi", yang dipasang pada salib berdasarkan perintah Pilatus. Menurut Injil Lukas, sementara Yesus disalibkan, ia berkata,
"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Sementara tergantung pada
salib, Yesus diejek oleh orang-orang yang lewat, dan, menurut Injil Yohanes, ia dikunjungi oleh ibunya dan para perempuan lainnya,
lalu meninggal dunia. Kematiannya dikukuhkan oleh seorang prajurit Romawi yang menusuk pingganggnya dengan tombak.
Ketika tergantung pada salib, Injil Markus melaporkan bahwa Yesus bertanya, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?" Banyak pembaca merasa hal ini membingungkan secara teologis, dan mereka percaya bahwa Allah telah membiarkan
Yesus mati pada salib. Menurut tafsiran umum tentang Kitab Suci, Allah Bapa memalingkan diri dari Yesus pada saat ini karena
Yesus sedang menderita sebagai ganti orang berdosa. Yang lainnya mengakui ini sebagai kutipan langsung dari Mazmur 22:1,
sebuah cara yang lazim pada saat itu untuk mengacu kepada seluruh Mazmur. Mazmur itu dimulai dengan seruan keputusasaan,
tapi berakhir dengan nada pengharapan dan percaya penuh akan kemenangan dan pembebasan Allah. Mazmur ini juga
mengandung beberapa rincian yang dihubungkand engan penyaliban Yesus, seperti misalnya tentang tentara-tentara yang
membuang undi untuk jubah Yesus dan membiarkan tulangnya tidak diremukkan. Yang lainnya lagi menganggap "Mengapa
Engkau meninggalkan aku" sebagai terjemahan yang keliru dari aslinya dalam bahasa Aram: mereka berpendapat bahwa
terjemahan yang lebih baik ialah "untuk inilah aku telah dijaka" atau "mengapa Engkau membiarkan aku hidup?"
Injil Yohanes, di pihak lain, menggambarkan bahwa Yesus tetap berkuasa penuh dari atas salib, dan berkata, "Sudah selesai," pada
saat kematiannya. Bukannya meminta "cawan pahit" disingkirkan daripadanya ketika ia berdoa di Taman Getsemani pada malam
murid-muridnya. Kisah para Rasul melaporkan bahwa 40 hari kemudian ia naik ke surga dan mempertahankan kedua hakikatnya,
ilahi dan manusia. Surat Paulus kepada jemaat-jemaat Kristen di Roma, Efesus, dan Kolose, serta Surat Ibrani (yang secara
tradisional dianggap ditulis oleh Paulus) mengklaim bahwa Yesus sekarang memiliki kuasa di surga dan di bumi demi Gereja,
hingga seluruh bumi berada di bawah pemerintahannya melalui pemberitaan Injil. Berdasarkan Perjanjian Baru, orang Kristen
percaya bahwa Yesus akan datang kembali dari surga pada akhir zaman, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Dalam beberapa aliran dari Gereja Mormon (Mormonisme), Yesus diyakini telah menampakkan diri di belahan bumi barat setelah
kebangkitannya dan mengajar kepada sejumlah orang Indian, yang menurut Kitab Mormon adalah keturunan bangsa Israel.
[sunting]Mukjizat Yesus
Mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, menurut Kitab-kitab Injil, antara lain adalah:
Menyembuhkan orang lumpuh, orang yang menderita penyakit kulit yang menular.
Memberi makan kepada 5.000 orang dengan lima potong roti dan dua ikan.
