Disusun Oleh :
DOSEN PENGAMPU
Marja, M.Pd.
Negeri Jakarta
ABSTRAK
Oleh :
ii
pada hasil belajar, pada isi atau konten bahan ajar, ada pula yang mengutamakan
kepada pembentukan atau mengkonstruksi pengetahuan, sikap atau
keterampilannya sendiri
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi
harus berlandaskan peda teori-terori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa
bertindak secara tepat. Artinya teori-teori belajar ini diharapkan dapat
mengarahkan dalam merancang dan mealksanakan kegiatan pembelajaran.
Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah
dalam kegiatan pembelajaran, namun akan dapat memberikan arah prioritas dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu para pelaku pembelajaran baik guru,
perancang pembelajaran dan para pengembang program pembelajaran yang
profesional harus dapat memilih teori belajar yang tepat untuk digunakan dalam
desain pembelajaran yang akan dikembangkannya.
iii
ABSTRACT
By:
This paper was conducted to describe the implications of the principles expressed by the
gagne in the learning process. This paper was conducted using qualitative methods and in
collecting data from several journal data and references to writings. Each learning theory focuses
iv
on a different basis, some are more concerned with the learning process, on learning outcomes,
on the content or content of teaching materials, there are also those who prioritize the formation
or construction of their own knowledge, attitudes or skills
Learning activities cannot be carried out carelessly, but must be based on certain learning
theories and principles in order to act appropriately. This means that learning theories are
expected to be able to direct the design and implementation of learning activities. Although
learning theory cannot be expected to determine step by step in learning activities, it will be able
to provide priority direction in learning activities. Therefore, learning actors, both teachers,
learning designers and professional learning program developers, must be able to choose the
right learning theory to be used in the learning design they are going to develop.
v
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Implikasi
9 Prinsip Pembelajaran Gagne ”, ini dengan baik tepat pada waktunya. Materi
yang akan di bahas dalam makalah yang kami buat ini merupakan deskripsi
Implikasi prinsip yang di utarakan gagne untuk pembelajaran.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terimakasih kepada orang tua kami
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
vi
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
ABSTRAK......................................................................................................................................ii
ABSTRACT...................................................................................................................................iv
Kata Pengantar................................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................................................vii
PENDAHULUAN......................................................................................................................- 1 -
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................- 1 -
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................- 2 -
1.3 Ruang lingkup...................................................................................................................- 2 -
1.4 Sumber Data......................................................................................................................- 2 -
1. 5 Metode Penulisan.............................................................................................................- 3 -
BAB II.........................................................................................................................................- 4 -
Pembahasan.................................................................................................................................- 4 -
2.1 Belajar Menurut Pandangan Gagne..............................................................................- 4 -
2.2 Tipe-Tipe belajar menurut Robert Gagne....................................................................- 5 -
2.3 Jenis-jenis Belajar Menurut Gagne..............................................................................- 8 -
2.4 Tipe-tipe Belajar menurut Robert M. Gagne.....................................................................- 9 -
BAB III.....................................................................................................................................- 13 -
Penutup......................................................................................................................................- 13 -
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................- 13 -
3.2 Saran................................................................................................................................- 14 -
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................- 15 -
vii
viii
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya, belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang
serta berlangsung seumur hidup. Kompleksitas belajar tersebut melahirkan banyak teori-teori
yang berkembang dan berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar tersebut dapat
dijelaskan secara ilmiah. Dalam mempelajari ilmu pendididkan, sering dikemukakan pertanyaan
berupa ”mengapa seseorang perlu belajar?” untuk menjawab pertanyaan ini, sepertinya kita
sependapat bahwa di dunia ini tak ada makhluk hidup yang ketika baru dilahirkan dapat
melakukan segala sesuatu dengan sendirinya, begitu juga dengan manusia. Sejak ia bayi, bahkan
ketika dewasa pun, ia pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa lainnya,
tentu ia akan binasa. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik oleh manusia.
Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Selain itu, manusia juga makhluk
berbudaya, sehingga belajar merupakan kebutuhan yang vital sejak manusia dilahirkan. Manusia
selalu memerlukan dan melakukan perbuatan belajar kapan saja dan dimana saja ia berada.
