NIM : E1M020064
Prodi : Pendidikan Kimia
Tugas : Strategi Pembelajaran Kimia
A. Kompetensi Inti
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan informasi
dari berbagai sumber belajar dan mengolah informasi tersebut diharapkan siswa terlibat aktif
selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dan bertanggung
jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta
berfikir kritis, kreatif dan kolaboratif dalam menerapkan konsep sifat koligatif larutan serta
menganalisis data hasil percobaan dan mengkomunikasikan diskusi kelompok dengan tetap
mengutamakan sikap kerjasama, disiplin, jujur dan tanggung jawab dengan ridho Allah Swt.
(karakter)
D. Materi Pembelajaran
Sifat Koligatif Larutan
1. Fakta:
• kemolaran,
• kemolalan, dan
• fraksi mol
2. Konsep:
Sifat yang tidak bergantung pada jenis zat, tetapi bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut disebut sifat koligatif.
3. Prinsip:
Satuan yang digunakan untuk mempelajari sifat koligatif larutan adalah kemolaran,
kemolalan, dan fraksi mol
4. Prosedur:
Langkah-langkah percobaan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan osmosis
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Ceramah, Penugasan, Eksperimen
dan Resitasi
F. Media Pembelajaran
Media : LCD, Laptop, Proyektor,Lembar Kerja Siswa, Lembar Penilaian
Alat/Bahan : Spidol, Papan Tulis/White Board, Penggaris, HP
G. Sumber Belajar
• Johari, J. M. C. 2008. Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis
• Sunarya, Y. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
• Sudarmo, U. 2015. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
• Tim Masmedia (2013). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Sidoardjo: Masmedia
• Modul Kimia kelas XII, semester 1 kurikulum 2013
• Buku/ sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1
• Mengajukan pertanyaan.
• Memberitahukan tentang
kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
• Menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai langkah pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Mengamati
➢ pemberian contoh-contoh
materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan
Titik Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik untuk
dapat dikembangkan
peserta didik, dari media
interaktif, dsb
Mendengar
➢ dari berbagai sumber
tentang fenomena terkait
sifat koligatif (memasak
air dengan dan tanpa
garam; memasak dalam
panci dengan dan tanpa
tutup; penggunaan garam
di jalan bersalju,
penggunaan garam dalam
pembuatan es puter, dll)
➢ pemberian materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik oleh
guru
Menyimak,
➢ penjelasan pengantar
kegiatan secara garis
besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik, untuk melatih
kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.
• Mengumpulkan informasi
➢ mencatat semua informasi
tentang percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku yang
telah di peroleh pada buku
catatan dengan tulisan
yang rapid an
menggunakan bahasa
Indoensia yang baik dan
benar
➢ mencatat semua informasi
tentang materi Diagram P -
T, Tekanan Uap,
Penurunan Titik Beku,
Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik yang telah
diperoleh pada buku
catatan dengan tulisan
yang rapi dan
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
• Mempresentasikan ulang
➢ Peserta didik
mengkomunikasikan
secara lan atau
mempresentasikan hasil
percobaan, dan
melakukan percobaan
penurunan titik beku
sesuai dengan
pemahamannya
➢ Peserta didik
mengkomunikasikan
secara lisan atau
mempresentasikan materi
Diagram P - T, Tekanan
Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik
Didih, Osmosis, dan
Tekanan Osmotik sesuai
dengan pemahamannya
• Saling tukar informasi
tentang materi Diagram P - T,
Tekanan Uap, Penurunan Titik
Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan
Osmotik dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan
baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah
yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat
untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat
Catatan :
Selama pembelajaran Diagram P - T, Tekanan Uap, Penurunan Titik Beku, Kenaikan Titik Didih,
Osmosis, dan Tekanan Osmotik berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
I. Penilaian
Teknik Penilaian
1) Sikap : Observasi/pengamatan, angket Sikap selama KBM,
Penilain Diri, Penilaian Teman Sebaya
J. Pembelajaran REMEDIAL
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagipesertadidik yang capaian KD nya
belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melaluiremidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
testertulis kembali.
K. Pembelajaran PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
sebagai berikut:
• Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) < n < n (maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
• Siwa yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
~Lampiran~
Lampiran 1
a. Penilaian Sikap
Kelompok ............
No Aspek yang dinilai A B C D E
1 Aktif mendengar
2 Aktif bertanya
3 Mengemukakan pendapat
4 Mengendalikan diri
5 Menghargai orang lain
6 Bekerja sama dengan orang lain
7 Berbagi pengetahuan yang dimiliki
8 Pengelolaan waktu
2. Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya
Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut format
penilaian :
Catatan :
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (500 : 500) x 100 =
100,00
4. Kode nilai / predikat :
- 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
- 50,01 – 75,00 = Baik (B)
- 25,01 – 50,00 = Cukup (C)
b. Penilaian Pengetahuan
1. Tes Lisan
1) Jelaskan tentang sifat koligatif larutan penurunan titik beku !
Jawaban : Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku suatu pelarut dengan
titik beku larutan, yang diakibatkan adanya penambahan zat terlarut dalam pelarut tersebut
(Skor = 25 )
2) Jelaskan tentang sifat koligatif larutan tekanan osmosis!
Jawaban : Tekanan osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kesetimbangan osmotic antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu
membrane semipermiabel yang dapatditembus hanya oleh pelarut tersebut. ( Skor = 25 )
3) Bagaimana konsep penurunan titik beku dalam proses pembuatan es putar?
Jawaban : Adonan es krim ditempatkan pada wadah yang terendam es batu yang telah diberi
garam dapur sambal diputar. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan
titik beku beberapa derajat dibawah titik beku air murni.Ketika Es dicampur garam, es mencair
dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan tempraturnya. Proses ini memerlukan
panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es
krim padat dan lezat siap dihidangkan. Proses pengguncangan dalam pembuatan es krim
tersebutbertujuan untuk memperkecil ukuran Kristal es yang terbentuk agar es krim semakin
lembut dan untuk menghasilkan busa yang seragam/homogen. ( Skor = 30 )
4) Mengapa Lintah yang melekat pada kulit bisa dilepaskan dengan menggunakan deterjen atau
garam?
Jawaban : Lintah punya banyak air di dalam tubuhnya, serta tubuhnya ditutupi kulit yang
merupakan membrane berpori. Jadi ketika menabur deterjen atau garam ditubuh lintah, deterjen
atau garam tersebut akan larut di lender yang digunakan lintah untuk berjalan. Akhirnya jadilah
sebuah larutan deterjen atau larutan garam, yang mana konsentrasi larutan garam di luar tubuh
lintah lebih tinggi ketimbang di dalam tubuh lintah. Terjadilah osmosis yang membuat lintah
kehilangan banyak air, dehidrasi, dan mati dalam keadaan kering. ( Skor = 30 )
2. Tes Tertulis
• Pilihan Ganda
1. Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Larutan Konsentrasi Tf
(kemolalan)
Gula 0,10 -0,1860
0,01 -0,0186
Urea 0,10 -0,1860
0,01 -0,0186
Garam 0,10 -0,3720
dapur
0,01 -0,0372
Dari data di atas penurunan titik beku larutan ditentukan oleh.......
a. Jumlah partikel zat terlarut
b. Jenis zat terlarut
c. Jenis pelarut
d. Perbedaan titik beku zat terlarut
e. Perbedaan titik beku zat pelarut
2. Berikut ini adalah contoh penurunan titik beku larutan dalam kehidupan
sehari-hariadalah...
a. Infus
b. Pembuatan es krim
c. Penyerapan air oleh ikan
d. Sorot lampu di malam hari
e. Pembentukan delta laut
Tekanan
(cmHg)
-0,3 C 0C
Dari diagram di atas, jika harga Kf = 1,8 maka harga molal larutan
tersebutadalah........
