Anda di halaman 1dari 2

1.

3 jenis proposisi hipotesis


A. Proposisi Ekuivalen
Yaitu pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan ketergantungan kesetaraan
antara anteseden dan konsekuan. Huhungan kesetaraan yang dimaksudkan adalah
"jika terjadi anteseden maka terwujud konsekuen dan jika terjadi konsekuen pasti
akan terwujud juga anteseden jika p dan q dan jika q maka p."
Contoh: mahasiswa diperkenankan mengikuti ujian akhir semester apabila telah
memenuhi syarat kehadiran 75%.
B. Proposisi Implikatif
Yaitu pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan ketergantungan persyaratan
antara anteseden dan konsekuen. Hubungan yang dimaksudkan adalah dengan
adanya anteseden pasti terwujud konsekuen, namun konsekuen belum tentu
disebabkan anteseden.
Contoh: jika hari ini hujan maka jalanan akan basah.
C. Proposisi Problematik
Yaitu pernyataan majemuk yang hubungan ketergantungannya bersifat
kemungkinan antara anteseden dan konsekuen, dalam arti anteseden terjadi belum
tentu dikarenakan adanya anteseden, jadi hubungannya bersifat tidak pasti, mungkin
ada hubungan mungkin juga tidak.
Contoh: jika persebaran virus corona kembali masif maia Indonesia akan
menerapkan lockdown kembali.

2. Proposisi Disjungtif adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan


pengatauan antara dua bagian yang keduanya sebagai pilihan. Proposisi disjungtif
dibagi menjadi 4 macam yaitu disjungsi eksklusif, disjungsi inklusif, disjungsi
alternatif, dan disjungsi kolektif. Namum yang banyak digunakan dalam ilmu
penalaran adalah disjungsi eksklusif dan disjungsi inklusif. Berikut kegunaan dari
disjungsi eksklusif dan disjungsi inklusif.
A. Disjungsi Eksklusif
Merupakan pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan saling
menyisihkan antara dua bagian, yakni antara bagian pertama(P1) dan bagian
kedua(P2) tidak dapat bersatu tetapi ada kemungkinan ketiga(K3). Proposisi
disjungsu eksklusif banyak digunakan dalam bidang hukum dan percakapan sehari-
hari, tidak banyak digunakan dalam pengolahan-pengolahan. Dalam bidang hukum
khusus digunakan sebagai konsekuen dari bentuk rumusan implikasi logika atau
implikasi imperatif. Sebagai pedoman dalam bidang hukum untuk merumuskan
maupun memutuskan konsekuen dalam bentuk implikasi logika atau implikasi
imperatif jika lebih dari satu kemungkinan konsekuennya maka bentuk logikanya
harus mengikuti aturan disjungsi eksklusif.
B. Disjungsi Inklusif
Adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan dapat
merangkum antara dua bagian, yakni antara bagian pertama(P1) dan bagian
kedua(P2) dapat bersatu sebagai perpaduan dan tidak ada kemungkinan ketiga.
Rumusan disjungsi insklusif juga banyak sekali digunakan dalam bidang hukum.
Dalam bidang hukum, rumusannya sering menggunakan kata "dan atau", namun
ada juga yang hanya menggunakan kata "atau" dalam arti inklusif. Rumusannya pun
ada yang dirangkaikan dengan implikasi logika atau implikasi imperatif sehingga
mempunyai sanksi yang tegas jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Proposisi Konjungtif adalah proposisi majemuk yang menegaskan bahwa dua


predikat yang dihubungkan dengan subjek yang sama pada waktu yang sama tidak
mungkin kedua-duanya benar. 
Contoh: Jika engkau berada di Solo, engkau tidak berada di Malang.

4. Tabel kebenaran adalah tabel yang digunakan untuk melihat nilai kebenaran dari
suatu pernyataan. Di sini tabel kebenaran dapat diartikan sebagai tabel yang berisi
kombinasi-kombinasi variabel masukan (input) yang menghasilkan keluaran (output)
yang logis. Tabel kebenaran itu pun ada hukumnya, jika nilai kedua pernyataan
benar, maka nilai kebenaran konjungsi kedua pernyataan itu pun benar, namun
apabila ada salah satu pernyataan yang salah, maka nilai konjungsi kedua
pernyataan tersebut pun memiliki nilai salah. Maka untuk menentukan pernyataan
bernilai benar ataupun salah dalam ilmu logika yaitu dengan cara menentukan tabel
kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai