Anda di halaman 1dari 54

Nama : Syifa Madaniyah

NIM : E1M020064
Prodi : Pendidikan Kimia
Tugas : Strategi Pembelajaran Kimia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


BLENDED LEARNING

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 01 Kempo


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII-MIPA/1
Materi Pokok : Sifat Koligatif Larutan
Alokasi Waktu : 2 x 45 JP (1 x 45 Menit Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.1. Menganalisis penyebab adanya 3.1.1. Menyimpulkan penyebab sifat koligatif


fenomena sifat koligatif larutan larutan (penurunan tekanan uap,
pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis )
beku dan tekanan osmosis. 3.1.2. Menjelaskan penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik
beku dan tekanan osmosis
3.1.3. Menghubungkannya konsentrasi
(molalitas/fraksi mol) dengan sifat
koligatif larutan)
3.1.4. Menyelesaikan perhitungan kimia
terkait sifat koligatif larutan
3.1.5. Menemukan contoh-contoh fenomena
sifat koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari
4.1. Menyajikan hasil analisis 4.1.1 Merancang percobaan terkait
berdasarkan data percobaan terkait penurunan tekanan uap, kenaikan
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan
titik didih, penurunan titik beku, tekanan osmosis
dan tekanan osmosis larutan. 4.1.2 Mempraktekkan percobaan tentang
penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku dan
tekanan osmosis
4.1.3 Membuktikan data hasil percobaan
terkait penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik
beku dan tekanan osmosis dengan
cara lisan/tertulis.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan informasi
dari berbagai sumber belajar dan mengolah informasi tersebut diharapkan siswa terlibat aktif
selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dan bertanggung
jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta
berfikir kritis, kreatif dan kolaboratif dalam menerapkan konsep sifat koligatif larutan serta
menganalisis data hasil percobaan dan mengkomunikasikan diskusi kelompok dengan tetap
mengutamakan sikap kerjasama, disiplin, jujur dan tanggung jawab dengan ridho Allah Swt.
(karakter)
D. Materi Pembelajaran
Sifat Koligatif Larutan
1. Fakta:
• kemolaran,
• kemolalan, dan
• fraksi mol
2. Konsep:
Sifat yang tidak bergantung pada jenis zat, tetapi bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut disebut sifat koligatif.
3. Prinsip:
Satuan yang digunakan untuk mempelajari sifat koligatif larutan adalah kemolaran,
kemolalan, dan fraksi mol
4. Prosedur:
Langkah-langkah percobaan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan osmosis

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Ceramah, Penugasan, Eksperimen
dan Resitasi

F. Media Pembelajaran
Media : LCD, Laptop, Proyektor,Lembar Kerja Siswa, Lembar Penilaian
Alat/Bahan : Spidol, Papan Tulis/White Board, Penggaris, HP

G. Sumber Belajar
• Johari, J. M. C. 2008. Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis
• Sunarya, Y. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
• Sudarmo, U. 2015. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
• Tim Masmedia (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Sidoardjo: Masmedia
• Modul Kimia kelas XII, semester 1 kurikulum 2013
• Buku/ sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1

Tahap KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pembelajaran Tatap Muka Online

Alokasi Kegiatan Alokasi


A. Kegiatan Pendahuluan
waktu waktu

Pendahuluan • Melakukan pembukaan dengan -


(orientasi) salam pembuka untuk memulai 5
pembelajaran Menit
• Memeriksa/mengecek kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin
• Mempersilakan siswa untuk
berdoa terlebih dahulu sebelum
materi disampaikan
• Menyiapkan fisik dan psikis
peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
Apersepsi • Siswa menyimak apersepsi dari Searching (mencari) Sebelum
guru tentang pelajaran sebelumnya 5 Menit bahan materi pembela
dan mengaitkan dengan di link yang sudah jaran
dibagikan. tatap
pengalamannya sebagai bekal
muka.
pelajaran berikut
atau mencari sendiri
• Siswa menyimak apersepsi dengan melalui
mengingat kembali tentang sifat internet/guru
koligatif larutan memberikan langsung
materi lewat whatsapp
• Mengaitkan materi/tema/kegiatan
grup
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya, yaitu : Materi Pelajaran Share link antar teman,
kelas XI Chatt room Whatsapp

• Mengingatkan kembali materi terkait hasil temuan


prasyarat dengan bertanya. materi Upload bahan
(materi)
• Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.

Motivasi • Memberikan gambaran tentang 5 Menit Searching bahan pembela


manfaat mempelajari pelajaran yang untuk ice breaking jaran tatap
akan dipelajari dalam kehidupan Sebelum
sehari-hari. muka

• Menyampaikan tujuan pembelajaran


pada pertemuan yang berlangsung

• Mengajukan pertanyaan.

• Peserta didik menyimak penjelasan


guru tentang semua kegiatan yang
akan dilakukan dan tujuan kegiatan
belajar serta motivasi yang
disampaikan guru

• Di berikan refreshing dengan cara


menyanyikan lagu “kebangsaan
indonesia raya”

Pemberian • Memberitahukan materi pelajaran 5


acuan yang akan dibahas pada pertemuan Menit
saat itu.

• Memberitahukan tentang
kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung

• Pembagian kelompok belajar

• Menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai langkah pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

Stimulation • Peserta didik memperhatikan 10 Chat room melalui


(stimullasi/ dan mengamati beberapa Menit grup whatsapp
pemberian slide materi Sifat Koligatif
Larutan
rangsangan)
• Peserta didik diberi motivasi
atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada
topikmateri Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan
Titik Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan Tekanan
Osmotik dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat) :
Menayangkan gambar/foto tentang
materi Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik

“Apa yang kalian pikirkan tentang


foto/gambar tersebut?”

Mengamati

➢ lembar kerja materi


Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik

➢ pemberian contoh-contoh
materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan
Titik Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik untuk
dapat dikembangkan
peserta didik, dari media
interaktif, dsb

Membaca (dilakukan di rumah


sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
➢ dari berbagai sumber
tentang fenomena terkait
sifat koligatif (memasak
air dengan dan tanpa
garam; memasak dalam
panci dengan dan tanpa
tutup; penggunaan garam
di jalan bersalju,
penggunaan garam dalam
pembuatan es puter, dll)
➢ membaca materi Diagram
P - T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik dari buku paket
atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan
lingkungan

Mendengar
➢ dari berbagai sumber
tentang fenomena terkait
sifat koligatif (memasak
air dengan dan tanpa
garam; memasak dalam
panci dengan dan tanpa
tutup; penggunaan garam
di jalan bersalju,
penggunaan garam dalam
pembuatan es puter, dll)
➢ pemberian materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik oleh
guru
Menyimak,
➢ penjelasan pengantar
kegiatan secara garis
besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik, untuk melatih
kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.

