Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM

PEMANENAN HUTAN

PENGUJIAN KAYU
(GRADING)

Disusun oleh :
Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M.Sc. Forst. Trop

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
I. RUANG LINGKUP KEGIATAN PRAKTIKUM

Praktikum pengujian kayu meliputi pengenalan cacat kayu, pengukuran


dimensi cacat, pengenalan standar kualitas kayu dan penentuan kualitas kayu ke
dalam kelas-kelas kualitas. Praktikum pengujian kualitas kayu dibatasi hanya
kegiatan yang terkait dengan kayu bundar (logs).

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengenal jenis-jenis cacat kayu.
2. Menentukan cacat kayu beserta cara mengukur dimensinya.
3. Memahami prinsip dan dasar pengujian kualitas kayu.
4. Melakukan pengujian kayu sesuai dengan peraturan pengujian kayu yang
berlaku.

III. PENGUJIAN KUALITAS KAYU

A. Jenis Cacat Kayu


Cacat kayu merupakan ketidaknormalan kayu dari kondisi normalnya.
Cacat kayu ini dapat terjadi secara alami maupun buatan (akibat intervensi
manusia). Cacat alami adalah cacat kayu yang disebabkan oleh gangguan proses
fisiologis di dalam kayu itu sendiri, serangan organisme perusak dan faktor
lingkungan, terutama faktor tempat tumbuh dan iklim. Sedangkan cacat buatan
disebut juga dengan cacat mekanis, adalah cacat yang disebabkan oleh kegiatan
manusia, seperti penebangan, pemangkasan, penyaradan dan pengangkutan.
Jenis cacat kayu pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam 2 kategori,
yaitu:
1. Cacat yang mengurangi volume. Jenis cacat kayu ini antara lain adalah
pecah, retak, belah, busuk, gerowong, dan lobang.
2. Cacat yang mengurangi keawetan, ketahanan dan penggunaan kayu. Jenis
cacat kayu ini antara lain mata kayu, serat terpilin, busuk, retak, dan
serangan jamur.
Jenis cacat kayu utama yang banyak ditemukan pada kayu adalah:
1. Gubal busuk, yaitu kerusakan gubal kayu akibat serangan jamur.
2. Hati lobang, rapuh atau busuk.
3. Gerowong.
4. Retak badan, retak bontos, atau retak hati.
5. Pecah, yaitu retak dengan ukuran maksimum 6 mm. Pecah kayu dapat
berbentuk pecah hati, pecah gelang atau pecah busur.
6. Belah, yaitu retak dengan ukuran lebih dari 6 mm.
7. Lobang gerek, dikelompokkan ke dalam tiga ukuran:
a. kecil jika ukuran diameternya < 1,5 mm
b. sedang jika ukuran diameternya 1,5 mm – 3,0 mm
c. besar jika ukuran diameternya > 3,0 mm
8. Kesilindrisan, yaitu perbandingan antara diameter terkecil dengan diameter
terbesar dinyatakan dalam %. Kesilindrisan dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kelas:
a. Silindris: jika perbandingan diameter terkecil dengan diameter terbesar
> 90%
b. hampir silindris: jika perbandingan diameter terkecil dengan diameter
terbesar 60% - 90%
c. tidak silindris: jika perbandingan diameter terkecil dengan diameter
terbesar < 60%
9. Bengkok, yaitu penyimpangan kayu dari garis lurus sumbu kayu. Kayu
disebut bengkok jika penyimpangan terhadap sumbu kayu lebih dari 1/3
diameter kayu.
10. Mata kayu, terdiri dari:
a. mata kayu sehat: jika bebas busuk, penampang keras, tertanam pada
batang dengan kuat
b. mata kayu busuk: jika lunak atau lapuk

