NIM : 19410100
Identitas Film CL (catatan lapangan)
Pengamatan Tanggal 10 April 2021
Judul : 3 Idiots
A. Judul Observasi
Observasi Sistem Pendidikan dalam Film 3 Idiots
B. Sistem Pendidikan
3Idiots ini berkisah tentang tiga orang mahasiswa yang melawan aturan pakem di ICE yang
merupakan salah satu perguruan tinggi ternama dunia yang ada di India. Dalam kampus
tersebut mahasiswa dibebani dengan target yang berat. Mahasiswa harus mencapai target
tersebut dan kampus tidak memperhatikan sisi psikologis dan kecerdasan emosional
mahasiswa. Hal tersebut tidak sebanding dengan tingkah laku ketiga tokoh aneh namun
kreatif, mereka bertiga dijuluki idiot.
Persaingan di kampus tersebut adalah hal yang wajar. Viru yang berkedudukan sebagai
rector kampus tersebut mencontohkan pada para mahasiswa melalui burung Cukcoo yang
membuang telur lain di sarang sebagai perumpanaan kompetisi dan bersaing. Tetapi,
Ranccho, Raju dan Farhan memiliki pandangan berbeda dan mengambil jalan lain. Salah
satunya adalah ketika Ranccho memprotes sistem pendidikan di ICE yang kolot dan
membuat mahasiswa bersikap egois atau hanya mementingkan diri sendiri.
Dalam film tersebut, terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam sistem pendidikan
di suatu tempat dan Langkah apa yang bisa dilakukan untuk mendukung pendidikan yang
sehat. Film yang dikemas dengan genre komedi dan drama ini seolah mengkritisi praktik
nyata dari dunia pendidikan. Sistem Pendidikan selama ini siswa bahkan sampai
mahasiswa hanya dipacu untuk mendapat nilai bagus, lulus lalu bekerja dan kaya tanpa
pernah peduli dengan potensi lain yang ada di dalam diri mereka. Hal tersebut tersebut
memang menguntungkan untuk mereka yang kompetitif dan pintar. Namun tidak
menguntungkan bagi yang memiliki sifat sebaliknya atau bahkan mereka yang cerdas tapi
tak tertangani dengan sistem pendidikan yang benar.
Di lain sisi, sistem pendidikan seperti itu saat ini juga berlaku di Indonesia ini, yang hanya
mementingkan kompetensi sehingga mahasiswa itu sendiri tak mampu berpikir secara
kreatif. Mahasiswa takut karya mereka tak sesuai dengan keinginan dosen sehingga lebih
memilih mencari atau mencontek tugas teman dibanding memikirkan hasil akhir untuk
dirinya. Selain itu dalam film ini juga diajarkan tentang kepercayaan diri yang tinggi.
Jadilah orang yang memahami kemampuan dirimu dan maksimalkan potensi tersebut. Jadi
orang yang berbeda dengan yang lain. Ketika kita terus berusaha dan percaya bisa
menggapainya, kesuksesan dapat dipastikan akan kita raih.
Pendidikan dalam hal ini seperti sekolah formal harus menjadi bagian terpenting dalam setiap
perkembangan karakter dan pemikiran manusia sebagai individu yang bebas. Bebas dalam
hal ini bebas dalam pemikiran tanpa adanya tekanan-tekanan. Namun di dalam film 3 Idiots
nampak jelas bahwa pendidikan justru sebagai agen yang menghambat dalam proses
sosialisasi. Fungsi manifest pendidikan yang seharusnya sebagai penyalur bakat dan minat
ternyata yang menonjol dalam film tersebut adalah fungsi latennya. Fungsi laten tersebut
nampak pada pembatasan kreatifitas, pendisiplinan yang terlalu berlebih, dan sebagainya.
Salah satu contoh dari pembatasan kreatifitas atau fungsi laten sekolah di singgung dalam
film ini. Dimana seorang mahasiswa yang luar biasa dengan temuannya di anggap sebagai
penemuan yang tidak masuk akal oleh sang rektor.
Pendidikan seharusnya menjadi tempat melatih intelektual dan kualitas namun kenyataannya
justru malah menjadi ajang mealtih ingatan. Tampak dalam film tersebut tingkatan intelektual
sangat tampak ketika seorang mahasiswa mampu menghafal secara tekstual lebih dihargai
dan yang sebaliknya dianggap bodoh. Menurut Derrida ilmu pengetahuan cenderung
dijadikan sebagai alat legitimasi kebenaran umum. Maka Derrida memberikan konsep
dekonstruksi logosentrisme. Artinya logosentrisme memiliki artian bahwa pusat dari segala
sesuatu yang dianggap benar itu bisa didekonstruksi dengan pengajuan premis baru. Akhirnya
terbentuklah suatu pengetahuan baru. Film tersebut memperlihatkan bahwa pengetahuan yang
bersifat tekstual menjadi domain kebenaran umum dan mutlak serta harus diikuti. Namun,
bagi salah
seorang mahasiswa yang lain memberikan pernyataan yang tidak sama dengan teks namun
memiliki inti pengertian yang sama ia ditolak dan dianggap menyimpang.
KESIMPULAN
Daftar Pustaka