Berjalan di atas air untuk menemui murid-muridnya yang sedang berada di perahu (dan juga memampukan Petrus
Yesus Kristus
Nama dan julukan
Yesus • Kristus • Mesias • Isa Almasih • Juruselamat
Yesus Kristus dan Kekristenan
Kronologi • Kelahiran • Silsilah
Pembaptisan • Pelayanan • Mukjizat
Perumpamaan • Perjamuan Terakhir • Penangkapan
Pengadilan • Penyaliban • Kematian
Penguburan • Kebangkitan • Kenaikan
Kedatangan kedua • Penghakiman
Ajaran utama Yesus Kristus
Mesias • Kotbah di Bukit
Pandangan Kristen
Pandangan Islam
Pandangan Yahudi
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
1 Jenis Mukjizat
o 1.1 Penyembu
han
o 1.2 Pengusira
n setan
o 1.3 Mengenda
likan alam
o 1.4 Kuasa
atas kematian
o 2.1 dalam
Injil Matius
o 2.2 dalam
Injil Markus
o 2.3 dalam
Injil Lukas
o 2.4 dalam
Injil Yohanes
3 Referensi
4 Pranala luar
o 4.1 Menduku
ng
o 4.2 Kritik
[sunting]Jenis Mukjizat
[sunting]Penyembuhan
[sunting]Pengusiran setan
Menurut Injil Sinoptik, Yesus melakukan banyak pengusiran setan dari orang-orang yang
kerasukan setan. Mereka dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik, tetapi tidak di Injil Yohanes.
[sunting]Mengendalikan alam
Injil mencatat beberapa kisah tentang kuasa Yesus terhadap alam, seperti memberi makan
5000 orang, menghentikan badai dan berjalan di atas air.
1. anak perempuan Yairus,
2. anak laki-laki janda di Nain
3. Lazarus
Selain itu, Yesus sendiri bangkit dari kematian, yang merupakan mujizat terbesar, karena
jika ketiga orang yang dibangkitkan itu kemudian mati lagi, kebangkitan Yesus tidak
berakhir sampai selama-lamanya. Tidak ada lagi kematian kedua.
Yesus melepaskan diri dari orang-orang yang hendak mencelakakan Dia (Lukas
4:28-30)
Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus dan orang-orang lain (Lukas 4:38-
41)
Yesus memanggil Petrus dan saudaranya (Lukas 5:1-11)*Yesus melakukan mujizat
melalui Simon
Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (Lukas 5:12-16)
Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Lukas 5:17-26)
Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (Lukas 6:6-11)
Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum (Lukas 7:1-10)
Yesus membangkitkan anak muda di Nain (Lukas 7:11-17)
Yesus meredakan angin ribut (Lukas 8:22-25)
Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa (Lukas 8:26-39)
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang
sakit pendarahan (Lukas 8:40-56)
Yesus memberi makan lima ribu orang (Lukas 9:10-17)
Yesus mengusir roh dari seorang anak yang sakit (Lukas 9:37-43a)
Yesus menyembuhkan perempuan bungkuk yang dirasuk roh (Lukas 13:10-17)
Yesus menyembuhkan orang yang sakit busung air (Lukas 14:1-6)
Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta (Lukas 17:11-19)
Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho (Lukas 18:35-43)
Yesus menyembuhkan telinga Malkhus yang putus (Lukas 22:50-51)
Kebangkitan Yesus (Lukas 24:1-12)
[sunting]dalam Injil Yohanes
(Indonesia) Bob Phillips, "Find It in the Bible - Lists, Lsts, and more List", Immanuel,
Jakarta 2007
Trench, Richard Chenevix, Notes on the miracles of our Lord, London : John W.
Parker, 1846 and many later editions
Brown, Raymond E. An Introduction to the New Testament, Doubleday, 1997 ISBN
0-385-24767-2
Brown, Raymond E. et al. The New Jerome Biblical Commentary Prentice-Hall,
1990 ISBN 0-13-614934-0
Kilgallen, John J. A Brief Commentary on the Gospel of Mark, Paulist Press,
1989. ISBN 0-8091-3059-9
Meier, John P. A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, v. 2, Mentor,
Message, and Miracles, Doubleday, 1994, ISBN 0-385-46992-6
Miller, Robert J. Editor The Complete Gospels, Polebridge Press, 1994 ISBN 0-06-
065587-9
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu
catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan
diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis
dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi
serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan
pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-
4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi
tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus
sebagai manusia sampai kepada Adam (Luk 3:23-38) dan tidak hanya sampai Abraham
seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan
jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi
kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.
Injil Lukas mulai dengan kisah masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5-2:40) dan satu-
satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk
2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah
Yesus, Lukas membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
(1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14-9:50),
(2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51-19:27), dan
(3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28-24:43).
Surat Kabar sering menempatkan gambar kartun di tempat yang menarik perhatian
pembaca, yaitu di halaman editorial. Seniman menggoreskan garis-garis sederhana untuk
membuat karikatur tentang situasi politik, sosial, atau ekonomi yang sedang kita hadapi.
Melalui karikatur tersebut, ia dapat menyampaikan pesan yang begitu tajam dan tepat
mengenai sasaran. Ketajaman dan ketepatan karikatur itu tidak dapat ditandingi oleh
kefasihan bahasa seorang ahli bahasa.
Bentuk-bentuk Perumpamaan
Kata perumpamaan dalam Perjanjian Baru mempunyai konotasi yang luas, termasuk
bentuk-bentuk perumpamaan yang secara umum dibagi ke dalam tiga kategori. [2]Ada
perumpamaan-perumpamaan yang berupa kisah nyata, perumpamaan-perumpamaan yang
berupa cerita dan ilustrasi.
Meskipun secara umum benar bahwa sebuah perumpamaan mengajarkan hanya satu
prinsip kebenaran, namun peraturan ini jangan ditekankan terlalu jauh. Beberapa
perumpamaan Yesus mempunyai komposisi yang kompleks. Perumpamaan tentang
penabur merupakan satu komposisi yang terdiri dari empat bagian, dan masing-masing
bagian memerlukan sebuah penafsiran. Demikian juga, perumpamaan tentang pesta
pernikahan bukan merupakan cerita tunggal, tetapi mempunyai bagian tambahan tentang
seorang tamu yang tidak memakai pakaian pesta yang selayaknya. Dan kesimpulan dari
perumpamaan tentang penyewa beralih dari perumpamaan kebun anggur ke
perumpamaan tentang pembangunan. Kesadaran akan adanya kekompleksan ini, maka
seorang pengeksegesis yang bijaksana tidak akan memaksakan untuk memakai metode
penafsiran satu prinsip kebenaran.
Pada waktu kita membaca perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, kita dapat bertanya
mengapa banyak rincian yang seharusnya menjadi bagian dari cerita itu yang tidak
diceritakan. Contohnya, dalam kisah ten tang seorang ternan yang mengetuk pintu
tetangganya di tengah malam meminta tiga ketul roti, istri tetangga itu tidak disebutkan.
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, ayahnya adalah tokoh utama dalam kisah
ini, tetapi tidak satu kata pun menyebutkan ten tang ibunya. Perumpamaan tentang
sepuluh gadis hanya menyebutkan pengantin laki-laki, dan sarna sekali tidak menyebut
tentang pengantin perempuan. Rupanya rincian-rincian ini tidak relevan untuk komposisi
yang biasa digunakan dalam perumpamaan Yesus, khususnya jika kita mengerti gaya
bahasa tiga serangkai yang sering digunakan di dalam perumpamaan Yesus. Di dalam
perumpamaan tentang teman di tengah malam, terdapat tiga karakter: musafir, teman dan
tetangga. Perumpamaan anak yang hilang juga terdiri dari tiga orang: ayah, anak bungsu,
anak sulung. Dan dalam kisah sepuluh gadis terdapat tiga elemen: lima gadis bijaksana,
lima gadis bodoh dan pengantin laki-laki.
Selain itu, di dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus yang penting bukan awal cerita
tetapi akhir cerita. Penekanannya jatuh pada orang, perbuatan dan perkataan yang terakhir
disebutkan. Sebutan "tekanan terakhir" di dalam perumpamaan adalah sebuah pola yang
sengaja dibuat di dalam komposisinya[3]. Orang yang terluka itu bukan dibantu oleh ahli
Taurat atau orang Lewi, tetapi oleh orang Samaria. Meskipun hamba yang mendapatkan
tambahan lima talenta dan hamba yang menghadiahkan dua talenta kepada tuannya
menerima pujian dan rekomendasi, tekanan dari kisah ini adalah pada perbuatan hamba
yang menguburkan talenta satu-satunya di dalam tanah yang menyebabkan dia
mendapatkan murka dan hukuman. Dan di dalam perumpamaan pemilik tanah yang
sepanjang hari mempekerjakan orang-orang di kebun anggurnya dan pada pukul enam
dia mendengar keluhan dari beberapa pekerja, penekanan yang penting adalah jawaban
pemilik tanah: "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau ... Atau iri hatikah
engkau, karen aku murah hati?" (Matius 20:13, 15).
Seni menyusun dan menceritakan perumpamaan yang didemonstrasikan oleh Yesus tidak
ditemukan persamaannya di dalam literatur. Perumpamaan yang mirip dengan
perumpamaan Yesus yaitu perumpamaan rabi-rabi kuno di abad pertama dan kedua pada
zaman kekristenan. Perumpamaan-perumpamaan rabinik biasanya diperkenalkan dengan
formula sebagai berikut: "Sebuah perumpamaan: hal ini dapat diumpamakan sebagai?"
Juga, dalam beberapa perumpamaan alat-alat literatur yang digunakan adalah tiga
serangkai dan tekanan akhir. Contohnya:
Sebuah perumpamaan: hal ini dapat diumpamakan sebagai? Ada seorang pria yang
sedang mengadakan perjalanan dan dia bertemu dengan seek or serigala dan dia berhasil
melarikan diri dari serigala itu, dan dia melanjutkan perjalanan sambil terus mengingat
pen gala man dia bersama serigala itu. Kemudian dia bertemu dengan seekor singa dan
berhasil lolos dari singa itu, dan dia melanjutkan perjalanan sambil terus mengingat
pengalaman dia dengan singa itu. Kemudian dia bertemu dengan seekor ular dan berhasil
lolos dari ular itu, dan dia melupakan dua peristiwa sebelumnya dan dia melanjutkan
perjalanan dengan hanya mengingat pengalamannya dengan ular itu. Demikian pula
halnya dengan bangsa Israel: kesulitan yang yang terjadi kemudian membuat mereka
melupakan kesulitan-kesulitan sebelumnya.[4]
Namun demikian, kemiripan antara perumpamaan Yesus dan perumpamaan rabi hanya
bersifat formal. Perumpamaan rabinik biasanya diperkenalkan untuk menjelaskan Hukum
Taurat, ayat-ayat Alkitab atau sebuah doktrin. Perumpamaan-perumpamaan rabi tidak
digunakan untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran baru seperti perumpamaan Yesus.
Yes us memakai perumpamaan untuk menjelaskan tema besar dari pengajaran-Nya:
Kerajaan Surga; kasih; anugerah; dan kemurahan Allah; pemerintahan dan kedatangan
kembali Anak Allah; keberadaan dan akhir nasib dari manusia.[5] Perumpamaan-
perumpamaan rabi tidak mengajarkan sesuatu di luar aplikasi Hukum Taurat, sedangkan
perumpamaan Yesus merupakan bagian dari wahyu Allah untuk manusia. Di dalam
perumpamaan-perumpamaan-Nya Yesus mewahyukan kebenaran-kebenaran baru, karena
Dia diperintahkan Allah untuk menyatakan kehendak dan Firman Allah. Oleh karena itu,
perumpamaan-perumpamaan Yesus adalah wahyu Allah, sedangkan perumpamaan-
perumpamaan rabi bukan wahyu Allah.
Tujuan
Perumpamaan-perumpamaan Yesus menunjukkan bahwa Yesus sepenuhnya mengenal
keragaman seluk beluk kehidupan manusia. Dia mempunyai pengetahuan ten tang
pertanian, menabur benih, mendeteksi lalang dan penuaian. Dia sangat mengenal tentang
seluk beluk kebun anggur, sehingga Dia mengetahui saat memetik buah anggur dan buah
ara, dan mengetahui upah yang harus dibayar untuk sehari bekerja. Dia bukan hanya
mengenal kehidupan sehari-hari petani, nelayan, tukang bangunan, dan pedagang, tetapi
Dia juga sangat mengenal seluk-beluk pengelola perumahan, menteri-menteri keuangan
di pengadilan kerajaan, hakim di pengadilan hukum, orang-orang Farisi, dan para
pemungut cukai. Dia mengerti kemiskinan Lazarus, namun demikian Dia juga diundang
untuk makan malam bersama orang kaya. Perumpamaan-Nya menggambarkan kehidupan
kaum lelaki, wanita dan anak-anak, miskin dan kaya, yang terbuang dan yang terhormat.
