Anda di halaman 1dari 44

Yesus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk kegunaan lain dari Yesus, lihat Yesus (disambiguasi).

"Isa Almasih" dialihkan ke sini. Untuk arti kata al-masih, lihat Al-Masih. Untuk tokoh yang
sama dari sudut pandang agama Islam, lihat Isa.

Bagian dari seri tentang

Yesus Kristus

Nama dan julukan

Yesus • Kristus • Mesias • Isa Almasih • Juruselamat

Yesus Kristus dan Kekristenan

Kronologi • Kelahiran • Silsilah

Pembaptisan • Pelayanan • Mukjizat

Perumpamaan • Perjamuan Terakhir • Penangkapan

Pengadilan • Penyaliban • Kematian

Penguburan • Kebangkitan • Kenaikan

Kedatangan kedua • Penghakiman

Ajaran utama Yesus Kristus

Mesias • Kotbah di Bukit

Doa Bapa Kami • Hukum Kasih

Perjamuan Malam • Amanat Agung

Pandangan terhadap Yesus

Pandangan Kristen

Pandangan Islam

Pandangan Yahudi

Yesus dalam sejarah


Yesus dalam karya seni

Kotak ini: lihat • bicara • sunting

Yesus (c. 6 SM-4 SM — 29-33) atau Yesus dari Nazaret adalah seorang tukang


kayu, pengkhotbah, guru, rabi, penyembuh, pembuat mukjizat, dan tokoh Yahudi yang
berasal dari kota Nazaret, Israel.

Yesus di dalam Kekristenan juga dikenal dengan sebutan Yesus Kristus. Orang Kristen


percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Tuhan, Mesias, danJuru Selamat umat manusia.
Sedangkan Agama Yahudi menolak anggapan bahwa Yesus adalah seorang Mesias yang
telah dinubuatkan dalam kitab suci mereka.
Daftar isi
  [sembunyikan] 

1 Nama

2 Riwayat singkat

o 2.1 Yesus lahir

o 2.2 Pelayanan Yesus

o 2.3 Yesus mati

o 2.4 Yesus dikuburkan

o 2.5 Yesus bangkit dari kematian

o 2.6 Yesus naik ke sorga

3 Ajaran

4 Kekristenan

o 4.1 Hidup dan pengajaran seperti yang ditulis

dalam Injil

o 4.2 Kesamaan dan perbedaan antara keempat

Injil

o 4.3 Silsilah dan keluarga Yesus

o 4.4 Masa pelayanan Yesus

o 4.5 Tujuan hidup Yesus

o 4.6 Kronologi kehidupan Yesus

o 4.7 Gelar Yesus

5 Murid-murid Yesus

6 Pandangan agama Islam tentang Yesus Kristus


7 Interpretasi berbagai artis akan sosok Yesus

8 Lihat pula

9 Referensi

10 Pranala luar

[sunting]Nama

Nama "Yesus" adalah alihaksara dari bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa


Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang pada gilirannya juga merupakan Helenisasi dari bahasa
Ibrani  ַ‫י ְהֹושֻׁ ע‬ (Yĕhōšuă‘,Yosua) atau bahasa Aram  ַ‫י ֵׁשּוע‬ (Yēšûă‘), yang berarti
"Yahweh menyelamatkan".[1][2][3]

Dalam Perjanjian Baru, di Lukas 1:31 seorang malaikat memberitahu Maria untuk


menamakan anaknya Yesus, dan dalam Matius 1:21 malaikat memberitahu Yusuf untuk
menamakan anaknya Yesus. Dalam teologi Kristen, Pernyataan dalam Matius 1:21 "engkau
akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari
dosa mereka" mengasosiasikan atribut keselamatan dengan nama Yesus.

"Kristus" adalah gelar yang berasal dari bahasa Yunani Χριστός (Christós), yang berasal


dari bahasa Ibrani  ַ‫"( מָ שִׁ יח‬Mesias", berarti "yang diurapi" atau "yang terpilih"). [4][5]

[sunting]Riwayat singkat
Walaupun masa kecilnya tidak diketahui (selain cerita kelahirannya dan kisah Yesus pada
umur 12 tahun sedang mengajar di Bait Allah, Yerusalem), terdapat banyak informasi
tentang tiga tahun terakhir hidupnya, khususnya minggu terakhir, dari
keempat Injil di Alkitab serta tulisan-tulisan Paulus dan murid-muridnya yang lain.

Yesus dihukum mati di Yerusalem oleh gubernur Kerajaan Romawi, Pontius Pilatus, karena


ditekan oleh massa yang gelap mata, dan dieksekusi dengan disalibkan. Yesus wafat dan
dimakamkan, orang Kristen percaya bahwa Yesus bangkit kembali dari alam maut pada
hari ketiga. Inilah Paskah bagi orang Kristen.

[sunting]Yesus lahir
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kelahiran Yesus
Matius mengatakan bahwa orang-orang majus dari Timur datang membawa hadiah berharga bagi bayi Yesus. dilukis
oleh Giotto pada 1300.

Injil Matius dan Lukas mengatakan bahwa sebelum kelahiran Yesus, baik Maria ibunya, dan


tunangannya, Yusuf, tahu bahwa Yesus akan menjadi Mesias atau Raja yang dijanjikan
kepada orang-orang Yahudi, dalam kitab-kitab Yahudi kuno.

Injil Lukas paling banyak menceritakan kisah ini. Pada waktu Yesus dilahirkan, Kekaisaran
Romawi menguasai sebagian besar Eropa, Inggris, Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pemerintah ingin setiap keluarga untuk disensus sehingga setiap orang harus kembali ke
tempat dari mana mereka berasal. Yusuf berasal dari kota kecil Betlehem,
dekat Yerusalem, jadi meskipun Maria akan segera melahirkan, mereka harus melakukan
perjalanan, dengan ribuan orang lainnya.

Ketika mereka tiba di Betlehem, setiap kamar telah penuh. Tidak ada tempat bagi mereka
untuk tinggal kecuali di sebuah kandang binatang yang pada saat itu diyakini sebagai
kandang domba. Bayi Yesus lahir di kandang, dilampin, dan dibaringkan di jerami di
dalam palungan. Lukas memberitahu kita bahwa gembala yang mengurus domba di lereng
bukit datang untuk melihat bayi itu, karena mendapat kabar dari para malaikat, lalu mereka
pergi bernyanyi dan memuji Tuhan atas Raja dan Juruslamat yang baru lahir.

Dalam Injil Matius diceritakan bahwa orang-orang bijak dari Timur melihat bintang baru di
langit dan datang untuk menemukan Yesus, karena mereka tahu bahwa Mesias itu akan
lahir, dan bahwa bintang adalah tanda bahwa Yesus lahir untuk menjadi seorang Raja.

[sunting]Pelayanan Yesus
Kedatangan Yesus dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus
di Sungai Yordan. Segera setelah pembaptisan, Roh Allah, seperti seekor merpati, hinggap
pada Yesus, dan suara Allah terdengar. Menurut Alkitab, Roh membawa Yesus ke padang
gurun di mana dia berpuasa selama 40 hari. Di sana, Ia dicobai Iblis, tetapi berhasil
menangkal bahkan mengusir Iblis. Kemudian Yesus pergi ke Galilea, menetap
di Kapernaum, dan mulai memberitakan tentang Kerajaan Allah, pada umur sekitar 30
tahun.

Umumnya pengajaran Yesus disampaikan dengan bercerita. Dia mengajarkan


bahwa Allah sendiri adalah Raja sejati, dan bahwa orang harus mengasihi Allah dan
mengasihi sesamanya seperti yang diperintahkan oleh Alkitab Ibrani kepada mereka. Yesus
melakukan mukjizat yang menunjukkan tanda-tanda sebagai Utusan Allah, seperti memberi
makan pada orang lapar, mengubah air menjadianggur pada perkawinan di Kana,
[6]
 menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Ia juga mengusir roh-roh
jahat dari orang yang kerasukan.

Yesus menunggang keledai ke Yerusalem, yang disambut oleh kerumunan orang-orang yang menghamparkan jubah
mereka dan ranting-ranting bagiNya. Giotto, 1300

Yesus mempunyai dua belas orang, yang dikenal sebagai [[Kedua Belas Rasul|Dua Belas
Rasul], yang dipilih dan dilatih untuk menyebarkan Injil. Dia mempunyai beberapa pengikut,
termasuk beberapa perempuan, tapi karena adat Yahudi, para murid perempuan tidak bisa
leluasa bepergian ke tempat yang jauh, meskipun mereka turut pergi ke Yerusalem pada
akhir hidup Yesus.

Alkitab mengatakan Yesus menjadi terkenal. Dia pergi ke Yerusalem, di mana banyak
orang mengunjungi kota itu untuk merayakan Hari Paskah. Ketika mereka mendengar
bahwa dia akan datang, mereka menyambutnya seolah-olah dia adalah seorang raja.
Mereka pikir mungkin ia akan membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi, tapi Yesus
pergi ke Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda, sebagai tanda bahwa Ia datang
dalam damai.[7]

Yesus melakukan banyak hal yang membuat iri dan kemarahan bagi para pemimpin
agama Yahudi. Dia sering melakukan kritik terhadap kelakuanimam-imam Yahudi. Sebagai
contoh, kritiknya terhadap imam Yahudi yang senang mengenakan jubah panjang dan suka
berjalan di pasar, serta berdiri dengan doa-doa yang panjang, agar dihormati orang padahal
suka menelan harta orang, Yesus menyebut mereka sebagai keturunan Ular Beludak.
Yesus juga mengusir orang-orang yang berjual beli di Bait Allah, membalikkan meja-meja
penukar uang, serta menyebut Imam Yahudi telah mengubah Bait Allah menjadi sarang
penyamun. Disamping Yesus juga banyak melakukan penyembuhan orang sakit pada
hari Sabat, yang dilarang oleh aturan para pemimpin agama saat itu.

[sunting]Yesus mati
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kematian Yesus

Ibu Yesus, teman, dan saudara-saudaraNya berkabung atas kematian-Nya. oleh Giotto, 1300

Injil mengatakan bahwa para pemimpin Bait Allah marah dan ingin membunuhNya. Mereka
mengatakan kepada Pemerintah Romawi bahwa Yesus ingin menjadi raja di negara ini dan
mengambil alih kekuasaan. Gubernur Romawi berpikir bahwa Yesus harus dibebaskan.
Namun Para pemimpin Yahudi berkata, "Jika Anda melakukannya, maka Anda bukan
sahabat Kaisar!" (Kaisar adalah penguasa Romawi.)
Jadi Gubernur memvonisNya dengan hukuman mati, yakni dengan cara disalibkan. Ini
adalah cara umum yang digunakan oleh orang-orang Romawi untuk menghukum mati
pemberontak dan penjahat.

[sunting]Yesus dikuburkan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penguburan Yesus

Jenazah Yesus dikuburkan dalam sebuah makam milik salah satu pengikutnya, yaitu Yusuf
dari Arimatea. Dia dimakamkan terburu-buru, karena sebentar lagi hari Sabat, dimulai
ketika matahari terbenam, dan menurut aturan hukum agama tidak ada yang boleh bekerja.

[sunting]Yesus bangkit dari kematian


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebangkitan Yesus

Pada hari sesudah hari sabat, pagi-pagi subuh, para wanita datang untuk mencuci tubuh
dan meminyakiNya dengan ramuan dan minyak wangi. Tetapi Injil mengatakan bahwa
mayat Yesus sudah lenyap, dan malaikat duduk di dekat kubur itu dan berkata "Dia
telah bangkit dari antara orang mati!".

Beberapa orang, seperti Tomas muridNya awalnya meragukan kebangkitan Yesus. Namun


Alkitab mengatakan bahwa lebih dari 500 orang, termasuk Tomas, melihat Yesus yang
hidup kembali. Ada banyak kisah dalam Injil tentang apa yang Yesus lakukan setelah Ia
dibangkitkan.

[sunting]Yesus naik ke sorga


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kenaikan Yesus

Akhirnya, Injil Lukas mengatakan bahwa Yesus membawa murid-muridNya ke sebuah


bukit, di mana Ia memberkati mereka dan menyuruh mereka untuk menyebarkan ajaran-
Nya keseluruh dunia, dan kemudian awan turun, dan dia terangkat ke surga.

[sunting]Ajaran

Tindakan dan perkataan Yesus yang dicatat dalam Injil merupakan ajaran dasar
Kekristenan. Yesus mengajar di Galilea dan Yudea, dengan pesan penyangkalan diri dan
pengampunan dosa. Hukum utama yang Yesus ajarkan adalah hukum Kasih, bahwa
manusia harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.