Banyak ilmuan yang telah menemukan teori belajar. Salah satu teori belajar tersebut adalah teori
belajar dari Robert M. Gagne, yang akan kami bahas dalam maklah ini.
Tiap teori belajar menitikberatkan pada tumpuan yang berbeda-beda, ada yang lebih
mementingkan proses belajar, pada hasil belajar, pada isi atau konten bahan ajar, ada pula yang
mengutamakan kepada pembentukan atau mengkonstruksi pengetahuan, sikap atau
keterampilannya sendiri
1
Kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus
berlandaskan peda teori-terori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara
tepat. Artinya teori-teori belajar ini diharapkan dapat mengarahkan dalam merancang dan
mealksanakan kegiatan pembelajaran. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan
menentukan langkah demi langkah dalam kegiatan pembelajaran, namun akan dapat memberikan
arah prioritas dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu para pelaku pembelajaran baik
guru, perancang pembelajaran dan para pengembang program pembelajaran yang profesional
harus dapat memilih teori belajar yang tepat untuk digunakan dalam desain pembelajaran yang
akan dikembangkannya.
Teori belajar yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne merupakan salah satu teori
belajar yang penting untuk diketahui serta diterapkan dalam belajar. Hal-hal yang dibicarakan
oleh Gagne dalam teorinya adalah mengenai peristiwa belajar, kemampuan belajar dan tipe
belajar.
2
dokumen , referensi dari beberapa tulisan, dan juga jurnal-jurnal mengenai teori terkait. Data
sekunder merupakan data seperti data referensi jurnal online.
1. 5 Metode Penulisan
Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari jurnal yang telah
dipublikasikan baik dari buku maupun Internet. Studi pustaka ini diharapkan dapat membantu
menyelesaikan penelitian ini.
3
BAB II
Pembahasan
2.1 Belajar Menurut Pandangan Gagne
Sebagaimana tokoh-tokoh dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa
belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya
adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan
rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan
menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan
menjadi apa ia nantinya.
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat
kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan
perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan
minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Kematangan menurut Gagne, bukanlah belajar sebab perubahan tingkah laku yang terjadi
dihasilkan dari pertumbuhan struktur dan diri manusia itu sendiri. Dengan demikian belajar
terjadi bila individu merespon terhadap stimulus yang datangnya dari luar sedangkan
kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu. Perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.
Komponen- komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat digambarkan sebagai
S-R. S adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah respons atas stimulus itu, dan garis di
antaranya adalah hubungan diantara stimulus dan respon yang terjadi dalam diri seseorang yang
tidak dapat kita amati yang berkaitan dengan sistem alat saraf dimana terjadi transformasi
perangsang yang diterima melalui alat indera. Stimulus ini merupakan input yang berada di luar
individu dan respon adalah outputnya yang juga berada di luar individu sebagai hasil belajar
yang dapat diamati.
4
Robert M. Gagne merupakan salah seorang penganut aliran psikologi tingkah laku.
Gagne memiliki pandangan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang kegiatannya
mengikuti suatu hirarki kemampuan yang dapat diobservasi atau diukur. Oleh karena itu, teori
belajar yang dikemukakan Gagne dikenal sebagai Teori Hirarki Belajar. Teori hirarki belajar
ditemukan oleh Rober M. Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang
kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk menemukan teori
pembelajaran yang efektif.
Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan
yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih
sulit atau lebih kompleks. Orton dalam Warsita Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun
dari atas ke bawah atau top down. Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan,
ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran dipuncak
hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan atau pengetahuan prasyarat yang harus
mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan
diatasnya. Hirarki ini juga memungkinkan prasyarat yang berbeda untuk kemampuan yang
berbeda pula.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan
responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga
mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase
belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.
5
alami; Setelah sejumlah pengulangan stimulus ganda, ditemukan bahwa subjek
memancarkan respons yang diinginkan saat terkena stimulus terkondisi sendiri.
Penerapan pengkondisian klasik dalam memfasilitasi pembelajaran manusia sangat
terbatas.Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respon bersyarat.
Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara.
Lambaian tangan, isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dan lambaian
tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar
semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan
itu bersifat umum, kabur dan emosional. Menurut Krimble (1961) bentuk belajar
semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara
tidak sadar.
b. Belajar Stimulus – Respons ( Stimulus Respons Learning)
Bentuk pembelajaran yang agak canggih ini, yang juga dikenal sebagai
pengkondisian operan, pada awalnya dikembangkan oleh Skinner. Ini melibatkan
pengembangan obligasi stimulus-respons yang diinginkan dalam subjek melalui
jadwal penguatan yang direncanakan dengan hati-hati berdasarkan penggunaan
'penghargaan' dan 'hukuman'. Pengondisian operan berbeda dari pengkondisian
klasik karena agen penguat ('hadiah' atau 'hukuman') disajikan setelah respon. Tipe
pengkondisian inilah yang membentuk dasar pembelajaran terprogram dalam
berbagai manifestasinya.Berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum,
kabur dan emosional. Tipe belajar S – R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah
bentuk suatu hubungan S-R. Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itupun
ikatan S-R. Setiap respons dapat diperkuat dengan reinforcement.
c. Belajar Rangkaian (Chaining)
Bentuk pembelajaran yang lebih maju dimana subjek mengembangkan
kemampuan untuk menghubungkan dua atau lebih ikatan stimulus-respons yang
dipelajari sebelumnya ke dalam urutan yang terkait. Ini adalah proses dimana
keterampilan psikomotor yang paling kompleks (misalnya mengendarai sepeda atau
bermain piano) dipelajari.
d. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
6
Asosiasi verbal dalah bentuk chaining dimana hubungan antara item yang
terhubung bersifat verbal. Asosiasi verbal adalah salah satu proses kunci dalam
pengembangan kemampuan bahasa. Contoh suatu kalimat “unsur itu berbangun
limas” adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur
berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus, atau
kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam
urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain.
e. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Pembelajaran ini melibatkan pengembangan kemampuan untuk membuat
tanggapan yang sesuai (berbeda) terhadap serangkaian rangsangan serupa yang
berbeda secara sistematis. Prosesnya dibuat lebih kompleks (dan karenanya lebih
sulit) oleh fenomena gangguan, dimana satu hal belajar menghambat yang lain.
Gangguan dianggap salah satu penyebab utama lupa.Tipe belajar ini adalah
pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai bentuk
wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
f. Belajar Konsep (Concept Learning)
Melibatkan pengembangan kemampuan untuk membuat respons yang
konsisten terhadap rangsangan yang berbeda yang membentuk kelas atau kategori
umum. Ini membentuk dasar kemampuan untuk menggeneralisasi,
mengklasifikasikan dll.Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari
hasil membuat tafsiran terhadap fakta. Dengan konsep dapat digolongkan binatang
bertulang belakang menurut ciri-ciri khusus (kelas), seperti kelas mamalia, reptilia,
amphibia, burung, ikan. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat
melakukan diskriminasi.
g. Belajar Aturan (Rule Learning)
Proses kognitif tingkat tinggi yang melibatkan kemampuan untuk
mempelajari hubungan antara konsep dan menerapkan hubungan ini dalam situasi
yang berbeda, termasuk situasi yang sebelumnya tidak dihadapi. Ini menjadi dasar
pembelajaran peraturan umum, prosedur, dll.Tipe belajar ini banyak terdapat dalam
semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut
7
dalam segitiga sama dengan 180o. Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus
dipahami artinya.
h. Belajar Pemecahan Masalah ( Problem Solving Learning)
Tingkat tertinggi proses kognitif menurut Gagné. Ini melibatkan
pengembangan kemampuan untuk menciptakan aturan, algoritma, atau prosedur yang
kompleks untuk memecahkan satu masalah tertentu, dan kemudian menggunakan
metode untuk memecahkan masalah lain yang serupa.Upaya pemecahan masalah
dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu.
Dalam pemecahan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama.
Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam
masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala
langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-
tiba. Dengan ulangan-ulangan masalah tidak terpecahkan, dan apa yang dipecahkan
sendiri-yang penyelesaiannya ditemukan sendiri lebih mantap dan dapat ditransfer
kepada situasi atau problem lain. Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar
kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain.
8
Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam
bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang
juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi ”cap
verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk
menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah
kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.
b. Kemahiran Intelektual (Intellectual Skill)
Adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya
sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai
lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual
terbagi lagi atas empat subkemampuan, yaitu:
1) Diskriminasi jamak: yaitu kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan benda
yang dilihatnya.
2) Konsep:yaitu satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri
sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus
didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-
obyek dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang
mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam
lingkungan hidup fisik.
3) Kaidah: yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau
lebih sehingga dapat memahami pengertiannya.
4) Prinsip: yaitu telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk
suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan prinsip
tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian
menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.
c. Pengaturan Kegiatan Kognitif (Cognitive Strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan
berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan
kesulitan yang sama.
d. Keterampilan Motorik (Motor Skill)
9
Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik
jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik
berbagai anggota badan secara terpadu.
e. Sikap (Attitude)
Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil
tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
proses belajar yang dilalui peserta didik untuk mencapai hasil itu. Selain itu, Gagne mencoba
menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang
satu menajdi dasar atau landasan tipe belajar berikutnya. Dengan demikian, peserta didik yang
tidak menguasai tipe belajar yang terdahulu, akan mengalami kesulitan dalam mengusai tipe
belajar selanjutnya. Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa empat tipe belajar pertama
(nomor 1 s/d 4) kurang relevan untuk belajar di sekolah, sedangkan empat tipe kedua (nomor 5
s/d 8) lebih menonjolkan pada belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. 1 Untuk
lebih jelasnya, kedelapan tipe belajar ini disajikan dalam tabel berikut: 2
10
– kotrol persneling –
Dengan demikian, ada beberapa prinsip pembelajaran dari teori gagne, yaitu antara lain berkaitan
dengan:
c. pengulangan belajar,
11
f. adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.
Selain itu Gagne juga mementingkan akan adanya penciptaan kondisi beljaar, termasuk
lingkungan belajar, khususnya kondisi yang berbasis media, yaitu meliputi jenis penyajian yang
12
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Pembelajaran menurut Gagne hendaknya mampu menimbulkan persitiwa belajar dan proses
kognitif. Peristiwa belajar (instructional events) adalah persitiwa dengan urutan sebagai
berikut : menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima
pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran agar pseerta didik tahu apa yang diharapkan
dala pembelajaran itu, mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya
pedoman untuk belajar, membangkitkan timbulnya unjuk kerja peserta didik, memberikan
umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas, mengukur/evaluasi belajar, dan memperkuat
2. Menurut Gagne ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu :keterampilan intelektual atau
sikap
3. Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu
tipe belajar yang satu menjadi dasar atau landasan tipe belajar berikutnya
4. Menurut Robert M. Gagne, ada delapan tipe belajar, yaitu: belajar isyarat (signal learning),
belajar stimulus – respons ( stimulus respons learning), belajar rangkaian (chaining), asosiasi
13
verbal (verbal assosiation), belajar diskriminasi (discrimination learning), belajar konsep
(concept learning), belajar aturan (rule learning), dan belajar pemecahan masalah ( problem
solving learning).
5. Menurut Gagne, ada lima jenis hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah
kegiatan kognitif (Cognitive strategy), Keterampilan motorik (Motor skill), dan Sikap
(attitude).
3.2 Saran
Dari materi yang telah dibahas secara rinci tersebut, kiranya diharapkan agar pemerintah,
masyarakat serta lainnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan lebih mengerti dan
memahami bagaimana terciptanya pendidikan yang baik, yaitu salah satunya dengan menerapkan
teori belajar Gagne agar peserta didik dapat menambah pemahaman mengenai materi-materi
yang diajarkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pebelajaran, Jakarta:Penerbit Kerjasama Pusat Perbukuan
Depdiknas dan PT Rineka Cipta, 2002
Suciati dan Irawan, Teori Belajar dan Motivasi, Jakarta:Depdiknas, Ditjen PT. PAUUT, 2001
15