Karena pengenalan-Nya yang luas akan kehidupan manusia, maka Dia dapat me lay ani
semua strata so sial. Dia berbicara sesuai dengan bahasa mereka dan mengajar sesuai
dengan keberadaan mereka. Yesus menggunakan perumpamaan-perumpamaan supaya
pesan-Nya dapat diterima oleh para pendengar. Ia juga menggunakannya untuk mengajar
Firman Tuhan kepada orang banyak, untuk memanggil pendengar-Nya bertobat dan
beriman, untuk menan tang orang-orang percaya supaya mempraktekkan perkataan
mereka di dalam perbuatan, dan untuk mengingatkan pengikut-Nya supaya waspada.
Apakah ini berarti bahwa Yesus yang diutus oleh Allah untuk memberitakan pembebasan
bagi orang berdosa yang telah jatuh, menyembunyikan pesan ini dalam bentuk
perumpamaan-perumpamaan yang tidak dapat dipahami? Apakah perumpamaan-
perumpamaan itu semacam teka-teki yang dimengerti hanya oleh mereka yang dipilih?
Kata-kata di dalam Injil Markus 4:11, 12 perlu dimengerti dalam konteks yang lebih luas
sesuai dengan maksud dari penulis[6]. Di dalam bab sebelumnya, Markus menjelaskan
ten tang pertemuan Yesus dengan orang-orang yang secara terang-terangan tidak percaya
dan melawan Dia. Dia dituduh kerasukan Beelzebul dan Dia mengusir setan dengan
kuasa dari penghulu setan (Markus 3:22). Yesus mengkontraskan an tara orang-orang
percaya dan orang-orang tidak percaya, an tara pengikut dan penentang, an tara penerima
dan penolak dari wahyu Allah. Mereka yang melakukan kehendak Allah menerima berita
dari perumpamaan-perumpamaan itu, karena mereka masuk di dalam keluarga Yesus
(Markus 3:35). Mereka yang berusaha untuk menghancurkan Yesus (Mrk 3:6) telah
mengeraskan hatinya terhadap pengetahuan akan keselamatan. Hal ini merupakan
masalah iman dan ketidak-percayaan. Orang-orang percaya mendengar perumpamaan,
dan menerimanya dengan iman dan mengerti, meskipun pemahaman mereka secara
penuh terjadi melalui sebuah proses. Orang-orang tidak percaya menolak perumpamaan
karena bertentangan dengan pemikiran mereka[7]. Mereka menolak menangkap dan
mengerti kebenaran Allah. Oleh karena mata mereka yang buta dan telinga mereka yang
tuli, mereka menarik diri dari keselamatan yang Yesus beritakan, dan membawa diri
mereka ke bawah penghukuman Allah.
Tidak mengherankan kalau pada mulanya murid-murid Yesus tidak mengerti sepenuhnya
perumpamaan tentang penabur (Markus 4:13). Pengikut-pengikut-Nya yang dekat
dibingungkan oleh pengajaran perumpamaan ini karena mereka belum melihat
signifikansi pribadi dan pelayanan Yesus dalam hubungannya dengan kebenaran Allah
yang dinyatakan melalui perumpamaan. Hanya karen a iman mereka dapat melihat
kebenaran yang disaksikan oleh perumpamaan-perumpamaan itu[8]. Yesus memberikan
penafsiran yang komprehensif untuk perumpamaan ten tang penabur dan perumpamaan
gandum dan lalang. (Di bagian lain Dia kadang-kadang menambahkan klarifikasi dalam
kesimpulan.) Murid-murid diberikan penjelasan tentang hubungan an tara kejadian-
kejadian yang digambar kan oleh Yesus dalam perumpamaan seorang penabur dengan
perumpamaan tentang Kerajaan Surga yang datang dalam pribadi Yesus, sang Mesias[9].
Penafsiran
Di gereja mula-mula, bapak-bapak gereja mulai mencari arti yang tersembunyi dari
kedatangan Yesus di kitab sud Perjanjian Lama. Sebagai konsekuensi logis dari trend di
atas, bapak-bapak gereja mulai menemukan arti tersembunyi di dalam perumpamaan-
perumpamaan Yesus. Mungkin mereka dipengaruhi oleh apologetika orang-orang Yahudi
dalam hal mengganti kesederhanaan Alkitab dengan spekulasi-spekulasi yang kabur.
Dalam beberapa kejadian, hasil penafsiran terhadap perumpamaan-perumpamaan itu
bersifat alegoris. Sehingga dari zaman bapak-bapak gereja sampai pertengahan abad ke
sembilan belas, kebanyakan pengeksegesis menafsirkan perumpamaan secara alegoris.
Contohnya, Origen percaya bahwa perumpamaan tentang sepuluh gadis dipenuhi dengan
simbol-simbol yang tersembunyi. Origen mengatakan bahwa semua gadis-gadis itu
adalah orang-orang yang telah menerima Firman Allah. Gadis-gadis yang bijaksana
percaya dan hidup di dalam kehidupan yang benar; gadis-gadis yang bodoh juga percaya
tetapi tidak hidup berdasarkan kepercayaannya. Lima lampu darigadis yang bijaksana
melambangkan lima pancaindra yang kesemuanya dipelihara untuk penggunaan yang
tepat. Lima lampu dari gadis yang bodoh gagal memberikan terang dan keluar menuju
kegelapan dunia. Minyak melambangkan pengajaran firman Tuhan, dan penjual minyak
itu melambangkan guru. Harga min yak yang mereka minta itu adalah ketekunan. Tengah
malam adalah lambang kelalaian. Tangisan kerasberasal dari malaikat-malaikat yang
membangunkan semua manusia. Dan pengantin laki-laki adalah Kristus yang datang
menemui pengantin perempuan yaitu gereja. Demikianlah Origen menafsirkan
perumpamaan tersebut.
Para komentator abad ke sembilan belas masih mengidentifikasi rincian secara individu
dari sebuah perumpamaan. Dalam perumpamaan sepuluh gadis, lampu yang menyala
melambangkan pekerjaan baik dan minyak melambangkan iman orang percaya.
Komentator lain melihat minyak sebagai simbol yang merepresentasikan Roh Kudus.
Namun tidak semua pengeksegesis perumpamaan mengambil jalur alegoris. Pada zaman
reformasi, Martin Luther mencoba mengubah arah penafsiran Alkitab. Dia memilih
metode eksegesis alkitabiah yang memperhitungkan latar belakang historis dan struktur
gramatikal dari sebuah perumpamaan. John Calvin lebih tegas dalam sikapnya terhadap
penafsiran secara alegoris. Dia sarna sekali menghindari penafsiran perumpamaan secara
alegoris, dan dalam penafsiran dia secara langsung berusaha untuk mencari pokok utama
dari pengajaran perumpamaan itu. Bila dia sudah mengetahui dengan pasti arti dari
perumpamaan itu, dia tidak peduli dengan rincian-rinciannya. Calvin berpendapat bahwa
rincian tidak ada kaitannya dengan tujuan pengajaran Yesus dalam perumpamaan yang
diberikan-Nya.
Setelah pertengahan abad ke sembilan belas, C.E. van Koetsveld, seorang sarjana
Belanda, memberikan dorongan untuk pendekatan yang diprakarsai oleh para reformis.
Dia menjelaskan bahwa penafsiran sebuah perumpamaan secara alegoris yang berlebihan
dari beberapa komentator cenderung mengaburkan dan bukan memperjelas pengajaran
Yesus[10]. Seorang pengeksegesis, untuk bisa menafsirkan sebuah perumpamaan dengan
tepat, harus memegang arti dasarnya dan bisa membedakan antara mana yang dianggap
esensial dan mana yang tidak. Van Koetsveld dilanjutkan oleh seorang teolog Jerman A.