Ajarannya pada awalnya disebarkan oleh keduabelas rasul Yesus, dan setelah Yudas


digantikan oleh Matias. Paulus, seorang Farisi yang mula-mula menganiaya pengikut
Yesus, namun akhirnya bertobat dan menjadi pengabar Injil yang masyhur. Mula-mula
ajarannya disebarkan di daerah Israel kepada kaum Yahudi, namun akhirnya juga kepada
bangsa-bangsa lain bukan Yahudi, dimulai dari panglima Romawi, Kornelius, hingga
akhirnya merambah ke seluruh Asia Minor dan Afrika Utara, daratan Eropa Barat, Eropa
Timur, Rusia, benua Amerika dan Australia, dan akhirnya ke Asia, sesuai dengan pesan
terakhir Yesus untuk memberitakan Injil hingga ke ujung dunia.

[sunting]Kekristenan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kekristenan

Pandangan Kristen tentang Yesus berpusat pada keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan,


seorang Mesias yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, dan
bahwa Ia bangkit pada hari ketiga setelah disalibkan. Umat Kristiani pada dasarnya percaya
bahwa Yesus adalah "Anak Allah" (secara umum dapat diartikan bahwa Ia adalah Allah
Anak, oknum kedua dalam Tritunggal), yang datang ke dunia untuk menebus dosa umat
manusia dan memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan melalui pengorbanan-Nya.
Umat Kristiani juga percaya bahwa Yesus dilahirkan oleh seorang perawanMaria bunda
Maria, mujizat yang dilakukan Yesus, kenaikan ke Surga, dan kedatangan Yesus ke bumi
untuk kedua kali.

[sunting]Hidup dan pengajaran seperti yang ditulis dalam Injil


[sembunyikan]

Bagian dari seri artikel tentang

Kekristenan

Yesus Kristus

Kelahiran · Kematian · Kebangkitan ·
Natal · Jumat Agung · Paskah

Dasar

Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus

Alkitab

Perjanjian Baru · Perjanjian Lama ·Kanon · Deuterokanonika

Teologi

Allah Bapa · Allah Putra · Allah Roh Kudus


Trinitas · Keselamatan · Baptisan · Maria ·

Ajaran

Sepuluh Perintah Allah · Hukum Kasih ·Amanat Agung ·


Kotbah di Bukit: Ucapan Berbahagia · Doa Bapa Kami

Sejarah Kekristenan

Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi

Denominasi Kristen

[tampilkan]Katolik

[tampilkan]Protestan

[tampilkan]Ortodoks

Topik terkait

Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan ·
Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol ·Kritik

 Portal Kristen

Kotak ini: lihat • bicara • sunting
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Garis waktu lengkap Yesus

Keempat Injil kanonik, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, adalah sumber utama biografi


kehidupan Yesus. Kitab Injil (terutama Matius) menceritakan kelahiran, kehidupan,
kematian, dan kebangkitan Yesus sebagai penggenapan atas nubuat yang tertulis di
Perjanjian Lama. Contohnya, kelahiran dari perawan, pelarian ke Mesir, dan nama
Immanuel (Yesaya 7:14).[8]

[sunting]Kesamaan dan perbedaan antara keempat Injil


Tiga dari empat injil, Matius, Markus, dan Lukas, dikenal sebagai injil sinoptik sebab
ketiganya menampilkan banyak kesamaan dalam isi, penyusunan narasi, bahasa, dan
struktur kalimat dan paragraf. Ketiga injil ini juga dianggap memiliki sudut pandang yang
sama.[9] Injil kanonik keempat,Injil Yohanes, memiliki perbedaan dibandingkan ketiga injil
terdahulu.

Setiap Injil menggambarkan kehidupan Yesus dari sudut pandang yang berbeda. [10]
[11]
 Secara khusus, Injil Yohanes bukanlah suatu biografi Yesus tetapi sebuah penjelasan
teologis mengenai Yesus dari segi KeTuhanan-Nya. [12].

Markus menjelaskan Yesus sebagai seseorang yang heroik, karismatik dan memiliki
kekuasaan yang tinggi.[10] Matius menggambarkan Yesus khususnya sebagai pemenuhan
nubuatan Yahudi.[10] Lukas menekankan perbuatan-perbuatan ajaib yang Yesus lakukan
serta dukunganNya terhadap wanita dan kaum miskin. [10] Yohanes memandang kehidupan
Yesus di bumi sebagai perwujudan Firman Tuhan.[10]

Injil Yohanes dimulai dengan suatu sajak yang memperkenalkan Yesus sebagai
perwujudan Firman Allah, yang membentuk alam semesta (Yoh 1:1-5;9-14).[13] Seluruh
kehidupan Yesus di bumi adalah inkarnasi dari Firman Allah (Yoh 1:4)[13]

[sunting]Silsilah dan keluarga Yesus


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Silsilah Yesus Kristus
Dari keempat Injil, hanya Matius[14] dan Lukas[15] yang menulis tentang silsilah Yesus.
Silsilah Yesus dalam kedua Injil tersebut berbeda secara substansial, [16] dan para penelaah
kontemporer biasanya melihat silsilah ini sebagai konstruksi teologi. [17]Secara lebih spesifik,
beberapa ahli mengemukakan bahwa Matius ingin menitikberatkan kelahiran bayi Yesus
pada garis keturunan keluarga kerajaan (menyebutkan nama Salomo), sementara silsilah
Yesus menurut Lukas lebih difokuskan pada garis keturunan imam (menyebutkan Lewi).
[18]
 Jika ditelusuri, kedua silsilah ini memiliki titik temu yaitu Raja Daud dan dari Daud dapat
ditelusuri lagi hingga Abraham. Kedua daftar silsilah ini identik dalam menyebutkan silsilah
sejak Abraham hingga Daud, namun berbeda dalam silsilah sejak Daud hingga Yusuf.
Matius memulai dengan Salomo dan dilanjutkan dengan keturunan raja Yudea, hingga raja
terakhir, Yekhonya. Setelah Yekhonya, garis keturunan raja terhenti ketika bangsa Israel
ditaklukan oleh Kerajaan Babilonia. Dengan demikian, Matius menggambarkan Yesus
sebagai keturunan raja Israel. Silsilah Yesus menurut Lukas lebih panjang dibandingkan
menurut Matius; daftar ini menelusuri silsilah Yesus hingga Adam serta menyebutkan lebih
banyak nama antara Daud dan Yesus.
Yusuf, suami Maria, muncul dalam penjelasan mengenai masa kecil Yesus. Namun
demikian, Yusuf tidak disebutkan selama masa pelayanan Yesus.

Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru seperti Matius, Markus, dan Galatia menceritakan


mengenai relasi-relasi Yesus, termasuk kata-kata yang seringkali diterjemahkan sebagai
"saudara laki-laki" dan "saudara perempuan".[19] Lukas juga menyebutkan bahwa Elisabet,
ibu Yohanes Pembaptis, adalah "sepupu" atau "saudara" Maria [20], sehingga dengan
demikian Yohanes adalah sepupu jauh Yesus.

[sunting]Masa pelayanan Yesus


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pelayanan Yesus

Yesus Kristus diyakini sebagai Domba Allah, seperti Yohanes Pembaptis pernah nyatakan
(Yohanes 1:29). Domba Paskah yang terakhir ini harus berumur satu tahun dan tidak
bercela, seperti yang tertulis di Taurat (Keluaran 12:5). Tentunya bukan Yesus Kristus yang
berumur satu tahun yang dimaksudkan sebagaimana domba paskah sebelumnya dipilih
dan dikurbankan, tetapi Yesus Kristus baru dianggap sebagai orang pada umur 30 tahun
menurut kebudayaan Timur. Yesus Kristus mulai pelayanannya pada umur 30 tahun, dan
masa pelayanannya kepada anak-anak Israel berakhir pada umur 31 tahun. Meskipun
demikian, kebanyakan Kristen meyakini bahwa masa pelayanan Yesus Kristus bukan satu
tahun. Yesus melayani di bumi sepanjang tiga sampai tiga setengah tahun.

[sunting]Tujuan hidup Yesus


Markus mengatakan bahwa Yesus datang "untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-
Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45); Lukas mengatakan bahwa Ia
dikirim untuk "memberitakan Injil Kerajaan Allah" (Lukas 4:43); dan Yohanes menuliskan
bahwa Yesus datang agar "supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup
yang kekal" (Yohanes 3:15).

[sunting]Kronologi kehidupan Yesus


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kronologi Kehidupan Yesus

Ada dua sudut pandang, yaitu sudut pandang menurut Alkitab yang paling sering digunakan
dan sudut pandang Titianus, seorang sejarawan Yunani, yang jarang digunakan.

Menurut sudut pandang Alkitab, kronologi kehidupan Yesus dibagi menjadi empat:

1. Kelahiran Hingga Mulai Pelayanan


2. Pelayanan Selama 3,5 Tahun
3. Minggu Terakhir Sebelum Penyaliban
4. Pasca Kebangkitan Yesus
[sunting]Gelar Yesus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gelar Yesus

Ada beberapa gelar atau istilah yang bisa kita ambil dari Alkitab baik itu dalam
kitab Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru. Yang paling sering disebut
adalah Kristus/Mesias, Juru Selamat, Anak Allah, Anak Daud, dan Anak Domba Allah

[sunting]Murid-murid Yesus
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keduabelas rasul

Semasa pelayanannya di bumi, Yesus memiliki ratusan, bahkan ribuan pengikut. Namun
orang-orang yang disebutnya murid jumlahnya kurang dari seratus, yakni orang-orang yang
benar-benar meninggalkan harta bendanya, mengikut, belajar dari Yesus, tidak hanya
terpana oleh mujizat-mujizat yang diadakan oleh Yesus.

Di dalam lingkaran pemuridan terluar, tidak pernah disebutkan tepat berapa total jumlah
murid yang dimiliki oleh Yesus, namun di dalam Lukas 10:1, disebutkan bahwa Yesus
pernah mengutus total 70 orang murid untuk mengusir setan-setan dan menyembuhkan
penyakit dalam namaNya.

Di dalam lingkaran pemuridan dalam, Yesus memiliki 12 orang murid, yang kemudian
disebut rasul. Mereka adalah: Simon
Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas,Yakobus anak
Alfeus, Matius, Simon orang Zelot, Yudas Iskariot, dan Yudas anak Yakobus. Di antara
keduabelas murid tersebut ada tiga orang murid yang lebih sering diajak oleh Yesus untuk
menyaksikan dan belajar dari pelbagai mujizat yang diadakan oleh Yesus, yakni Simon
Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dan, dari ketiga murid tersebut, Yohanes merupakan murid
yang paling dikasihi Yesus (Yohanes 21:20).

[sunting]Pandangan agama Islam tentang Yesus Kristus


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nabi Islam dan Pandangan agama Islam
terhadap Yesus

Berbeda dengan Kristen, menurut ajaran Islam, Yesus Kristus disebut Nabi Isa Al Masih.

[sunting]Interpretasi berbagai artis akan sosok Yesus


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yesus dalam karya seni
Wikimedia
Commons memiliki kategori
mengenai Yesus Kristus

Kehidupan dan pelayanan Yesus telah menjadi inspirasi bagi banyak orang yang


mendorongnya untuk mengungkapkannya dalam berbagai bentuk seni, mulai dari seni
lukis, seni pahat, hingga seni kontemporer seperti film layar lebar. Karya seni yang mula-
mula berkembang di lingkungan Gereja adalah pembuatan ikon orang-orang suci. Seni ikon
ini berkembang sampai sekarang, khususnya di kalangan Gereja Ortodoks.

Di barat, kehidupan Yesus diungkapkan dalam berbagai film, misalnya King of Kings, The


Robe, Jesus Christ Superstar, Jesus of Nazareth, Jesus of Monteral, The Last Temptation
of Christ, The Gospel of John, The Passion of the Christ, dll. Sebagian dari film-film ini,
seperti "Superstar" dan "The Last Temptation" dianggap kontroversial karena memberikan
penggambaran dan penafsiran yang berbeda dari yang lazim diterima khalayak. Sementara
itu, "The Passion" dianggap kontroversial karena beberapa bagiannya dianggap
memberikan tafsiran yang agak sensitif terhadap peranan orang Yahudi dalam kematian
Yesus, sementara penggambaran siksaan yang dialami Yesus dianggap terlalu berlebihan.

[sunting]Lihat pula

Wikimedia
Commons memiliki kategori
mengenai Kehidupan dan
pengajaran Yesus

 Isa
 Kristus/Mesias
 Kristen
 Alkitab
 Natal
[sunting]Referensi

 Gambar pada pranala luar

(Indonesia)Peta interaktif Yerusalem pada zaman Yesus


(Indonesia)Peta interaktif pelayanan Yesus

1. ^ Brown Driver Brigges Hebrew and English Lexicon; Hendrickson Publishers 1996 ISBN 1-56563-

206-0.

2. ^ Fausset's Bible Dictionary

3. ^ The catholic Encyclopedia

4. ^    "Origin of the Name of Jesus Christ". Catholic Encyclopedia. (1913). New York: Robert

Appleton Company. 

5. ^ Vine, W.E. (1940). Expository Dictionary of New Testament Words. Old Tappan, New Jersey:

Fleming H. Revell Company. ISBN None.

6. ^ Yohanes 2

7. ^ Yesus dielu-elukan di Yerusalem

8. ^ ""What the Old Testament Prophesied About the Messiah"". Diakses pada 11 Oktober 2007.

9. ^ "synoptic". Oxford English Dictionary. Oxford University Press. 2nd ed. 1989.

10. ^ a b c d e Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985.

11. ^ Ehrman, Bart D.. Misquoting Jesus: The Story Behind Who Changed the Bible and Why.

HarperCollins, 2005. ISBN 978-0-06-073817-4

12. ^ Durant, Will. Caesar and Christ. New York: Simon and Schuster. 1972

13. ^ a b Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985. "John" p. 302-310

14. ^ Matius 1:1-17

15. ^ Lukas 3:23-38

16. ^ Joseph A. Fitzmyer, The Gospel According to Luke I-IX. Anchor Bible. Garden City: Doubleday,

1981, pp. 499-500; I. Howard Marshall, The Gospel of Luke (The New International Greek Testament

Commentary). Grand Rapids: Eerdmans, 1978, p. 158;

17. ^ Bienert, Wolfgang E. (2003). [9780664227210 "The Relatives of Jesus"]. di dalam Wilhelm

Schneemelcher, Robert McLachlan Wilson. New Testament Apocrypha: Gospels and Related Writings.

Westminster John Knox Press. hlm. 487.

18. ^ Howard W. Clarke, The Gospel of Matthew and Its Readers, Indiana University Press, 2003, p.1

19. ^ Matius 13:55-56, Markus 6:3, dan Galatia 1:19

20. ^ Lukas 1:36

[sunting] Pandangan Kristen tentang Yesus


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian dari seri tentang

Yesus Kristus

Nama dan julukan

Yesus • Kristus • Mesias • Isa Almasih • Juruselamat

Yesus Kristus dan Kekristenan

Kronologi • Kelahiran • Silsilah

Pembaptisan • Pelayanan • Mukjizat

Perumpamaan • Perjamuan Terakhir • Penangkapan

Pengadilan • Penyaliban • Kematian

Penguburan • Kebangkitan • Kenaikan

Kedatangan kedua • Penghakiman

Ajaran utama Yesus Kristus

Mesias • Kotbah di Bukit

Doa Bapa Kami • Hukum Kasih

Perjamuan Malam • Amanat Agung

Pandangan terhadap Yesus

Pandangan Kristen

Pandangan Islam

Pandangan Yahudi

Yesus dalam sejarah

Yesus dalam karya seni

Kotak ini: lihat • bicara • sunting

[sembunyikan]

Bagian dari seri artikel tentang

Kekristenan
Yesus Kristus

Kelahiran · Kematian · Kebangkitan ·
Natal · Jumat Agung · Paskah

Dasar

Gereja · Injil · Kerajaan ·
Rasul: Paulus · Petrus

Alkitab

Perjanjian Baru · Perjanjian Lama ·Kanon · Deuterokanonika

Teologi

Allah Bapa · Allah Putra · Allah Roh Kudus


Trinitas · Keselamatan · Baptisan · Maria ·

Ajaran

Sepuluh Perintah Allah · Hukum Kasih ·Amanat Agung ·


Kotbah di Bukit: Ucapan Berbahagia · Doa Bapa Kami

Sejarah Kekristenan

Gereja mula-mula · Konsili ·
Pengakuan iman · Misi · Skisma Timur-Barat ·
Perang Salib · Reformasi · Kontra Reformasi
Denominasi Kristen

[tampilkan]Katolik

[tampilkan]Protestan

[tampilkan]Ortodoks

Topik terkait

Khotbah · Doa · Ekumenisme · Gerakan ·
Seni · Musik · Liturgi · Kalender · Simbol ·Kritik

 Portal Kristen

Kotak ini: lihat • bicara • sunting

Pandangan Kristen tentang Yesus bervariasi di antara denominasi Kristen yang berbeda, tetapi hampir semua orang Kristen

mendasarkan keyakinan mereka pada apa yang mereka yakini sebagai ajaran Yesus, dan percaya bahwa Yesus adalah

sang Kristus (Mesias), Juru Selamat manusia seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Kebanyakan juga percaya bahwa

Dia adalah Anak Allah, dan inkarnasi dari Allah sendiri.

Daftar isi
  [sembunyikan] 

1 Kepercayaan akan keilahian Yesus

2 Kehidupan

o 2.1 Kelahiran dan masa kecil

o 2.2 Pelayanan dan pesan Yesus

o 2.3 Penangkapan, pengadilan, dan penyaliban

o 2.4 Kebangkitan, Naik ke Surga, dan Kedatangan yang

Kedua Kali

3 Mukjizat Yesus

4 Lihat pula

5 Pranala luar

[sunting]Kepercayaan akan keilahian Yesus

Selain dari peran Yesus sebagai Mesias, kebanyakan orang Kristen juga menganggap bahwa keyakinan akan keilahian Yesus

adalah bagian penting dalam agama Kristen. Menurut teologi Kristen arus utama setelah teologi itu disistematiskan pada abad-abad
pertama Masehi, Yesus dipahami sebagai bagian dari Tritunggal, yang bersama-sama dengan Sang Bapa dan Roh Kudus diyakini

sebagai tiga "pribadi" dengan satu hakikat metafisik yang sama, yang merupakan keberadaan Allah yang esa dan sempurna.

Sebagian denominasi Kristen telah mengembangkan pemahaman-pemahaman metafisik yang lain tentang Yesus, termasuk

gagasan bahwa Yesus, Bapa, dan Roh Kudus adalah satu "pribadi" dengan tiga atau lebih manifestasi (lihat Modalisme) atau

bahwa ketiganya berbeda-beda bukan hanya dalam "pribadinya" tetapi juga dalam pengertian metafisik, dan hanya dipersatukan

dalam "kehendak" atau "pikiran"nya. Banyak dari doktrin ini ditolak sebagai ajaran sesat oleh konsili-konsili ekumenis Gereja.

Beberapa variannya (misalnya Mormonisme dan Saksi Yehuwa kadang-kadang juga ditolak dari payung Kekristenan khususnya

oleh kaum evangelikal. Lihat Kristologi.

Orang Kristen melihat berbagai ayat di dalam Kitab-kitab Injil dan bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru memperdebatkan

keilahian Yesus.

[sunting]Kehidupan

[sunting]Kelahiran dan masa kecil


Dari keempat Injil, kelahiran disebut hanya dalam Injil Matius dan Injil Lukas.

Kedua kisah masa kecil Yesus mendukung doktrin tentang kelahiran Yesus dari perawan; di situ Yesus secara ajaib dikandung di

dalam rahim ibunya oleh Roh Kudus, ketika ibunya masih seorang perawan.

Menurut kisah-kisah ini, Yesus dilahirkan ketika Yusuf dan Maria, tunangan Yusuf, sedang mengunjungi Betlehem dari tempat

kelahiran mereka Nazaret. Maria juga biasa disebut sebagai Perawan Maria atau, seperti yang disebut oleh orang Katolik Roma

dan Ortodoks Yunani, "Bunda Allah" (lihat Theotokos).

Rincian dari kedua kisah ini berbeda-beda. Misalnya, Lukas melaporkan bahwa kedua orangtua Yesus tinggal di Nazaret,

sementara menurut Matius, mereka menetap di Nazaret setelah mereka kembali dari Mesir, kejadian yang tidak disebutkan oleh

Lukas. Lebih jauh, Matiusmenjelaskan bahwa Yusuf dan Maria lari dengan bayi Yesus ke Mesir setelah mendapatkan peringatan

dari malaikat tentang rencana Herodes untuk membunuh anak-anak lelaki di bawah dua tahun di Betlehem.

Beberapa ayat dalam Kitab-kitab Injil menyebutkan saudara-saudara Yesus. Sebagian orang Kristen berpendapat bahwa itu tidak

berarti mereka itu saudara kandung Yesus. Dalam berbagai budaya di sepanjang sejarah manusia, dan bahkan sampai kini,

saudara tiri pun disebut "saudara". Jadi, mereka berspekulasi bahwa Yusuf kemungkinan jauh lebih tua daripada Maria, seorang

duda dengan sejumlah anak ketika ia bertunangan dengan Maria, sementara pernikahan mereka yang telah direncanakan terutama

adalah sebuah pengaturan sosial untuk menjamin bahwa Maria mendapatkan cukup tunjangan hidup. Ini ditopang oleh kenyataan

bahwa Yusuf tidak disebutkan belakangan dalam Kitab-kitab Injil, karena mungkin ia sudah meninggal. Beberapa pakar Alkitab,

khususnya dari pihak Katolik Roma, mengatakan bahwa dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Aram, kata "saudara" juga digunakan

untuk saudara sepupu.

Perjanjian Baru tidak banyak menceritakan masa kecil Yesus atau masa dewasanya sebelum ia memulai pelayanannya. Namun,

pada saat ia mencapai usia 30 tahun, semua kitab Injil melaporkan bahwa ia telah dikenal sebagai guru agama.
[sunting]Pelayanan dan pesan Yesus
Meskipun injil sinoptik memfokuskan terutama hanya pada tahun terakhir pelayanan Yesus, Injil Yohanes menunjukkan bahwa

pelayanannya berlangsung selama paling tidak tiga Paskah Yahudi dari saat dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis sampai

penyalibannya. Dalam pelayanannya, Yesus menjadi seorang rabi yang berkeliling ke mana-mana dan melakukan mukjizat.

Yesus mengajarkan cinta-kasih universal antara manusia, dan ketaatan pada kehendak Allah. Pesannya mengajarkan bahwa cinta-

kasih universal adalah sebuah cara yang lebih langsung untuk memenuhi kehendak Allah, dan bukan semata-mata dengan menaati

hukum-hukum yang terdapat dalam Alkitab Ibrani. Seringkali, Yesus menyampaikan pesannya melalui penggunaan perumpamaan.

Beberapa ajarannya kelihatan mengandung paradoks. Ia mengajarkan bahwa yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang

terakhir akan menjadi yang pertama. Ia juga mengajarkan bahwa "barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan

nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 16:25); dan bahwa kekerasan

harus dihadapi dengan sikap anti-kekerasan. Yesus berkata bahwa ia membawa damai bagi mereka yang percaya kepadanya,

namun ia pun memperingatkan bahwa ia membawa pertentangan kepada dunia, dan menyebabkan anggota-anggota keluarga

saling bertentangan (karena ketidaksepakatan tentang kepercayaan kepadanya). Penggunaan paradoks adalah cara yang diakui

untuk memecahkan cara berpikir yang mapan untuk memungkinkan suatu pemahaman baru. Misalnya, penggunaan koan dalam

cabang Buddhisme tertentu, yang berusaha mengatasi cara berpikir yang berbahaya atau keliru.

Yesus menyampaikan pesan apokaliptik, dan mengatakan bahwa dunia yang kita kenal akan berakhir tanpa terduga-duga. Karena

itu ia mengajak para pengikutnya agar selalu waspada dan tetap setia.

Para bapak gereja perdana lebih jauh mengembangkan pesannya, dan banyak bagian lainnya dari Perjanjian Baru berkaitan

dengan makna kematian dan kebangkitan Yesus serta implikasinya bagi umat manusia. Sebuah gagsan yang tetap bertahan

sepanjang teologi Kristen adalah gagasan bahwa umat manusia ditebus, diselamatkan, atau diberikan kesempatan untuk mencapai

keselamatan melalui kematian Yesus. "Yesus mati untuk dosa-dosa kita" adalah sebuah ajaran Kristen yang umum.

Namun gagasan tentang "keselamatan" telah ditafsirkan dalam banyak cara. Ada spektrum yang luas dalam pandangan Kristen

tentang hal ini sejak dulu hingga sekarang.

Sebagian peristiwa yang menonjol dalam pelayanan Yesus, yang dikisahkan kembali dalam Kitab-kitab Injil, antara lain adalah:

 Ketika Yesus ditanyai manakah perintah yang terpenting dalam hukum Musa, Yesus menjawab bahwa perintah yang

terbesar adalah ""Hukum yang terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap

jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." (Markus 12:29-30, menggemakan Kitab

Ulangan 6:5), dan pada saat yang sama ia mengatakan bahwa perintah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"

(terdapat dalam Kitab Imamat 19:18) pun sama pentingnya.

 Yesus bertanya kepada murid-muridnya "Menurut katamu, siapakah Aku ini?" Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias,

Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab: "Berbahagialah engkau ... Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan

Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini

akan terlepas di sorga."

 Ketika melihat para pedagang melakukan penukaran uang di Bait Allah di Yerusalem, Yesus menagmbil cambuk untuk

mengusir binatang-binatang yang dibawa dan dijual oleh para pedagang itu, melepaskan burung-burung dara, dan

membalikkan meja-meja para penukar uang itu.

 Pada hari Kamis malam menjelang Jumat Agung, Yesus mengadakan perjamuan Paskah bersama dengan para

muridnya—Perjamuan Terakhir. Pada waktu mereka makan, ia membeikan roti kepada murid-muridnya dan berkata, "Ambillan

dan makanlah. Ini adalah tubuhku", dan kemudian memberikan mereka cawan anggur, serta mengatakan, "Minumlah, inilah

darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Banyak denominasi Kristen

yang menerima ucapan ini sebagai perintah untuk menyelenggarakan sakramenPerjamuan Kudus atau Ekaristi.

Sejumlah sarjana kontemporer memusatkan perhatian pada perumpamaan Yesus, suatu bentuk cerita pengajaran yang ditemukan

dalam ketiga Injil Sinoptik. Banyak dari penelitian ini memperoleh tempat berpijak yang kuat di Amerika Serikat pada awal tahun

1980-an oleh sekolompok pakar Alkitab yang dikenal sebagai Seminar Yesus

Setelah beberapa dasawarsa menurunnya keanggotaan Gereja di Eropa, muncul minat yang baru terhadap ajaran-ajaran

Yesus. The Alpha Course telah memungkinkan banyak orang mempelajari pesan Yesus dalam suasana non-evangelistik.

[sunting]Penangkapan, pengadilan, dan penyaliban
Menurut Kitab-kitab Injil, Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai, pada hari Minggu yang sekarang

dirayakan sebagai Minggu Palma. Ia disambut oleh sekelompok orang yang melambaikan daun-daun palma, sambil

berteriak Hosanna, atau "Kami mohon, selamatkanlah kami!"

Pada Kamis minggu itu, dia mengadakan Perjamuan Terakhir, dan setelah itu pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa. Di sana dia

merasa kesedihan dan penderitaan, dan berkata ""Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,

tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) Dan kemudian dia

mengatakan, "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" (Matius

26:42). Dokter Lukas mencatat sisi manusiawi Yesus dalam Lukas 22:43-44dimana dinyatakan bahwa ada Malaikat dari langit yang

menampakkan diri untuk memberi kekuatan kepada-Nya, dan bahwa Yesus sangat ketakutan dan makin sungguh-sungguh berdoa

sementara peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Yudas Iskariot, salah satu dari dua belas murid Yesus, yang pergi meninggalkan Perjamuan Terakhir, mengkhianati Yesus dengan

memberitahu para pemimpin Yahudi tentang lokasi Yesus. Para pemimpin tersebut telah memutuskan untuk menangkap Yesus,

karena beberapa dari mereka menganggap Yesus sebagai ancaman bagi kekuasaan mereka karena ia semakin populer, karena

tafsirannya yang baru tentang Kitab Suci, dan karena mengungkapkan kemunafikan mereka.

Yudas dan sekelompok orang yang bersenjata pedang dan tongkat pemukul kemudian muncul, dan Yudas membantu mengenali

Yesus dengan menciumnya, sebuah tanda yang telah disepakati di antara mereka. Meskipun salah satu pengikut Yesus
mengeluarkan pedang, dan memotong telinga dari salah satu pria bersenjata, Yesus menegurnya dan mengatakan "Masukkan

pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang." Kemudian para

murid Yesus meninggalkan dia dan melarikan diri, kecuali Petrus yang mengikutinya dari kejauhan sampai ke halaman Imam Agung

(di sana dia menyangkal Yesus tiga kali). Yesus dibawa ke hadapan para peimpin Yahudi, dan ditanyai apakah ia memang Anak

Allah. Setelah menyimpulkan bahwa Yesus menjawab positif, ia diserahkan kepada Pontius Pilatus, gubernur setempat dari

pemerintahan pendudukan Roma.

Pilatus bertanya kepada Yesus, apakah ia menganggap dirinya "raja orang Yahudi", yang dapat dianggap sebagai upaya untuk

menumbangkan kekuasaan Romawi. Pertanyaan Pilatus tidak dijawab Yesus, atau jawabannya, "Engkau sendiri mengatakannya."

Pilatus lalu memberikan pilihan kepada kahalayak yang berkumpul, siapakah yang akan mereka bebaskan - Yesus ataukah

seorang tahanan lain.

Khalayak memutuskan bahwa Yesus tidak boleh dilepaskan, karena itu Pilatus mencoba memuaskan mereka, dengan

memerintahkan agar Yesus dicambuk. Beberapa tentara Romawi membuat mahkota dari duri dan meletakkannya di kepala Yesus.

Namun khalayak menuntut agar Yesus disalibkan, dan Pilatus menurut. Pada hari itu juga, setelah memikul salibnya sendiri, Yesus

disalibkan di Golgota, dengan sebuah tanda yang berbunyi (dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani) "Yesus orang Nazaret, raja

orang Yahudi", yang dipasang pada salib berdasarkan perintah Pilatus. Menurut Injil Lukas, sementara Yesus disalibkan, ia berkata,

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Sementara tergantung pada

salib, Yesus diejek oleh orang-orang yang lewat, dan, menurut Injil Yohanes, ia dikunjungi oleh ibunya dan para perempuan lainnya,

lalu meninggal dunia. Kematiannya dikukuhkan oleh seorang prajurit Romawi yang menusuk pingganggnya dengan tombak.

Ketika tergantung pada salib, Injil Markus melaporkan bahwa Yesus bertanya, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan

Aku?" Banyak pembaca merasa hal ini membingungkan secara teologis, dan mereka percaya bahwa Allah telah membiarkan

Yesus mati pada salib. Menurut tafsiran umum tentang Kitab Suci, Allah Bapa memalingkan diri dari Yesus pada saat ini karena

Yesus sedang menderita sebagai ganti orang berdosa. Yang lainnya mengakui ini sebagai kutipan langsung dari Mazmur 22:1,

sebuah cara yang lazim pada saat itu untuk mengacu kepada seluruh Mazmur. Mazmur itu dimulai dengan seruan keputusasaan,

tapi berakhir dengan nada pengharapan dan percaya penuh akan kemenangan dan pembebasan Allah. Mazmur ini juga

mengandung beberapa rincian yang dihubungkand engan penyaliban Yesus, seperti misalnya tentang tentara-tentara yang

membuang undi untuk jubah Yesus dan membiarkan tulangnya tidak diremukkan. Yang lainnya lagi menganggap "Mengapa

Engkau meninggalkan aku" sebagai terjemahan yang keliru dari aslinya dalam bahasa Aram: mereka berpendapat bahwa

terjemahan yang lebih baik ialah "untuk inilah aku telah dijaka" atau "mengapa Engkau membiarkan aku hidup?"

Injil Yohanes, di pihak lain, menggambarkan bahwa Yesus tetap berkuasa penuh dari atas salib, dan berkata, "Sudah selesai," pada

saat kematiannya. Bukannya meminta "cawan pahit" disingkirkan daripadanya ketika ia berdoa di Taman Getsemani pada malam

sebelumnya, menurut Yohanes, Yesus malah meminta cawan itu.

[sunting]Kebangkitan, Naik ke Surga, dan Kedatangan yang Kedua Kali


Menurut Perjanjian Baru, Yesus bangkit dari kematian pada hari ketiga setelah penyalibannya dan menampakkan diri kepada

murid-muridnya. Kisah para Rasul melaporkan bahwa 40 hari kemudian ia naik ke surga dan mempertahankan kedua hakikatnya,
ilahi dan manusia. Surat Paulus kepada jemaat-jemaat Kristen di Roma, Efesus, dan Kolose, serta Surat Ibrani (yang secara

tradisional dianggap ditulis oleh Paulus) mengklaim bahwa Yesus sekarang memiliki kuasa di surga dan di bumi demi Gereja,

hingga seluruh bumi berada di bawah pemerintahannya melalui pemberitaan Injil. Berdasarkan Perjanjian Baru, orang Kristen

percaya bahwa Yesus akan datang kembali dari surga pada akhir zaman, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Dalam beberapa aliran dari Gereja Mormon (Mormonisme), Yesus diyakini telah menampakkan diri di belahan bumi barat setelah

kebangkitannya dan mengajar kepada sejumlah orang Indian, yang menurut Kitab Mormon adalah keturunan bangsa Israel.

[sunting]Mukjizat Yesus

Artikel utama: Mukjizat Yesus

Lazarus dibangkitkan oleh Yesus; lukisan oleh Duccio(1310).

Mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, menurut Kitab-kitab Injil, antara lain adalah:

 Mengubah air menjadi anggur untuk sebuah pesta pernikahan.

 Menyembuhkan seorang anak yang sakit dan hampir mati.

 Menyembuhkan orang lumpuh, orang yang menderita penyakit kulit yang menular.

 Memberi makan kepada 5.000 orang dengan lima potong roti dan dua ikan.

 Berjalan di atas air untuk menemui murid-muridnya yang sedang berada di perahu (dan juga memampukan Petrus

berjalan di atas air).

 Memulihkan penglihatan seorang yang buta.

 Membangkitkan Lazarus yang telah mati selama empat hari.

 Menampakkan diri kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes dalam keadaan dipermuliakan, dengan pakaian putih

cemerlang bercahaya, bersama Elia dan Musa.

Mujizat Yesus Kristus


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Ada usul agar Mukjizat Isa digabungkan ke artikel atau bagian ini. (Diskusikan)

Bagian dari seri tentang

Yesus Kristus
Nama dan julukan

Yesus • Kristus • Mesias • Isa Almasih • Juruselamat

Yesus Kristus dan Kekristenan

Kronologi • Kelahiran • Silsilah

Pembaptisan • Pelayanan • Mukjizat

Perumpamaan • Perjamuan Terakhir • Penangkapan

Pengadilan • Penyaliban • Kematian

Penguburan • Kebangkitan • Kenaikan

Kedatangan kedua • Penghakiman

Ajaran utama Yesus Kristus

Mesias • Kotbah di Bukit

Doa Bapa Kami • Hukum Kasih

Perjamuan Malam • Amanat Agung

Pandangan terhadap Yesus

Pandangan Kristen

Pandangan Islam

Pandangan Yahudi

Yesus dalam sejarah

Yesus dalam karya seni

Kotak ini: lihat • bicara • sunting

Menurut Injil kanonikal, Yesus melakukan banyak mukjizat dalam masa pelayanannya,


yang dapat dikategorikan ke menyembuhkan orang sakit, mengusir orang yang kerasukan
setan, mengendalikan alam, membangkitkan orang mati, dan Yesus sendiri bangkit dari
kematian. Bagi orang Kristen, mukjizat ini diakui sebagai kejadian nyata.
Daftar isi
  [sembunyikan] 

1 Jenis Mukjizat
o 1.1 Penyembu

han

o 1.2 Pengusira

n setan

o 1.3 Mengenda

likan alam

o 1.4 Kuasa

atas kematian

2 Mujizat yang dicatat

o 2.1 dalam

Injil Matius

o 2.2 dalam

Injil Markus

o 2.3 dalam

Injil Lukas

o 2.4 dalam

Injil Yohanes

3 Referensi

4 Pranala luar

o 4.1 Menduku

ng

o 4.2 Kritik

[sunting]Jenis Mukjizat
[sunting]Penyembuhan

Kebanyakan keajaiban yang tertulis dalam Perjanjian Baru adalah yang menyangkut


penyakit dan cacat. Injil memberikan gambaran yang bervariasi dalam tiap episode,
kadangkala Yesus menyembuhkan hanya dengan mengatakan beberapa kata, atau
dengan meletakkan tanganNya, dan lainnya menggunakan benda lainnya (seperti ludah
atau lumpur). Mereka dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik, tetapi tidak di Injil Yohanes.

[sunting]Pengusiran setan
Menurut Injil Sinoptik, Yesus melakukan banyak pengusiran setan dari orang-orang yang
kerasukan setan. Mereka dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik, tetapi tidak di Injil Yohanes.
[sunting]Mengendalikan alam
Injil mencatat beberapa kisah tentang kuasa Yesus terhadap alam, seperti memberi makan
5000 orang, menghentikan badai dan berjalan di atas air.

[sunting]Kuasa atas kematian


Keempat kitab Injil dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen melaporkan tiga kejadian di
mana Yesus membangkitkan orang mati

1. anak perempuan Yairus,
2. anak laki-laki janda di Nain
3. Lazarus

Selain itu, Yesus sendiri bangkit dari kematian, yang merupakan mujizat terbesar, karena
jika ketiga orang yang dibangkitkan itu kemudian mati lagi, kebangkitan Yesus tidak
berakhir sampai selama-lamanya. Tidak ada lagi kematian kedua.

[sunting]Mujizat yang dicatat


[sunting]dalam Injil Matius

 Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (Matius 8:1-4)


 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum (Matius 8:5-13)
 Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (Matius 8:14-17)
 Yesus meredakan angin ribut (Matius 8:23-27)
 Yesus menyembuhkan dua orang yang kerasukan (Matius 8:28-34)
 Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Matius 9:1-8)
 Yesus menyembuhkan anak kepala rumah ibadat dan perempuan yang sakit
pendarahan (Matius 9:18-26)
 Yesus menyembuhkan mata dua orang buta (Matius 9:27-31)
 Yesus menyembuhkan seorang bisu (Matius 9:32-34)
 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (Matius 12:9-15a)
 Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan setan (Matius 12:9-15a)
 Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:13-21)
 Yesus berjalan di atas air (Matius 14:22-33)
 Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret (Matius 14:34-36)
 Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang perempuan Kanaan (Matius 15:22-
28)
 Yesus menyembuhkan banyak orang sakit (Matius 15:29-31)
 Yesus memberi makan empat ribu orang (Matius 15:32-39)
 Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan (Matius 17:14-18)
 Yesus membayar bea untuk Bait Allah (Matius 17:27)
 Yesus menyembuhkan dua orang buta (Matius 20:29-34)
 Yesus mengutuk pohon ara (Matius 21:18-19)
 Kebangkitan Yesus (Matius 28:1-10)
[sunting]dalam Injil Markus

 Yesus mengusir roh jahat di Kapernaum (Markus 1:23-28)


 Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (Markus 1:29-34)
 Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Markus 2:1-12)
 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (Markus 3:1-6)
 Yesus menyembuhkan banyak orang (Markus 3:7-12)
 Yesus meredakan angin ribut (Markus 4:35-41)
 Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa (Markus 5:1-20)
 Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang
sakit pendarahan (Markus 5:21-43)
 Yesus memberi makan lima ribu orang (Markus 6:30-44)
 Yesus berjalan di atas air (Markus 6:45-52)
 Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret (Markus 6:45-52)
 Yesus menyembuhkan seorang tuli (Markus 7:31-37)
 Yesus memberi makan empat ribu orang (Markus 8:1-10)
 Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida (Markus 8:22-26)
 Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu (Markus 9:14-29)
 Yesus menyembuhkan Bartimeus (Markus 10:46-52)
 Kebangkitan Yesus (Markus 16:1-8)
[sunting]dalam Injil Lukas

 Yesus melepaskan diri dari orang-orang yang hendak mencelakakan Dia (Lukas
4:28-30)
 Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus dan orang-orang lain (Lukas 4:38-
41)
 Yesus memanggil Petrus dan saudaranya (Lukas 5:1-11)*Yesus melakukan mujizat
melalui Simon
 Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (Lukas 5:12-16)
 Yesus menyembuhkan orang lumpuh (Lukas 5:17-26)
 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (Lukas 6:6-11)
 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum (Lukas 7:1-10)
 Yesus membangkitkan anak muda di Nain (Lukas 7:11-17)
 Yesus meredakan angin ribut (Lukas 8:22-25)
 Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa (Lukas 8:26-39)
 Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang
sakit pendarahan (Lukas 8:40-56)
 Yesus memberi makan lima ribu orang (Lukas 9:10-17)
 Yesus mengusir roh dari seorang anak yang sakit (Lukas 9:37-43a)
 Yesus menyembuhkan perempuan bungkuk yang dirasuk roh (Lukas 13:10-17)
 Yesus menyembuhkan orang yang sakit busung air (Lukas 14:1-6)
 Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta (Lukas 17:11-19)
 Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho (Lukas 18:35-43)
 Yesus menyembuhkan telinga Malkhus yang putus  (Lukas 22:50-51)
 Kebangkitan Yesus (Lukas 24:1-12)
[sunting]dalam Injil Yohanes

 Yesus mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-10)


 Yesus menyembuhkan anak seorang pegawai istana (Yohanes 4:46-53)
 Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di Betesda (Yohanes 5:1-9)
 Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir (Yohanes 9:1-12)
 Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian (Yohanes 11:38)
 Kebangkitan Yesus (Yohanes 20:1-10)
 Yesus memberikan hasil tangkapan ikan yang luar biasa (Yohanes 21:4-6)
[sunting]Referensi

 (Indonesia) Bob Phillips, "Find It in the Bible - Lists, Lsts, and more List", Immanuel,
Jakarta 2007
 Trench, Richard Chenevix, Notes on the miracles of our Lord, London : John W.
Parker, 1846 and many later editions
 Brown, Raymond E. An Introduction to the New Testament, Doubleday, 1997 ISBN
0-385-24767-2
 Brown, Raymond E. et al. The New Jerome Biblical Commentary Prentice-Hall,
1990 ISBN 0-13-614934-0
 Kilgallen, John J. A Brief Commentary on the Gospel of Mark, Paulist Press,
1989. ISBN 0-8091-3059-9
 Meier, John P. A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, v. 2, Mentor,
Message, and Miracles, Doubleday, 1994, ISBN 0-385-46992-6
 Miller, Robert J. Editor The Complete Gospels, Polebridge Press, 1994 ISBN 0-06-
065587-9

Yesus Menurut Injil Lukas 


[sunting]

(Yesus, Juruselamat Yang Ilahi Dan


Manusiawi)
 
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang
bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan
dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti
kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis
kedua kitab itu. 

Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu
catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan
diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis
dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi
serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan
pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-
4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi
tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus
sebagai manusia sampai kepada Adam (Luk 3:23-38) dan tidak hanya sampai Abraham
seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan
jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi
kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.

Injil Lukas mulai dengan kisah masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5-2:40) dan satu-
satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk
2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah
Yesus, Lukas membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar: 
(1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14-9:50), 
(2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51-19:27), dan
(3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28-24:43).

Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup mencolok di


dalam tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan perumpamaan-
perumpamaan Yesus selama pelayanan-Nya yang luas dalam perjalanan-Nya ke
Yerusalem (Luk 9:51-19:27). Bagian ini mengandung himpunan materi terbesar yang
unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah dan perumpamaan yang sangat
digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci (Luk 19:10) dari Injil ini terdapat
pada permulaan dan menjelang akhir materi Lukas yang khusus ini.

Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:


(1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan
Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang
dalam PB.
(2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya
penulisan dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang
baik sekali.
(3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk
membawa keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan
Yahudi.
(4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para
wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
(5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
(6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
(7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
(8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya
(mis. Luk 1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).

 Surat Kabar sering menempatkan gambar kartun di tempat yang menarik perhatian
pembaca, yaitu di halaman editorial. Seniman menggoreskan garis-garis sederhana untuk
membuat karikatur tentang situasi politik, sosial, atau ekonomi yang sedang kita hadapi.
Melalui karikatur tersebut, ia dapat menyampaikan pesan yang begitu tajam dan tepat
mengenai sasaran. Ketajaman dan ketepatan karikatur itu tidak dapat ditandingi oleh
kefasihan bahasa seorang ahli bahasa. 

Yesus melukiskan gambaran verbal tentang dunia di sekitarnya melalui perumpamaan-


perumpamaan. Ia mengajar dengan menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan
apa yang sedang terjadi dalam kehidupan nyata. Dia menggunakan sebuah cerita yang
diambil dari kehidupan sehari-hari. Ia mengajarkan pengajaran baru dengan
menggunakan cerita tentang keadaan yang sudah dikenal dan diterima oleh pendengar-
Nya. Pengajaran itu seringkali muncul di akhir cerita dan mempunyai pengertian yang
dalam sehingga membutuhkan waktu untuk memahaminya. Ketika pendengar mendengar
sebuah perumpamaan, ia akan menyetujuinya karen a cerita itu biasa terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan ia dapat mengerti segala suatu yang diutarakan dalam
perumpamaan terebut. Sedangkan yang berkaitan dengan aplikasi dari perumpamaan itu,
sekalipun bisa didengar, tetapi aplikasinya tidak selalu dapat dimengerti. Kita dapat
memahami suatu cerita yang dibeberkan kepada kita, tetapi kita bisa saja tidak dapat
menangkap signifikansi dari cerita itu. [1] Kebenaran tetap tersembunyi sampai mata kita
dibukakan dan dapat melihat dengan jelas. Pada sa at itu barulah pengajaran yang baru
dari perumpamaan itu akan menjadi berarti. Hal itu dikatakan oleh Yesus kepada murid-
murid-Nya,"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang
luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan" (Markus 4:11). 

Bentuk-bentuk Perumpamaan 

Kata perumpamaan dalam Perjanjian Baru mempunyai konotasi yang luas, termasuk
bentuk-bentuk perumpamaan yang secara umum dibagi ke dalam tiga kategori. [2]Ada
perumpamaan-perumpamaan yang berupa kisah nyata, perumpamaan-perumpamaan yang
berupa cerita dan ilustrasi. 

1. Perumpamaan-perumpamaan berupa kisah nyata. Perumpamaan-perumpamaan ini


menggunakan ilustrasi dari kehidupan sehari-hari yang sudah dikenal oleh para
pendengar. Setiap orang mengakui kebenaran dari kisah itu, sehingga tidak ada dasar bagi
para pendengar untuk mengajukan keberatan dan kritik. Semua orang telah melihat
bahwa benih tumbuh dengan sendirinya (Markus 4:26-29); ragi mengkhamirkan seluruh
adonan (Matius 13:33); anak-anak bermain di pasar (Matius 11:16-19; Lukas 7:31, 32);
seekor domba yang meninggalkan kumpulannya (Matius 18:12-14); dan seorang wanita
yang kehilangan dirham di rumahnya (Lukas 15:8-10). Perumpamaan-perumpamaan ini
dan banyak perumpamaan yang lain bertitik-tolak dari gambaran kehidupan manusia
maupun alam yang memang demikian pada kenyataannya. Perumpamaan-perumpamaan
itu biasanya berkaitan dengan apa yang terjadi pada masa kini. 

2.Perumpamaan-perumpamaan berupa cerita. Berbeda dari perumpamaan berupa kisah


nyata, perumpamaan ini tidak berdasarkan pada kenyataan atau tata cara yang sudah
diterima secara umum. Perumpamaan berupa kisah nyata dipaparkan sebagai kisah nyata
yang sedang terjadi, sedangkan perumpamaan berupa cerita menunjuk pada suatu
peristiwa yang terjadi di masa lampau. Biasanya berkenaan dengan pen gala man
seseorang. Matius 13:24-30 menjelaskan pengalaman dari seorang petani yang menabur
gandum dan kemudian mengetahui bahwa musuhnya telah menabur lalang di tempat
yang sama. Lukas 16:1-9 menceritakan seorang kaya yang memiliki manajer yang telah
menyia-nyiakan hartanya. Lukas 18:1-8 mencatat ten tang seorang hakim yang
menjalankan keadilan setelah mendengarkan permohonan yang terus menerus dari
seorang janda. Kehistorisan dari cerita-cerita ini tidak dipermasalahkan, karena yang
penting bukan apakah peristiwa itu benar-benar terjadi atau tidak, tetapi yang penting
adalah kebenaran yang terkandung di dalam cerita itu. 
3. Ilustrasi. Cerita-cerita ilustrasi yang muncul di Injil Lukas biasanya dikategorikan
sebagai cerita-cerita contoh. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:30-
37); perumpamaan orang kaya yang bodoh (Lukas 12:16-21); perumpamaan orang kay a
dan Lazarus (Lukas 16:19-31); dan perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai
(Lukas 18:9-14) termasuk dalam kategori ini. Pola dari ilustrasi-ilustrasi tersebut berbeda
dari perumpamaan berupa cerita. Perumpamaan berupa cerita merupakan sebuah analogi,
sedangkan ilustrasi memperlihatkan contoh-contoh yang harus ditiru atau yang harus
dihindari. Ilustrasi langsung dipusatkan pada karakter dan tingkah laku seseorang,
sedangkan perumpamaan berupa cerita juga melakukan hal itu hanya tidak secara
langsung. 

Mengkategorikan perumpamaan bukan merupakan hal yang sederhana. Beberapa


perumpamaan menunjukkan karakteristik dari dua kategori, yaitu perumpamaan berupa
kisah nyata dan perumpamaan berupa cerita, sehingga dimungkinkan untuk dimasukkan
ke dalam kedua kategori di atas. Injil juga berisi banyak perkataan-perkataan parabol.
Sulit untuk menentukan secara tepat bagian mana dari perkataan Yesus yang termasuk
kategori perumpamaan berupa kisah nyata dan bagian yang mana merupakan perkataan
parabola. Pengajaran Yesus tentang ragi (Lukas 13:20,21) diklasifikasikan sebagai
perumpamaan berupa kisah nyata, tetapi pengajaran-Nya yang lebih panjang tentang
garam (Lukas 14:34, 35) disebut sebagai perkataan parabol. Selain itu ada beberapa
perkataan Yesus dinyatakan sebagai perumpamaan. Contohnya, "Yesus menceritakan
pula suatu perumpamaan kepada mereka: " Dapatkah orang buta menuntun orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?" (Lukas 6:39). 

Apakah perbedaan perumpamaan dengan alegori? John Bunyan dalam bukunya Pilgrim's


Progress memberikan sebuah alegori ten tang perjalanan hidup orang Kristen. Nama-
nama dan peristiwa-peristiwa di dalam buku itu adalah pengganti dari siapa dan apa yang
ada dalam kenyataan. Setiap fakta, gambaran, dan nama adalah simbolis, dan harus
diterjemahkan bagian demi bagian ke dalam kehidupan nyata supaya bisa dimengerti
dengan benar. Sedangkan, sebuah perumpamaan benar terjadi dalam kehidupan dan
umumnya mengajarkan hanya satu prinsip kebenaran. Dalam perumpamaan, Yesus
menggunakan banyak gaya bahasa metafora, misalnya raja, hamba, perawan. Kata-kata
metafora itu tidak pernah terlepas dari realita atau tidak pernah berhubungan dengan
dunia fantasi atau fiksi. Cerita-cerita dan contoh-contoh itu diambil dari dunia di mana
Yesus hidup. Perumpamaan diceritakan untuk menyampaikan kebenaran rohani dengan
memakai satu bagian dari perumpamaan itu sebagai bahan perbandingan. Rincian dari
cerita mendukung berita yang terkandung dalam perumpamaan yang disampaikan.
Perumpamaan-perumpamaan tidak boleh dianalisa bagian demi bagian dan ditafsirkan
secara alegoris, sebab hal itu akan mengakibatkan hilangnya signifikansi dari
perumpamaan itu. 
Komposisi 

Meskipun secara umum benar bahwa sebuah perumpamaan mengajarkan hanya satu
prinsip kebenaran, namun peraturan ini jangan ditekankan terlalu jauh. Beberapa
perumpamaan Yesus mempunyai komposisi yang kompleks. Perumpamaan tentang
penabur merupakan satu komposisi yang terdiri dari empat bagian, dan masing-masing
bagian memerlukan sebuah penafsiran. Demikian juga, perumpamaan tentang pesta
pernikahan bukan merupakan cerita tunggal, tetapi mempunyai bagian tambahan tentang
seorang tamu yang tidak memakai pakaian pesta yang selayaknya. Dan kesimpulan dari
perumpamaan tentang penyewa beralih dari perumpamaan kebun anggur ke
perumpamaan tentang pembangunan. Kesadaran akan adanya kekompleksan ini, maka
seorang pengeksegesis yang bijaksana tidak akan memaksakan untuk memakai metode
penafsiran satu prinsip kebenaran. 

Pada waktu kita membaca perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, kita dapat bertanya
mengapa banyak rincian yang seharusnya menjadi bagian dari cerita itu yang tidak
diceritakan. Contohnya, dalam kisah ten tang seorang ternan yang mengetuk pintu
tetangganya di tengah malam meminta tiga ketul roti, istri tetangga itu tidak disebutkan.
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, ayahnya adalah tokoh utama dalam kisah
ini, tetapi tidak satu kata pun menyebutkan ten tang ibunya. Perumpamaan tentang
sepuluh gadis hanya menyebutkan pengantin laki-laki, dan sarna sekali tidak menyebut
tentang pengantin perempuan. Rupanya rincian-rincian ini tidak relevan untuk komposisi
yang biasa digunakan dalam perumpamaan Yesus, khususnya jika kita mengerti gaya
bahasa tiga serangkai yang sering digunakan di dalam perumpamaan Yesus. Di dalam
perumpamaan tentang teman di tengah malam, terdapat tiga karakter: musafir, teman dan
tetangga. Perumpamaan anak yang hilang juga terdiri dari tiga orang: ayah, anak bungsu,
anak sulung. Dan dalam kisah sepuluh gadis terdapat tiga elemen: lima gadis bijaksana,
lima gadis bodoh dan pengantin laki-laki. 

Selain itu, di dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus yang penting bukan awal cerita
tetapi akhir cerita. Penekanannya jatuh pada orang, perbuatan dan perkataan yang terakhir
disebutkan. Sebutan "tekanan terakhir" di dalam perumpamaan adalah sebuah pola yang
sengaja dibuat di dalam komposisinya[3]. Orang yang terluka itu bukan dibantu oleh ahli
Taurat atau orang Lewi, tetapi oleh orang Samaria. Meskipun hamba yang mendapatkan
tambahan lima talenta dan hamba yang menghadiahkan dua talenta kepada tuannya
menerima pujian dan rekomendasi, tekanan dari kisah ini adalah pada perbuatan hamba
yang menguburkan talenta satu-satunya di dalam tanah yang menyebabkan dia
mendapatkan murka dan hukuman. Dan di dalam perumpamaan pemilik tanah yang
sepanjang hari mempekerjakan orang-orang di kebun anggurnya dan pada pukul enam
dia mendengar keluhan dari beberapa pekerja, penekanan yang penting adalah jawaban
pemilik tanah: "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau ... Atau iri hatikah
engkau, karen aku murah hati?" (Matius 20:13, 15). 

Seni menyusun dan menceritakan perumpamaan yang didemonstrasikan oleh Yesus tidak
ditemukan persamaannya di dalam literatur. Perumpamaan yang mirip dengan
perumpamaan Yesus yaitu perumpamaan rabi-rabi kuno di abad pertama dan kedua pada
zaman kekristenan. Perumpamaan-perumpamaan rabinik biasanya diperkenalkan dengan
formula sebagai berikut: "Sebuah perumpamaan: hal ini dapat diumpamakan sebagai?"
Juga, dalam beberapa perumpamaan alat-alat literatur yang digunakan adalah tiga
serangkai dan tekanan akhir. Contohnya: 

Sebuah perumpamaan: hal ini dapat diumpamakan sebagai? Ada seorang pria yang
sedang mengadakan perjalanan dan dia bertemu dengan seek or serigala dan dia berhasil
melarikan diri dari serigala itu, dan dia melanjutkan perjalanan sambil terus mengingat
pen gala man dia bersama serigala itu. Kemudian dia bertemu dengan seekor singa dan
berhasil lolos dari singa itu, dan dia melanjutkan perjalanan sambil terus mengingat
pengalaman dia dengan singa itu. Kemudian dia bertemu dengan seekor ular dan berhasil
lolos dari ular itu, dan dia melupakan dua peristiwa sebelumnya dan dia melanjutkan
perjalanan dengan hanya mengingat pengalamannya dengan ular itu. Demikian pula
halnya dengan bangsa Israel: kesulitan yang yang terjadi kemudian membuat mereka
melupakan kesulitan-kesulitan sebelumnya.[4] 

Namun demikian, kemiripan antara perumpamaan Yesus dan perumpamaan rabi hanya
bersifat formal. Perumpamaan rabinik biasanya diperkenalkan untuk menjelaskan Hukum
Taurat, ayat-ayat Alkitab atau sebuah doktrin. Perumpamaan-perumpamaan rabi tidak
digunakan untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran baru seperti perumpamaan Yesus.
Yes us memakai perumpamaan untuk menjelaskan tema besar dari pengajaran-Nya:
Kerajaan Surga; kasih; anugerah; dan kemurahan Allah; pemerintahan dan kedatangan
kembali Anak Allah; keberadaan dan akhir nasib dari manusia.[5] Perumpamaan-
perumpamaan rabi tidak mengajarkan sesuatu di luar aplikasi Hukum Taurat, sedangkan
perumpamaan Yesus merupakan bagian dari wahyu Allah untuk manusia. Di dalam
perumpamaan-perumpamaan-Nya Yesus mewahyukan kebenaran-kebenaran baru, karena
Dia diperintahkan Allah untuk menyatakan kehendak dan Firman Allah. Oleh karena itu,
perumpamaan-perumpamaan Yesus adalah wahyu Allah, sedangkan perumpamaan-
perumpamaan rabi bukan wahyu Allah. 

Tujuan 
Perumpamaan-perumpamaan Yesus menunjukkan bahwa Yesus sepenuhnya mengenal
keragaman seluk beluk kehidupan manusia. Dia mempunyai pengetahuan ten tang
pertanian, menabur benih, mendeteksi lalang dan penuaian. Dia sangat mengenal tentang
seluk beluk kebun anggur, sehingga Dia mengetahui saat memetik buah anggur dan buah
ara, dan mengetahui upah yang harus dibayar untuk sehari bekerja. Dia bukan hanya
mengenal kehidupan sehari-hari petani, nelayan, tukang bangunan, dan pedagang, tetapi
Dia juga sangat mengenal seluk-beluk pengelola perumahan, menteri-menteri keuangan
di pengadilan kerajaan, hakim di pengadilan hukum, orang-orang Farisi, dan para
pemungut cukai. Dia mengerti kemiskinan Lazarus, namun demikian Dia juga diundang
untuk makan malam bersama orang kaya. Perumpamaan-Nya menggambarkan kehidupan
kaum lelaki, wanita dan anak-anak, miskin dan kaya, yang terbuang dan yang terhormat.
Karena pengenalan-Nya yang luas akan kehidupan manusia, maka Dia dapat me lay ani
semua strata so sial. Dia berbicara sesuai dengan bahasa mereka dan mengajar sesuai
dengan keberadaan mereka. Yesus menggunakan perumpamaan-perumpamaan supaya
pesan-Nya dapat diterima oleh para pendengar. Ia juga menggunakannya untuk mengajar
Firman Tuhan kepada orang banyak, untuk memanggil pendengar-Nya bertobat dan
beriman, untuk menan tang orang-orang percaya supaya mempraktekkan perkataan
mereka di dalam perbuatan, dan untuk mengingatkan pengikut-Nya supaya waspada. 

Yesus mengajarkan perumpamaan untuk mengkomunikasikan pesan keselamatan dengan


cara yang jelas dan sederhana. Pendengar-Nya dapat mengerti dengan mudah kisah
tentang anak yang hilang, dua orang yang mempunyai hutang, perjamuan makan yang
besar, serta kisah tentang orang Farisi dan pemungut cukai. Di dalam perumpamaan,
mereka bertemu Yesus sebagai Kristus, yang mengajar dengan otoritas tentang berita
penebusan Allah yang didasarkan pada kasih-Nya. 

Dari catatan Injil, kelihatannya penafsiran terhadap perumpamaan-perumpamaan itu


hanya diberikan kepada murid-murid Yesus. Yesus berkata kepada mereka, "Rahasia
Kerajaan Allah telah diberikan kepadamu. Tetapi untuk orang luar segala sesuatu
disampaikan dalam bentuk perumpamaan supaya, 

Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, Sekalipun mendengar, mereka tidak


mengerti, 
Supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun!" (Markus 4:11,12). 

Apakah ini berarti bahwa Yesus yang diutus oleh Allah untuk memberitakan pembebasan
bagi orang berdosa yang telah jatuh, menyembunyikan pesan ini dalam bentuk
perumpamaan-perumpamaan yang tidak dapat dipahami? Apakah perumpamaan-
perumpamaan itu semacam teka-teki yang dimengerti hanya oleh mereka yang dipilih? 

Kata-kata di dalam Injil Markus 4:11, 12 perlu dimengerti dalam konteks yang lebih luas
sesuai dengan maksud dari penulis[6]. Di dalam bab sebelumnya, Markus menjelaskan
ten tang pertemuan Yesus dengan orang-orang yang secara terang-terangan tidak percaya
dan melawan Dia. Dia dituduh kerasukan Beelzebul dan Dia mengusir setan dengan
kuasa dari penghulu setan (Markus 3:22). Yesus mengkontraskan an tara orang-orang
percaya dan orang-orang tidak percaya, an tara pengikut dan penentang, an tara penerima
dan penolak dari wahyu Allah. Mereka yang melakukan kehendak Allah menerima berita
dari perumpamaan-perumpamaan itu, karena mereka masuk di dalam keluarga Yesus
(Markus 3:35). Mereka yang berusaha untuk menghancurkan Yesus (Mrk 3:6) telah
mengeraskan hatinya terhadap pengetahuan akan keselamatan. Hal ini merupakan
masalah iman dan ketidak-percayaan. Orang-orang percaya mendengar perumpamaan,
dan menerimanya dengan iman dan mengerti, meskipun pemahaman mereka secara
penuh terjadi melalui sebuah proses. Orang-orang tidak percaya menolak perumpamaan
karena bertentangan dengan pemikiran mereka[7]. Mereka menolak menangkap dan
mengerti kebenaran Allah. Oleh karena mata mereka yang buta dan telinga mereka yang
tuli, mereka menarik diri dari keselamatan yang Yesus beritakan, dan membawa diri
mereka ke bawah penghukuman Allah. 

Tidak mengherankan kalau pada mulanya murid-murid Yesus tidak mengerti sepenuhnya
perumpamaan tentang penabur (Markus 4:13). Pengikut-pengikut-Nya yang dekat
dibingungkan oleh pengajaran perumpamaan ini karena mereka belum melihat
signifikansi pribadi dan pelayanan Yesus dalam hubungannya dengan kebenaran Allah
yang dinyatakan melalui perumpamaan. Hanya karen a iman mereka dapat melihat
kebenaran yang disaksikan oleh perumpamaan-perumpamaan itu[8]. Yesus memberikan
penafsiran yang komprehensif untuk perumpamaan ten tang penabur dan perumpamaan
gandum dan lalang. (Di bagian lain Dia kadang-kadang menambahkan klarifikasi dalam
kesimpulan.) Murid-murid diberikan penjelasan tentang hubungan an tara kejadian-
kejadian yang digambar kan oleh Yesus dalam perumpamaan seorang penabur dengan
perumpamaan tentang Kerajaan Surga yang datang dalam pribadi Yesus, sang Mesias[9]. 

Penafsiran 

Di gereja mula-mula, bapak-bapak gereja mulai mencari arti yang tersembunyi dari
kedatangan Yesus di kitab sud Perjanjian Lama. Sebagai konsekuensi logis dari trend di
atas, bapak-bapak gereja mulai menemukan arti tersembunyi di dalam perumpamaan-
perumpamaan Yesus. Mungkin mereka dipengaruhi oleh apologetika orang-orang Yahudi
dalam hal mengganti kesederhanaan Alkitab dengan spekulasi-spekulasi yang kabur.
Dalam beberapa kejadian, hasil penafsiran terhadap perumpamaan-perumpamaan itu
bersifat alegoris. Sehingga dari zaman bapak-bapak gereja sampai pertengahan abad ke
sembilan belas, kebanyakan pengeksegesis menafsirkan perumpamaan secara alegoris. 
Contohnya, Origen percaya bahwa perumpamaan tentang sepuluh gadis dipenuhi dengan
simbol-simbol yang tersembunyi. Origen mengatakan bahwa semua gadis-gadis itu
adalah orang-orang yang telah menerima Firman Allah. Gadis-gadis yang bijaksana
percaya dan hidup di dalam kehidupan yang benar; gadis-gadis yang bodoh juga percaya
tetapi tidak hidup berdasarkan kepercayaannya. Lima lampu darigadis yang bijaksana
melambangkan lima pancaindra yang kesemuanya dipelihara untuk penggunaan yang
tepat. Lima lampu dari gadis yang bodoh gagal memberikan terang dan keluar menuju
kegelapan dunia. Minyak melambangkan pengajaran firman Tuhan, dan penjual minyak
itu melambangkan guru. Harga min yak yang mereka minta itu adalah ketekunan. Tengah
malam adalah lambang kelalaian. Tangisan kerasberasal dari malaikat-malaikat yang
membangunkan semua manusia. Dan pengantin laki-laki adalah Kristus yang datang
menemui pengantin perempuan yaitu gereja. Demikianlah Origen menafsirkan
perumpamaan tersebut. 

Para komentator abad ke sembilan belas masih mengidentifikasi rincian secara individu
dari sebuah perumpamaan. Dalam perumpamaan sepuluh gadis, lampu yang menyala
melambangkan pekerjaan baik dan minyak melambangkan iman orang percaya.
Komentator lain melihat minyak sebagai simbol yang merepresentasikan Roh Kudus. 

Namun tidak semua pengeksegesis perumpamaan mengambil jalur alegoris. Pada zaman
reformasi, Martin Luther mencoba mengubah arah penafsiran Alkitab. Dia memilih
metode eksegesis alkitabiah yang memperhitungkan latar belakang historis dan struktur
gramatikal dari sebuah perumpamaan. John Calvin lebih tegas dalam sikapnya terhadap
penafsiran secara alegoris. Dia sarna sekali menghindari penafsiran perumpamaan secara
alegoris, dan dalam penafsiran dia secara langsung berusaha untuk mencari pokok utama
dari pengajaran perumpamaan itu. Bila dia sudah mengetahui dengan pasti arti dari
perumpamaan itu, dia tidak peduli dengan rincian-rinciannya. Calvin berpendapat bahwa
rincian tidak ada kaitannya dengan tujuan pengajaran Yesus dalam perumpamaan yang
diberikan-Nya. 

Setelah pertengahan abad ke sembilan belas, C.E. van Koetsveld, seorang sarjana
Belanda, memberikan dorongan untuk pendekatan yang diprakarsai oleh para reformis.
Dia menjelaskan bahwa penafsiran sebuah perumpamaan secara alegoris yang berlebihan
dari beberapa komentator cenderung mengaburkan dan bukan memperjelas pengajaran
Yesus[10]. Seorang pengeksegesis, untuk bisa menafsirkan sebuah perumpamaan dengan
tepat, harus memegang arti dasarnya dan bisa membedakan antara mana yang dianggap
esensial dan mana yang tidak. Van Koetsveld dilanjutkan oleh seorang teolog Jerman A.
Jülicher di dalam pendekatannya terhadap perumpamaan-perumpamaan itu. Jiilicher
menyatakan bahwa istilah perumpamaan seringkali digunakan oleh para penginjil, namun
kata alegori tidak pernah ditemukan di dalam catatan Injil mereka[11]. 

Di akhir abad ke sembilan bel as, belenggu alegoris yang mengikat penafsiran
perumpamaan dipatahkan dan sebuah era baru dalam penelitian perumpamaan
muncul[12]. Jülicher melihat Yesus sebagai guru dari prinsip-prinsip moral, C.H. Dodd
memandang Yesus sebagai pribadi historis yang dinamis yang dengan pengajaran-Nya
menimbulkan masa krisis. Dodd mengatakan, "Tugas seorang pengeksegesis
perumpamaan, kalau ia dapat, adalah menemukan latar belakang sebuah perumpamaan di
dalam situasi yang dimaksudkan oleh Injil"[13]. Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan
Allah, Anak manusia, pengadilan, berkat telah memasuki situasi historis pada waktu itu.
Menurut Dodd, kerajaan itu bagi Yesus berarti pemerintahan Allah yang ditunjukkan di
dalam pelayanan-Nya. Karena itu, perumpamaan-perumpamaan yang diajarkan oleh
Yesus harus dimengerti memiliki hubungan langsung dengan situasi nyata berkaitan
dengan pemerintahan Allah di dunia. 

J. Jeremias melanjutkan karya Dodd. Dia juga mengharapkan bisa menemukan


pengajaran parabolik yang kembali kepada Yesus sendiri. Tetapi, Jeremias mulai
mencatat perkembangan historis dari perumpamaan-perumpamaan itu, dan dia percaya
terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama menyinggung situasi nyata dari pelayanan Yesus,
dan tahap yang kedua adalah refleksi dari cara perumpamaan-perumpamaan itu
digunakan oleh gereja Kristen mula-mula. Tugas Jeremias sendiri adalah menggali
kembali ben tuk asli dari perumpamaan-perumpamaan itu supaya dapat mendengar suara
Yesus[14]. Dengan pengetahuannya yang mendalam ten tang tanah, kebudayaan, adat,
bangsa, dan bahasa Israel, Jeremias dapat mengumpulkan kekayaan informasi dan
menjadikan karyanya sebagai salah satu buku perumpamaan yang paling berpengaruh. 
Meskipun begitu, pertanyaan yang dapat diajukan adalah apakah bentuk aslinya dapat
dipisahkan dari konteks historis tanpa jatuh pada penebakan. Sebaliknya, seseorang bisa
juga mengambil sebuah teks tentang perumpamaan dan menerimanya sebagai presentasi
yang benar dari pengajaran Yesus, yaitu teks Alkitab yang telah diberikan oleh para
penginjil kepada kita yang merefleksikan konteks historis dari asal mula perumpamaan-
perumpamaan itu diajarkan. Kita harus bergantung kepada teks yang telah kita terima,
dan kita menerima perumpamaan-perumpamaan itu beserta latar belakang historisnya.
Hal ini memang menuntut suatu kepercayaan, yaitu bahwa para penginjil di dalam
mencatat perumpamaan-perumpamaan itu memahami tujuan Yesus mengajarkan
perumpamaan-perumpamaan itu sesuai latar belakang yang mereka uraikan[15]. Pada
saat perumpamaan-perumpamaan itu dicatat, saksi mata dan pelayan-pelayan Firman
meneruskan tradisi lisan dari kata-kata dan perbuatan Yesus (Lukas 1:1, 2). Sehubungan
dengan saksi mata inilah, kita bisa diyakinkan bahwa konteks di mana perumpamaan-
perumpamaan itu dituliskan menunjuk kepada waktu, tempat, keadaan pada saat Yesus
pertama kali mengajarkan perumpamaan-perumpamaan itu. 

Akhir-akhir ini, wakil-wakil dari sebuah sekolah hermeneutik yang baru secara bertahap
semakin mengeluarkan perumpamaan-perumpamaan itu dari latar belakang historisnya ke
penekanan literatur yang lebih luas yang berkisar pada struktur eksistensialnya[16]. Para
sarjana itu memperlakukan perumpamaan-perumpamaan itu sebagai literatur eksistensial,
dengan cara mengeluarkan perumpamaan-perumpamaan itu dari konteks historisnya dan
mengganti arti aslinya dengan pesan zaman sekarang. Mereka menyangkal bahwa arti
dari sebuah perumpamaan dapat ditemukan di dalam kehidupan dan pelayanan
Yesus[17]. Mereka tidak tertarik kepada sumber dan latar belakang perumpamaan itu,
tetapi lebih tertarik kepada bentuk literatur dan penafsiran eksistensialnya[18]. Bagi
mereka struktur literatur dari perumpamaan itu penting karena struktur itu membawa
manusia modern kepada momen keputusan, di mana dia harus menerima atau menolak
tantangan yang ada di hadapannya. 

Telah disetujui bahwa perumpamaan-perumpamaan itu mengajak manusia untuk


bertindak. Pada bagian aplikasi dari perumpamaan orang Samaria yang baik hati, ahli
Taurat yang bertanya kepada Yesus diperintahkan, "Pergi dan perbuatlah demikian" (Luk
10:37). Meskipun demikian, eksistensialis di dalam menafsirkan perumpamaan itu
mementingkan bentuk imperatif dan mengabaikan bentuk indikatif dari perumpamaan itu.
Dia memisahkan perkataan Yesus dari latar belakang budayanya sehingga
menghilangkan kuasa dan otoritas yang diberikan oleh Yesus dalam perumpamaan-
perumpamaan itu. 

Lagipula, oleh karena eksistensialis hanya melihat struktur literatur dari perumpamaan itu
dan memisahkan perumpamaan itu dari konteks historisnya, maka eksistensialis harus
memberikan konteks baru kepada perumpamaan-perumpamaan itu. Jadi dia
menempatkan perumpamaan-perumpamaan itu di dalam konteks zaman sekarang.
Metode ini tidak dapat disebut eksegesis, karena filsafat eksistensial dimasukkan ke
dalam teks Alkitab. Ini adalah eisegesis bukan eksegesis. Sayangnya, orang Kristen
awam yang mencari bimbingan ke wakil-wakil sekolah hermeneutik baru untuk
memahami perumpamaan-perumpamaan ini pertama-tama harus belajar filsafat
eksistensial, teologi neoliberal dan gaya bahasa literatur ten tang strukturialisme sebelum
dia mendapatkan keuntungan dari pandangan mereka. 

Prinsip-prinsip 

Menafsirkan perumpamaan tidak memerlukan latihan teologi dan filsafat yang


mendalam. Pengeksegesis harus memahami beberapa prinsip dasar penafsiran. Prinsip-
prinsip tersebut berhubungan dengan sejarah, tata bahasa, dan teologi teks Alkitab.
Sedapat mungkin pengeksegesis hams belajar konteks historis dari perumpamaan. Studi
ini meliputi analisa rind dari keadaan religius, sosial, politik dan geografis yang
dinyatakan dalam perumpamaan. Misalnya, latar belakang perumpamaan orang Samaria
yang baik hati menuntut pengenalan ten tang peraturan religius bagi seorang rohaniwan
pada waktu itu. Seorang ahli Taurat datang kepada Yesus menanyakan apa yang harus dia
lakukan untuk mewarisi kehidupan kekal, cetus an percakapan ini yang menimbulkan
kisah orang Samaria yang baik hati. 

Berkenaan dengan perumpamaan orang Samaria yang baik hati, pengeksegesis


seharusnya memahami asal, status dan agama orang Samaria tersebut; fungsi, kantor, dan
tempat tinggal ahli Taurat dan orang Lewi; topografi wilayah antara Yerusalem dan
Yerikho; konsep orang Yahudi tentang hidup bertetangga. Dengan memperhatikan
konteks historis perumpamaan itu, pengeksegesis bisa melihat alasan Yesus mengajarkan
cerita-Nya dan dia mempelajari tujuan pengajaran Yesus yang terkandung dalam
perumpamaan itu[19]. 

Kedua, pengeksegesis harus memberi perhatian kepada literatur dan susunan gramatikal
dari perumpamaan itu. Bentuk dan tensa yang dipakai oleh penulis Injil itu sangatlah
penting, karen a akan memberi penerang atas pengajaran pokok dari kisah tersebut. Studi
kata d alam konteks Alkitab maupun dalam penulisan ekstra kanonikal merupakan bagian
yang penting dalam proses menafsirkan perumpamaan. Jadi, studi kata sesama di dalam
konteks perintah, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri," seperti diberikan
di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terbukti menjadi studi yang bermanfaat.
Pengeksegesis juga perlu untuk melihat pendahuluan dan kesimpulan dari perumpamaan
itu, karena keduanya mungkin berisi bagian literatur seperti pertanyaan retorik, nasihat,
atau sebuah perintah. Perumpamaan orang Samaria yang baik hati disimpulkan dengan
sebuah perintah, "Pergi dan perbuatlah demikian" (Lukas 10:37). Ahli Taurat yang
bertanya kepada Yesus tentang mewarisi kehidupan kekal tidak bisa lari dari perintah
untuk mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Pendahuluan, dan khususnya
kesimpulan, berisi tuntunan yang membantu pengeksegesis dalam menemukan bagian
pokok dari perumpamaan itu. 

Ketiga, bagian pokok dari perumpamaan yang diberikan harus diperiksa secara teologis
berdasarkan seluruh pengajaran Yesus dan seluruh Kitab Suci[20]. Bila pengajaran dasar
perumpamaan itu telah digali secara penuh dan dimengerti secara benar, kesatuan Kitab
Sud terekspresikan, arti yang tepat dari perikop itu dapat dikembangkan dalam semua
kesederhanaan dan kejelasannya. 

Akhirnya, penafsir perumpamaan harus menerjemahkan artinya ke dalam istilah-istilah


yang relevan dengan kebutuhan sekarang. Tugasnya adalah untuk mengaplikasikan
pengajaran pokok sebuah perumpamaan ke dalam situasi kehidupan dari orang yang
mendengar penafsirannya. Dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati, perintah
untuk mengasihi sesamanya menjadi berarti ketika orang yang dirampok dan terluka
sepanjang jalan Yerikho bulan lagi hanya sebagai sebuah gambaran di masa lampau.
Sesama yang perlu dikasihi oleh kita adalah para tunawisma, orang miskin, dan
pengungsi. Mereka bertemu dengan kita di jalan Yerikho yang dimuat di dalam surat
kabar setiap hari dan dalam acara berita malam di TV. 

Klasifikasi 
Perumpamaan-perumpamaan Yesus dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan dalam
banyak cara. Perumpamaan tentang penabur, benih yang tumbuh dengan tersembunyi,
gandum dan lalang, pohon ara yang tidak berbuah, pohon ara yang berserni termasuk ke
dalam perumpamaan natur. Beberapa perumpamaan yang Yesus ceritakan berhubungan
dengan pekerjaan dan upah. Beberapa di antaranya adalah perumpamaan pekerja di
kebun anggur, penyewa, dan bendahara yang tidak jujur. Perumpamaan yang lain
bertemakan pernikahan, dan perayaan-perayaan. Termasuk ke dalamnya adalah
perumpamaan tentang anak-anak yang bermain di pasar, sepuluh gadis, perjamuan besar
dan pesta perkawinan. Perumpamaan lain menunjuk pada tema umum mengenai yang
hilang dan yang ditemukan kembali. Perumpamaan ten tang domba yang hilang, dirham
yang hilang, dan anak yang hilang termasuk ke dalam kelompok ini. 

Tetapi pengkategorian perumpamaan-perumpamaan itu tidak selalu pasti. Apakah


perumpamaan tentang jala ikan termasuk kategori perumpamaan natur atau termasuk
kelompok perumpamaan tentang pekerja dan upah? Dan kategori apa yang cocok untuk
perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati? Mudah untuk melihat bahwa dalam
mengelompokkan perumpamaan-perumpamaan itu bisa dimasukkan ke mana saja dan
pada saat tertentu sepertinya dipaksakan. 

Injil Sinopsis menyajikan perumpamaan-perumpamaan yang terdapat juga di dalam dua


atau sering kali tiga Injil, namun ada juga perumpamaan-perumpamaan yang hanya
terdapat dalam satu Injil. Injil Markus hanya mempunyai satu perumpamaan khusus bagi
Injilnya (benih yang tumbuh tersembunyi), Injil Matius dan Lukas berisi beberapa
perumpamaan khusus. Di dalam presentasi saya tentang perumpamaan, saya mengikuti
urutan Injil yaitu pertama-tama mendiskusikan perumpamaan dari Injil Matius, dengan
satu perumpamaan yang khusus yang diambil dari Injil Markus secara berurutan yaitu
perumpamaan tentang penabur dan perumpamaan ten tang gandum dan lalang, kemudian
satu perumpamaan yang diambil dari Injil Lukas. Di dalam perumpamaan yang terdapat
juga dalam Injil yang lain, diambil perumpamaan yang hampir sama dari urutan Injil
Matius, Markus dan Lukas. Prosedur ini diberlakukan untuk membantu pembaca yang
ingin melakukan penelitian berdasarkan keparalelan sinoptik. Contohnya, karya K. Aland
yang berjudul Synopsis of the Four Gospels. [21] Di dalam studinya ten tang
perumpamaan-perumpamaan, referensi dalam bahasa Yunani dan Ibrani jarang
digunakan. Kalau referensi dalam kedua bahasa itu muncul, referensi itu diberi bentuk
salinan huruf ke huruf abjad yang lain dan terjemahannya disertakan juga. Alkitab bahasa
Inggris yang menggunakan cara ini adalah New International Version (dengan seijin dari
Executive Committee). Keuntungan bagi pembaca adalah teks NIV dicetak penuh di
bagian permulaan tiap-tiap perumpamaan. Perumpamaan-perumpamaan itu memiliki
pararel di dalam ketiga Injil Sinopsis yang diberikan secara berurutan Matius, Markus
dan Lukas. Empat puluh perumpamaan dan ucapan-ucapan parabolis didiskusikan di
dalam buku ini. Semua perumpamaan pokok dan bagian yang lebih besar dari ucapan-
ucapan parabolis didaftar di dalam buku ini. Tentu saja, ucapan-ucapan itu harus
diseleksi, sehingga perumpamaan ten tang garam dimasukkan dan perumpamaan ten tang
terang dihilangkan. Hanya ucapan-ucapan parabolis dari Injil Sinopsis yang sudah diteliti,
Injil Yohanes belum diteliti. 

Literatur ten tang perumpamaan sangat banyak, seperti suatu aliran buku-buku dan
artikel-artikel yang tidak berhenti. Akhir-akhir ini, hampir tidak ada perumpamaan yang
diabaikan oleh sarjana-sarjana. Pandangan baru dari studi ten tang kebudayaan dan
hukum Yahudi menjadi sangat berharga untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik
tentang pengajaran Yesus. Tujuan dari buku ini adalah untuk mempresentasikan dengan
penjelasan yang cukup dan kontemporer kepada orang percaya yang mau belajar Alkitab
dengan serius dan pendeta, ten tang perumpamaan tanpa hams dibingungkan oleh semua
rinciannya. Catatan kaki dan bibliografi yang telah diseleksi akan membantu para teolog
yang ingin studi lebih lanjut tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus secara lebih
intensif. Dengan materi bibliografi dan indeks yang demikian, dia akan mendapatkan
jalan masuk kepada literatur yang tersedia tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus. 

Catatan : 

[1] R. Schippers, "The Mashal-character of the Parable of the Pearl," dalam Studia


Evangelica, ed. F.L. Cross (Berlin: Akademie-Verlag, 1964), 2:237. 

[2] 2. F. Hauck, Teological Dictionary of the New Testament, V:752. 

[3] A.M. Hunter, The Parables Then and Now (London: Westminster Press, 1971), 12. 

[4] I. Epstein, ed., "Seder Zeraim Berakoth 13a,"dalam The Babylonian Talmud (London:


Soncino Press, 1948),73 

[5] Hauck, Teological Dictionary of the New Testament, volume: 758. J. Jeremias, di


dalam bukunya Die Gleichnisse Jesu edisi ke 8 (Gottingen: Vandenhoeck & Ruprecht,
1970) 8, mengatakan bahwa perumpamaan-perumpamaan Yesus mempunyai kontribusi
terhadap perkembangan gaya literatur dari perumpamaan-perumpamaan rabi. 

[6] J. Jeremias, The parables of Jesus (New York: Scribner, 1963), 13-18, berpendapat


bahwa kata-kata Yesus telah diletakkan secara salah dan berasal dari tradisi lain; kata-
kata itu pasti ditafsirkan tanpa referensi dari konteks Injil Markus 4. Menurut Jeremias,
penulis memasukkan perikop dari tradisi lain karena sloganparable (perumpamaan) asal
mulanya berarti riddle (teka-teki), Jadi Jeremias menganggap ada dua arti untuk kata
parable di dalam Markus 4, yaitu perumpamaan yang benar dan arti lain adalah teka-teki.
Tetapi peraturan penafsiran, tidak mendukung penafsiran Jeremias, karena selain
penginjil menunjukkan perbedaan dalam mengerti sebuah kata, juga harus mennyimpan
arti yang sarna di seluruh perikop. 

[7] W. Lane, The Gospel According to Mark (Grand Rapids: Eerdmans. 1974), 158; W.


Hendriksen, Gospel of Mark (Grand Rapids: Baker Book House, 1975), 145; H.N.
Ridderbos, The Coming of the Kingdom (Philadelphia: Presbyterian & Reformed,
1962),124. 

[8] C.E.B. Cranfield, "St. Mark 4:1-34," Scot JT 4 (1951): 407. 

[9] Lane, Mark, 160. 

[10] CE. van Koetsveld, De Gelijkenissen van den Zaligmaker (Schoonhoven, 1869),


volume 1,2. 

[11] A. Jülicher, Die Gleichnisreden Jesu (Tubingen: Buchgesellschaft, 1963), volume 1,


2. 

[12] Tanyakan ke karya studi yang menarik dari M Black, "The Parables of Allegory"
dalam BJRL 42 (1960): 273-87; RE Brown, "Parable and Allegory Reconsidered" dalam
NTS 5 (1962) : 36-45 

[13] C.H. Dodd, The Parables of the Kingdom (London: Nesbit and Co., 1935),26. 

[14] Jeremias, Parables, 113, 114. 

[15] A.M. Brower, De Gelijkenissen (Leiden: Brill, 1946), 247; G.V. Jones, The Art and
Truth of the Parables (London: S.P.C.K., 1964),38. 

[16] M.A. Tolbert, Perspectives on the Parables (Philadelphia: Fortress Press, 1979),20. 

[17] D.O. Via, Jr., dalam bukunya "A Response to Crossan, Funk, and


Peterson," dalam Semeia 1 (1974): 222, menyatakan, "Saya sama sekali tidak tertarik
bahkan kepada Pribadi Jesus di dalam sejarah." 

[18] J.D. Crossan, dalam bukunya "The Good Samaritan: Towards a Generic Definition


of Parable," dalam Semeia 2 (1974): 101, kelihatannya menunjukkan bahwa sebuah dalil
yang menarik itu lebih penting daripada sebuah dalil yang benar. 

[19] L. Berkhof, Principles of Biblicallnterpretation (Grand Rapids: Baker Book House,


1952),100. 
[20] A.B. Mickelsen, Interpreting the Bible (Grand Rapids: Eerdmans, 1963),229. 

[21] K. Aland, Synopsis of the Four Gospels (Stuttgart: Wuttembergische Bibelanstalt,


1976). 

Disalin dari : 

Simon Kistemaker, The Parables of Jesus, 1980, ISBN 979-9532-42-6

Anda mungkin juga menyukai