Problem Statement Guru memberikan kesempatan pada 10 Chat room melalui


(mengidentifi kasi peserta didik untuk Menit grup whatsapp
masalah) mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :Mengajukan
pertanyaan tentang materi
Diagram P - T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku, Kenaikan
Titik Didih, Osmosis, dan Tekanan
Osmotik yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.
Data collection Peserta didik mengumpulkan
(pengumpulan data) informasi yang relevan untuk Searching (mencari) Sebelum
menjawab pertanyan yang telah bahan materi pembela
diidentifikasi melalui kegiatan:
di link yang sudah jaran
• Menggunakan alat dan
bahan (ekxperiment), dibagikan atau tatap
merancang percobaan, dan mencari sendiri muka
melakukan percobaan melalui internet atau
penurunan titik beku materi yang diberikan
• Mengamati guru lewat whatsapp
obyek/kejadian, grup
➢ mengamati percobaan
penurunan titik beku yang
berlangsung
➢ mengamati dengan seksama
materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan
Titik Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik yang
yang sedang dipelajari
dalam bentuk
gambar/video/slide
presentasi yang disajikan
dan mencoba
menginterprestasikannya
• Membaca sumber lain selain
buku teks,
➢ membaca langkah-langkah
kerja percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku
➢ mencari dan membaca
berbagai referensi dari
berbagai sumber guna
menambah pengetahuan
dan pemahaman tentang
materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan
Titik Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik yang
sedang dipelajari
• Aktivitas
➢ melakukan percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku sesuai
dengan petunjuk dan
langkah-langkah kerja
➢ Menganalisis dari berbagai
sumber terkait materi sifat
koligatif larutan lainnya
(kenaikan titik didih,
penurunan tekanan uap,
dan tekanan osmosis).
➢ menyusun daftar
pertanyaan atas hal-hal
yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan
membaca yang akan
diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik yang sedang
dipelajari
• Wawancara/tanya jawab
dengan nara sumber
➢ mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan
percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku yang
telah disusun dalam daftar
pertanyaan kepada guru
➢ mengajukan pertanyaan
berkaiatan dengan materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik yang
tekah disusun dalam
daftar pertanyaan kepada
guru
• Mendiskusikan
➢ Peserta didik dan guru
secara bersama-sama
membahas contoh dalam
buku paket mengenai
materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan
Titik Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik
➢ konsentrasi (fraksi mol
dan molalitas) dan
berlatih menghitungnya.
➢ Menghitung konsentrasi
suatu larutan (kemolalan,
kemolaran, dan fraksi mol)
dan menghubungkannya
dengan sifat koligatif
larutan
➢ Menjelaskan penurunan
tekanan uap pelarut
akibat adanya partikel zat
terlarut melalui diskusi
kelas.
➢ Menghitung penurunan
tekanan uap pelarut
berdasarkan data
percobaan.

• Mengumpulkan informasi
➢ mencatat semua informasi
tentang percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku yang
telah di peroleh pada buku
catatan dengan tulisan
yang rapid an
menggunakan bahasa
Indoensia yang baik dan
benar
➢ mencatat semua informasi
tentang materi Diagram P -
T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik yang telah
diperoleh pada buku
catatan dengan tulisan
yang rapi dan
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
• Mempresentasikan ulang
➢ Peserta didik
mengkomunikasikan
secara lan atau
mempresentasikan hasil
percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku
sesuai dengan
pemahamannya
➢ Peserta didik
mengkomunikasikan
secara lisan atau
mempresentasikan materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik sesuai
dengan pemahamannya
• Saling tukar informasi
tentang materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan
baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah
yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat
untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat

Data Peserta didik dalam Chat room melalui Sebelum


Processing kelompoknya berdiskusi grup pembela
mengolah data hasil jaran
(mengolah whatsapp
pengamatan dengan cara :
tatap
data) • Berdiskusi tentang data dari
materi Diagram P - T, muka
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik yang sudah
dikumpulkan / terangkum
dalam kegiatan sebelumnya.
• Mengolah informasi dari
materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik yang sudah
dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa
soal mengenai materi Diagram P -
T, Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan Osmotis
Verification Peserta didik mendiskusikan 10 Share link Sebelum
(memverifikas hasil pengamatannya dan menit Upload Materi pembelaja
memverifikasi hasil ran tatap
i) Chatt room
pengamatannya dengan data-
muka
data atau teori pada buku
sumber melalui kegiatan :
• Menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam
membuktikan tentang materi :
Diagram P- T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik, antara lain dengan :
➢ Menyimpulkan penyebab
sifat koligatif larutan
(penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan
tekanan osmosis )
➢ Menghubungkannya
konsentrasi
(molalitas/fraksi mol)
dengan sifat koligatif
larutan)
➢ Berlatih menyelesaikan
perhitungan kimia terkait
sifat koligatif larutan
➢ Peserta didik dan guru
secara bersama-sama
membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan
oleh peserta didik.

Peserta didik berdiskusi untuk


menyimpulkan
Generalization
(menyimpulkan • Menyampaikan hasil diskusi
tentang materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan sopan
• Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok secara klasikal
tentang mteri : Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan Osmotik
• Mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan
tentanag materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan Osmotik
dan ditanggapi oleh kelompok
yang mempresentasikan
• Bertanya atas presentasi tentang
materi Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih, Osmosis,
dan Tekanan Osmotik yang
dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
• Menyimpulkan tentang point-
point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan
secara tertulis tentang
……Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih, Osmosis,
dan Tekanan Osmotik
• Menjawab pertanyaan tentang
Diagram P - T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku, Kenaikan
Titik Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik yang terdapat
pada buku pegangan peserta
didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
• Bertanya tentang hal yang
belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan materi
Diagram P- T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku Kenaikan
Titik Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik yang akan
selesai dipelajari
• Menyelesaikan uji kompetensi
untuk materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan Osmotik
yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau
pada
lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk
mengecek
C. Kegiatan Penutup

• Guru memberikan 10 Menit


penghargaan dalam berbagai
bentuk untuk kelompok
belajar yang paling baik
• Guru memberi kempatan
pada siswa untuk
menyimpulkan inti
pelajaran.
• Guru meminta siswa untuk
mempelajari materi pada
pertemuan selanjutnya
• Peserta didik mengerjakan
soal evaluasi (assigment for
lesson)
• Peserta didik mendapat
umpan balik.
• Guru menyampaikan
rancangan pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.

• Guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
• Kegiatan belajar ditutup
dengan doa. Doa dipimpin
oleh siswa yang paling aktif
dalam kegiatan
pembelajaran. (religius)

Catatan :
Selama pembelajaran Diagram P - T, Tekanan Uap, Penurunan Titik Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan Osmotik berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
I. Penilaian
Teknik Penilaian
1) Sikap : Observasi/pengamatan, angket Sikap selama KBM,
Penilain Diri, Penilaian Teman Sebaya

2) Keterampilan : Penilaian praktek, Produk, Proyek, Portofolio


3) Pengetahuan : Tes tertulis, Tes Lisan, LKPD, Penugasan, Portofolio

J. Pembelajaran REMEDIAL
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagipesertadidik yang capaian KD nya
belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melaluiremidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
testertulis kembali.

K. Pembelajaran PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
sebagai berikut:
• Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
• Siwa yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
~Lampiran~
Lampiran 1

Instrumen Penilaian Hasil belajar

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN

a. Penilaian Sikap

1. Observasi pada saat diskusi kelas (Penilaian Sikap)

Kelompok ............
No Aspek yang dinilai A B C D E
1 Aktif mendengar
2 Aktif bertanya
3 Mengemukakan pendapat
4 Mengendalikan diri
5 Menghargai orang lain
6 Bekerja sama dengan orang lain
7 Berbagi pengetahuan yang dimiliki
8 Pengelolaan waktu

Petunjuk pengisian:Skor maksimum tiap aspek 4


Rentang jumlah skor: Kriteria Penilaian
28 – 32 Nilai: A(amat baik) 1: 1-2 aspek diberi skor 1
20 – 27 Nilai: B(baik) 2: 3-4 aspek diberi skor 2
12 – 19 Nilai: C(cukup) 3 : 5-6 aspek diberi skor 3

2. Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya
Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut format
penilaian :

NO Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Kode


Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya
ikut serta mengajukan
Ide/Gagasan
2 Ketika kami
berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan
kesempatan untuk
bicara
3 Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan
hasil kerja kelompok
4. Selama pembelajaran
berlangsung saya
membantu teman
dalam
menyelesaiakan
masalah yang
dihadapi

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 ; Tidak = 50


2. Skor Maksimal = Jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria (4 x 100 ) = 400
3. Skor Sikap = ( jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (400 : 400) x 100 =
100,00
4. Kode nilai / predikat :
- 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
- 50,01 – 75,00 = Baik (B)
- 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
- 00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3. Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut
format penilaian teman sebaya .
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Kode


Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat
teman.
2 Memberikan solusi terhadap
permasalahan
3 Memaksakan pendapat sendiri
kepada anggota kelompok
4 Marah saat dikritik
5 Mendengarkan teman saat
menyamapaikan pendpat

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (500 : 500) x 100 =
100,00
4. Kode nilai / predikat :
- 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
- 50,01 – 75,00 = Baik (B)
- 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
b. Penilaian Pengetahuan
1. Tes Lisan
1) Jelaskan tentang sifat koligatif larutan penurunan titik beku !
Jawaban : Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku suatu pelarut dengan
titik beku larutan, yang diakibatkan adanya penambahan zat terlarut dalam pelarut tersebut
(Skor = 25 )
2) Jelaskan tentang sifat koligatif larutan tekanan osmosis!
Jawaban : Tekanan osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kesetimbangan osmotic antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu
membrane semipermiabel yang dapatditembus hanya oleh pelarut tersebut. ( Skor = 25 )
3) Bagaimana konsep penurunan titik beku dalam proses pembuatan es putar?
Jawaban : Adonan es krim ditempatkan pada wadah yang terendam es batu yang telah diberi
garam dapur sambal diputar. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan
titik beku beberapa derajat dibawah titik beku air murni.Ketika Es dicampur garam, es mencair
dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan tempraturnya. Proses ini memerlukan
panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es
krim padat dan lezat siap dihidangkan. Proses pengguncangan dalam pembuatan es krim
tersebutbertujuan untuk memperkecil ukuran Kristal es yang terbentuk agar es krim semakin
lembut dan untuk menghasilkan busa yang seragam/homogen. ( Skor = 30 )
4) Mengapa Lintah yang melekat pada kulit bisa dilepaskan dengan menggunakan deterjen atau
garam?
Jawaban : Lintah punya banyak air di dalam tubuhnya, serta tubuhnya ditutupi kulit yang
merupakan membrane berpori. Jadi ketika menabur deterjen atau garam ditubuh lintah, deterjen
atau garam tersebut akan larut di lender yang digunakan lintah untuk berjalan. Akhirnya jadilah
sebuah larutan deterjen atau larutan garam, yang mana konsentrasi larutan garam di luar tubuh
lintah lebih tinggi ketimbang di dalam tubuh lintah. Terjadilah osmosis yang membuat lintah
kehilangan banyak air, dehidrasi, dan mati dalam keadaan kering. ( Skor = 30 )

2. Tes Tertulis
• Pilihan Ganda
1. Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut:

Larutan Konsentrasi Tf
(kemolalan)
Gula 0,10 -0,1860
0,01 -0,0186
Urea 0,10 -0,1860
0,01 -0,0186
Garam 0,10 -0,3720
dapur
0,01 -0,0372
Dari data di atas penurunan titik beku larutan ditentukan oleh.......
a. Jumlah partikel zat terlarut
b. Jenis zat terlarut
c. Jenis pelarut
d. Perbedaan titik beku zat terlarut
e. Perbedaan titik beku zat pelarut

2. Berikut ini adalah contoh penurunan titik beku larutan dalam kehidupan
sehari-hariadalah...
a. Infus
b. Pembuatan es krim
c. Penyerapan air oleh ikan
d. Sorot lampu di malam hari
e. Pembentukan delta laut

3. Diketahui diagram P – T adalah sebagai berikut.


76

Tekanan
(cmHg)

-0,3 C 0C

Dari diagram di atas, jika harga Kf = 1,8 maka harga molal larutan
tersebutadalah........
a. 1/6
b. 1/3
b. ½
c. 1
d. 6

4. Tekanan osmotik dari 500 mL larutan yang mengandung 17,1 gram gula (Mr gula
= 342) pada suhu 27oC adalah ......... (R = 0,082 L atm/mol K)
a. 1,64 atm
b. 1,80 atm
c. 2,00 atm
d. 2,16 atm
e. 2,46 atm

5. Pada larutan berikut ini yang memiliki tekanan osmotik paling tinggi adalah....
a. Larutan glukosa 0,3 M
b. Larutan NaCl 0,4 M
c. Larutan MgCl2 0,5 M
d. Larutan Urea 0,6 M
e. Larutan NaOH 0,7 M

6. Jika ( ) menunjukkan pelarut, dan ( _ _ _ ) larutan, maka di antara


grafikberikut yang menunjukkan secara tepat penurunan titik beku larutan
adalah.......

a P P

T T
P eP
b

T T

Pedoman Penskoran
No Kunci Jawaban Skor Nilai
1 A Jumla
2 B h
3 A benar
4 E x100
5 C
6 D

• Soal uraian
1. GrafikHubunganTekanandanTemperatur (P-T)

Pengaruh zat terlarut terhadap:


➢ Tekanan uap :
➢ Titik didih :
➢ Titik beku :

2. Diketahui fraksi mol larutan urea dalam air adalah 0,2. Bila tekanan uap air
murni pada suhu 20°C adalah 17,5 mmHg, hitunglah tekanan uap jenuh larutan
pada suhu yang sama!
3. Ketika 45 gram senyawa X dilarutkan dengan 135 g air terjadi penurunan
tekanan uap sebesar 45 mmHg. Tentukan Mr zat tersebut jika tekanan uap
jenuh air 720 mmHg!
4. Glukosa (Mr = 180) sebanyak 12 gram dilarutkan kedalam air 500 gram air.
Jika tetapan penurunan titik beku molal air (Kf) adalah 1,86° C/molal, tentukan
penurunan titik beku larutan dan harga titik beku larutan!
5. Dalam 250 gram air terlarut 18 gram suatuzat X. Titik didih larutan ini
adalah 100,208°C. Tentukan massa molekul relative zat terlarut tersebut
(Kb air = 0,52°C/m)!