Jülicher di dalam pendekatannya terhadap perumpamaan-perumpamaan itu. Jiilicher
menyatakan bahwa istilah perumpamaan seringkali digunakan oleh para penginjil, namun
kata alegori tidak pernah ditemukan di dalam catatan Injil mereka[11].
Di akhir abad ke sembilan bel as, belenggu alegoris yang mengikat penafsiran
perumpamaan dipatahkan dan sebuah era baru dalam penelitian perumpamaan
muncul[12]. Jülicher melihat Yesus sebagai guru dari prinsip-prinsip moral, C.H. Dodd
memandang Yesus sebagai pribadi historis yang dinamis yang dengan pengajaran-Nya
menimbulkan masa krisis. Dodd mengatakan, "Tugas seorang pengeksegesis
perumpamaan, kalau ia dapat, adalah menemukan latar belakang sebuah perumpamaan di
dalam situasi yang dimaksudkan oleh Injil"[13]. Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan
Allah, Anak manusia, pengadilan, berkat telah memasuki situasi historis pada waktu itu.
Menurut Dodd, kerajaan itu bagi Yesus berarti pemerintahan Allah yang ditunjukkan di
dalam pelayanan-Nya. Karena itu, perumpamaan-perumpamaan yang diajarkan oleh
Yesus harus dimengerti memiliki hubungan langsung dengan situasi nyata berkaitan
dengan pemerintahan Allah di dunia.
Akhir-akhir ini, wakil-wakil dari sebuah sekolah hermeneutik yang baru secara bertahap
semakin mengeluarkan perumpamaan-perumpamaan itu dari latar belakang historisnya ke
penekanan literatur yang lebih luas yang berkisar pada struktur eksistensialnya[16]. Para
sarjana itu memperlakukan perumpamaan-perumpamaan itu sebagai literatur eksistensial,
dengan cara mengeluarkan perumpamaan-perumpamaan itu dari konteks historisnya dan
mengganti arti aslinya dengan pesan zaman sekarang. Mereka menyangkal bahwa arti
dari sebuah perumpamaan dapat ditemukan di dalam kehidupan dan pelayanan
Yesus[17]. Mereka tidak tertarik kepada sumber dan latar belakang perumpamaan itu,
tetapi lebih tertarik kepada bentuk literatur dan penafsiran eksistensialnya[18]. Bagi
mereka struktur literatur dari perumpamaan itu penting karena struktur itu membawa
manusia modern kepada momen keputusan, di mana dia harus menerima atau menolak
tantangan yang ada di hadapannya.
Lagipula, oleh karena eksistensialis hanya melihat struktur literatur dari perumpamaan itu
dan memisahkan perumpamaan itu dari konteks historisnya, maka eksistensialis harus
memberikan konteks baru kepada perumpamaan-perumpamaan itu. Jadi dia
menempatkan perumpamaan-perumpamaan itu di dalam konteks zaman sekarang.
Metode ini tidak dapat disebut eksegesis, karena filsafat eksistensial dimasukkan ke
dalam teks Alkitab. Ini adalah eisegesis bukan eksegesis. Sayangnya, orang Kristen
awam yang mencari bimbingan ke wakil-wakil sekolah hermeneutik baru untuk
memahami perumpamaan-perumpamaan ini pertama-tama harus belajar filsafat
eksistensial, teologi neoliberal dan gaya bahasa literatur ten tang strukturialisme sebelum
dia mendapatkan keuntungan dari pandangan mereka.
Prinsip-prinsip
Kedua, pengeksegesis harus memberi perhatian kepada literatur dan susunan gramatikal
dari perumpamaan itu. Bentuk dan tensa yang dipakai oleh penulis Injil itu sangatlah
penting, karen a akan memberi penerang atas pengajaran pokok dari kisah tersebut. Studi
kata d alam konteks Alkitab maupun dalam penulisan ekstra kanonikal merupakan bagian
yang penting dalam proses menafsirkan perumpamaan. Jadi, studi kata sesama di dalam
konteks perintah, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri," seperti diberikan
di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terbukti menjadi studi yang bermanfaat.
Pengeksegesis juga perlu untuk melihat pendahuluan dan kesimpulan dari perumpamaan
itu, karena keduanya mungkin berisi bagian literatur seperti pertanyaan retorik, nasihat,
atau sebuah perintah. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati disimpulkan dengan
sebuah perintah, "Pergi dan perbuatlah demikian" (Lukas 10:37). Ahli Taurat yang
bertanya kepada Yesus tentang mewarisi kehidupan kekal tidak bisa lari dari perintah
untuk mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Pendahuluan, dan khususnya
kesimpulan, berisi tuntunan yang membantu pengeksegesis dalam menemukan bagian
pokok dari perumpamaan itu.
Ketiga, bagian pokok dari perumpamaan yang diberikan harus diperiksa secara teologis
berdasarkan seluruh pengajaran Yesus dan seluruh Kitab Suci[20]. Bila pengajaran dasar
perumpamaan itu telah digali secara penuh dan dimengerti secara benar, kesatuan Kitab
Sud terekspresikan, arti yang tepat dari perikop itu dapat dikembangkan dalam semua
kesederhanaan dan kejelasannya.
Klasifikasi
Perumpamaan-perumpamaan Yesus dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan dalam
banyak cara. Perumpamaan tentang penabur, benih yang tumbuh dengan tersembunyi,
gandum dan lalang, pohon ara yang tidak berbuah, pohon ara yang berserni termasuk ke
dalam perumpamaan natur. Beberapa perumpamaan yang Yesus ceritakan berhubungan
dengan pekerjaan dan upah. Beberapa di antaranya adalah perumpamaan pekerja di
kebun anggur, penyewa, dan bendahara yang tidak jujur. Perumpamaan yang lain
bertemakan pernikahan, dan perayaan-perayaan. Termasuk ke dalamnya adalah
perumpamaan tentang anak-anak yang bermain di pasar, sepuluh gadis, perjamuan besar
dan pesta perkawinan. Perumpamaan lain menunjuk pada tema umum mengenai yang
hilang dan yang ditemukan kembali. Perumpamaan ten tang domba yang hilang, dirham
yang hilang, dan anak yang hilang termasuk ke dalam kelompok ini.
Literatur ten tang perumpamaan sangat banyak, seperti suatu aliran buku-buku dan
artikel-artikel yang tidak berhenti. Akhir-akhir ini, hampir tidak ada perumpamaan yang
diabaikan oleh sarjana-sarjana. Pandangan baru dari studi ten tang kebudayaan dan
hukum Yahudi menjadi sangat berharga untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik
tentang pengajaran Yesus. Tujuan dari buku ini adalah untuk mempresentasikan dengan
penjelasan yang cukup dan kontemporer kepada orang percaya yang mau belajar Alkitab
dengan serius dan pendeta, ten tang perumpamaan tanpa hams dibingungkan oleh semua
rinciannya. Catatan kaki dan bibliografi yang telah diseleksi akan membantu para teolog
yang ingin studi lebih lanjut tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus secara lebih
intensif. Dengan materi bibliografi dan indeks yang demikian, dia akan mendapatkan
jalan masuk kepada literatur yang tersedia tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus.
Catatan :
[3] A.M. Hunter, The Parables Then and Now (London: Westminster Press, 1971), 12.
[9] Lane, Mark, 160.
[12] Tanyakan ke karya studi yang menarik dari M Black, "The Parables of Allegory"
dalam BJRL 42 (1960): 273-87; RE Brown, "Parable and Allegory Reconsidered" dalam
NTS 5 (1962) : 36-45
[13] C.H. Dodd, The Parables of the Kingdom (London: Nesbit and Co., 1935),26.
[15] A.M. Brower, De Gelijkenissen (Leiden: Brill, 1946), 247; G.V. Jones, The Art and
Truth of the Parables (London: S.P.C.K., 1964),38.
Disalin dari :