a. 1/6
b. 1/3
b. ½
c. 1
d. 6
4. Tekanan osmotik dari 500 mL larutan yang mengandung 17,1 gram gula (Mr gula
= 342) pada suhu 27oC adalah ......... (R = 0,082 L atm/mol K)
a. 1,64 atm
b. 1,80 atm
c. 2,00 atm
d. 2,16 atm
e. 2,46 atm
5. Pada larutan berikut ini yang memiliki tekanan osmotik paling tinggi adalah....
a. Larutan glukosa 0,3 M
b. Larutan NaCl 0,4 M
c. Larutan MgCl2 0,5 M
d. Larutan Urea 0,6 M
e. Larutan NaOH 0,7 M
a P P
T T
P eP
b
T T
Pedoman Penskoran
No Kunci Jawaban Skor Nilai
1 A Jumla
2 B h
3 A benar
4 E x100
5 C
6 D
• Soal uraian
1. GrafikHubunganTekanandanTemperatur (P-T)
2. Diketahui fraksi mol larutan urea dalam air adalah 0,2. Bila tekanan uap air
murni pada suhu 20°C adalah 17,5 mmHg, hitunglah tekanan uap jenuh larutan
pada suhu yang sama!
3. Ketika 45 gram senyawa X dilarutkan dengan 135 g air terjadi penurunan
tekanan uap sebesar 45 mmHg. Tentukan Mr zat tersebut jika tekanan uap
jenuh air 720 mmHg!
4. Glukosa (Mr = 180) sebanyak 12 gram dilarutkan kedalam air 500 gram air.
Jika tetapan penurunan titik beku molal air (Kf) adalah 1,86° C/molal, tentukan
penurunan titik beku larutan dan harga titik beku larutan!
5. Dalam 250 gram air terlarut 18 gram suatuzat X. Titik didih larutan ini
adalah 100,208°C. Tentukan massa molekul relative zat terlarut tersebut
(Kb air = 0,52°C/m)!
Pedoman Penskoran:
No Soal Uraian Kunci Jawaban Skor
1. Jawab : 3
Jawab :
5
∆Tf = m x Kf
4. Glukosa (Mr = 180) 𝑎 1000
= 𝑥 x Kf
𝑀𝑚 𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
sebanyak 12 gram dilarutkan
12 𝑔 1000
ke dalam air 500 gram air. = 180𝑔 𝑥 500𝑔 x 1,86
⁄𝑚𝑜𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = x 100
20
Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam menggunakan
data hasil percobaan dan
melakukan perhitungan
3 Ketekunan/ keuletan dalam
belajar baik secara kelompok
maupun individu dalam
menyelesaikan masalah yang ada.
4 Kejujuran dalam mengolah data
untuk membuktikan sifat koligatif
Larutan
Rubrik
Pedoman penilaian :
Menyampaikan Mempertahankan
Nama Peserta Mananggapi Jumlah
No Pendapat Argumentasi Nilai
didik skors
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Rubrik :
Menyampaikan pendapat :
1 = tidak sesuai masalah
2 = sesuai dengan masalah, tetapi belum benar
3 = sesuai dengan masalah dan benar
Menanggapi pendapat :
1 = langsung setuju atau manyanggah tanpa alasan.
2 = setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar, tetapi tidak sempurna.
3 = setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar.
4 = setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi.
Mempertahankan pendapat :
1 = tidak dapat mempertahankan pendapat.
2 = mampu mempertahankan pendapat dengan alasan yang kurang benar.
3 = mampu mempertahankan pendapat dengan alasan yang benar tetapi tidak didukung
referensi.
4 = mampu mempertahankan pendapat dengan alasan yang benar dan didukung referensi
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
PENYUSUN
Rananda Vinsiah, S.Pd.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
PETA KONSEP
Molaritas (M)
Konsentrasi
Molalitas (m)
Larutan
KONSENTRASI LARUTAN
Sifat koligatif merupakan sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah partikel zat
terlarut dan tidak tergantung dari sifat zat terlarut. Jumlah partikel zat terlarut dalam suatu
larutan dinyatakan dalam suatu besaran yaitu Konsentrasi Larutan. Konsentrasi larutan yang
kita bahas pada modul ini ada tiga jenis, yaitu Molaritas (M), molalitas (m), dan fraksi mol (X).
Pada mapel kimia kelas X telah dibahas materi Konsep Mol khususnya pada
Jembatan Mol. Materi tersebut harus Ananda ingat Kembali sebagai dasar atau prasyarat
mempelajari materi tentang Konsentrasi Larutan berikut.
1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut didalam setiap 1 liter larutan
Rumus :
𝒏 𝒎 𝟏𝟎𝟎𝟎 % 𝒙 𝟏𝟎 𝒙 𝝆
𝑴= 𝑴= 𝒙 𝑴=
𝑽 𝑴𝒓 𝑽 (𝒎𝒍) 𝑴𝒓
Keterangan :
M = molaritas (M) m = massa terlarut (gr)
n = mol zat (mol) Mr = molekul relatif (gr/mol)
V = volume (L atau mL) % = persen kadar zat
ρ = massa jenis (gr/mL)
2. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1.000 gram pelarut.
Rumus :
𝒈𝒓 𝟏𝟎𝟎𝟎 % 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝒎= 𝒙 𝑴= 𝒙
𝑴𝒓 𝒑 (𝒈𝒓)
𝑴𝒓 (𝟏𝟎𝟎−%)
Keterangan :
m = molalitas (m) % = persen kadar zat
gr = massa terlarut (gr) Mr = molekul relatif (gr/mol)p =
massa pelarut (gr)
Rumus :
𝒏𝒕 𝒏𝒑
𝑿𝒕 =
𝒏𝒕+𝒏𝒑 𝑿𝒑 =
Xt + Xp = 1
Keterangan :
Xt = fraksi mol terlarut nt = mol terlarut
Xp = fraksi mol pelarut np = mol pelarutp
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
Gambar 1. Kolam Apung di Tempat Salah Satu Tempat Wisata Air (Sumber
: http://ancolcom.blogspot.com/)
Apa yang sedang dilakukan oleh orang pada gambar tersebut? Apakah orang tersebut
tenggelam? Mengapa hal demikian dapat terjadi?
Gambar di atas merupakan gambar kolam apung. Kolam apung seperti yang terletak pada
Atlantis Water Adventure Taman Impian Jaya Ancol Jakarta merupakan contoh terjadinya
penurunan tekanan uap pelarut. Air yang berada di kolam apung ini memiliki kadar garam
yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kadar garam rata-rata di
lautan. Air atau pelarut yang ada di kolam apung ini sulit menguap karena tekanan uap
pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Semakin
banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain, adanya
zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena memiliki konsentrasi zat
terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini akan mengapung atau tidak
tenggelam. Lalu, bagaimana kaitannya dengan sifat koligatif larutan? Mari kita bahas dalam
modul ini.
Zat Terlarut
Gambar 1. Konsep Perubahan Sifat Pada Pelarut Oleh Zat Terlarut Non Volatil
Berdasarkan analisa tersebut, sifat koligatif larutan terdiri atas 4 sifat, meliputi :
• Penurunan tekanan uap (∆P)
• Kenaikan titik didih (∆Tb)
• Penurunan titik beku (∆Tf)
• Tekanan osmotik (π)
Berdasarkan eksperimen Marie Francois Raoult (1878) pada suatu larutan, partikel-
partikel zat terlarut akan menghalangi gerak molekul pelarut untuk berubah dari bentuk
cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah dari
tekanan uap jenuh larutan murni. Adapun bunyi Hukum Raoult yang berkaitan dengan
penurunan tekanan uap adalah sebagai berikut :
a. Penurunan tekanan uap jenuh tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut
sehingga semakin besar nilai fraksi mol zat terlarut maka tekanan uap larutan akan
semakin rendah.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
ΔP = Xt . Pᵒ
P = Xp . Pᵒ
Keterangan :
ΔP = Penurunan tekanan uap (mmHg)
Xp = Fraksi mol pelarut
Xt = Fraksi mol terlarut
P° = Tekanan uap jenuh pelarut murni
P = Tekanan uap larutan (mmHg)
Hal apakah yang terpikir olehmu? Mengapa es puter di dalam gerobak tetap dingin
walaupun sudah berkeliling dalam waktu lama? Apakah si penjual membawa kulkasnya?
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
Lalu bagaimana menjaga agar es putarnya tetap membeku? Atau mengapa pada saat
memasak sayuran, garam selalu ditambahkan setelah air mendidih?
Es putar adalah es krim untuk masyarakat kelas bawah selain rasanya yang enak harganya
juga cukup murah dan terjangkau. Ada hal yang menarik dari para penjual Es putar ini
mereka berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menjual es mereka tanpa
membawa lemari es (kulkas) hanya membawa gerobak mereka yang berisi es batu
secukupnya tetapi Es putar atau es tong-tong mereka tidak mencair padahal hampir
seharian mereka menjajakan dagangan mereka, mereka hanya menambahkan garam pada Es
batu yang mereka bawa untuk menjaga Es putar mereka tidak cepat mencair. Sama halnya
dengan proses memasak yang terdapat pada gambar di sebelahnya tersebut. Ketika memasak
sayuran, penambahan garam selalu dilakukan setelah air mendidih agar proses memasak
tidak memakan waktu yang lama. Berdasarkan kedua fenomena tersebut, maka mari kita
perhatikan bagaimana penjelasan ilmiahnya.
Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni hingga membentuk larutan
maka titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena molekul
molekul pelarut susah berubah menjadi fase cair karena partikel terlarut menghalangi
pergerakan partikel pelarut. Misalnya, titik beku normal air adalah 0 oC. Namun dengan
adanya zat terlarut pada suhu 0 oC air belum membeku. Jadi selisih titik beku pelarut (Tfo)
dengan titik beku larutan (Tf) disebut penurunantitik beku (ΔTf).
ΔTf = Tf° – Tf
Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya.
ΔTf = m x Kf
Keterangan :
Tf larutan (Tb) = Titik beku larutan (°C)Tf
pelarut (Tb°) = Titik beku pelarut (°C)
ΔTf = Penurunan titik beku (°C)
m = Molalitas larutan (molal)
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
Jika air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg), maka air akan mendidih
pada suhu 100oC. Jika pada suhu yang sama dilarutkan gula, maka tekanan uap air akan
turun. Jika semakin banyak gula yang dilarutkan, maka makin banyak penurunan tekanan
uapnya. Hal ini mengakibatkan larutan gula belum mendidih pada suhu 100oC. Agar
larutan gula cepat mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap
jenuhnya sama dengan tekanan uap di sekitarnya. Selisih antara titik didih larutan dengan
titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ΔTb ).
ΔTb = Tb – Tb°
Secara umum semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan maka kenaikan titik didih
akan semakin besar sehingga persamaan untuk menentukan perubahan titik didih
sebanding dengan hasil kali molalitas (m) dengan nilai Kb pelarut.
ΔTb = m x Kb
Keterangan :
Tb larutan (Tb) = Titik didih larutan (°C)
Tb pelarut (Tb°) = Titik didih pelarut (°C)
ΔTb = Kenaikan titik didih (°C)
m = Molalitas larutan (molal)
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal (°C/molal )
Diagram P-T
Coba kalian cermati diagram di bawah ini!
Dari diagram 3 fasa tersebut, hal apakah yang dapat kamu kemukakan? Dapatkah kalian
melihat posisi dari ketiga wujud zat yang ada? Adakah pengaruh tekanan pada diagram
tersebut? Lalu apa fungsi dari diagram tersebut di atas?
Diagram di atas dapat digunakan untuk menganalisa bagaimana pengaruh sifat koligatif
larutan berdasarkan variabel tekanan (P) dan suhu (T). Adanya zat terlarut pada suatu
larutan tidak hanya memengaruhi tekanan uap saja, tetapi juga memengaruhi titik didih dan
titik beku. Keberadaan suatu zat terlarut dalam larutan menyebabkan penurunan tekanan
uap yang mengakibatkan terjadinya penurunan garis kesetimbangan antarfase sehingga
muncul sifat koligatif kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Posisi kenaikan titik
didih larutan pada diagram tersebut berada di sebelah kanan dari pelarutnya yang
menunjukkan jika titik didih larutan lebih tinggi dan terbentuk delta. Hal yang sama juga
dialami oleh penurunan titik beku larutan yang terletak pada posisi lebih kiri dibanding
pelarutnya.
TEKANAN OSMOTIK
Hal apa yang pertama kali terpikirkan oleh kalian? Apa yang akan terjadi jika ikan tersebut
dimasukan ke dalam air tawar? Apakah ikan tersebut masih akan tetap hidup?
Pertanyaan tersebut akan berkaitan dengan fenomena sifat koligatif tekanan osmotik
larutan. Pada pelajaran biologi dijelaskan jika dalam tubuh ikan terjadi peristiwa osmosis
agar dapat bertahan hidup. Peristiwa ini akan sangat mempengaruhi proses sirkulasi air
dalam tubuh ikan. Perbedaan konsentrasi kadar garam pada air laut dan air tawar akan
menyebabkan suatu dampak tertentu pada tubuh ikan. Nah, bagaimana penjelasannya
ilmiahnya dalam ilmu kimia? Mari kita bahas materi berikut ini!
1. Tekanan Osmotik
Jika dua jenis larutan yang konsentrasinya berbeda dimasukkan ke dalam wadah
kemudian kedua larutan itu dipisahkan dengan selaput semipermeabel, apakah yang
akan terjadi? Perhatikan ilustrasi berikut!
Gambar di atas menampilkan dua larutan yang memiliki konsentrasi berbeda dengan
dibatasi oleh selaput semipemebel. Larutan di kiri merupakan larutan encar yang
memilki tekanan osmotik rendah (hipotonik), sedangkan larutan di kanan merupakan
larutan pekat yang umumnya memilki tekanan osmotik yang pekat (hipertonik). Selaput
semipermeabel pada gambar hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat
dilalui oleh molekul zat terlarut. Molekul- molekul pelarut akan merembes dari larutan
encer ke larutan yang lebih pekat. Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer
ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput
semipermeabel disebut peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga
dicapai suatu kesetimbangan atau hingga kedua larutan isotonis. Hal ini ditandai
dengan berhentinya perubahan volume larutan. Perbedaan volume dua larutan pada
kesetimbangan menghasilkan suatu tekanan yang disebut tekanan osmosis. Tekanan
osmosis dapat juga diartikan sebagai tekanan yang diberikan untuk mencegah
terjadinya peristiwa osmosis.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus
yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
Keterangan :
π = Tekanan osmosis (atm)
M = Molaritas (mol/L)
R = Tetapan gas (0,082 atm L/mol K)
T = Suhu (K)
n = Mol terlarut (mol)
V = Volume larutan (L atau mL)
Mesin mesin dialisis ini menggunakan prinsip tekanan osmosis larutan. Terapi pada
hemodialisis menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil
seperti urea dari dalam sel darah melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan
lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein
sehingga akan tetap berada di dalam darah.
c. Pengawetan Selai
Industri makanan ringan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada
pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan
botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun
yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula
hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel
bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation),
menyebabkan sel bakteri tersebut mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi.
Modul Kimia Kelas XII KD 3.1
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 3 Untuk Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pangajuanto, Teguh dan Rahmidi, Tri. 2009. Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Partana, Crys Fajar dan Wiyarsi, Antuni. 2009. Mari Belajar Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas
XII. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Sitanggang, Sarmian. 2019. E-Modul Kimia XII. Direktorat Pembinaan SMA -Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Sudarmo, Unggul. 2013. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
https://mafia.mafiaol.com/2017/08/contoh-sifat-klogatif-larutan-
dalam.html#:~:text=Kolam%20apung%20Atlantis%20Water%20Adventure,kad
ar%20garam%20rata%2Drata%20dilautan. diakses tanggal 17 September 2020
https://bebaspedia.com/sains/perbedaan-cara-minum-ikan-air-tawar-dan-ikan-air-asin/
diakses tanggal 17 September 2020
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah partikel zat
terlarut dan tidak tergantung dari sifat zat terlarut. Penguapan adalah peristiwa yang terjadi
ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-
menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut menguap Hukum Roult
menyatakan penurunan tekanan uap jenuh sebanding dengan fraksi mol terlarut. Semakin
besar nilai fraksi mol zat terlarut maka semakin rendah tekanan uap larutan. Kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku terjadi karena adanya interaksi zat terlarut dalam suatu pelarut.
Berdasarkan Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Artinya semakin
banyak zat terlarut dalam larutan maka penurunan titik beku dan kenaikan titik didihnya akan
semakin besar pula. Osmosis adalah proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke
larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput
semipermeable. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya
peristiwa osmosis. Larutan hipotonik adalah larutan dengan tekanan osmotik rendah. Larutan
hipertonik adalah larutan dengan tekanan osmotik tinggi. Larutan isotonik adalah larutan
dengan tekanan osmotik sama. Ketika terjadi perbedaan tekanan osmotik maka larutan akan
melakukan peristiwa osmosis hingga keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Sifat Koligatif Larutan
Penyelidikan 1
Seorang siswa melakukan pegujian titik beku terhadap beberapa senyawa dan hasilnya dilaporkan
sebagai berikut ini:
0,1 mol urea 0,2 mol urea 0,1 mol glukosa
3. Bandingkanlah Tf (titik beku) gelas beker I dan gelas beker II, jelaskan perbedaan dari keempat
gelas beker tersebut?
4. Berapa selisih suhu titik beku larutan pada gelas beker II dengan air murni pada gelas beker I?
5. Berapa selisish titik beku larutan pada gelas beker III dengan air murni pada gelas beker I?
Pengamatan
T (oC)
25 mL sukrosa 1 m 25 mL NaCl 1 m
25 mL akuades
Tuliskan langkah percobaan yang akan dilakukan berdasarkan gambar di atas!
C. Data Pengamatan
No. Zat yang Dipanaskan Titik didih (°C) Kenaikan Titik Didih (°C)
1. Akuades
2. Larutan sukrosa 1 m
3. Larutan NaCl 1 m
D. Analisis Data
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk analisis data hasil percobaan.
1. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan garam NaCl merupakan larutan ....................
sedangkan larutan gula (sukrosa) merupakan larutan .........................................................
2. Ingat! Larutan elektrolit dapat terdisosiasi menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak terdisosiasi.
Perhatikan gambar di bawah ini!
B. Cara Kerja
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gelas kimia yang berisi es ditaburi dengan kristal garam dapur. Tabung reaksi
diisi dengan akuades, larutan gula (sukrosa) 1 m, dan larutan NaCl 1 m.
Untuk mengukur suhu larutan digunakan termometer
Catatan:
suhu diukur pada waktu larutan berada dalam fase kesetimbangan
C. Data Pengamatan
No. Zat yang dibekukan Titik Beku (°C) Penurunan Titik Beku (°C)
1. Akuades
2. Larutan sukrosa 1 m
3. Larutan NaCl 1 m
D. Analisis Data
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk analisis data hasil percobaan.
1. Apa fungsi garam dapur yang ditaburkan kedalam es? Jelaskan!
2. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan garam NaCl merupakan larutan ....................
sedangkan larutan gula (sukrosa) merupakan larutan .........................................................
3. Ingat! Larutan elektrolit dapat terdisosiasi menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak terdisosiasi.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Nama......................................... Nama....................................
NIP. NIP.