Anda di halaman 1dari 1

ASAL USUL DESA SUKAMANDANG

Pada awal Desa Sukamandang pada mulanya adalah sebuah dukuh yang dibuka oleh Singa
Juhen bersama keluarga. Singa Juhen adalah seseorang tokoh Hindu Kaharingan yang berasal dari
Sungai Mandang, keberadaan Sungai Mandang di sebelah hulu jembatan Asam Baru.
Pada awalnya Singa Juhen mudik menggunakan perahu sampan dari sungai Mandang hingga
beberapa hari, selanjutnya sampai disebuah sungai mereka bermalam istirahat dimuara sungai
tersebut. Sepanjang malam Singa Juhen tidur dengan nyenyak dan bermimpi mendapat petunjuk
bahwa di daerah sungai tersebut baik digunakan untuk bertempat tinggal. Keesokan harinya sesudah
bangun tidur burung-burung berkicau dengan begitu maraknya seolah-olah mereka menyambut
Profil Desa Sukamandang 7 PT Smart Tbk/ PT ATM

kedatangan Singa Juhen bersama keluarga dengan senang gembira, sehingga Singa Juhen
memberi nama sungai tersebut Sungai Suka.
Berpuluh-puluh tahun mereka tinggal di daerah tersebut, membuka lahan, bercocok tanam, beranak
cucu hingga menjadi dukuh dan selanjutnya menjadi kampung. Singa Juhen pun mempunyai
keturunan bernama Singa Peti Narang. Singa Peti Narang sendiri mempunyai keturunan yaitu, Singa
Tibung, Singa Limas, Singa Jala, Singa Tarung dan Singa Bute.
Selang beberapa tahun meninggalah Singa Juhen dan sebagai penerus maka diangkatlah Singa Patih
Narang kemudian setelah meninggal diganti oleh Singa Tibung menjadi Kepala Kampung pada waktu
itu. Berpuluh-puluh tahun mereka tinggal bersama-sama kemudian terjadilah wabah penyakit kusta
dan muntah berak sehingga banyak yang meninggal dunia, sampai-sampai ada satu dua keluarga
yang meninggal serentak. Hampir setiap hari ada warga yang meninggal, masyarakat berkabung.
Melihat kejadian tersebut saudara Singa Tibung berpikir bahwa tempat tersebut tidak aman lagi
(angker dan banyak roh jahat), sehingga ia harus mencari tempat yang lebih baik lagi.
Hingga suatu hari, Singa Tibung bersama para warga memutuskan pergi dari Sungai Suka untuk
mencari tempat kehidupan baru dengan membawa satu ekor ayam jantan dan satu ekor babi. Singa
Tibung bertenung (bernazar), jika ayam berkokok dan babi berbunyi, maka disitulah tempat mereka
pindah. Karena dengan ayam berkokok dan babi berbunyi dipercayai tempat tersebut membawa
kehidupan yang baik.

Singa Tibung dan warga pun berhasil menemukan tempat tinggal yang baru. mereka menamai
tempat yang baru yaitu Suka Baru, sedangkan tempat yang semula, mereka beri nama Suka Usang.
Singa Tibung memulai kehidupan di Suka Baru dan menjabat sebagai Kepala Kampung. Singa Tibung
meninggal, setelah selama 24 (dua puluh empat) tahun menjabat sebagai Kepala Kampung. Selama
kepemimpinan, Singa Tibung mendapat bintang jasa dari pemerintah Belanda berupa tembaga.
Setelah meninggal, kepemimpinan Singa Tibung diganti oleh Singa Limas.
Dibawah kepemimpinan Singa Limas terjadilah perubahan nama Suka Baru menjadi Sukamandang,
artinya “ Suka adalah nama sebuah Sungai, yaitu sungai Suka” dan “Mandang adalah diambil dari
nama sebuah nama desa tempat asal mula Singa Juhen, yaitu Desa Mandang”.
Kemudian, Singa Limas meninggal dunia diganti oleh anaknya Singa Ajung, yaitu pada jaman
penjajahan Belanda. Singa Ajung meninggal diganti oleh Pehong Ramai yang menjabat kepala
kampung selama 2 (dua) tahun. Setelah itu, diganti oleh Amin Dullah selama 5 (lima) tahun,
kemudian Mamui Salember selama 11 (sebelas) tahun. Pada saat kepemimpinan Mamui Salember,
status dari Kampung ditingkatkan menjadi Desa. Selanjutnya sesudah Mamui Salember dipimpin
oleh Amin Dullah selama 36 (tiga puluh enam) hingga sampai tahun 2003.

Anda mungkin juga menyukai