B. Syarat dan Kelas Kualitas Kayu


Setelah proses pembagian batang, selanjutnya dilakukan pengujian
kualitas kayu. Pengujian kualitas kayu adalah menentukan mutu (kualitas)
sortimen kayu bulat berdasarkan persyaratan teknis rencana pengolahan atau
penggunaan kayu. Prinsip utama pengujian kualitas kayu adalah konsep kayu
bulat terjelek, artinya semua sistem pengujian kualitas kayu memberikan batas
bawah (standar minimum) yang menetapkan bahwa kayu tersebut tidak dapat
diterima lagi untuk diolah menjadi produk tertentu atau untuk penggunaan
tertentu.
Sistem pengujian kayu yang digunakan tergantung jenis kayu yang akan
diuji. Dasar pengujian untuk kayu rimba menggunakan isi bagian bersih dan
jumah cacat maksimum, sedangkan untuk kayu jati menggunakan dasar
permukaan bersih. Kedua dasar pengujian tersebut sebenarnya menggunakan
prinsip yang sama, yaitu aspek fisik, keberadaan cacat kayu dan isi kayu bersih.
Syarat kualitas untuk kayu Indonesia pada dasarnya ditentukan oleh dimensi kayu
(diameter dan panjang), bentuk kayu, keadaan badan kayu dan keadaan bontos
kayu. Syarat kualitas kayu disajikan pada Tabel 1.
Pelaksanaan pengujian kualitas kayu tidak hanya mempertimbangkan
syarat kualitas kayu, namun pengujian kualitas kayu dilakukan dengan cara
pengujian yang benar. Syarat pelaksanaan pengujian kualitas kayu antara lain:
1. Kayu bulat yang akan diuji harus sudah dikuliti dan bersih dari kotoran
yang menempel pada kayu seperti lumpur, batu, logam dan sebagainya.
2. Kayu bulat yang akan diuji harus kelihatan secara keseluruhan (utuh),
tidak ada bagian yang tertutup.
3. Kayu bulat yang akan diuji harus diletakan di tempat yang tidak terpisah.
Berdasarkan hasil pengujian, selanjutnya sortimen kayu bulat
dikelompokkan ke dalam kelas kualitas kayu. Kelas kualitas kayu
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kayu Utama (Prime). Diberi tanda empat bintang.
2. Kayu Pertukangan I (First). Diberi tanda tiga bintang.
3. Kayu Pertukangan II (Second). Diberi tanda dua bintang.
4. Kayu Pertukangan III (Third). Diberi tanda satu bintang.
5. Kayu Lokal (Local). Tidak diberi tanda bintang

Tabel 1. Syarat-syarat kualitas kayu bulat rimba Indonesia

Syarat Kualitas
Kualitas Prime (P) First (F) Second (S) Third (T) Lokal
Diameter ≥ 40 ≥ 40 ≥ 30 ≥ 30 < 30
(cm))
Panjang Minimum Minimum Minimum Minimum < 2,50
(m) 2,50 2,50 2,50 2,50
Bentuk Segar, lurus, Segar, lurus, Segar, boleh Segar, boleh Tidak ada
kayu silindris, serat hampir tidak lurus, tidak lurus, batasan
lurus, bontos silindris, serat boleh tidak boleh tidak
siku lurus, bontos silindris, silindris,
siku bontos bontos
tidaksiku/siku tidaksiku/siku
Badan kayu panjang pecah Tdk ada gubal Tdk ada gubal Tdk ada gubal di luar syarat
< 10%; mata busuk, lobang busuk, lobang busuk, lobang P, F, S dan T
kayu sehat; gerek dan cacing, lobang cacing, lobang
diameter lobang cacing. gerek besar < gerek besar <
maksimum panjang pecah 3 buah tiap 1 6 buah tiap 1
mata kayu 4 < 20%; mata m. panjang m. panjang
cm; jumlah kayu sehat; pecah < 30%; pecah < 40%;
mata kayu diameter mata kayu mata kayu
tidak lebih maksimum sehat; sehat;
dari 1 tiap 2 mata kayu 6 diameter diameter
m, jarak antar cm; jumlah maksimum maksimum
mata kayu < 2 mata kayu mata kayu 8 mata kayu 10
m, tdk ada tidak lebih cm; jumlah cm; jumlah
mata kayu dari 1 tiap 2 mata kayu mata kayu
busuk m, jarak antar tidak lebih tidak lebih
mata kayu < dari 1 tiap 2 dari 1 tiap 2
1,5 m, tdk ada m, jarak antar m, jarak antar
mata kayu mata kayu < 1 mata tdk ada
busuk m, tdk ada batasan, tdk
mata kayu ada mata kayu
busuk busuk
Bontos hati rapuh pecah busur, pecah busur, pecah busur, Cacat dalam
atau retak hati pecah gelang pecah gelang pecah gelang bontos < 60%
dlm lingkaran dlm lingkaran dlm lingkaran dlm lingkaran luas bontos
bontos maks bontos bontos bontos
1/3 diameter panjang linier panjang linier panjang linier
kayu; pecah < ¾ diameter < 4/4 diameter < 1,5 diameter
busur, pecah bontos; bontos; bontos;
gelang dlm diperkenankan diperkenankan diperkenankan
lingkaran ada gerowong ada gerowong ada gerowong
bontos maks atau busuk atau busuk atau busuk
1/3 diameter hati, asalkan < hati, asalkan < hati, asalkan <
bontos dan 15% luas 30% luas 40% luas
panjang linier bontos. bontos. bontos.
< ½ diameter
bontos, tdk
ada gerowong
dan busuk hati
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pita ukur, kalkulator, dan
penggaris, sedangkan bahan praktikum adalah sortimen kayu bundar (logs).

B. Prosedur
1. Gunakan sampel kayu bulat pada praktikum pengukuran kayu sebagai sampel
pengujian kayu bulat atau mencari kayu bulat baru. Jumlah sampel kayu
sebanyak 3 kayu bulat dengan diameter ujung minimum 20 cm.
2. Amatilah keadaan fisik batang kayu contoh tersebut yang meliputi kesegaran,
kesilindrisan, kelurusan dan ukurlah ciri-ciri fisik tersebut.
3. Amatilah keberadaan cacat kayu pada seluruh bagian kayu, tentukanlah jenis
cacat kayu tersebut dan ukurlah dimensinya.
4. Buatlah sketsa dari kayu bulat contoh tersebut dan gambarkan letak cacat kayu
pada sketsa yang saudara buat sesuai dengan hasil pengukuran saudara.
5. Hitunglah dan tentukan besarnya nilai masing-masing jenis cacat yang
ditemukan dan tentukan kualitas kayu bulat tersebut berdasarkan syarat
kualitas yang disajikan pada Tabel 1.
6. Tentukan kelas kualitas kayu contoh di atas.
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PEMANENAN HUTAN

PENGUJIAN KAYU
(GRADING)

Pembimbing :
Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M.Sc. Forst. Trop
Asprak

Disusun oleh :

………………………………… NIM. …………………..

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
Lembar kerja hasil pengamatan
Nomor kayu: 1
1. Dimensi kayu
a. Diameter; pangkal ………... cm, ujung ……. cm, rata-rata ……..cm
b. Panjang, hasil ukur ………m; pembulatan ……..m; dicatat……….m
2. Kesegaran kayu; segar (…...), tidak segar (……)
3. Kelurusan; lurus (…….); tidak lurus (…….), jika tidak lurus besarnya
simpangan (defleksi) …….cm, persen bengkok……..%.
4. Arah serat, lurus (……), spiral (……..), terpilin (…….)
5. Pecah/retak/belah
a. Pecah (……); panjang……... cm, lebar……. cm
b. Retak (……); panjang.……... cm, lebar……. cm
c. Belah (……); panjang.……... cm, lebar……. cm
6. Lobang gerek (……); jumlah……..buah, diameter lobang…...mm, jika lebih
dari satu sebutkan diameter lobangnya …………….……………………….
7. Mata kayu sehat (……); jumlah……..buah, diameter.…...cm, jika lebih dari
satu sebutkan diameternya …………….……………………………….…….
8. Mata kayu busuk (……); jumlah……..buah, diameter…...cm, jika lebih dari
satu sebutkan diameternya …………….……………………..…………….
9. Hati Kayu; sehat (…...), lapuk (……)
10. Bontos; siku (…...), tidak siku (……), luas bontos: ………….cm2
a. Pecah Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: …….cm2
b. Retak Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: ……..cm2
c. Belah Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: ………cm2
d. Growong (……), panjang ………..cm, diameter……….cm, luas: …. cm2
11. Sebutkan informasi lainnya yang saudara dapatkan:
……………………………………………………………………..
…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
12. Foto sampel kayu bulau, jenis dan lokasi cacat kayu yang ditemukan.

Catatan:
- Berikan tanda “√” untuk menyatakan “ada”, dan “x” untuk menyatakan “tidak
ada” pada kurung yang disediakan.
Nomor kayu: 2
1. Dimensi kayu
a. Diameter; pangkal ………... cm, ujung ……. cm, rata-rata ……..cm
b. Panjang, hasil ukur ………m; pembulatan ……..m; dicatat……….m
2. Kesegaran kayu; segar (…...), tidak segar (……)
3. Kelurusan; lurus (…….); tidak lurus (…….), jika tidak lurus besarnya
simpangan (defleksi) …….cm, persen bengkok……..%.
4. Arah serat, lurus (……), spiral (……..), terpilin (…….)
5. Pecah/retak/belah
a. Pecah (……); panjang……... cm, lebar……. cm
b. Retak (……); panjang.……... cm, lebar……. cm
c. Belah (……); panjang.……... cm, lebar……. cm
6. Lobang gerek (……); jumlah……..buah, diameter lobang…...mm, jika lebih
dari satu sebutkan diameter lobangnya …………….……………………….
7. Mata kayu sehat (……); jumlah……..buah, diameter.…...cm, jika lebih dari
satu sebutkan diameternya …………….……………………………….…….
8. Mata kayu busuk (……); jumlah……..buah, diameter…...cm, jika lebih dari
satu sebutkan diameternya …………….……………………..…………….
9. Hati Kayu; sehat (…...), lapuk (……)
10. Bontos; siku (…...), tidak siku (……), luas bontos: ………….cm2
a. Pecah Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: …….cm2
b. Retak Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: ……..cm2
c. Belah Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: ………cm2
d. Gerowong (……), panjang ………..cm, diameter…….cm, luas: …. cm2

11. Sebutkan informasi lainnya yang saudara dapatkan:


……………………………………………………………………..
…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
12. Foto jenis cacat kayu yang ditemukan.

Catatan:
- Berikan tanda “√” untuk menyatakan “ada”, dan “x” untuk menyatakan “tidak
ada” pada kurung yang disediakan.
Nomor kayu: 3
1. Dimensi kayu
a. Diameter; pangkal ………... cm, ujung ……. cm, rata-rata ……..cm
b. Panjang, hasil ukur ………m; pembulatan ……..m; dicatat……….m
2. Kesegaran kayu; segar (…...), tidak segar (……)
3. Kelurusan; lurus (…….); tidak lurus (…….), jika tidak lurus besarnya
simpangan (defleksi) …….cm, persen bengkok……..%.
4. Arah serat, lurus (……), spiral (……..), terpilin (…….)
5. Pecah/retak/belah
a. Pecah (……); panjang……... cm, lebar……. cm
b. Retak (……); panjang.……... cm, lebar……. cm
c. Belah (……); panjang.……... cm, lebar……. cm
6. Lobang gerek (……); jumlah……..buah, diameter lobang…...mm, jika lebih
dari satu sebutkan diameter lobangnya …………….……………………….
7. Mata kayu sehat (……); jumlah……..buah, diameter.…...cm, jika lebih dari
satu sebutkan diameternya …………….……………………………….…….
8. Mata kayu busuk (……); jumlah……..buah, diameter…...cm, jika lebih dari
satu sebutkan diameternya …………….……………………..…………….
9. Hati Kayu; sehat (…...), lapuk (……)
10.Bontos; siku (…...), tidak siku (……), luas bontos: ………….cm2
a. Pecah Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: …….cm2
b. Retak Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: ……..cm2
c. Belah Bontos (…...), panjang……... cm, lebar……. cm, luas: ………cm2
d. Growong (……), panjang ………..cm, diameter……….cm, luas: …. cm2

11.Sebutkan informasi lainnya yang saudara dapatkan:


……………………………………………………………………..
…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………

12.Foto jenis cacat kayu yang ditemukan.

Catatan:
- Berikan tanda “√” untuk menyatakan “ada”, dan “x” untuk menyatakan “tidak
ada” pada kurung yang disediakan.
Pembahasan dan Kesimpulan

Jenis cacat yang mengurangi kualitas kayu yang ditemukan pada kayu bulat:

Sampel 1:………………..

Sampel 2: ………………….

Sampel 3: ……………………….

Sampel 1 memiliki kualitas kayu……………………………..


Argumen/Alasan: …………………………………………….

Sampel 2 memiliki kualitas kayu……………………………..


Argumen/Alasan: …………………………………………….

Sampel 3 memiliki kualitas kayu……………………………..


Argumen/Alasan: …………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai