Anda di halaman 1dari 79

PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PEMINDAH DAN


PENUANG ISI DRUM DENGAN MENGGUNAKAN
TENAGA HIDROLIK

Oleh :

IDA BAGUS ADHI BRAHMANA WIDHIANTARA

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BALI
2020
PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PEMINDAH DAN


PENUANG ISI DRUM DENGAN MENGGUNAKAN
TENAGA HIDROLIK

Oleh :

IDA BAGUS ADHI BRAHMANA WIDHIANTARA


NIM. 1715213099

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BALI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMINDAH DAN PENUANG ISI


DRUM DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA HIDROLIK

Oleh :

IDA ABAGUS ADHI BRAHMANA WIDHIANTARA


NIM. 1715213099

Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan


Program D3 pada Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bali

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

I Gede Oka Pujihadi, ST., M.Erg. Dr. Drs. I Ketut Darma, M.Pd.
NIP.196606181997021001 NIP.196112311992031008

Disahkan oleh:
Ketua Jurusan Tenik Mesin

iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ida Bagus Adhi Brahmana Widhiantara
NIM : 1715213099
Program Studi : D3 Teknik Mesin
Judul Proyek Akhir : Rancang Bangun Alat Pemindah Dan Penuang Isi Drum
Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Proyek Akhir ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam Proyek Akhir ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Perundang-undangan yang berlaku.

Badung, 24 Agustus 2020


Yang membuat pernyataan

Ida Bagus Adhi Brahmana Widhiantara


NIM. 1715213099

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan Proyek Akhir ini, penulis banyak menerima


bimbingan, petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik yang
bersifat moral maupun material. Penulia secara khusus mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Dengan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis pada kesempatan ini
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Nyoman Abdi, SE, M. Com, selaku Dierktur Politeknik Negeri Bali.
2. Bapak Dr. Ir. I Gede Santosa, M.Erg, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
3. Bapak I Kadek Ervan Hadi Wiryanta, ST., MT, selaku Sekretaris Jurusan
Teknik Mesin.
4. Bapak I Wayan Suastawa, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma 3
Teknik Mesin.
5. Bapak I Gede Oka Pujihadi, S.T., M.Erg. selaku dosen pembimbing-1 yang
selalu memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan semangat kepada
penulis, sehingga Proyek Akhir ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Dr. Drs. I Ketut Darma, M.Pd. selaku dosen pembimbing-2 yang selalu
memberikan dukungan, perhatian, semangat dari awal menjadi mahasiswa
hingga saat ini.
7. Segenap dosen dan seluruh staf akademik serta PLP yang selalu membantu
dan memberikan fasilitas, ilmu, serta pendidikan pada penulis hingga dapat
menunjang dalam penyelesaian Proyek Akhir ini.
8. Kedua orang tua tercinta yang selama ini telah membantu penulis dalam
bentuk perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa demi kelancaran dan
kesuksesan dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini.
9. Kemudian terima kasih banyak kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan serta perhatian kepada penulis.
10. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam proses
penyelesaian Proyek Akhir yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu

v
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membalas semua kebaikan yang
telah diberikan.
Semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya,
peneliti atau penulis, dan khususnya kepada civitas akademik

Jimbaran, 17 Agustus 2020

Ida Bagus Adhi Brahmana W

vi
ABSTRAK

Perkembangan di dunia industri semakin berkembang pesat, kebutuhan


alat-alat penunjang di industri maupun bengkel juga ikut mengalami
perkembangan. Dimana pada era saat ini para pekerja di industri maupun di
bengkel telah banyak dipermudah oleh kemajuan alat-alat penunjang pekerjaan.
Penulis mengambil salah satu persoalan pada sebuah industri maupun bengkel,
yang dimana persoalan tersebuat adalah proses pemindahan dan penuangan
sebuah drum yang berisikan oli bekas yang didapat dari sebuah kendaraan
maupun alat berat pada industri.

Sebuah kendaraan maupun alat-alat di industri wajib halnya menjaga


kualitas oli, apabila oli sudah pada batas waktu penggunaannya maka oli wajib di
ganti. Oli-oli bekas ini akan ditampung pada sebuah drum yang dimana oli-oli
bekas ini akan dijual untuk di daur ulang. Ketika pekerja akan memindahkan
drum oli tersebut ke tempat yang diinginkan, diperlukan tenaga minimal dua
orang. Maka dari itu penulis merancang sebuah alat yang dapat memudahkan
pekerja untuk melakukan pemindahan dan juga dapat digunakan untuk
menuangkan sebuah oli bekas.

Dengan adanya alat yang dirancang, para pekerja dapat mempermudah


dan mempercepat pekerjaan memindahkan sebuah drum oli ke tempat yang
diperlukan sebesar 46,52% dari sebelum menggunakan alat, dan juga alat yang
dirancang mampu menuangkan oli yang terdapat pada drum ke tempat
penampungan. Dengan adanya alat ini dapat dilakukan oleh satu orang, yang
dimana biasanya memerlukan tenaga dua orang atau lebih untuk melakukan
pekerjaan tersebut.

Kata kunci: Pemindah, Penuang, Drum, Oli.

vii
EQUIPMENT PROJECT MOVERS AND DRUM FILLER, BY USING
HYDRAULIC POWER

ABSTRACT

The development in the industrial world is growing rapidly, the need for
supporting equipment in industry and workshops is also experiencing
development. Where in the current era workers in industry and in workshops
have been facilitated a lot by the progress of work support tools, where industrial
players also want to be able to simplify and speed up the work they do, therefore
many companies build a tool that can help the players. industry. With so many
needs in industry and workshops, the author takes one problem in an industry or
workshop, where the problem is the process of removing and pouring a drum
containing used oil obtained from a vehicle or heavy equipment in the industry.

Oil is an important part in the vehicle mechanism and tool tools found in
industry, where the function of an oil is as a lubricant that covers the two parts of
the object that experience a friction, and also maintains the life of vehicles and
industrial tools. A vehicle or equipment in the industry is obliged to maintain the
quality of the oil, if the oil has reached the deadline for use, the oil must be
changed. This used oil will be accommodated in a drum where this used oil will
be sold for recycling. When the worker will move the oil drum to the desired
place, a minimum of two people is required. Therefore, the authors designed a
tool that can make it easier for workers to make transfers and can also be used to
pour used oil.

With a designed tool, workers can simplify the job of moving an oil drum to the
place needed 46,52% befor using the equipment, and also a tool that is designed
to be able to pour the oil contained in the drum into a reservoir. With this tool it
can be done by one person, which usually requires two or more people to do the
job.

Key words: Transfer, Pourer, Oil, Drum

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini yang
saya beri judul Rancang Bangun Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum Dengan
Menggunakan Tenaga Hidrolik. Dimana yang dimaksud isi drum tersebut adalah
oli, mengapa dipilihnya oli sebagai objek dari isi drum tersebut karna dari segi
berat oli memiliki masa yang paling berat dibanding air atau bensin, dan juga di
industri lebih banyak menggunakan drum sebagai wadah oli. Alat yang dirancang
ini dapat mempermudah seseorang untuk memindah drum oli ke tempat yang
diinginkan.
Penyusunan Proyek Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan
program pendidikan pada jenjang Diploma 3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Bali. Saya menyadari Proyek Akhir ini masih jauh dari kata sempurna ,
oleh karna itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai
pembelajaran demi menyempurnakan karaya ilmiah yang selanjutkan. Semoga
dengan selesainya Proyek Ini dapat bermaanfaat untuk semua orang dan juga saya
agar mendapat pengalaman untuk merancang sesuatu proyek dengan matang dan
sudah diperhitungkan dengan baik.

Badung, 24 Agustus 2020

Ida Bagus Adhi Brahmana Widhiantara

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Oleh Pembimbing................................................................iii
Lembar Persetujuan Dosen Penguji......................................................................iv
Surat Pernyataan Bebas Plagiat.............................................................................v
Ucapan terimakasi................................................................................................vi
Abstrak Dalam Bahasa Indonesia.......................................................................viii
Abstrak Dalam Bahasa Inggris.............................................................................ix
Kata Pengantar.......................................................................................................x
Daftar Isi...............................................................................................................xi
Daftar Tabel........................................................................................................xiv
Daftar Gambar.....................................................................................................xv
Daftar Lampiran................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................4
2.1 Rancang Bangun..............................................................................................4
2.2 Sejarah Hydrolik.............................................................................................4
2.3 Mekanisme Hydrolik.....................................................................................8
2.3.1Rumus Pascal Dongkrak Hydrolik.....................................................10
2.4 Barel Drum ...................................................................................................10
2.5 Oli/Minyak Pelumas.....................................................................................11
2.5.1Oli Mineral..........................................................................................13
2.5.2Oli Sintetis..........................................................................................13
2.6 Gearbox Reducer...........................................................................................13

x
2.7 Gear ..............................................................................................................14
2.7.1 Menentukan Ukuran Gear..................................................................15
2. 8 Rantai............................................................................................................16
2.9 Bahan Rangka...............................................................................................16
2.10Pemilihan Bantalan.......................................................................................17
2.10.1 Klasifikasi Bantalan.........................................................................17
2.10.2 Perhitungan Bantalan Gelinding......................................................18
2.12 Mur dan Baut19
2.12.1 Perhitungan Baut dan Mur.............................................................20
2.13 Pemilihan Poros.........................................................................................21
2.13.1 Macam Macam Poros.....................................................................21
2.13.2 Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Poros....................................22
2.13.3 Perhitungan Poros...........................................................................23
2.15 Pengelasan.................................................................................................25
2.15.1 Klasifikasi Pengelasan....................................................................26
2.15.2 Perhitungan Pengelasan..................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................34
3.1 Rancang Bangun..........................................................................................34
3.1.1 Desain Atau Pemodelan.................................................................34
3.1.2 Model Rancang Yang Diusulkan...................................................35
3.2 Alur Penelitian.............................................................................................36
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................38
3.3.1 Waktu Penelitian.............................................................................38
3.3.2 Lokasi Penerapan Alat.....................................................................38
3.3.3 Lokasi Pembuatan............................................................................38
3.4 Penentuan Sumber Data...............................................................................39
3.5 Sumber Daya Penelitian...............................................................................39
3.5.1 Alat...................................................................................................39
3.5.2 Bahan................................................................................................40
3.5.3 Rincian Anggaran Biaya..................................................................41
3.6 Instrumen Penelitian....................................................................................41

xi
3.7 Prosedur Penelitian......................................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................43


4.1 Desain Rancangan ......................................................................................43
4.2 Perhitungan Berat Total .............................................................................44
4.3 Perhitungan Dongkrak ...............................................................................44
4.4 Perhitungan Beban Yang Diterima Sistem Harmonika .............................44
4.5 Penggunaan Sprocket ................................................................................45
4.6 Perancangan Poros Menggunakan Bushing ..............................................45
4.7 Perhitungan Bantalan .................................................................................48
4.8 Perhitungan Mur dan Baut ........................................................................50
4.9 Perhitungan Las .........................................................................................51
4.10 Persiapan Bahan Baku ...............................................................................52
4.10.1 Proses Pembuatan Rangka Utama ...................................................53
4.10.2 Proses Pembuatan Rangka Garpu Pengangkat ................................54
4.10.3 Proses Pembuatan Rangka Garpu Pemutar .....................................56
4.10.4 Proses Pembuatan penambah Tinggi Dongkrak ..............................57
4.11 Proses Pengecatan Dan Finishing ..............................................................58
4.12 Proses Perakitan .........................................................................................59
4.13 Hasil Rancangan ........................................................................................59
4.14 Pengujian Alat ............................................................................................60
4.15 Biaya Habis Pakai ......................................................................................62
BAB V PENUTUP ............................................................................................63
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................63
5.2 Saran ............................................................................................................64