Pedoman Penskoran:
No Soal Uraian Kunci Jawaban Skor

1. Jawab : 3

a. Tekanan uap : adanya zat


terlarut menyebabkan tekanan uap
larutan semakin besar karena
partikel-partikel zat terlarut akan
menghalangi gerak molekul-
molekul pelarut untuk berubah
menjadi bentuk gas (uap) (ada
interaksi molekul antra zat terlarut
dengan pelarutnya).
b. Titik didih : adanya zat
terlarut menyebabkan titik didih
larutan semakin besar
dibandingkan pelarut murninya.
c. Titik beku : adanya zat
terlarut menyebabkan suhu larutan
tersebut untuk membeku semakin
kecil.
d. Diketahui fraksi mol larutan Jawab : 4
urea dalam air adalah 0,2. Xp +Xt = 1
Bila tekanan uap air murni Xp = 1-0,2 =0,8
pada suhu 20°C adalah 17,5 P = Xp . Po
mmHg, hitunglah tekanan = 0,8. 17,5 mmHg
uap jenuh larutan pada suhu = 14 mmHg
yang sama!
Jawab : 4
45
e. Ketika 45 gram senyawa X nt =
𝑚𝑟 𝑋
dilarutkan dengan 135 g air
135
terjadi penurunan tekanan np = 18
uap sebesar 45 mmHg. = 7,5 mol
Tentukan Mr zat tersebut jika ∆P = Xt . Po
tekanan uap jenuh air 720 45
𝑥
mmHg! 45 = 45 .720
𝑥
+7,5
675
7,5 =
𝑥
X = 90

Jawab :
5
∆Tf = m x Kf
4. Glukosa (Mr = 180) 𝑎 1000
= 𝑥 x Kf
𝑀𝑚 𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
sebanyak 12 gram dilarutkan
12 𝑔 1000
ke dalam air 500 gram air. = 180𝑔 𝑥 500𝑔 x 1,86
⁄𝑚𝑜𝑙

Jika tetapan penurunan titik °C/molal


beku molal air (Kf) adalah = 0,248 °C
1,86° C/molal, tentukan Tf = To - ∆Tf
f
penurunan titik beku larutan = (0-0,248) °C
dan harga titik beku larutan! = -0,248°C
Jawab : 4
∆Tb = m x Kb
5. Dalam 250 gram air terlarut 0,208 = m. 0,52
18 gram suatuzat X. Titik m = 0,4
didih larutan ini adalah 𝑔𝑡 1000
m= .
𝑀𝑟 𝑔𝑝
100,208°C. Tentukan massa
molekul relative zat terlarut 18 1000
0,4 =
𝑀𝑟 250
tersebut (Kb air = 0,52°C/m)!
0,4Mr = 72
Mr = 180

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = x 100
20

Lembar Pengamatan Keterampilan Praktikum

Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam menggunakan
data hasil percobaan dan
melakukan perhitungan
3 Ketekunan/ keuletan dalam
belajar baik secara kelompok
maupun individu dalam
menyelesaikan masalah yang ada.
4 Kejujuran dalam mengolah data
untuk membuktikan sifat koligatif
Larutan

Rubrik

No Aspek yang dinilai Rubrik


1 Menunjukan rasa ingin tahu 3 = menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, antusias, aktif dalam dalam
kegiatan baik kelompok maupun
individu.
2 = menunjukkan rasa ingin tahu, namun
tidak terlalu antusias, dan baru
terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh atau kurang
antusias dalam menyelesaikan masalah
secara individu.
1 = tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok atau individu
walaupun telah didorong untuk terlibat.
2 Ketelitian dalam 3 = mengamati video/animasi dan mengolah
menggunakan data hasil data hasil percobaan sesuai prosedur,
percobaan dan melakukan dan melakukan perhitungan secara tepat.
Perhitungan 2= mengamati video/animasi dan mengolah
data hasil percobaan sesuai prosedur,
namun perhitungan kurang tepat.
1= mengamati video/animasi dan mengolah
data hasil percobaan sesuai prosedur,
tetapi perhitungan tidak tepat, atau
sebaliknya.
3 Ketekunan/ keuletan dalam 3 = tekun/ulet dalam menyelesaikan tugas
belajar baik secara dengan hasil terbaik yang bisa
kelompok maupun individu dilakukan, berupaya tepat waktu.
dalam menyelesaikan 2= berupaya tepat waktu dalam
masalah yang ada. menyelesaikan tugas, namun belum
menunjukkan upaya terbaiknya.
1= tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas, dan tugasnya
tidak selesai.
4 Kejujuran dalam mengolah 3= menunjukkan kejujurannya dalam
data untuk membuktikan menggunakan data hasil percobaan
sifat koligatif larutan (data apa adanya) untuk membuktikan
sifat koligatif larutan dan menunjukkan
kemandirian dalam menyelsaikan
masalah.
2= menunjukkan kejujurannya dalam
menggunakan data hasil percobaan
(data apa adanya) untuk membuktikan
sifat koligatif larutan, namun
kurangmenunjukkan kemandirian
dalam menyelsaikan masalah (masih
berusaha meminta jawaban
teman/menyontek) terutama pada
kegiatan individu.
1= tidak menunjukkan kejujuran dalam
menggunakan data hasil percobaan
(mengubah data agar sesuai dengan
sifat koligatif larutan) dan berusaha
mencari jawaban dari teman lain
dengan cara menyontek untuk
menyelesaikan tugas individu.

Pedoman penilaian :

Skor Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ X 10


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢m
c. Penilaian Keterampilan

Hasil Penilaian Diskusi


Topik : .........................................................
Tanggal : .........................................................
Jumlah Peserta didik ........ : orang

Menyampaikan Mempertahankan
Nama Peserta Mananggapi Jumlah
No Pendapat Argumentasi Nilai
didik skors
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Rubrik :

Menyampaikan pendapat :
1 = tidak sesuai masalah
2 = sesuai dengan masalah, tetapi belum benar
3 = sesuai dengan masalah dan benar

Menanggapi pendapat :
1 = langsung setuju atau manyanggah tanpa alasan.
2 = setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar, tetapi tidak sempurna.
3 = setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar.
4 = setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi.

Mempertahankan pendapat :
1 = tidak dapat mempertahankan pendapat.
2 = mampu mempertahankan pendapat dengan alasan yang kurang benar.
3 = mampu mempertahankan pendapat dengan alasan yang benar tetapi tidak didukung
referensi.
4 = mampu mempertahankan pendapat dengan alasan yang benar dan didukung referensi
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN KIMIA


KELAS XII

PENYUSUN
Rananda Vinsiah, S.Pd.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

PETA KONSEP

Molaritas (M)

Konsentrasi
Molalitas (m)
Larutan

Fraksi Mol (X)

Penurunan Tekanan Uap


Larutan (ΔP)

Penuruan Titik Beku


Macam-Macam (ΔTf)
Sifat KoligatifLarutan
KenaikanTitik Didih
(ΔTb)

Tekanan Osmotik (π)


Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

KONSENTRASI LARUTAN
Sifat koligatif merupakan sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah partikel zat
terlarut dan tidak tergantung dari sifat zat terlarut. Jumlah partikel zat terlarut dalam suatu
larutan dinyatakan dalam suatu besaran yaitu Konsentrasi Larutan. Konsentrasi larutan yang
kita bahas pada modul ini ada tiga jenis, yaitu Molaritas (M), molalitas (m), dan fraksi mol (X).
Pada mapel kimia kelas X telah dibahas materi Konsep Mol khususnya pada
Jembatan Mol. Materi tersebut harus Ananda ingat Kembali sebagai dasar atau prasyarat
mempelajari materi tentang Konsentrasi Larutan berikut.
1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut didalam setiap 1 liter larutan
Rumus :
𝒏 𝒎 𝟏𝟎𝟎𝟎 % 𝒙 𝟏𝟎 𝒙 𝝆
𝑴= 𝑴= 𝒙 𝑴=
𝑽 𝑴𝒓 𝑽 (𝒎𝒍) 𝑴𝒓

Keterangan :
M = molaritas (M) m = massa terlarut (gr)
n = mol zat (mol) Mr = molekul relatif (gr/mol)
V = volume (L atau mL) % = persen kadar zat
ρ = massa jenis (gr/mL)

2. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1.000 gram pelarut.
Rumus :
𝒈𝒓 𝟏𝟎𝟎𝟎 % 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝒎= 𝒙 𝑴= 𝒙
𝑴𝒓 𝒑 (𝒈𝒓)
𝑴𝒓 (𝟏𝟎𝟎−%)

Keterangan :
m = molalitas (m) % = persen kadar zat
gr = massa terlarut (gr) Mr = molekul relatif (gr/mol)p =
massa pelarut (gr)

3. Fraksi Mol (X)


Fraksi mol (X) menyatakan perbandingan banyaknya mol dari zat tersebut terhadap
jumlah mol seluruh komponen dalam larutan. Dalam suatu larutan terdapat 2 fraksi mol
yakni fraksi mol terlarut (Xt) dan fraksi mol pelarut (Xp).

Rumus :
𝒏𝒕 𝒏𝒑
𝑿𝒕 =
𝒏𝒕+𝒏𝒑 𝑿𝒑 =

Xt + Xp = 1

Jadi, jumlah fraksi mol pelarut dan terlarut adalah 1.

Keterangan :
Xt = fraksi mol terlarut nt = mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut np = mol pelarutp
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

PENURUNAN TEKANAN UAP

Coba kalian perhatikan gambar berikut ini!

Gambar 1. Kolam Apung di Tempat Salah Satu Tempat Wisata Air (Sumber
: http://ancolcom.blogspot.com/)

Apa yang sedang dilakukan oleh orang pada gambar tersebut? Apakah orang tersebut
tenggelam? Mengapa hal demikian dapat terjadi?

Gambar di atas merupakan gambar kolam apung. Kolam apung seperti yang terletak pada
Atlantis Water Adventure Taman Impian Jaya Ancol Jakarta merupakan contoh terjadinya
penurunan tekanan uap pelarut. Air yang berada di kolam apung ini memiliki kadar garam
yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kadar garam rata-rata di
lautan. Air atau pelarut yang ada di kolam apung ini sulit menguap karena tekanan uap
pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Semakin
banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain, adanya
zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena memiliki konsentrasi zat
terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini akan mengapung atau tidak
tenggelam. Lalu, bagaimana kaitannya dengan sifat koligatif larutan? Mari kita bahas dalam
modul ini.

1. Sifat Koligatif Larutan


Pada Kegiatan Pembelajaran 1 Ananda sudah mengetahui pengertian Sifat koligatif. Pada
sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap dan tekanan osmotik hanya akan
dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Namun dalam sistem larutan yang terdiri
dari pelarut dan terlarut, keberadaan zat terlarut dalam suatu pelarut akan menyebabkan
suatu perubahan tertentu pada keempat sifat pelarut tersebut. Zat terlarut volatil
mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar dari tekanan uap jenuh pelarut,
sedangkan zat terlarut non volatil cenderung menurunkan tekanan uap jenuh larutan.
Adanya perubahan tekanan uap tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap titik
didih dan titik beku larutan sehingga terjadi sifat koligatif larutan.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Zat Terlarut

Pelarut Murni Pelarut + Zat Terlarut

Gambar 1. Konsep Perubahan Sifat Pada Pelarut Oleh Zat Terlarut Non Volatil

Berdasarkan analisa tersebut, sifat koligatif larutan terdiri atas 4 sifat, meliputi :
• Penurunan tekanan uap (∆P)
• Kenaikan titik didih (∆Tb)
• Penurunan titik beku (∆Tf)
• Tekanan osmotik (π)

2. Penurunan Tekanan Uap Larutan


Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan
kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah
zat cair tersebut menguap. Semakin mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan
uap jenuhnya. Banyaknya uap yang terbentuk di atas permukaan zat cair dinamakan
dengan tekanan uap. Ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi
uap, di saat yang bersamaan uap tersebut akan kembali menjadi zat cair. Tekanan yang
ditimbulkan pada saat terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair menjadi uap
dan jumlah uap menjadi zat cair disebut tekanan uap jenuh.

Gambar 2. Penurunan Tekanan Uap Larutan Glukosa (Sumber :


http://ekimia.web.id/penurunantekanan-uap-larutan/)

Berdasarkan eksperimen Marie Francois Raoult (1878) pada suatu larutan, partikel-
partikel zat terlarut akan menghalangi gerak molekul pelarut untuk berubah dari bentuk
cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah dari
tekanan uap jenuh larutan murni. Adapun bunyi Hukum Raoult yang berkaitan dengan
penurunan tekanan uap adalah sebagai berikut :
a. Penurunan tekanan uap jenuh tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut
sehingga semakin besar nilai fraksi mol zat terlarut maka tekanan uap larutan akan
semakin rendah.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

ΔP = Xt . Pᵒ

Apabila tekanan uap pelarut di atas larutan dilambangkan P maka


ΔP = Pᵒ – P
Jika komponen larutan terdiri pelarut dan zat terlarut dengan tetapan rumus berikut:
Xp + Xt = 1 , maka Xt = 1 – Xp.
Persamaan akan menjadi:
ΔP = Xt . Pᵒ
Pᵒ - P = (1 – Xp) Pᵒ
Pᵒ - P = Pᵒ - Xp . Pᵒ

P = Xp . Pᵒ
Keterangan :
ΔP = Penurunan tekanan uap (mmHg)
Xp = Fraksi mol pelarut
Xt = Fraksi mol terlarut
P° = Tekanan uap jenuh pelarut murni
P = Tekanan uap larutan (mmHg)

Aplikasi Penurunan Tekanan Uap dalam Kehidupan


1. Cara memperoleh benzene murni
Untuk mendapatkan benzena murni menggunakan pemisahan campuran dengan
distilasi bertingkat, dengan mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat
pelarut dengan zat terlarut.

2. Wisata air kolam apung


Kolam apung adalah kolam yang memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali
lipat tingginya dibandingkan kadar garam rata-rata di lautan sehingga kola mini memiliki
pelarut yang sukar menguap. Karena memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi,
maka pada saat kita berenang di sini akan mengapung atau tidak tenggelam.

PENURUNAN TITIK BEKU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH

Cermati gambar di bawah ini!

Gambar 3. Es Putar (kiri) dan Memasak Sayuran (kanan)

Hal apakah yang terpikir olehmu? Mengapa es puter di dalam gerobak tetap dingin
walaupun sudah berkeliling dalam waktu lama? Apakah si penjual membawa kulkasnya?
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Lalu bagaimana menjaga agar es putarnya tetap membeku? Atau mengapa pada saat
memasak sayuran, garam selalu ditambahkan setelah air mendidih?

Es putar adalah es krim untuk masyarakat kelas bawah selain rasanya yang enak harganya
juga cukup murah dan terjangkau. Ada hal yang menarik dari para penjual Es putar ini
mereka berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menjual es mereka tanpa
membawa lemari es (kulkas) hanya membawa gerobak mereka yang berisi es batu
secukupnya tetapi Es putar atau es tong-tong mereka tidak mencair padahal hampir
seharian mereka menjajakan dagangan mereka, mereka hanya menambahkan garam pada Es
batu yang mereka bawa untuk menjaga Es putar mereka tidak cepat mencair. Sama halnya
dengan proses memasak yang terdapat pada gambar di sebelahnya tersebut. Ketika memasak
sayuran, penambahan garam selalu dilakukan setelah air mendidih agar proses memasak
tidak memakan waktu yang lama. Berdasarkan kedua fenomena tersebut, maka mari kita
perhatikan bagaimana penjelasan ilmiahnya.

1. Penurunan Titik Beku


Titik beku larutan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya atau titik dimana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat adalah
suhu pada saat zat meleleh atau membeku pada tekanan 1 atm (keadaan
normal). Tekanan luar tidak terlalu berpengaruh pada titik beku. Pada tekanan 760mmHg,
air membeku pada suhu 0 oC.

Gambar 4. Pengaruh Zat Terlarut Terhadap Proses Pembekuan Pelarut

Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni hingga membentuk larutan
maka titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena molekul
molekul pelarut susah berubah menjadi fase cair karena partikel terlarut menghalangi
pergerakan partikel pelarut. Misalnya, titik beku normal air adalah 0 oC. Namun dengan
adanya zat terlarut pada suhu 0 oC air belum membeku. Jadi selisih titik beku pelarut (Tfo)
dengan titik beku larutan (Tf) disebut penurunantitik beku (ΔTf).

ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan

ΔTf = Tf° – Tf

Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya.

ΔTf = m x Kf

Keterangan :
Tf larutan (Tb) = Titik beku larutan (°C)Tf
pelarut (Tb°) = Titik beku pelarut (°C)
ΔTf = Penurunan titik beku (°C)
m = Molalitas larutan (molal)
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Kf = Tetapan penurunan titik beku molal (°C/molal )

2. Kenaikan Titiik Didih


suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan luarnya (tekanan pada
permukaan cairan) disebut dengan titik didih. Jika tekanan uap sama dengan tekanan luar,
maka gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan
menuju fase gas.

Jika air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg), maka air akan mendidih
pada suhu 100oC. Jika pada suhu yang sama dilarutkan gula, maka tekanan uap air akan
turun. Jika semakin banyak gula yang dilarutkan, maka makin banyak penurunan tekanan
uapnya. Hal ini mengakibatkan larutan gula belum mendidih pada suhu 100oC. Agar
larutan gula cepat mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap
jenuhnya sama dengan tekanan uap di sekitarnya. Selisih antara titik didih larutan dengan
titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ΔTb ).

ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut

ΔTb = Tb – Tb°

Secara umum semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan maka kenaikan titik didih
akan semakin besar sehingga persamaan untuk menentukan perubahan titik didih
sebanding dengan hasil kali molalitas (m) dengan nilai Kb pelarut.

ΔTb = m x Kb
Keterangan :
Tb larutan (Tb) = Titik didih larutan (°C)
Tb pelarut (Tb°) = Titik didih pelarut (°C)
ΔTb = Kenaikan titik didih (°C)
m = Molalitas larutan (molal)
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal (°C/molal )

Aplikasi Kenaikan Titik Didih


a. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara
pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan
secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya. Jadi
sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang diperlukan
untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga
digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

b. Penambahan Garam Ketika Memasak


Pada umumnya ketika sedang memasak atau merebus sesuatu, penambahan garam
biasanya dilakukan setelah air mendidih. Hal ini bertujuan mencegah agar pada proses
pemasakan terjadi lebih lama. Penambahan garam ketika larutan belum mendidih akan
menaikkan titik didih larutan sehingga proses memasak akan membutuhkan waktu
lebih lama.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Diagram P-T
Coba kalian cermati diagram di bawah ini!

Gambar 5. Diagram 3 Fasa (Diagram P-T)

Dari diagram 3 fasa tersebut, hal apakah yang dapat kamu kemukakan? Dapatkah kalian
melihat posisi dari ketiga wujud zat yang ada? Adakah pengaruh tekanan pada diagram
tersebut? Lalu apa fungsi dari diagram tersebut di atas?

Diagram di atas dapat digunakan untuk menganalisa bagaimana pengaruh sifat koligatif
larutan berdasarkan variabel tekanan (P) dan suhu (T). Adanya zat terlarut pada suatu
larutan tidak hanya memengaruhi tekanan uap saja, tetapi juga memengaruhi titik didih dan
titik beku. Keberadaan suatu zat terlarut dalam larutan menyebabkan penurunan tekanan
uap yang mengakibatkan terjadinya penurunan garis kesetimbangan antarfase sehingga
muncul sifat koligatif kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Posisi kenaikan titik
didih larutan pada diagram tersebut berada di sebelah kanan dari pelarutnya yang
menunjukkan jika titik didih larutan lebih tinggi dan terbentuk delta. Hal yang sama juga
dialami oleh penurunan titik beku larutan yang terletak pada posisi lebih kiri dibanding
pelarutnya.

TEKANAN OSMOTIK

Perhatikan gambar di bawah ini!


Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Gambar 6. Ikan Air Laut (Sumber : https://bebaspedia.com/)

Hal apa yang pertama kali terpikirkan oleh kalian? Apa yang akan terjadi jika ikan tersebut
dimasukan ke dalam air tawar? Apakah ikan tersebut masih akan tetap hidup?

Pertanyaan tersebut akan berkaitan dengan fenomena sifat koligatif tekanan osmotik
larutan. Pada pelajaran biologi dijelaskan jika dalam tubuh ikan terjadi peristiwa osmosis
agar dapat bertahan hidup. Peristiwa ini akan sangat mempengaruhi proses sirkulasi air
dalam tubuh ikan. Perbedaan konsentrasi kadar garam pada air laut dan air tawar akan
menyebabkan suatu dampak tertentu pada tubuh ikan. Nah, bagaimana penjelasannya
ilmiahnya dalam ilmu kimia? Mari kita bahas materi berikut ini!

1. Tekanan Osmotik
Jika dua jenis larutan yang konsentrasinya berbeda dimasukkan ke dalam wadah
kemudian kedua larutan itu dipisahkan dengan selaput semipermeabel, apakah yang
akan terjadi? Perhatikan ilustrasi berikut!

Gambar 7. Peristiwa Osmosis (Sumber : https://www.pakarkimia.com/)

Gambar di atas menampilkan dua larutan yang memiliki konsentrasi berbeda dengan
dibatasi oleh selaput semipemebel. Larutan di kiri merupakan larutan encar yang
memilki tekanan osmotik rendah (hipotonik), sedangkan larutan di kanan merupakan
larutan pekat yang umumnya memilki tekanan osmotik yang pekat (hipertonik). Selaput
semipermeabel pada gambar hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat
dilalui oleh molekul zat terlarut. Molekul- molekul pelarut akan merembes dari larutan
encer ke larutan yang lebih pekat. Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer
ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput
semipermeabel disebut peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga
dicapai suatu kesetimbangan atau hingga kedua larutan isotonis. Hal ini ditandai
dengan berhentinya perubahan volume larutan. Perbedaan volume dua larutan pada
kesetimbangan menghasilkan suatu tekanan yang disebut tekanan osmosis. Tekanan
osmosis dapat juga diartikan sebagai tekanan yang diberikan untuk mencegah
terjadinya peristiwa osmosis.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus
yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:

PV = nRT atau πV = nRT


dengan mol/Volume menyatakan kemolaran larutan (M) maka persamaan di atas dapat
ditulis
𝑛
π= RT
𝑉
π= MRT

Keterangan :
π = Tekanan osmosis (atm)
M = Molaritas (mol/L)
R = Tetapan gas (0,082 atm L/mol K)
T = Suhu (K)
n = Mol terlarut (mol)
V = Volume larutan (L atau mL)

Aplikasi Tekanan Osmotik Dalam Kehidupan


a. Mengontrol Bentuk Sel
Pernahkah kamu melihat pasien yang dipasangi infus di rumah sakit. Cairan infus yang
dimasukan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah dengan selang khusus harus
memiliki tekanan osmosis yang sama dengan cairan sel-sel darah. Jika larutan pada cairan
infus memiliki tekanan yang lebih tinggi (hipertonik) atau lebih rendah (hipotonik) maka
sel-sel darah akan mengalami kerusakan sehingga sangat membahaykan pasien. Jadi
contoh penerapan tekanan osmosis adalah untuk mengotrol bentul sel agar tidak pecah
atau mengalami kerusakan.

b. Mesin Cuci Darah


Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) dengan
menggunakan mesin dialisis.

Mesin mesin dialisis ini menggunakan prinsip tekanan osmosis larutan. Terapi pada
hemodialisis menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil
seperti urea dari dalam sel darah melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan
lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein
sehingga akan tetap berada di dalam darah.

c. Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada
pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan
botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun
yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula
hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel
bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation),
menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1

DAFTAR PUSTAKA

Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 3 Untuk Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pangajuanto, Teguh dan Rahmidi, Tri. 2009. Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Partana, Crys Fajar dan Wiyarsi, Antuni. 2009. Mari Belajar Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas
XII. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Sitanggang, Sarmian. 2019. E-Modul Kimia XII. Direktorat Pembinaan SMA -Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Sudarmo, Unggul. 2013. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.

https://mafia.mafiaol.com/2017/08/contoh-sifat-klogatif-larutan-
dalam.html#:~:text=Kolam%20apung%20Atlantis%20Water%20Adventure,kad
ar%20garam%20rata%2Drata%20dilautan. diakses tanggal 17 September 2020

https://bebaspedia.com/sains/perbedaan-cara-minum-ikan-air-tawar-dan-ikan-air-asin/
diakses tanggal 17 September 2020
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

~ SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ~


Rangkuman Materi:

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah partikel zat
terlarut dan tidak tergantung dari sifat zat terlarut. Penguapan adalah peristiwa yang terjadi
ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-
menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut menguap Hukum Roult
menyatakan penurunan tekanan uap jenuh sebanding dengan fraksi mol terlarut. Semakin
besar nilai fraksi mol zat terlarut maka semakin rendah tekanan uap larutan. Kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku terjadi karena adanya interaksi zat terlarut dalam suatu pelarut.
Berdasarkan Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Artinya semakin
banyak zat terlarut dalam larutan maka penurunan titik beku dan kenaikan titik didihnya akan
semakin besar pula. Osmosis adalah proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke
larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput
semipermeable. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya
peristiwa osmosis. Larutan hipotonik adalah larutan dengan tekanan osmotik rendah. Larutan
hipertonik adalah larutan dengan tekanan osmotik tinggi. Larutan isotonik adalah larutan
dengan tekanan osmotik sama. Ketika terjadi perbedaan tekanan osmotik maka larutan akan
melakukan peristiwa osmosis hingga keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Sifat Koligatif Larutan

Penyelidikan 1

Selidiki fenomena berikut ini bersama teman kelompokmu


1. Larutan gula mempunyai rasa…….., sedangkan larutan garam memiliki rasa ………. sifat-sifat
larutan seperti rasa dan warna bergantung pada jenis ……….
2. Semakin pekat larutan gula, maka rasanya akan semakin ……….. Begitu pula dengan larutan
garam. Semakin pekat larutannya rasanya akan semakin ………..

Perhatikanlah ilustrasi berikut.

Seorang siswa melakukan pegujian titik beku terhadap beberapa senyawa dan hasilnya dilaporkan
sebagai berikut ini:
0,1 mol urea 0,2 mol urea 0,1 mol glukosa

Air 1 kg air 1 kg air 1 kg air

Tf = 0o C Tf = - 0,18o C Tf = - 0,36o C Tf = - 0,18o C


Gelas beker I Gelas beker II Gelas beker III Gelas beker IV

Tf =titik beku larutan

3. Bandingkanlah Tf (titik beku) gelas beker I dan gelas beker II, jelaskan perbedaan dari keempat
gelas beker tersebut?
4. Berapa selisih suhu titik beku larutan pada gelas beker II dengan air murni pada gelas beker I?

5. Berapa selisish titik beku larutan pada gelas beker III dengan air murni pada gelas beker I?

Percobaan: Pembuatan Es Krim

Alat dan bahan:


- Santan 1 L
- Agar-agar bubuk 10 gram
- Gula pasir 6 sdm
- Garam dapur 1 sdt
- Garam kroso/kasar 8 sdt
- Kuning telur 1 butir
- Tepung maizena 2 sdm
- Kaleng
-
Membuat Adonan Es
1. Siapkan santan
2. Rebus santan bersama agar-agar bubuk, gula pasir, dan garam.
3. Sebelum mendidih (± 15 menit sebelumnya), masukkan kuning telur yang telah dikocok dan
juga tepung maizena yang telah diaduk dengan air.
4. Setelah dirasa matang, matikan api.
5. Saring adonan dan biarkan suhu adonan minimal suhu kamar.

Cara Kerja Memutar Es Puter


6. Tuangkan adonan ke dalam kaleng kemudian letakkan kaleng ke dalam baskom.
7. Masukkan es batu di antara kaleng dan baskom . Taburkan garam kasar/krosok ke dalam es
batu.
8. Langkah selanjutnya adalah pemutaran es. Sebaiknya tabung dan wadah dalam keadaan
tertutup agar uap dingin tidak terlalu banyak yang keluar.
9. Jika es batu di dalam wadah telah banyak yang mencair, tambahkan es batu dan garam
kembali hingga seluruh adonan menggumpal membentuk es krim (ukur suhu pada es krim,
gunakan sampel)

Pengamatan

Catat hasil pengamatanmu pada tabel berikut ini:


Pengamatan Suhu (oC) ∆T Keterangan
Perubahan wujud yang terjadi pada
Titik beku pelarut pada 0 oC adonan eskrim,
adonan eskrim (air) Mula-mula :
Akhir:
Titik beku larutan pada
adonan es krim
Jika tekanan dalam ruangan dianggap 1 atm. Buatlah grafik hubungan antara tekanan dan suhu.

1 P (atm) Bandingkan dengan diagram P-T 2


sifat koligatif larutan berikut ini:

Arsirlah wilayah grafik yang


sesuai dengan grafik yang kamu
buat sebelumnya.

T (oC)

Sifat koligatif apakah yang kamu temukan


3 dalam grafik tersebut?

Mari Kita Buktikan !


TITIK DIDIH LARUTAN
A. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Gelas beaker 50 mL 1. Larutan NaCl 1 molal
2. Pembakar spiritus 2. Larutan gula (sukrosa) 1 molal
3. Termometer Celcius 3. Akuades
4. Kaki tiga
5. Kasa
B. Cara Kerja
Perhatikan gambar berikut ini!

Termometer Termometer Termometer

25 mL sukrosa 1 m 25 mL NaCl 1 m
25 mL akuades
Tuliskan langkah percobaan yang akan dilakukan berdasarkan gambar di atas!

C. Data Pengamatan
No. Zat yang Dipanaskan Titik didih (°C) Kenaikan Titik Didih (°C)
1. Akuades
2. Larutan sukrosa 1 m
3. Larutan NaCl 1 m

D. Analisis Data
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk analisis data hasil percobaan.
1. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan garam NaCl merupakan larutan ....................
sedangkan larutan gula (sukrosa) merupakan larutan .........................................................
2. Ingat! Larutan elektrolit dapat terdisosiasi menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak terdisosiasi.
Perhatikan gambar di bawah ini!

10 partikel urea dalam larutan 10 partikel NaCl dalam larutan


menghasilkan 10 partikel terlarut menghasilkan 20 partikel terlarut
Berdasarkan gambar di atas, larutan elektrolit memiliki jumlah partikel lebih ....................
(*banyak/sedikit) dibandingkan larutan nonelektrolit.
3. Bandingkan titik didih (Tb) larutan sukrosa dengan larutan NaCl pada konsentrasi yang sama!
Larutan yang titik didihnya lebih tinggi adalah ................................................
4. Bandingkan kenaikan titik didih (∆Tb) larutan sukrosa dengan larutan NaCl pada konsentrasi
yang sama! Larutan yang memiliki ∆Tb lebih tinggi adalah ...........................
5. Berdasarkan nilai ∆Tb, sifat koligatif larutan ....................... lebih tinggi dibandingkan sifat
koligatif larutan ............................
Mengapa hal ini dapat terjadi? Jelaskan!
{kunci: hubungkan sifat koligatif larutan dengan jumlah partikel seperti pada nomor}

TITIK BEKU LARUTAN


A. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Gelas beaker 250 mL 1. Akuades
2. Termometer Celcius 2. Larutan gula (sukrosa) 1 m
3. Tabung reaksi 3. Larutan NaCl 1 m

B. Cara Kerja
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gelas kimia yang berisi es ditaburi dengan kristal garam dapur. Tabung reaksi
diisi dengan akuades, larutan gula (sukrosa) 1 m, dan larutan NaCl 1 m.
Untuk mengukur suhu larutan digunakan termometer
Catatan:
suhu diukur pada waktu larutan berada dalam fase kesetimbangan

Tuliskan langkah percobaan yang akan dilakukan berdasarkan gambar di atas!

C. Data Pengamatan
No. Zat yang dibekukan Titik Beku (°C) Penurunan Titik Beku (°C)
1. Akuades
2. Larutan sukrosa 1 m
3. Larutan NaCl 1 m

D. Analisis Data
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk analisis data hasil percobaan.
1. Apa fungsi garam dapur yang ditaburkan kedalam es? Jelaskan!

2. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan garam NaCl merupakan larutan ....................
sedangkan larutan gula (sukrosa) merupakan larutan .........................................................
3. Ingat! Larutan elektrolit dapat terdisosiasi menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak terdisosiasi.
Perhatikan gambar di bawah ini!

10 partikel urea dalam larutan 10 partikel NaCl dalam larutan


menghasilkan 10 partikel terlarut menghasilkan 20 partikel terlarut
Berdasarkan gambar di atas, larutan elektrolit memiliki jumlah partikel lebih ....................
(*banyak/sedikit) dibandingkan larutan nonelektrolit.
4. Bandingkan titik beku (Tf) larutan sukrosa dengan larutan garam NaCl pada konsentrasi yang
sama! Larutan yang titik bekunya lebih rendah adalah .............................................
5. Bandingkan penurunan titik beku (∆Tf) larutan sukrosa dengan larutan garam NaCl pada
konsentrasi yang sama! Penurunan titik beku yang lebih besar dimiliki oleh larutan
..............................
6. Berdasarkan nilai ∆Tf, sifat koligatif larutan ....................... lebih tinggi dibandingkan sifat
koligatif larutan ............................
Mengapa hal ini dapat terjadi? Jelaskan!
{kunci: hubungkan sifat koligatif larutan dengan jumlah partikel seperti pada nomo
Mengetahui, Dompu, 10 Desember 2021
Kepala SMA Negeri 01 Kempo Guru mata pelajaran

Nama......................................... Nama....................................
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai