Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENGELOLAAN KASUS SESUAI EBP DENGAN HIPERTENSI

DI PANTI SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA CILACAP

DISUSUN OLEH :
RISKA MAHA RANI
2111040045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan atau penurunan fungsi-fungsi tubuh. Usia lanjut merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut
dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari (Depkes RI,2001).
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa
dan tua (Nugroho,2008).
Tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran
darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan
tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.

Hipertensi adalah tekanan sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg (Potter
dan Perry, 2005). Hipertensi jarang disadari oleh seseorang karena hipertensi sering tidak
memiliki gejala khusus. Gejala-gejala hipertensi antara lain yaitu pusing atau sakit
kepala, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, tinnitus (telinga berdengung),
sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang,
epikatsis (Damayanti, 2013).
WHO tahun 2000 di Asia terdapat 38,4 juta penderita hipertensi dan diperkirakan
meningkat tahun 2025 sebesar 57%. Jumlah penderita hipertensi pada lansia di Indonesia
sebesar 38,8% (Komnas lansia, 2006). Kesehatan lansia bila tidak ditangani dengan baik,
akan menyebabkan penurunan fungsi fisik dan fisiologis sehingga terjadi kerusakan
tubuh yang lebih parah, menimbulkan banyak komplikasi dan mempercepat kematian.
Hipertensi pada lansia bila tidak segera diobati dapat menyebabkan gagal jantung, stroke,
dan gagal ginjal (Potter dan Perry, 2005).
Faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi ada 2 yaitu 1. Faktor yang dapat
dikendalikan seperti obesitas, medikasi, gaya hidup, stress. 2. Faktor yang tidak dapat
dikendalikan seperti usia, riwayat keluarga, jenis kelamin ( Junaedi, E dkk, 2013).
Penanganan hipertensi sebaiknya dilakukan secara komprehensif mencakup promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam pengobatan bisa dilakukan dengan farmakologi
dan nonfarmakologi. Pengobatan nonfarmakologi salah satunya yaitu pengobatan
menggunakan aroma terapi Lavender. Aroma terapi lavender adalah suatu cara perawatan
tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil)
(Jaelani, 2009).
Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga
tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2005). Manfaat pemberian aroma terapi lavender
bagi seseorang adalah dapat menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah tinggi,
frekuensi jantung, laju metabolik, dan mengatasi gangguan tidur (insomnia), stress dan
meningkatkan produksi hormon melatonin dan seretonin (Setiono & Hidayati, 2005).
B. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan uraian diatas bagaimanakah pengaruh pemberian aromaterapi lavender
dalam penurunan tekanan darah terhadap pasien dengan hipertensi?
BAB II
PENILAIAN KRITIS

A. Validity
Penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan penelitian adalah
Nonequivalent Control Group Design. Populasi adalah lansia yang berumur 60 tahun ke
atas sebanyak 309 orang. Sampel berjumlah 30 orang dipilih menggunakan purposive
sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi dibagi menjadi 15 orang kelompok kontrol
yang diberikan uap air dan 15 orang kelompok perlakuan yang diberikan aroma terapi
lavender. Penelitian dilakukan mulai bulan april sampai mei 2014. Metode pengumpulan
data menggunakan observasi nonpartisipan terstruktur dengan pengukuran tekanan darah
secara langsung, sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Pengukuran tekanan darah
yang dilakukan sebanyak 3 kali setiap pengukuran dan hasil yang digunakan yaitu hasil
rata-rata dari pengukuran tersebut.
Analisis data pre tes dan post tes antar kelompok menggunakan t-independent.
Analisis data pre tes – post tes menggunakan t-paired apabila data yang terkumpul
berdistribusi normal. Apabila data yang terkumpul tidak berdistribusi normal, data pre
tes dan post tes antar kelompok menggunakan uji Mann-whitney U-test. Analisis data pre
tes – post tes menggunakan uji Wilcoxon.
B. Important
Hasil penelitian dengan uji tindependent didapatkan nilai t = 0,83 dan nilai p =
0,413. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan rerata
sistolnya tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Hasil dengan uji tindependent
didapatkan nilai t = 2,40 dan nilai p = 0,023. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok
sesudah diberikan perlakuan, rerata sistolnya berbeda secara bermakna (p < 0,05). Hasil
dengan uji t-paired didapatkan nilai p < 0,05 pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan. Hal ini berarti baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan
berpengaruh terhadap penurunan hipertensi sistolik pada lansia, namun pengaruh yang
lebih signifikan terjadi terhadap kelompok perlakuan. Hasil dengan uji Mann-Whitney
didapatkan bahwa nilai U = 92,00 dan nilai p = 0,377. Hal ini berarti bahwa kedua
kelompok sebelum diberikan perlakuan dengan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa nilai
U = 74,50 dan nilai p = 0,096. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan
perlakuan, rerata diastolnya tidak berbeda secara bermakna (p <0,05). Hasil dengan uji
Wilcoxon didapatkan nilai p > 0,05 pada kelompok kontrol sedangkan nilai p < 0,05 pada
kelompok perlakuan. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh rerata diastol pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan sedangkan pada kelompok perlakuan
ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan aroma terapi
lavender terhadap penurunann hipertensi diastol pada lansia.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disesuaikan dengan
tujuan penelitian mengenai “Pengaruh pemberian aroma terapi lavender (Lavandula
Angustifolia) terhadap penurunan hipertensi pada lansia maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan pemberian aroma terapi lavender terhadap penurunan
hipertensi pada lansia p (0,001) < α (0,05).
C. Aplicable
Penelitian ini dapat menjadi tambahan perpustakaan khususnya menjadi tambahan
referensi untuk penelitian selanjutnya dengan mengembangkan variabel yang ada di
dalamnya serta mengukur jumlah milliliter minyak lavender yang diberikan untuk
menurunkan hipertensi. Serta mendapatkan terapi yang optimal pada pengobatan
hipertensi yang dapat dipadukan terapi konvensional dengan aroma terapi lavender
sehingga dapat mengurangi penggunaan obat hipertensi dan menekan biaya pengobatan.
BAB III
PENERAPAN

A. Hasil
Berdasarkan jurnal yang telah di analisis didapatkan hasil beberapa intervensi
yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi. Beberapa hasil intervensi yang dapat
dilakukan pada penderita hipertensi diantaranya :
1. Pemberian Aromaterapi Lavender berupa Lilin Aromaterapi Lavender
2. Pemberian Aromaterapi Lavender berupa Minyak Kayu Putih Lavender
3. Pemberian Aromaterapi Lavender dengan berkomunikasi atau bercerita
B. Pembahasan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun
bukan bearti penderitanya tidak bisa hidup normal dalam kesehariannya. Penderita
hipertensi dapat hidup normal dengan mengendalikan resiko yang dapat menyebabkan
komplikasi akibat hipertensi. Oleh karena itu pada penderita hipertensi, penyedia layanan
kesehatan memberikan pengobatan nonfarmakologis. Pengobatan nonfarmakologis
tersebut bertujuan untuk mengurangi stress yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah pada lansia. Adapun pengobatan nonfarmakologis yang dilakukan salah satunya
adalah pemberian Aromaterapi Lavender.
Kesehatan lansia bila tidak ditangani dengan baik, akan menyebabkan penurunan
fungsi fisik dan fisiologis sehingga terjadi kerusakan tubuh yang lebih parah,
menimbulkan banyak komplikasi dan mempercepat kematian. Hipertensi pada lansia bila
tidak segera diobati dapat menyebabkan gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Potter
dan Perry, 2005). Faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi ada 2 yaitu 1. Faktor yang
dapat dikendalikan seperti obesitas, medikasi, gaya hidup, stress. 2. Faktor yang tidak
dapat dikendalikan seperti usia, riwayat keluarga, jenis kelamin ( Junaedi, E dkk,
2013).Berdasarkan hasil jurnal yang sudah di analisis didapatkan bahwa pengaruh
Aromaterapi Lavender dapat menurunkan hipertensi pada lansia. Aroma terapi lavender
bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan
Hidayati, 2005). Manfaat pemberian aroma terapi lavender bagi seseorang adalah dapat
menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju
metabolik, dan mengatasi gangguan tidur (insomnia), stress dan meningkatkan produksi
hormon melatonin dan seretonin (Setiono & Hidayati, 2005).
Hasil dari penelitian ini dapat dipakai sebagai terapi komplementer sehingga
dapat mengurangi penggunaan terapi konvensional untuk hipertensi dan menekan biaya
pengobatan. Analisis data pre tes dan post tes antar kelompok menggunakan t-
independent. Analisis data pre tes – post tes menggunakan t-paired apabila data yang
terkumpul berdistribusi normal. Apabila data yang terkumpul tidak berdistribusi normal,
data pre tes dan post tes antar kelompok menggunakan uji Mann-whitney U-test. Analisis
data pre tes – post tes menggunakan uji Wilcoxon.
Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan, rerata
diastolnya tidak berbeda secara bermakna (p <0,05). Hasil dengan uji Wilcoxon
didapatkan nilai p > 0,05 pada kelompok kontrol sedangkan nilai p < 0,05 pada kelompok
perlakuan. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh rerata diastol pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah perlakuan sedangkan pada kelompok perlakuan ada pengaruh yang
signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan aroma terapi lavender terhadap
penurunann hipertensi diastol pada lansia.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan jurnal yang telah di analisis menunjukkan bahwa terdapat intervensi
yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu dengan
pengobatan nonfarmakologis berupa Pemberian Aromaterapi Lavender. Dari intervensi
yang sudah dilakukan terdapat pengaruh pada Pemberian Aromaterapi Lavender dengan
penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi lansia. Efek pemberian
Aromaterapi Lavender adalah terdapat kenyamanan dan penurunan rasa stress yang dapat
mengakibatkan peningkatan hipertensi.
B. Saran
Pemberian Aromaterapi Lavender dapat menjadi referensi terapi yang optimal
pada pengobatan hipertensi pada lansia yang dapat dipadukan terapi konvensional dengan
aroma terapi lavender sehingga dapat mengurangi penggunaan obat hipertensi dan
menekan biaya pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan Gerontik. Jakarta : TIM

Hartanto, D.A. 2010. herbal-lavender from : http://health.detik.com/html


(accesed 3 Januari 2014)

Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta : Pustaka Populer Obor

Jain, R. 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:


Gramedia

Kurnia, AD, dkk. 2009. Aromaterapi Bunga lavender Memperbaiki Kualitas


Tidur pada Lansia. Universitas Brawijaya.

Kusuma, H dan Nurarif, A.H. 2012. Handbook for Health Student. Yogyakarta :
Mediaction Publishimg

Kristanti, E.E. 2010. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan


Derajat Kecemasan pada Lansia di Panti Wredha St. Yoseph Kediri

Soemardini, dkk. 2013. Pengaruh Aromaterapi Bunga Lavender Terhadap


Kualitas Tidur Lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang

Sarah, D. 2007. Pedoman Menjadi Sehat bagi Orang Sibuk : Aromaterapi. Batam
:Karisma

Anda mungkin juga menyukai