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tekanan Permukaan Yang Diizinkan Pada Ulir…………………..21


Tabel 2.2 Faktor-Faktor Koreksi Daya Yang Akan di Transmisikan, f c…….24
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan………………………………………………..39
Tabel 3.2 Bahan Untuk Membuat Rancang Bangun…………………………39
Tabel 3.3 Rancangan Anggaran Biaya……………………………………….40

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Dongkrak Hidrolik ciptaan frank dipatenkan


pada tahun 1905……………………………………………………6
Gambar 2.2 Lifting Jack dengan pelindung diatasnya……………….…………..7
Gambar 2.3 Mekanisme Dongkrak Hidrolik……………………………….........9
Gambar 2.4 Barel Drum………………………………………………………...11
Gambar 2.5 Gearbox Speed Reducer…………………………………………...15
Gambar 2.6 Gear bagian depan sepeda motor………………………………….16
Gamabr 2.7 Diameter pitch……………………………………………….…….18
Gambar 2.8 Rantai sepeda motor ukuran 520………………………….……….20
Gambar 2.9 Bagian-bagian bantalan……………………………………………20
Gambar 2.10 Jenis-jenis baut dan mur…………………………………………...21
Gambar 2.11 Simbol Baut dan Mur…………………………………...…………26
Gambar 2.12 Poros…………………………………………………...
…………..28
Gambar 2.13 Macam-macam pasak……………………………………………...30
Gambar 2.14 Gaya geser pada pasak…………………………………………….31
Gambar 2.15 Sambungan las bentuk T…………………………………………..31
Gambar 2.16 Sambungan las tumpang…………………………………………..32
Gambar 2.17 Sambungan Las Sisi………………………………………………32
Gambar 2.18 Samabungan Dengan Penguat…………………………………….32
Gambar 3.1 Orang Memindahkan Drum Oli…………………………………..33
Gambar 3.2 Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum……………………………34
Gambar 3.3 Alur Penelitian……………………………………………………36
Gambar 4.1 Disain Rancangan.............................................................................43
Gambar 4.2 Diagram Perhitungan Beban.............................................................44
Gambar 4.3 Sistem Bushing ................................................................................44
Gambar 4.4 Sistem Bushing Pada Rancang Bangun............................................45
Gambar 4.5 Diagram Poros..................................................................................47

xiv
Gambar 4.6 Diagram Poros..................................................................................47
Gambar 4.7 Rangka Utama..................................................................................54
Gambar 4.8 Rangka Garpu Pengangkat...............................................................55
Gambar 4.9 Pengunci Atas dan Bawah................................................................56
Gambar 4.10 Rangka Garpu Pemutar...................................................................57
Gambar 4.11 Penambah Tinggi Dongkrak (Harmonika).....................................58
Gambar 4.12 Hasil Rancangan.............................................................................59
Gambar 4.13 Pemindahan Secara Manual...........................................................60
Gambar 4.14 Pengujian Penuangan Oli Bekas Dibantu Alat Rancangan............61

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Faktor Koreksi Keamanan Dongkrak.....................................66


Lampiran 2 Tabel Kekuatan Manusia.................................................................66
Lampiran 3 Tabel Factor-factor V,X,Y,dan X 0 , Y 0...............................................67
Lampiran 4 Tabel Faktor-faktor Kapasitas Nominal Bantalan............................68
Lampiran 5 Tabel Tekanan Yang Diizinkan Pada Ulir........................................68
Lampiran 6 Lembar Bimbingan Pembingbing 1.................................................69
Lampiran 7 Lembar Bimbingan Pembingbing 2..................................................71
Lampiran 8 Gambar Garpu Pengangkat...............................................................73
Lampiran 9 Gambar Komponen Harmonika........................................................74
Lampiran 10 Gambar Rangka Utama...................................................................75
Lampiran 11 Gambar Garpu Pengangkat.............................................................76
Lampiran 12 Gambar Tuas Pendorong Rantai.....................................................77
Lampiran 13 Gambar 3D Rancang Bangun.........................................................74

xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didunia industri penggunaan oli atau pelumas dalam sekala besar sangatlah
penting untuk memperlancar proses produksi yang dimana pelumas tersebut
digunakan untuk melumasi bagian bagian terpenting pada alat produksi yang
terdapat pada industri tersebut, dapat dibayangkan berapa banyak oli yang
diperlukan untuk melumasi dan mengisi oli pada alat produksi tersebut.
Penggunaan oli yang banyak maka dari itu perusahaan akan mnggunakan pelumas
atau oli yang berkapasitas besar dengan menggunakan drum untuk menampung
pelumas tersebut. Ketika oli atau pelumas tersebut diperlukan maka akan
dipindahkan dari tempat penyimpanan menuju tempat dima pelumas atau oli
tersebut diperlukan. Apabila drum oli yang diperlukan banyak biasanya industri
besar akan menggunakan forklit untuk memindahkan drum oli ketempat yang
diperlukan, dengan cara menaruh drum pada palet yang diisikan lebih dari satu
drum kemudian dikunci menggunkan sabuk pengerat, kemudian forklift akan
mengangkat drum pada palet menggunakan forknya. Namun apabila hanya untuk
memindahkan satu buah drum tidaklah efisien menggunakan forklift.
Penggunaan drum juga terdapat pada bengkel, biasanya bengkel
menggunakan drum untuk menempatkan oli bekas dari kendaraan, agar oli yang
telah digunakan dapat ditampung pada wadah besar agar lebih mudah ketika akan
dijual kembali.
Spesifikasi drum besi umum memiliki bentuk silinder dengan ketebalan
1mm, tinggi 89cm, diameter 58cm, dan kapasitas 200 liter. Namum juga diameter,
tinggi, dan kapasitas juga ada yang lebih besar atau kecil tetapi tidak terlalu jauh
dari ukuran tersebut, tidak lebih dari 1 hingga 2cm.
Pada rancang bangun yang nantinya di kerjakan akan menggunakan drum
dengan kapasitas 200 liter agar mudah didapat dipasaran. Alat pemindah
2

drum ini akan dapat mempermudah dan efisien untuk memindahkan drum oli ke
tujuan yang diperlukan, hanya dibutuhkan satu orang utuk mengoprasikan alat ini.
Sistem pompa hidrolik akan mempermudah seseorang untuk mengangkat drum
kemudian sistem lock digunakan untuk mengunci drum agar dapat terkuci dan
tidak terjatuh ketika drum nanti di putar untuk dituangkan isinya. Gearbox akan
membantu meringankan seseorang saat memutar drum yang berisi oli di
dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang sudah diuraikan pada latar


belakang diatas, adalah:
1. Bagaimana rancangan alat pemindah dan penuang isi drum dengan
kapasitas 200 liter menggunakan tenaga hidrolik.
2. Apakah alat yang dirancang apat mempercepat proses pemindahan dan
penuangan isi drum.

1.3 Batasan Masalah

Dalam proyek akhir, penulis mengambil judul dengan nama Rancang


Bangun Alat Pemindah Drum dan Penuang Isi Drum Dengan Menggunakan
Tenaga Hidrolik. Untuk membatasi permasalahan dalam rancang bangun ini maka
penulis memberikan batasan masalah, sehingga pembahasan yang dilakukan tidak
keluar dari tujuan yang ada. Adapun batasan masalahnya adalah:
1. Alat yang dirancang hanya dapat mengangkat drum dengan ketinggian
sesuai dengan ukuran tinggi dongkrak hidrolik 1 ton.
2. Alat yang dapat menuangkan isi drum dengan menggunakan Gearbox
3. Alat yang dirancang hanya mampu menahan beban maksimal 200 kg.

1.4 Tujuan Penelitian

Perancangan Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum yang akan dibuat
memiliki beberapa tujuan. Dimana terdapat tujuan umum dan tujuan khusus
3

dibuatnya Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum. Adapun tujuan dari
perancangan yaitu:

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari perancangan ini sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Pendidikan D3 pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Bali.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan dilakukan perancangan ini guna untuk membantu merancang alat


Pemindah dan Penuang Isi Drum agar dapat bekerja dengan baik sesuai
perhitungan yang telah dilakukan. Dimana perhitungan yang nantinya akan
dilakukan akan berhubungan dengan material bahan yang dipilih sesuai beban
yang akan diterima oleh alat tersebut. Alat harus kuat tahan akan beban dan dapat
digeser dengan mudah.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari apa yang telah dilihat di lapangan, untuk memindah drum yang berisi
cairan akan sangat sulit dilakukan oleh satu orang. Biasanya drum akan
digulingkan dengan posisi sedikit dimiringkan agar dapat dipindahkan, namun
cara ini tergolong tidak efisien, susah diarahkan dan tergolong berat apabila drum
penuh terisi cairan. Di industri besar yang memiliki forklift dapat dengan mudah
melakukannya namun hanya untuk memindahkan satu drum sangatlah tidak
efisien karna harus menggunkan alat yang menggunkan bahan bakar hanya untuk
memindahkan satu drum saja, sama saja boros bahan bakar. Pada lab otomotif di
Politeknik Negeri Bali pastinya akan menggunakan drum untuk penampung oli
bekas dari kendaraan, rancang bangun alat ini akan sangat bermanfaat digunakan
apabila ingin memindahkan drum oli dari satu tempat ketempat lain. Pada bengkel
bengkel kecil ataupun dealer motor sangat jarang memiliki forklift, rancangan alat
ini akan membantu mempermudah mekanik untuk memindahkan drum.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Rancang Bangun


Rancang bangun adalah rekayasa dari suatu konstruksi atau struktur yang
mewujudkan konsep menjadi barang atau alat. Aktivitas perencanaan atau
perancangan suatu konstruksi harus mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai
berikut :
1. Mudah dan sederhana, mudah dibuat/komponen yang umum ada di pasaran
2. Ekonomis
3. Estetik
4. Tepat guna
Rancangan Produk pada dasarnya ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam merancang suatu produk yaitu:
1. Aspek fungsi
Rancangan produk yang baik harus sanggup berfungsi sesuai dengan
kehendak pengguna produk. Kekuatan dan daya tahan produk haruslah
dipertimbangkan.
2. Aspek kemudahan untuk dibuat
Suatu produk yang dirancang dengan keandalan yang tinggi, akan tidak
berarti jika pembuatannya tidak mudah. Rancangan suatu produk akan
menentukan tingkat teknologi yang diperlukan untuk proses pabrikasi, pemilihan
bahan baku, dan perkakas bantu yang harus digunakan.

2.2 Sejarah Dongkrak Hidrolik

Sesuai namanya, dongkrak hidrolik adalah alat yang digunakan untuk


mendongkrak sebuah benda yang sangat berat, contohnya : mesin, kendaraan, dll.
Dongkrak Hidrolik disebut dengan hidrolik karena memang menggunakan liquid
atau cairan khusus sebagai salah satu faktor yang dapat membantu pada saat
proses pengangkatan. Sedangkan Sistem hidrolik adalah sebuah sistem yang
5

menggunakan tenaga fluida liquid untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang


sederhana. Dongkrak Hidrolik pertama kami diciptakan oleh William Joseph
Curtis Pada tahun 1838 dan mengajukan paten Inggris untuk dongkrak hidrolik
ini. Dan pada tahun 1851, penemu Richard Dudgeon mendapat hak paten untuk
“Dongkrak hidrolik portabel” – jack hidrolik, Dongkrak hidrolik yang terbukti
jauh lebih unggul dari dongkrak dengan menggunakan sekrup yang digunakan
saat itu. Pada saat itu Dongkrak hidrolik biasanya digunakan untuk pekerjaan
toko, bukan sebagai alat penolong darurat yang dibawa kendaraan. Penggunaan
dongkrak hidrolik juga tidak dirancang untuk kendaraan tertentu, melainkan
digunakan untuk mengangkat elevator di gedung bertingkat rendah dan sedang.
Dan pada tahun 1981 muncullah Frank L Gormley Sr. Frank L Gormley Sr dari
Nova Scotia yang tercatat lahir di negara Canada. Frank L Gormley Sr bekerja di
sebuah perusahaan yaitu BUDA Co yang berlokasi dipinggiran Chicago, Havey,
Illinois saat menciptakan Dongkrak Hidrolik tersebut. Perusahaan yang dia geluti
disana adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkereta apian, Gedung,
Otomotif dan pengeboran. Perusahaan ini terkenal akan kecepatannya
mengerjakan proyek-proyek besarnya dan kebetulan saat itu Frank bekerja di
bidang tersebut. Yaitu menciptakan inovasi untuk membuat kinerja perusahaan
menjadi semakin cepat dan baik. Dan pada 1905, Frank mulai menciptakan
dongkrak hidrolik pertamanya yang dinamakan dengan lifting jack. Pada saat itu,
Frank masih berusia 24 tahun tetapi sudah dapat mencengangkan orang-orang
dengan hasil temuannya itu. Saat itu Frank mendemonstrasikan temuannya berupa
prototype dongkrak hidrolik ( lifting jack ) yang berukuran hanya 4 inch yaitu
hanya sebesar gelas minum anda dirumah atau hanya sebesar genggaman tangan
pria dewasa. Namun yang membuat orang-orang tercengang adalah kemampuan
dari dongkrak hidrolik temuan Frank tersebut yang dapat mengangkat beban
seberat 1000 lbs atau setara 453 Kg.
6

Gambar 2.1 : Mekanisme Dongkrak Hidrolik ciptaan frank dipatenkan pada tahun 1905
Sumber: anonymous, 2014

Seperti yang sudah kami jelaskan diatas, dongkrak hidrolik pertama


diciptakan pada tahun 1905 oleh Frank L Gormley Sr dengan prototype seperti
gambar diatas. Dari penemuan tersebut, Dongkrak Hidrolik tersebut mendapatkan
hak paten pertamanya agar keasliannya lebih terlindungi. Penemuan Frank tidak
terhenti sampai disitu. Pada tahun 1908, Frank mulai menyempurnakan
penemuannya dengan menciptakan Screw Jack yaitu Dongkrak Hidrolik dengan
penyempurnaan ulirnya agar lebih halus dan kuat. Penemuan Frank akan
dongkrak hidrolik ini membuat perusahaan BUDA Co tentunya semakin
meningkat kepopularitasannya. Dan tentunya Frank mendapatkan royalty dari
temuannya ini, walau akhirnya royalti tersebut dialihkan ke perusahaan BUDA
Co.
7

Gambar 2.2 : Lifting Jack dengan pelindung diatasnya


Sumber: anonymous, 2014

Penemuan Frank L Gormley Sr berlanjut pada tahun 1909 dengan


menciptakan lagi penyempurnaan dari dongkrak hidrolik sebelumnya, yaitu litifng
jack. Pada penemuannya kali ini, Frank menciptakan desain lifting jack yang baru
yaitu dengan penutup atau pelindung di bagian atas, yang fungsinya untuk
melindungi tabung hidroliknya dari terkena benda langsung, agar lebih awet dan
lebih maksimal dalam penggunaannya. Setelah diciptakannya dongkrak hidrolik
pada masa itu, penjualan dan produksi dari dongkrak hidrolik semakin meluas dan
menyebar. Produk Dongkrak Hidrolik yang dibuat Frank sedikit demi sedikit
8

mulai dikenal masyarakat luas, sehingga Frank pun menjadi orang yang dikenal
saat itu. Namun setelah masa itu, terjadi perang dunia ke-1 yang membuat
melemahnya semua perekonomian dunia dan perusahaan-perusahaan besar pun
banyak yang berhenti beroperasi. Begitu juga dengan perusahaan yang
memproduksi Lifting jack yang diciptakan Frank ini. Tetapi setelah selesainya
perang dunia ke-1 dan perlahan perekonomian duniapun mulai tumbuh, Frank
memulai inovasinya kembali dalam menciptakan Dongkrak Hidroliknya. Frank
perlahan mulai berinovasi dengan menciptakan dongkrak hidrolik yang lebih
bagus dan lebih sempurna, serta mulai bervariasi bentuk dan kegunaannya. Dari
tahun 1926, Frank terus memulai untuk membangun kehidupannya kembali
hingga tahun 1938 Frank pun menyudahi karirnya. Beliau memutuskan untuk
pensiun dari perusahaan tempatnya bekerja dan memulai kehidupan dengan
keluarganya hingga beliau memiliki cucu.

2.3 Mekanisme Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik banyak digunakan untuk mengangkat beban berat seperti


mobil, mesin dan benda-benda lain. Jika kita perhatikan, dongkrak hidrolik
dengan ukuran yang tidak begitu besar tapi mampu mengangkat beban yang lebih
berat. Sering kita lihat pada pembangunan konstruksi mesin hidrolik dioperasikan
dalam dalam bentuk fork lift, crane, buldoser, loader, dan lain-lain. Cara kerja
dasar di balik setiap sistem hidrolik sangat sederhana: Tenaga yang diterapkan
pada satu titik ditransmisikan ke titik lain yang menggunakan cairan yang
dimampatkan. Cairan yang digunakan hampir semuanya berupa minyak. Tenaga
yang dialirkan akan dilipatgandakan. Sistem hidrolik sederhana terdiri dari dua
piston dan pipa berisi minyak yang menghubungkan kedua piston. Dua piston
dalam dua silinder dipenuhi dengan minyak dan terhubung satu sama lain dengan
pipa yang diisi minyak. Jika gaya diterapkan ke bawah pada salah satu piston,
maka tenaga akan diteruskan ke piston kedua melalui minyak di dalam pipa.
Karena minyak termampatkan akan membuat efisiensi sangat baik, hampir semua
tenaga akan disalurkan ke piston kedua. Hal yang menarik mengenai sistem
9

hidrolik adalah bahwa pipa yang menghubungkan dua silinder dapat memiliki
panjang dan bentuk yang bervariasi, sehingga memungkinkan untuk merancang
jalur pipa melalui segala macam rintangan yang memisahkan dua piston tersebut.

Gamba 2.3 : Mekanisme Dongkrak Hidrolik


Sumber: anonymous, 2013

Hal lain yang menarik tentang sistem hidrolik adalah sangat mudah untuk
menambah kekuatan perkalian (atau divisi) sistem. Dalam sistem hidrolik, kunci
utamanya adalah mengubah ukuran satu piston dan silinder relatif terhadap yang
lain, sehingga piston lain ukurannya lebih besar dan menghasilkan tenaga yang
lebih kuat pula. Perkalian Hidrolik. Untuk menentukan faktor perkalian, dimulai
dengan melihat ukuran piston. Pada dasarnya cukup sederhana. Ambil saja contoh
terdapat dua piston X dan Y. Piston Y memiliki area permukaan 10 kali lebih
besar daripada piston X. Ketika kekuatan diterapkan pada piston X akan
menggerakkan piston Y sebesar 10 unit untuk setiap satu unit gerakan piston X,
dan tenaga yang dihasilkan berlipat ganda hingga 10 kali pada piston Y. Rem di
mobil Anda adalah contoh lain dari implementasi sistem hidrolik. Ketika Anda
menekan pedal rem di mobil Anda, sistem akan mendorong piston dalam master
rem silinder. Empat piston, satu di setiap roda yang menekan bantalan rem untuk
menghentikan mobil. Sangat penting untuk memastikan bahwa sistem hidrolik
bebas dari gelembung udara. Jika ada gelembung udara dalam sistem hidrolik,
gaya yang diberikan ke piston biasanya akan mengompresi udara dalam
10

gelembung terlebih dulu daripada menggerakkan piston kedua, sehingga sangat


berpengaruh besar pada efisiensi sistem hidrolik.

2.3.1 Rumus Pascal Dongkrak Hidrolik

Bunyi hukum pascal adalah tekanan yang diberikan oleh zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dan sama besar. Misalkan terdapat
pipa seperti pipa U, jika pipa tersebut diberi air, kemudian pada masing-masing
lubangnya diberikan penutup. Pada penampang yang kecil akan dibutuhkan gaya
yang kecil untuk mendorongnya, sedangkan pada penampang yang besar akan
dihasilkan gaya yang besar karena penampangnya yang besar. Kemudian besar
tekanan pada penampang kecil sama dengan tekanan pada penampang yang besar.
Rumus Pascal (Sularso, 2004):
F1 F 2
= (2.1)
A1 A2
Jika diketahui jari-jari atau diameter, rumusnya berubah menjadi:

F1 F2
2
= (2.2)
D 1 D22
F1 F2
2
= (2.3)
R 1 R22
Keterangan :
F1 = gaya pada penampang 1 (newton) D1 = diameter pada penampang 1
(m)
F2 = gaya pada penampang 2 (newton) D2 = diameter pada penampang 2
(m)
A1 = luas penampang 1 (m2) R1 = jari-jari pada penampang 1 (m)
A2 = luas penampang 2 (m2) R2 = jari-jari pada penampang 2 (m)

2.4 Barel Drum

Barel drum pertama kali digunakan pada masa ladang minyak di


Pennsylvania pada tahun 1860-an, ketika minyak bumi pertama kali diproduksi,
11

belum terdapat standar kontainer (wadah) untuk minyak tersebut, sehingga


minyak dan produk petroleum disimpan dan ditransportasikan dalam barel (tong)
yang berbeda-beda bentuk dan ukurannya (barel untuk bir, ikan, molase,
turpentine, dll). Terdapat dua ukuran yang umum digunakan yaitu barel 42 US
gallon (didasarkan pada ukuran lama anggur Inggris, tierce), dan 40 US gallon
atau 151,4 liter (menggunakan barel wiski).
Barel 40 gallon merupakan barel yang umum digunakan pada mulanya, tetapi
perusahaan-perusahaan kadang-kadang tidak mengisinya penuh. Akan tetapi,
Standard Oil Company, sebuah perusahaan minyak besar pada masa awal
produksi minyak Amerika Serikat mengirimkan minyak dalam barel yang selalu
tepat berisi 42 US gallons. Para pelanggan kemudian menolak untuk menerima
segala sesuatu yang berisi kurang dari itu sehingga pada tahun 1866, barel minyak
distandarkan pada 42 US gallons. Ada yang menganggap bahwa disebabkan barel
Standard Oil dicat biru maka barel disingkat menjadi bbl (blue barrel / barel biru).
Hal ini masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Monopoli Standard Oil
kemudian dipecah menjadi 34 perusahaan berbeda tahun 1911. Namun sekrang
banyak ukuran barel yang diciptakan sesuai kebutuhan. Di Indonesia barel drum
pada umumnya berkapasitas 200 Liter, dengan ketebalan 1mm, tinggi 88Cm,
diameter 58Cm.

Gambar 2.4 : Barel Drum


Sumber: anonymous, 2013

2.5 Oli/Minyak Pelumas

Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang banyak
ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang
12

membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai
mesin. Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar
mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin
dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah
terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal
mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu,
aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi
tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan
rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin
bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat
menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam
bearing. Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan
karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk
mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi
sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam. Oli harus
mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar
terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli,
maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli
kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan
logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu kental akan memberi resistensi
berlebih untuk mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki
kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika
mesin dioperasikan. Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri
yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli
tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti oli memiliki kekentalan 5 pada
temperatur dingin di musim dingin (Winter), dan kekentalan 30 pada temperatur
100 derajat celcius. Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai
permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari
5W-30 (Contoh: 0W-16, 0W-20) . Karena mesin belakangan lebih sophisticated
sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil
13

yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50)
pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan
butuh semprotan lebih tinggi. Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar
sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal
dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.

2.5.1 Oli Mineral


Oli mineral terbuat dari oli berbahan dasar (base oil) yang diambil dari
minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat
aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin
memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama
bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli
mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-
celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

2.5.2 Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian
terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian
dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli
mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester yang paling
sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak
mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli
karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam).
Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif
dibandingkan dengan oli mineral.

2.6 Gearbox Reducer

Gearbox Reducer adalah suatu perangkat yang dapat menambah kekutan


beban atau torsi dengan cara merubah kecepatan dari dinamo motor. Gearbox atau
reducer adalah kombinasi prangkat mekanik dan elektrik dimana fungsi gearbox
14

adalah untuk mereduce tau mengurangi kecepatan motor untuk memdapat torsi
yang lebih besar. Secara prinsip perbedaan motor dengan gearbox adalah ketika
motor memiliki kecepatan tinggi, namun memiliki beban rendah (torsi kecil).
Sedangkan gearbox memiliki putaran rendah namun memiliki beban torsi yang
besar.

Gambar 2.5 : Gearbox Speed Reducer


Sumber: anonymous, 2014

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih gearbox adalah:

1. Power gearbox speed reducer ( dalam Kw maupun Hp)


2. Ratio atau perbandingan gearbox speed reducer (perbandingan)
3. Output gearbox speed reducer (kecepatan akhir)
4. Output torsi gearbox speed reducer ( besaran torsi / NM)
5. Mounting position gearbox speed reducer (arah penempatan / posisi)
6. Application gearbox speed reducer (aplikasi / kegunaan)

2.7 Gear dan Rantai


Gear dalam rancang bangun akan digunakan pada ujung dari dongkrak yang
bergerak naik turun.
15

Gambar 2.6 : Gear bagian depan sepeda motor


Sumber: anonymous, 2019

Ketika dongkrak dinaikan gear yang terpasang pada ujung dongkrak akan
bergerak naik dan akan menarik rantai yang terhubung pada fork pemegang drum,
karna rantai tertarik oleh dongkrak yang dipasangkan gear maka fork akan ikut
terangkat bersama drum. Pemilihan gear pada rancang bangun ini menggunakan
gear depan sepeda motor ukuran yang digunakan tidak ada kriteria khusus.

2.7.1 Menentukan ukuran Gear

Yang dimaksud dengan ukuran sproket yaitu diameter pitch-nya. Diameter


pitch itu sendiri dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini, (sonawan,
2014)

pitch
[ inch ] =
D 1800 (2.4)
sin ( jumlah gigi )

Ganbar2.7: Diameter pitch


Sumber: Sonawan, 2014

Jika misalkan putaran sproket kecil dan sproket besar telah diketahui maka
ukuran sproket besar dihitung dari perbandingan jumlah gigi sproket.
(Sonawan, 2014)
n1 D1 m. z 1 z 1 1
u¿ = = = = (2.5)
n2 D2 m. z 2 z 2 i
keterangan:
u= Perbandingan iumlah gigi
i = Rasio kecepatan
n1=Kecepatan putaran sproket kecil (rpm)
16

n2 = Kecepatan putaran sproket besar (rpm)


z 1 = Jumlah gigi sproket kecil
z 2 = Jumlah gigi sproket besar
D1 = Diameter sproket kecil
D2 = Diameter sproket besar

2.8 Rantai

Penggunaan rantai pada rancang bangun kali ini menggunakan rantai pada
sepeda motor dengan ukuran 520, rantai yang biasanya digunakan pada motor
yang ber-cc diatas 250. Ukuran yang dipilih guna memperkuat kekuatan rantai
ketika mengangkat beban yang berat.

Gambar 2.8: Rantai sepeda motor ukuran 520


Sumber: anonymous, 2015

2.9 Bahan Rangka


Material rangka yang akan digunakan adalah:

1. Besi UNP Kanal U 100 Ukuran 100x50x5mm


2. Besi Holo Black Steel
3. Besi UNP Kanal U Ukuran 65x40x3mm

Besi kanal U dimana kegunaan sebagai rangka juga difungsikan untuk lintasan
roda pada garpu pengangkat drum yang dimana pergerakannya naik turun sesuai
pergerakan dongkrak.
17

2.10 Pemilihan Bantalan


Bantalan adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros beban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

2.10.1 Klasifikasi Bantalan

1. Atas gerakan bantalan terhadap poros


a. Bantalan luncur: Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros
dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantara lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding: Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat. (Sularso dan Suga, 2004)
Bantalan gelinding (bearing) dipergunakan untuk menumpu suatu beban
dengan tetap memberikan keleluasaan gerak relatif antara dua elemen di dalam
sebuah mesin. Jenis bantalan yang umum sering digunakan untuk menahan
sebuah poros yang berputar, menahan beban radial murni atau gabungan beban
radial dan aksial. Beberapa bantalan dirancang hanya untuk menahan beban
aksial. Kebanyakan bentalan digunakan dalam banyak aplikasi yang berkaitan
dengan beban yang berputar, tapi beberapa digunakan dalam aplikasi gerakan
lurus. (Nur dan Suyuti, 2018)
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang
sangatt kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola
atau rol, dipasang antara cincin, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding
sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Bantalan gelinding dapat
memuat beban radial dan sedikit beban aksial serta bantalan aksial membawa
beban sejajar sumbu poros. Menurut bentuk elemen gelindingnya dapat dibagi
atas bantalan bola dan bantalan rol. (Sularso dan Suga, 2004)
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
18

a. Bantalan radial: Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
dengan sumbu poros.
b. Bantalan aksial:Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar lurus
dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus: Bantalan ini dapat menumpu beban yang
arahnya sejejar dan tegak lurus sumbu poros.

Gambar 2.9: Bagian-bagian bantalan


Sumber: Nur dan Suyuti, 2018

2.10.2 Perhitungan Bantalan Gelinding

Suatu beban sedemikian rupa hingga memberikan umur yang sama dengan
umur yang diberikan oleh beban dan kondisi putaran sebenarnya disebut beban
eqivalen dinamis. Jika suatu deformasi permanen, eqivalen dengan deformasi
permanen maksimum yang terjadi karena kondisi beban statis yang sebenarnya di
mana elemen gelinding membuat kontak dengan cincin pada tegangan maksimum,
maka beban menimbulkan deformasi tersebut dinamakan eqivalen statis. Factor V
sama dengan 1 untuk pembebanan pada cincin dalam yang berputar, dan 1,2 untuk
pembebanan pada cincin luar yang berputar. (Sularso dan Suga, 2004)

1. Mencari beban eqivalen.(Sularso dan Suga, 2004)


Pr=X . V . Fr +Y . Fa (2.7)
Keterangan:
Pr= beban eqivalen (kg)
X = faktor radial
Y = faktor aksial
19

V = faktor putaran (1)


Fr= beban radial (kg)
Fa= beban aksial (kg)

2. Mencari faktor kecepatan bantalan


1 /3
33,3
( )
f n=
n
(2.8)

Keterangan :
n = kecepatan putar poros (rpm)
fn = faktor kecepatan putar
3. Mencari faktor umur bantalan. (Sularso dan Suga, 2004)
c
f h=f n (2.9)
p
1 /3
33,3
fn¿ ( )
n
(2.10)

Keterangan:
fh= faktor umur bantalan
fn= factor kecepatan putar
c = beban nominal dinamis (kg)
p = beban ekivalen dinamis (kg)
4. Perhitungan umur nominal bantalan. (Sularso dan Suga, 2004)
Umur bantalan L (90 % dari jumlah sampel, selama berputar 1 juta
putaran tidak memperhatikan kerusakan karena kelelahan gelinding) dapat
ditentukan sebagai berikut :

fh = 500 f 3h (2.11)

Keterangan:
fh=Umur nominal bantalan (Jam)

2.12 Mur dan Baut


Mur dan baut digunakan untuk mengencangkan part-part di berbagai macam
area kendaraan maupun di sebuah peralatan dan juga sebuah rancang bangunan.
20

Terdapat berbagai macam tipe baut dan mur tergantung pada penggunaannya.
Sangat penting untuk mengetahuinya agar dapat melakukan perawatan dengan
benar.

Gamabar 2.10: Jenis-jenis baut dan mur


Sumber: Nanang Ajim, 2019

Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk mengidentifikasikan ukuran


dan kekuatannya. Baut-baut yang digunakan pada kendaraan dipilih menurut
kekuatan dan ukurannya yang dibutuhkan oleh masing-masing area tersebut. Oleh
karena itu, mengetahui nama-nama baut adalah salah satu dasar pelaksanaan
perawatan.

Gambar 2.11: Simbol Baut Dan Mur


Sumber: Nanang Ajim, 2019

2.12.1 Perhitungan Baut dan Mur

1. Tekanan Permukaan. (Sularso dan suga,2004)


W
q= (2.12)
(π /4 )¿ ¿
21

Keterangan:
q = tekanan pada kepala mur (Kg/mm2)
W = Beban (Kg)
B = Jarak dua sisi sejajar dari segi enam (mm)
d = Diameter dalam (mm)
qsa= Tekanan permukaan yang diizinkan.
Tabel 2.1Tekanan Permukaan Yang Diizinkan Pada Ulir
Bahan Tekanan permukaan yang diizinkan qɑ (kg/mm2)
Ulir luar Ulir dalam Untuk pengikat Untuk penggerak
Baja Liat Baja liat atau 3 1
perunggu
Baja Keras Baja liat atau 4 1,3
perunggu
Baja Keras Besi cor 1,5 0,5
Sumber: Sularso dan Suga, 2004.

Dalam perencanaan sambungan baut sebaiknya menjamin bahwa tidak ada ulir
pada bidang yang terkena gaya geser. Dengan demikian bodi baut akan
mempunyai diameter sama dengan diameter mayor ulir. (L. Mott, 2004)

2.13 Pemilihan Poros

Poros merupakan salah satu bagian mesin yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peran
utama dalam mentransmisikan daya adalah poros. (Sularso dan Suga, 2004)

Gambar 2.12: Poros


Sumber: Sularso dan Suga, 2004

2.13.1 Macam-macam Poros

1. Poros Transmisi. poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir
dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,
pully sabuk atau
sproket rantai dll. (Sularso dan suga, 2004)
22

2. Spindel, poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat
yang dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukuranya harus teliti.
3. Poros dukung (Gandar), poros seperti yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar, gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali digerakan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.

2.13.2 Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Poros

Untuk merencanakan sebuah poros hal-hal ini perlu diperhitungkan sebagai


berikut:
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti yang telah diutarakan diatas.
Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus
diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan
atau defleksi puntiranya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-telitian
pada mesin perkakas atau getaran dan suara (misal pada turbin dan kotak roda
gigi). Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga hasus
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dibebani oleh
poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
23

kritis. Poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya


lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros
propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian
pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi dan poros-poros mesin yang
sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan
perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin biasanya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin dan
difinis. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban
berat umunnya terbuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan.

2.13.3 Perhitungan Poros

Dalam perencanaan poros didasarkan atas kekuatan dan kekakuannya,


dalam hal ini poros direncanakan hanya berdasarkan kekuatan. Jika diketahui
bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain selain torsi,
meskipun demikian akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau
tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai, atau roda gigi dipasangkan pada
poros, maka kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut perlu
diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil.Perhitungan yang digunakan
dalam perencanaan poros yaitu seperti berikut ini (Sularso dan Suga, 2004):
1. Mencari gaya pada masing-masing titik
FA=W puli + F puli+ T total (2.13)
FC ¿ F roll . g
2. Kesetimbangan poros
∑F = 0 (2.14)
FA−RB+ FC −RD=0
3. Momen lentur
24

MA=0(2.16)
MB=FA .15
4. Menghitung daya rencana.
Pd =P . f c (2.15)
keterangan:
Pd= Daya terencana (Watt)
fc= Faktor koreksi
P = Daya nominal (Watt)

Tabel 2.2Faktor-Faktor Koreksi Daya Yang Akan di Transmisikan, f c


Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2-2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2

Daya normal 1,0-1,5

Sumber: Sularso dan Suga, 2004

5. Momen puntir atau torsi pada poros. (Sularso dan suga, 2004)
Pd
T =9,74 x 105 (2.16)
n1
Keterangan:
T = Momen puntir (kg.mm)
Pd = Daya yang direncanakan (kW)
n1=Jumlah putaran pada poros (rpm)
Bila momen rencana T (kg.mm) dibedakan pada suatu diameter poros d s
(mm), maka tegangan geser τ (kg/mm2) yang terjadi adalah
6. Menghitung Tegangan Geser
σ
τα = (2.17)
Sf 1 x Sf 2
Tegangan geser yang diizinkan τ a (Kg/mm2). τ adihitung atas dasar batas
kelelahan puntir yang bisanya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang
besarnya kira-kira 45% dari kekuatan Tarik σ B (Kg/mm2). Jadi kelelahan
25

puntirnya adalah 18% dari kekuatan Tarik σ B, sesuai dengan standar ASME.
Untuk harga 18% ini faktor keamanan diambil sebesar 1/0,18= 5,6. Harga 5,6
ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin, dan 6,0 untuk
bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan
dengan Sf 1.
Perlu di tinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat
bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh
kekasaran juga perlu diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruh-pengaruh
ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf 2 harga
sebesar 1,3 sampai 3,0
Keadaan momen Puntir itu sendiri juga harus ditinjau. Faktor koreksi yang
dianjurkan oleh ASME juga dipakai disini. Faktor ini dinyatakan dengan K t ,
dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakkan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi
sedikit kejutan atau bumbukan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakkan kejutan
atau tumbukan besar.
Dalam perancangan perlu juga di tinjau apakah ada kemungkinan
pemakaian dengan beban lentur. Jika memang diperkirakan akan terjadi
pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan pemakaian
faktor C b yang harganya antara 1,2 sampai 2,3. Jika diperkirakan tidak akan
terjadi pembebanan lentur maka harga yang diamil 1,0.
7. Menghitung Diameter Poros
32 . Fs
d 3= . √ ( ML )2 +¿ ¿(2.20) (2.18)
π . Sy
Keterangan:
d= Diameter poros (mm)
ML=Momen lentur (N.mm)
T = Momen puntir (N.mm)

2.14 Pengalasan
26

Menurut Sonawan (2003) pengelasan (Welding) adalah salah satu teknik


penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dengan atau
tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Menurut Sriwidharto (1996) Las (Welding) adalah suatu cara untuk
menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Menurut Deutche Industries Normen (DIN) yang dikutip oleh
Wiryosumarto dan Okumura (2004) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari
definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam yang menggunakan energi panas.Dalam
pengertian lain, las adalah penyambungan dua buah logam sejenis maupun tidak
sejenis dengan cara memanaskan (mencairkan) logam tersebut di bawah atau di
atas titik leburnya, disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai atau tidak
disertai logam pengisi.

2.14.1 Klasifikasi Pengelasan

Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan diklasifikasikan menjadi tiga kelas


utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah metode pengelasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur
listrik ataupun busur gas.
2. Pengelasan tekan adalah metode pangalasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai lumer (tidak sampai mencair), kemudian
ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan.
3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana bagian yang akan disambung diikat
dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
yang rendah. (Wiryosumarto dan Okumura, 2004)

Berikut ini adalah klasifikasi las listrik berdasarkan sambungan dan bentuk
alurnya:
27

1. Sambungan Tumpul adalah sambungan tumpul adalah jenis sambungan las


yang paling efisien, sambungan ini terbagi menjadi:
a. Sambungan penetrasi penuh terbagi lagi menjadi sambungan tanpa pelat
pembantu dan sambungan dengan pelat pembantu. Bentuk alur dalam
sambungan tumpul sangat mempengaruhi efisiensi pekerjaan dan
jaminan sambungan.
b. Sambungan penetrasi sebagian, pada dasarnya dalam pemilihan bentuk
alur harus mengacu pada penurunan masukan panas dan penurunan
logam las sampai harga terendah yang tidak menurunkan mutu
sambungan.
2. Sambungan bentuk T dan bentuk silang adalah sambungan bentuk T dan
bentuk silang ini secara garis besar terbagi menjadi:
a. Jenis las dengan alur datar.
b. Jenis las sudut, dalam pelaksanaan pengelasan mungkin ada bagian
batang yang menghalangi, hal ini dapat diatasi dengan memperbesar
sudut alur.

Gambar 2.13: Sambungan las bentuk T


Sumber: Wiryosumarto dan Okumura (2004)

3. Sambungan Tumpang adalah sambungan tumpang dibagi menjadi tiga jenis


yaitu las sudut, las titik, las isi, jenis las ini jarang sekali digunakan untuk
pelaksanaan sambungan konstruksi utama. Hal ini dikarenakan kualitas dari
sambungan jenis ini kurang kuat.
28

Gambar 2.14:Sambungan las tumpang


Sumber: Wiryosumarto dan Okumura (2004)

4. Sambungan Sisi
a. Sambungan las dengan alur: Untuk jenis sambungan ini platnya harus
dibuat alur terlebih dahulu.
b. Sambungan las ujung: Sedangkan untuk jenis sambungan ini pengelasan
dilakukan pada ujung plat tanpa ada alur. Sambungan las ujung hasilnya
kurang memuaskan, kecuali jika dilakukan pada posisi datar dengan
aliran listrik yang tinggi. Oleh karena itu, maka pengelasan jenis ini
hanya dipakai untuk pengelasan tambahan atau pengelasan sementara
pada pengelasan plat-plat yang tebal.

Gambar 2.15: Sambungan las sisi


Sumber: Wiryosumarto dan Okumura (2004)

c. Sambungan dengan pelat penguat, sambungan ini dibagi dalam dua jenis
yaitu sambungan dengan pelat penguat tunggal dan sambungan dengan
pelat penguat ganda. Sambungan jenis ini mirip dengan sambungan
29

tumpang, maka sambungan jenis ini jarang digunakan untuk


penyambungan konstruksi utama. (Wiryosumarto dan Okumura, 2004)

a. Penguat Tunggal b. Penguat Ganda

Gambar 2.16:Sambungan dengan penguat.


Sumber: Wiryosumartodan Okumura (2004)

2.14.2 Perhitungan Pengelas

Berikut ini adalah perhitungan kekuatan las pada kerangka rancangan,


adalah seperti pada rumus di bawah ini:
1. Tegangan Total
2
τ=
F
0,7. A √
x 1+
6. H
[ ]
l
(2.26)

Keterangan :
F= Gaya yang bekerja (N)
2
τ = Tegangan total (N/mm )
H = Tinggi plat (mm)

A = Luas penampang (A = 2.a. l )


l = Panjang las
34

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah berupa rancang bangun alat pemindah dan
penuang isi drum dengan kapasitas 200 Liter.

Gambar 3.1: Orang Memindahkan Drum Oli


Sumber: https://www.jawapos.com

Alat pemindah drum ini sangatlah membantu untuk memindahkan drum yang
berisikan oli. Memindahkan drum oli bekas biasanya memerlukan tenaga
sebanyak 2 orang. Dengan alat yang dirancang ini pekerjaan memindahkan drum
dapat dikerjakan hanya dengan satu orang, dengan dibantu oleh dongkrak hidrolik
untuk mengangkat drum agar dapat dipindahkan dengan mudah.

3.1.1 Desain Atau Pemodelan

Dengan menggunakan rancangan alat ini proses pemindahan drum oli bekas
memberikan kemudahan untuk memindahkan dan menuangkan isi drum. adapun
konsep yang dirancang yaitu alat dapat memindahkan drum oli tanpa perlu orang
yang banyak. Mekanisme dari alat ini yaitu dengan memanfatkan bantuan
dongkrak hidrolik yang dapat menahan beban 1 Ton untuk mengangkat drum oli
bekas yang memiliki kapasitas 200 Liter dengan perkiraan berat mencapai 173 Kg
ditambah berat drum 16,3Kg. Drum akan dikunci di bagian atas terlebih dahulu
kemudian drum diangkat namu hanya sedikit guna memasang pengunci kedua
pada bagian bawah, kemudian drum diangkat sesuai ketinggian yang diperlukan.
Gearbox speed reducer akan membantau memutar drum oli tanpa memerlukan
kekutan yang besar. Apabila disain dari alat ini memiliki titik tumpu yang
sempurna maka alat ini dapat memutar drum oli dengan kapasitas full dengan
putaran 360°. Dari segi kegunaan alat pemindah drum ini sangatlah membantu
seorang untuk memindahkan drum yang berisikan oli atau cairan lain. Seperti
gambar diatas memindahkan drum oli bekas bisa memerlukan tenaga hinga 2
orang. Dengan alat yang akan dirancang ini pekerjaan memindahkan drum akan
35

dapat dikerjakan hanya dengan satu orang, dengan dibantu oleh dongkrak hidrolik
untuk mengangkat drum agar dapat dipindahkan dengan mudah

3.1.2 Model Rancang Yang Diusulkan.


Adapun rancang yang disusulkan adalah:

Gambar 3.2: Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum

Komponen:

1. Roda depan 12. Handle


2. Pillow block 13. Rangka tengah pemegang
3. Garpu pemutar rantai permanen
4. Sistem harmonica 14. Tuas pemutar
5. Pengunci drum 15. Pillow block
6. Rangka utama sebagai rell 16. Dongkrak
7. Rangka atas 17. Roda belakang
8. Sprocket 18. Garpu pengangkat
9. Tuas pendorong rantai 19. Gear box speed reducer
10. Baut pengunci sprocket 20. Rangka bawah
11. Rantai
36

Model rancang bangun ini diharapkan dapat bekerja sesuai perhitungan dan
ekspetasi agar dapat mempermudah seseorang untuk melakukan pekerjaan
memindahkan drum oli dari tempat satu ketempat lainnya, dan tidak
membutuhkan orang banyak untuk mengoprasikannya dan dapat menghemat
waktu serta menghemat tenaga juga.

3.2 Alur Penelitian


Adapun alur penelitian yang dapat di gambarkan dengan diagram alur
adalah sebagai berikut :
37

Mulai

Pengamatan dilapangan
(Observasi)

Menganalisis alat dan mesin yang digunakan

Mengumpulkan data untuk perhitungan kekuatan bahan

Menghitung kekuatan bahan agar sesuai spesifikasi untuk memindahkan

Pembuatan Gambar Kerja :


Gambar bagian dan Gambar alat secara utuh

Pengadaan Alat/Bahan Utama dan Komponen Pendukung

Pembuatan Komponen

Merancang/merakit mesin sesuai dengan perhitungan yang didapat (Finis

Indikator berhasil:
Alat dapat dikatan berhasil apabila dapat memindahkan drum dengan
Apakahbeban maksimalsesuai
alat berfungsi 250 kg
rancangan?
Indikator Belum Berhasil : Belum Berha
Alat dapat dikatakan belum berhasil apabila alat tidak dapat memindahkan drum seberat 250 kg

Berhasil
Penyelesaian Laporan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2: Alur Penelitian


3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
38

Adapun lokasi dan waktu penelitian yang dilakukan adalah sebagai


berikut:

3.3.1 Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang relevan maka penulis mengadakan


penelitian di Bengkel bertempat di Desa Sambangan, Kota Singaraja, Provensi
Bali
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
Bulan
Desember Januari Februari
Pelaksanaan Kegiatan
Minggu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Pengajuan Judul PA                            
Pemilihan Dosen Pembimbing 1                            
Verivikasi Judul PA                            
Pengumumn Julud PA dan Dosen
Pembimbing 1                            
Penyelesaian Proposal PA                            
Registrasi Proposal PA                            
Seminar Ujian Proposal PA                            

3.3.2 Lokasi Penerapan Alat

Setelah berhasil merancang dan membuat alat ini, penulis akan


menerapkan alat ini di Bengkel bertempat di Desa Sambangan, Kota Singaraja,
Provensi Bali. Alasan pemilihan lokasi penerapan di desa ini karena pada saat itu
ketika karyawan akan memindahkan sebuah drum oli bekas, karyawan sangatlah
kesulitan untuk memindahkan drum tersebut, kemudian proses pemindahan
dibantu oleh satu orang agar dapat menggeser drum oli tersebut menuju tempat
yang diperlukan.

3.3.3 Lokasi Pembuatan


39

Lokasi pembuatan “Rancang Bangun Alat Pemindah dan Penuang Isi


Drum” ini dilakukan di Bengkel bertempat di Desa Sambangan, Kota Singaraja,
Provensi Bali .

3.4 Penentuan Sumber Data

Penentuan sumber data dilakukan penulis untuk mewujudkan “Rancang


Bangun Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum” adalah melalui survei di lapangan
dan mempelajari teori-teori yang berhubugan dengan rancang bangun Alat
pemindah drum, serta pustaka yang digunakan berupa jurnal, karya tulis ilmiah,
text book, e-book, maupun informasi yang bersumber dari internet lainnya.

3.5 Sumber Daya Penelitian

Berikut beberapa sumber daya penelitian yang digunakan oleh penulis


adalah sebagai berikut:

3.5.1 Alat

Untuk menunjang Pengerjaan “Rancang Bangun Alat Pemindah Dan


Penuang Isi Drum Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik”. Maka perancang
menggunakan beberapa peralatan sebagai berikut:
1. Mesin las, digunakan untuk menyambung logam dalam pembuatan rangka.
2. Gerinda duduk, digunakan untuk memotong bahan seperti logam untuk
rangka dan poros.
3. Gerinda tangan digunakan untuk memotong bahan dan mengaluskan bagian
yang di las.
4. Mesin bor, digunakan untuk membuat lubang pada rangka sebagai rumah
baut pengunci bantalan, , gear box, dan bearing.
5. Beberapa jenis alat ukur seperti jangka sorong untuk mengukur diameter
poros, mistar baja, pita ukur, yang digunakan untuk mengukur panjang, siku-
siku digunakan untuk menentukan ketegak lurusan benda yang diukur seperti
pada rangka.
40

6. Kompresor, digunakan untuk menyemprotkan udara bertekanan dalam proses


pengecatan alat sehingga pengecatan dapat merata dan efisien.
7. Peralatan tambahan seperti penitik, penggores, ragum, gergaji tangan, palu
besi, betel.
Seperti yang telah diuraikan diatas, alat- alat tersebut yang dipakai oleh
perancang untuk menunjang pengerjaan rancang bangun, maka perancang akan
melakukan peminjaman alat di bengkel sepeda motor yang bertempat di Desa
Sambangan, Kota Singaraja, Provensi Bali.

3.5.2 Bahan

Berikut ini adalah bahan yang diperlukan untuk mewujudkan rancang


bangun beserta dengan anggaran yang diperlukan:
Tabel 3.2 Bahan Untuk Membuat Rancang Bangun
No. Material Spesifikasi Kegunaan
1 Besi Kanal U 100mm x 50mm x 6,7 Rangka utama
mm
2 Besi Kanal U 80mm x 45 mm x Rangka garpu / Fork
3mm frame
3 Besi Kanal U 65mm x 35mm x Rangka garpu / Fork
2,5mm frame
4 Besi Plat strip 40mm x 3mm Sistem harmonika
5 Besi Poros Ø2 Poros gear dan poros
garpu
6 Pillow Block Bore Ø1,5 Pemegang poros garpu

7 Bearing Diameter dalam Ø1,5 Bantalan gear

8 Baut dan Mur 16mm Baut roda rell

9 Gear speed reducer 1:30 Mereduce putaran


10 Mempermudah
Roda Troli pemindahan drum
11 Roda rell Mempermudah naik
turun garpu
pengangkat
12 Dongrak Hidrolik 2ton Pengangkat drum
41

3.5.3 Rincian Anggaran Biaya

Berikut adalah rancangan anggaran biaya dalam pembuatan “Rancang


Bangun Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum

12 Dongkrak Tabel
1Ton 3.3 Rancangan
1 Anggaran
Buah Biaya
250.000 250.00
42

Total 3.751.000

3.6. Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini di butuhkan instrumen atau alat-alat yang menunjang
proses

pengumpulan data. Adapun istrumen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:


1. Mistar baja
Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang dan lebar, tinggi keseluruhan dari
alat.
2. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan kedalaman dari
bahan.
3. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur dimensi total dari alat.
4. Siku-siku
Siku-siku digunakan untuk mengukur kesikuan dari rangka dan sebagai alat bantu
untuk merakit alat.

3.7. Prosedur Penelitian


Penulis melakukan penelitian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan atau penelitian di lapangan untuk mencari
permasalahan yang terdapat di lapangan sehingga nantinya alat bisa tepat guna.
2. Menganalisa kebutuhan alat dan mesin untuk menentukan konsep dari alat
sehingga efektif dan efisisen.
3. Membuat gambar atau desain untuk menetukan bentuk dan mekanisme
sketsa desain alat yang akan dibuat.
4. Memperhitungkan ketahanan, target dari alat serta pemilihan bahan untuk
menentukan dimensi bahan baku.
43

5. Menentukan rincian biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat yang akan
dibuat.
6. Proses pembuatan atau pengerjaan alat sesuai gambar kerja.
7. Proses perakitan, finishing dan Melakukan uji coba hasil rancang bangun.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Rancang

Gambar 4.1 Disain Rancangan

Komponen:
1. Roda depan 4. Sistem harmonica
2. Pillow block 5. Pengunci drum
3. Garpu pemutar 6. Rangka utama sebagai rell
44

7. Rangka atas 14. Tuas pemutar


8. Sprocket 15. Pillow block
9. Tuas pendorong rantai 16. Dongkrak
10. Baut pengunci sprocket 17. Roda belakang
11. Rantai 18. Garpu pengangkat
12. Handle 19. Gear box speed reducer
13. Rangka tengah pemegang 20. Rangka bawah
rantai permanen

4.2 Perhitungan Beban Total


Adapun berat total yang terima oleh dongkrak sebesar 234 Kg, terdiri dari:
1. Drum kosong kapasitas 200 L (16,3 Kg)
2. Oli sebanyak 200 L (173 Kg)
3. Garpu / Lifter (27 Kg)
4. Engkol / Pemutar drum (8,765 Kg)
5. Gear Box (8,295 Kg)
6. Pillow Block (0,7 Kg)

4.3 Perhitungan Dongkrak


F1 F 2
= =F ∙ fc
A1 A2
¿ 234 kg ∙ 4
¿ 936 kg

Dari hasil perhitungan beban yang didapatkan sebesar 936 Kg, maka
digunakan dongkrak botol kapasitas beban 2 ton, agar lebih efisien dan mudah
didapatkan.

4.4 Perhitungan Beban Yang Diterima Sistem Harmonika


45

Untuk mengetahui beban yang diterima oleh sistem harmonika pada


penambah lifter pada dongkrak botol, maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut:
936Kg

A1

A2
2000Kg

Gambar 4.2 Diagram Perhitungan Beban


F 1=936 Kg=9.172 N P=F 1 + F2 :( A 1+ A 2)
F 2=2000 Kg=19.600 N P=9.172+ 19.600:(0,8+0,02)
A1=0,8 M P=28.772 :0,82
A2=0,02 M P=28.772 N / M 2
P=2.935 Kg/ M 2
Maka beban yang diterima oleh sistem harmonika sebesar 2.935 Kg/ M 2

4.5 Penggunaan Sprocket


Pada rancang bangun alat pemindah dan penuang isi drum dengan tenaga
dongkrak hidrolik menggunakan dua buah sprocket dengan jumlah gigi masing
masing 14 T (Tooth). Dikarnakan agar mudah didapat pada bengkel dengan
kondisi bekas. Untuk menentukan panjang rantai, panjang rantai yang diperlukan
untuk mengangkat drum oli yaitu sepanjang 650mm.

4.6 Perancangan Poros Menggunakan Bushing


Pada rancangan ini, sistem poros yang digunakan seperti gambar dibawah
ini :
46

Gambar 4.3 Sistem Bushing

Rancangan ini digunakan agar bushing terpasang permanen di bagian garpu


pemutar, dan kemudian agar dapat di bongkar pasang maka dipasang baut di
dalam bushing yang memegang garpu pemutar dan garpu pengangkat.

Gambar 4.4 sistem bushing pada alat rancang bangun

Keterangan:

1. Mur

2. Garpu pengangkat 4. Baut


3. Garpu pemutar 5. Bushing

1. Menentukan Arah Gaya Pada Poros


47

Untuk merencanakan sebuah poros kita harus mengetahui gaya-gaya yang


bekerja pada poros dan untuk memudahkan dalam menentukan gaya-gaya
tersebut. Dapat dilihat pada gambar 4.4 dan 4.5

A B

C D
Gambar 4.5 Diagram poros

Keterangan:

A dan B = Beban drum oli.

C dan D = Bantalan.
Besar momen yang bekerja pada poros dapat digambarkan sebagai berikut :

70 mm 110 mm
mm

35mm
100mm
F

RB RC
Gambar 4.6 Diagram poros

Asumsi:
Momen searah putaran jarum jam dianggap (+)
Momen berlawanan arah jarum jam dianggap (-)
Gaya keatas searah putaran jarum jam dianggap (+)
Gaya kebawah berlawanan arah jarum jam dianggap (-)
48

2. Mencari gaya pada masing-masing titik


Berdasarkan hasil pengukukuran masa drum oli sebesar 189 Kg. Kedua
poros hanya mendapat satu beban yang sama, maka:

F=F . g
m
¿ 189 Kg. 9,81 2
s
¿ 1.854 N

∑ MB=0

¿ F . L1 . L2+ RC . L
¿ 1.854 N .35 mm.70 mm+ RB . 835 mm
¿ 4.542 .300 N . mm+ RB .835 mm
4.542 .300 N . mm
RB=
835 mm
RB=5.439 N
∑ MC=0

¿−F .−L1 .−L2 + RB. L


¿−1.854 N .−100 mm .−110 mm+ RB . 835 mm
¿−20.394 .000 N . mm+ RB .835 mm
−20.394 .000 N .mm
RB=
835 mm
RB=24.423 N

3. Daya Rencana
Dari perhitungan daya yang diterima oleh poros adalah sebesar 37 Kg
dimana diambil dari data kekuatan tangan manusia, yang diukur dari usia
produktif (Lampiran). Yang kemudian di konfersikan menjadi 0,35 Kw. Factor
koreksi ( f c) yang dipilih adalah 0,36.

Pd =P ∙ f c
49

¿ 0,35 kW ∙ 0,36
¿ 0,126 kW

4. Momen Puntir
Pd
T =9,74 x 105
n
0,126 kW
¿ 9,74 x 105
1,8
¿ 974.000 ∙ 0,07
¿ 68.180 kg . mm

4.7 Perhitungan Bantalan

1. Mencari Beban Eqivalen


Factor V sama dengan 1 untuk pembebanan pada cincin dalam yang
berputar. Nilai X adalah 0,56, dari perhitungan sebelumnya didapatkan beban
radial yang diterima oleh bantalan adalah 5.439 N. Pada bantalan ini tidak

dikenakan beban aksial sehingga:


momen titik RC
F r=
gravitasi
5.439 N
¿
m
9,81 2
s
¿ 554 kg

Pr =X ∙V ∙ F r +Y ∙ Fa
¿( 0,56∙ 1 ∙554)+(1,45 ∙0)
¿ 310,2+0
¿ 310,2 kg

2. Mencari Faktor Kecepatan Bantalan


1
33,3
f n= ( )
n
3
50

1
33,3
¿ ( 1,8 rpm ) 3

1
3
¿ ( 18,5 )
¿ 2,6 rpm

3. Faktor Umur bantalan


c
f h=f n ∙
p
1030 kg
¿ 2,6 rpm∙
310,2 kg
¿ 1,5 rpm∙ 3,32 kg
¿ 4,98 rpm

4. Perhitungan Umur Nominal Bantalan


Umur bantalan L (90 % dari jumlah sampel, selama berputar 1 juta putaran
tidak memperhatikan kerusakan karena kelelahan gelinding) dapat
ditentukan sebagai berikut :

f h=500 ∙ f 3h
¿ 500 ∙ 4,98 rpm3
¿ 500 ∙123,5
¿ 61.750 Jam Kerja
Apabila di hitung dalam bentuk hari maka:
61.750 Jam Kerja 1 Hari
¿ ∙
1 24 Jam
¿ 2.573 Hari

Apabila di hitung dalam bentuk tahun maka:


61.750 Jam Kerja 1 Tahun
¿ ∙
1 360 Hari
¿ 171,5 Tahun
Jadi umur bantalan adalah 171,5 Tahu. Dengan perawatan yang optimal
maka bantalan yang digunakan akan mencapai umur pakai optimalnya.
51

4.8 Perhitungan Mur dan Baut

Berdasarkan lubang baut pada roda rell adalah 16 mm, sehingga baut yang
dipilih adalah baut M 16, Beban yang diterima mur (W) yaitu 936 kg yang terdiri
dari massa garpu pengangkat, garpu pemutar, gear speed reducer, drim, dan oli
yang ditopang. Jarak dua sisi sejajar dari body (B) 400 mm dan diameter dalam
mur (d) 20 mm. Tekanan permukaan yang terjadi pada kepala baut dan mur dapat
dihitung dengan rumus berikut :
w
q=
( π4 )( B −d )
2 2

936 kg
¿
( 3,144 )( 400 mm −20 mm )
2 2

936 kg
¿
( 3,144 )( 160.000mm−400 mm)
936 kg
¿
( 0,785 ) (160.000 mm−400 mm)
936 kg
¿
125.286 mm
¿ 0,007470 k g/mm2
q ≤ q sa 0,007470 ≤ 3
Hasil yang diperoleh dari perhitungan kekuatan baut yaitu 0,007470 k g/mm2
dan tekanan permukaan yang diizinkan yaitu ≤ 3 maka baut tersebut dinyatakan
(aman).

4.9 Perhitungan Las


1. Perhitungan Kekuatan Las Pada Las Tumpul
A=L∙ s
¿ 100 mm ∙ 4 mm
¿ 400 mm
52

F
σ1=
A
2.943 N
¿
400 mm
¿ 7,3 N /mm
2. Tegangan Tarik Pada Las Tumpang
F
σ1=
A∙s∙ L
2.943 N
¿
400 mm ∙ 4 mm ∙ 100 mm
2.943 N
¿
160.000mm
¿ 0,02 N /mm
3. Tegangan Total
2
F 6∙H
τ¿
0,7 . A √
1+
l ( )
2
2.943 N 6 ∙ 4 mm
¿
0,7 ∙ 400 mm
1+
√ (
100 mm
2
)
981 N 24 mm
¿
280 mm
1+

100 mm ( )
981 N
¿
280 mm
√ 1+ ( 0,24 )2
981 N
¿ √ 1+ 0,05 mm
280 mm
¿ 3,5 N /mm √1,05 mm
¿ 3,5 N /mm ∙1,02 mm
¿ 3,57 N /mm2
Jenis elektroda yg dipakai yaitu jenis: Z3211 E4313, AWS: A5.1 E6013
dengan kekuatan Tarik maksimum yaitu 47,1 kg /mm2 maka elektroda tersebut
dikatakan (aman).

4.10 Persiapan Bahan Baku


53

Untuk melancarkan kegiatan rancang bangun maka perlu adanya persiapan


bahan, mulai dari survei hingga pembelian komponen-komponen rancang bangun.
Berikut ini adalah daftar bahan yang dipersiapkan untuk rancang bangun adalah
sebagai berikut:
1. Besi kanal U 100mm x 50mm x 4mm sebanyak 1 batang
2. Besi kanal U 80mm x 45mm x 3mm sebanyak 1 batang
3. Besi kanal U 65mm x 35mm x 2,5mm sebanyak 1 batang
4. Plat strip 40 mm x 3 mm dengan panjang 6000 mm sebanyak 1 batang
5. Plat strip 70 mm x 5 mm dengan panjang 6000 mm sebanyak 1 batang
6. Pipa ∅ 1/2inch x 3 mm dengan panjang 600 mm sebanyak 1 batang
7. Pipa ∅ 1inch x 3,5 mm dengan panjang 600 mm sebanyak 1 batang
8. Besi beton ukuran 12 dengan jumlah 1 batang
9. Gear speed reducer
10. Dongkrak 2 ton
11. Roda troli
12. Roda baja pintu pagar
13. Rantai motor bekas
14. Gear depan motor 14 T bekas
15. Baut, mur, dan ring
16. Elektroda RB-26, diameter kawat 2,6 mm
17. Mata gerinda potong dan penghalus masing-masing 1 kotak
18. Cat dan tiner

4.10.1 Proses Pembuatan Rangka Utama

1. Alat dan Bahan yang Digunakan:


a. Alat yang digunakan: gerinda tangan dan duduk (mata gerinda potong dan
gosok), mistar gulung, siku, penitik dan penggores, palu, bor tangan (mata
bor), ragum, mesin las listrik.
2. Bahan yang digunakan
a. Besi kanal U 100mm x 50mm x 4mm sebanyak 1 batang.
54

b. Besi kanal U 80mm x 45mm x 3mm .


c. Besi kanal U 65mm x 35mm x 2,5mm.
d. Besi beton ukuran 12.
e. Roda troli.
3. Proses pengerjaan
a. Perhatikan gambar.
b. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rangka utama.
c. Potong besi kanal U 100mm x 50mm x 4mm sesuai ukuran pada gambar,
menggunakan gerinda potong.
d. Kemudian rakit dengan cara di las menggunakan las listrik dengan stik las
elktroda RB-26.
e. Potong besi kanal U 80mm x 45mm x 3mm untuk bahan tegak lurus
menggunakan gerinda potong.
f. Kemudian las menggunakan las listrrik.
g. Selanjutnya membuat pemegang roda troli belakang, menggunakan besi
kanal 65mm x 35mm x 2,5mm.
h. Pasang roda troli belakang.
i. Kemudian memasang roda troli depan dilakukan dengan cara membuat
coak pada ujung besi kanal bagian bawah, sehingga roda troli dapat masuk
di celah coak, untuk pemegang as roda digunakan pipa kemudian di las
pada bagian bawah kanal.
j. Pemasangan pemegang rantai pada rangka utama penggunakan pipa Ø1/2
yang di las pada rangka tengah
k. Potong besi kanal U 65mm x 35mm x 2,5mm untuk pengunci rangka atas
l. Las pengunci atas menggunakan las listrik.
55

Gambar 4.7 Rangka Utama

4.10.2 Proses Pembuatan Rangka Garpu Pengangkat


1. Alat dan Bahan yang Digunakan:
a. Alat yang digunakan: gerinda tangan dan duduk (mata gerinda potong dan
gosok), mistar gulung, siku, penitik dan penggores, palu, bor tangan (mata
bor), ragum, mesin las listrik.
2. Bahan yang digunakan
a. Besi kanal U 80mm x 45mm c. Plat strip 40 mm x 3 mm
x 3mm . d. Roda baja pintu pagar
b. Besi kanal U 65mm x 35mm e. Pillow block
x 2,5mm. f. Baut dan mur M-16

3. Proses pembuatan
a. Potong besi kanal U 80mm x 45mm x 3mm menggunakan grinda potong.
b. Bor besi kanal U 80mm x 45mm x 3mm, menggunakan mata bor 16mm,
untuk memasang roda rell, dan bor pada ujung kanal dengan mata bor
10mm untuk memasang pillow block.
c. Kemudian las menggunakan las listrik.
d. Pasang roda rell menggunakan baut dan mur M-16.
56

e. Bor besi kanal tersebut dengan mata bor 10mm untutk memasang pillow
block
f. Potong besi strip untuk pemegang gear speed reducer .
g. Kemudian las besi strip pada besi kanal yang telah di buat tadi pada ujung
besi kanal.
h. Potong besi kanal U 65mm x 35mm x 2,5mm untuk penempatan pillow
block tuas pemutar gear speed reducer.
i. Kemudian bor besi kanal tersebut dengan mata 10mm untuk memasang
pillow block
j. Kemudian las pada posisi yang ditentukan.
k. Lubangi bagian ujung kanal U yang di rakit mengunakan las listrik,
dengan ukuran bushing yang telah di tentukan.

Gambar 4.8 Rangka Garpu Pengangkat

4.10.3 Proses Pembuatan Rangka Garpu Pemutar

1. Alat dan Bahan yang Digunakan:


a. Alat yang digunakan: gerinda tangan dan duduk (mata gerinda potong dan
gosok), mistar gulung, siku, penitik dan penggores, palu, bor tangan (mata
bor), ragum, mesin las listrik.
2. Bahan yang digunakan
57

a. Besi kanal U 65mm x 35mm c. Besi plat strip 40mm x 3mm


x 2,5mm. d. Pipa Ø1/2 dan Ø1
b. Besi beton ukuran 12. e. Baut dan mur

3. Proses pembuatan
a. Perhatikan gambar kerja
b. Potong besi kanal U 65mm x 35mm sesuai ukuran yang ditentukan
menggunakan grinda potong
c. Kemudian las sesuai gambar kerja
d. Kemudian lubangi ujung besi kanal U untuk memasang bushing
e. Potong pipa Ø1/2 dan Ø1
f. Kemudian las pada ujung besi kanal
g. Potong besi beton 12 sesuai ukuran
h. Kemudian bentuk besi beton agar melengkung
i. Kemudian las seperti pada gambar kerja
j. Potong besi kanal U 65mm x 35mm dan plat strip 40mm untuk
membuat pengunci atas dan bawah

Gambar 4.9 Pengunci Atas Dan Bawah


k. Las komponen bahan menjadi sebuah komponen pengunci dan pasang
baut dan mur.
58

Gambar 4.10 Rangka Garpu Pemutar

4.10.4 Proses Pembuatan Penambah Tinggi Dongkrak

1. Alat dan Bahan yang Digunakan:


a. Alat yang digunakan: gerinda tangan dan duduk (mata gerinda potong
dan gosok), mistar gulung, siku, penitik dan penggores, palu, bor
tangan (mata bor), ragum, mesin las listrik.
2. Bahan yang digunakan

a. Plat strip 40mm x 3mm


b. Pipa Ø1/2
c. Baut dan mur M-10

3. Proses pembuatan
a. Perhatikan gambar kerja
b. Potong palt strip sesuai ukuran yang telah ditentukan
c. Kemudian bor sesuai perhitungan
d. Kemudian potong pipa Ø1/2 untuk dijadikan bushing

e. Kemudian rakit plat strip dengan menggunakan baut m-16


59

Gambar 4.11 penambah tinggi dongkrak ( harmonika )

4.11 Proses Pengecatan dan Finihsing

1. Bahan yang digunakan


a. Gerinda amplas
b. Cat dasar super gloss warna abu
c. Cat aclose super warna biru dan kuning
d. Cat pelapis nippon paint warna clear matt
e. Thiner A special
2. Alat yang digunakan
a. Kompresor
b. Spray Gun
4. Langkah pengerjaan
a. Siapkan peralatan dan bahan
b. Bersihkan benda kerja dari karat dan kotoran (amplas)
c. Lap dengan kain berish
d. Cat dasar terlebih dahulu guna mendapat hasil yang maksimal
e. Cat dengan warna biru, untuk mendapat hasil yang maksimal lakukan
pengecatan secara bertahap
f. Setelah selesai mengecat warna biru selanjutnya lapisi dengan warna clear
matt agar cat tidak mudah terkelupas
60

4.12 Proses Perakitan


Setelah melakukan proses pengecatan, maka selanjutnya dilakukan proses
perakitan komponen sesuai dengan gambar rencana. adapun langkah-langkah
proses prakitan sebagai berikut:
a. Siapkan komponen-komponen dan peralatan yang diperlukan.
b. Siapkan rangka utama.
c. Pasang rangka garpu pengangkat pada landasan rell di rangka utama.
d. Kemudian pasang garpu pemutar pada rangka garpu pengangkat pasang
baut dan mur pada bushing, pasang juga gear speed reducer pada dudukan
menggunakan baut m-10 dan masukan poros gear speed reducer pada
bushing yang terdapat pada garpu pemutar, kunci menggunakan baut m-8.
e. Pasang penambah tinggi lifter pada rangka utama
f. Rakit komponen gear dan rantai

4.13 Hasil Rancangan

Gambar 4.12 Hasil Rancangan


Alat pemindah dan penuang isi drum dengan menggunakan tenaga hidrolik
berdimensi lebar 1000mm dengan tinggi 1500mm dan berat kurang lebih
1.962 N. Dengan menggunakan dongkrak botol kapasitas 2 ton untuk
membantu menaikan drum, kemudian gear speed reducer akan memutar
drum yang berisi oli
61

4.14 Pengujian alat

Setelah komponen alat selesai dirakit, selanjutnya dilakukan pengujian


pada alat untuk mengetahui perbandingan durasi waktu dan efesiensi tenaga
dalam memindahkan dan menuangkan isi drum dengan alat sebelumnya (manual )
pengujian dilakukan untuk mengetahui perbandingan alat sebelumnya ( manual )
dengan alat yang dirancang.

Gambar 4.13 pemindahan secara manual

Keterangan gambar:

Untuk memindahkan satu drum oli membutuhkan bantuan dua orang. Dikarnakan
beban yang berat dapat membahayakan seseorang apabila memindahkan sendiri.
Jika menggunakan alat rancang bangun maka pekerjaan memindahkan drum oli
dapat dilakukan hanya dengan satu orang, dan juga alat mampu untuk
menuangkan isi drum tersebut.
62

Gambar 4.14 pengujian penuangan oli bekas dibantu alat rancangan

Adapun perbedaan di antara pengujian tersebut bahwa jika memindahkan


drum oli dengan menggunakan alat rancangan dapat mempercepat,
mempermudah, dan memperingan pekerja untuk memindahkan drum yang
terdapat oli didalamnya. Ketika pekerja tanpa menggunkan alat rancangan maka
ketika pekerja akan menungkan isi drum memerlukan bantuan dua orang atau
menggunakan selang.

Tabel 4.1 Check List Uji Coba Alat rancangan


NO Keterangan kerja Manual Menggunakan alat
T1 T2
1. Memindahkan drum oli 46, 38 Detik 19,48 Detik
dengan jarak 10m
2. Memindahkan drum oli 46, 56 Detik 19,56 Detik
dengan jarak 10m
3. Memindahkan drum oli 47,34 Detik 19,23 Detik
dengan jarak 10m
4. Memindahkan drum oli 47,58 Detik 20,38 Detik
dengan jarak 10m
5. Memindahkan drum oli 48,03 Detik 20,55 Detik
dengan jarak 10m
Jumlah total 185,51 Detik 99,2 Detik
Rata-rata 37,10 Detik 19,84 Detik

Dari waktu yang didapat, maka dapat dihitung presentasinya sebagai berikut :
63

T 1−T 2 17,26 Detik


¿ ×100 % ¿ 100 %
T1 37,10 Detik
37,10 Detik−19,84 Detik ¿ 46,52 %
¿ 100 %
37,10 Detik

Hasil uji coba untuk keseluruhan dari alat pemindah dan penuang isi drum
dengan manual yaitu memiliki waktu sebesar 46,52% lebih cepat melakukan
pemindahan dengan jarak pengujian 10m dengan menggunakan alat yang
dirancang dibandingkan dilakukan secara. Untuk alat pemindah dan penuang yang
dirancang memudahkan untuk mengerjakan (memindah dan menuang) sebuah
drum oli dan sedikit menguras tenaga disbandingkan dengan cara manual.

4.15 Biaya Habis Pakai

Untuk mewujudkan Rancang Bangun alat Pemindah dan Penuang Isi Drum
Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik ini, maka diperlukan biaya habis pakai,
adapun rekapitulasi rincia biaya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Rincia Biaya


No. Biaya keseluruhan pembatan alat Harga (Rp)
1 Biaya pembelian material dan komponen 2.543.000
2 Biaya perakitan 1.000.000
Total 3.543.000

BAB V
PENUTUP
64

5.1 Kesimpulan
Untuk memperoleh hasil yang benar-benar memuaskan dari suatu alat, kita
dituntut untuk mengamati dan mencari alternatif dan seteliti mungkin agar dapat
dicapai suatu hasil yang memenuhi standar. Dimana kriteria mesin memiliki
efesiensi tinggi, mudah dalam pengoprasiannya, menjunjung tinggi keselamatan
kerja.
Dari hasil perancangan dan pengujian Rancang Bangun Alat Pemindah Dan
Penuang Isi Drum Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat Pemindah dan Penuang Isi Drum Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik
yang dirancang penulis disini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Alat pemindah dan penuang isi drum berdimensi lebar 1000mm dengan
tinggi alat 1500mm dan berat kurang lebih 1.962 N.
b. Menggunakan sebuah dongkrak botol dengan beban maksimum 2 ton,
untuk mengangkat beban drum beserta oli. Dimana dongkrak akan
dipasangkan lifter tambahan berupa seperti pintu harmonika. Pada bagian
atas harmonika akan dipasang tuas pendorong rantai, yang dimana rantai
akan mengencang dan otomatis menaikan garpu pengangkat beserta drum
oli.
c. Gear speed reducer membantu memutar drum oli hingga dapat
menuangkan oli.
d. Terdapat 4 roda troli yang berfungsi untuk memindahkan alat beserta drum
ke tempat yang diinginkan.
e. Dimana alat ini mampu mengangkat dan memutar 360° dengan beban
drum oli kapasitas 200L dengan berat 189,3 Kg.
2. Dengan menggunakan alat rancang bangun Pemindah Dan Penuang Isi Drum
Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik, kita dapat melakukan pekerjaan
memindahkan dan menuangkan sebuat drum oli dengan efesien waktu yaitu
57,99 %, tidak memerlukan tenaga besar seperti yang dilakukan apabila
dikerjakan secara manual. Dengan alat rancangan ini, melakukan pemindahan
dan penuangan oli kapasitas 200L hanya diperlukan satu orang.
65

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan Rancang


Bangun Alat Pemindah Dan Penuang Isi Drum Dengan Menggunakan Tenaga
Hidrolik yang telah dirancang adalah :
1. Dalam perancangan teknologi tepat guna disarankan kepada Politeknik
Negeri Bali tepatnya jurusan Teknik Mesin agar lebih banyak mengajarkan
ilmu tentang elemen-elemen mesin.
2. Dalam perancangan rancang bangun Alat Pemindah Dan Penuang Isi Drum
Dengan Menggunakan Tenaga Hidrolik ini masih banyak memiliki
kekurangan, maka dari itu diharapkan kedepannya mesin ini dapat dianalisa
dan didesain ulang (redesign) agar bisa dikembangkan untuk
penyempurnaannya.
3. Untuk menambah usia pakai mesin sebaiknya dilakukan perawatan secara
berkala dan setelah pemakaian selalu dibersihkan dan dilumasi dengan
pelumas.
4. Dan terpenting jaga keselamatan kerja saat mengoprasikan alat tersebut, baca
panduan penggunaan alat sebelum mengoprasikan.

DAFTAR PUSTAKA
66

Anonymous. 2013. Dasar-dasar Elemen Mesin.


https://thedoet.blogspot.com/2013/07/dasar-dasar-elemen-mesin.html.
Diakses tanggal 24 Januari 2020

Alibaba. 2019. https://indonesian.alibaba.com. Diakses tanggal 6 Januari 2020.

Carakurja Dongkrak Hidrolik. 2019. Cara Kerja Dongkrak Hydrolik.


https://www.carakukerja.com/2017/03/cara-kerja-dongkrak-hidrolik.html.
Diakses tanggl 3 Januari 2020.

Irvandi Syaputra. 20014. Bantalan. https://irvandy199.com.elemen-mesin-


bantalan. Diakses tanggal 18 Janurai 2020.

Sarjana Teknik. 2018. Sejarah Dongkrak Hydrolik.


https://www.sarjanateknik.com/. Diakses tanggal 3 Januari 2020.

Uline. 2015. Barell. https://www.uline.com/. Diakses tanggal 6 Januari 2020.

Sularso. 2004. Pengelasan. http://mechanidrive.com/ak30-3-4-materi-pengelasan.


Diakses tanggal 13 Januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai