Anda di halaman 1dari 5

CIRI-CIRI MAKRO DAN MIKRO PADA KAYU

1. Kayu Kambelu
a. Ciri makro
Warna kayu kambelu bagian teras dan gubal jelas berbeda; teras berwarna kemerahan
dan gubal berwarna merah muda keabuan. Bagian gubal tebalnya 2-3 cm atau sekitar
20% dari diameter batang; tekstur agak halus dan tidak merata; arah serat berpadu;
agak mengkilap; kesan raba agak kesat; keras; corak polos; dan tidak ada bau khusus.
Warna kayu kanduruan bagian teras dan gubal juga jelas berbeda; teras berwarna
coklat keabuan dan gubal berwarna coklat muda yang tebalnya 5-7 cm atau sekitar
30% diameter batang; tekstur agak halus dan tidak merata; arah serat berpadu; agak
mengkilap; kesan raba agak licin; keras; corak polos; dan tidak ada bau khusus.
b. Ciri mikro
Kayu kambelu memiliki lingkaran tumbuh jelas; pembuluh porositas baur, pembuluh
berganda radial 4 atau lebih biasa dijumpai (3-6 sel), kadang ditemukan pori
bergerombol, pembuluh soliter bersudut, rata-rata panjang pembuluh 852,22 m,
diameter pembuluh 209,94 m, frekuensi pembuluh 5-20 per mm , bidang perforasi
sederhana. antar pembuluh selang-seling, ukurannya besar (> 10 ), ceruk antar
pembuluh dan jari-jari ada dua ciri, yaitu ceruk dengan halaman yang sempit sampai
sederhana, bentuk ceruk bundar atau bersudut, posisi ceruk horizontal atau vertikal.
Parenkim aksial paratrakea jarang, panjang untai parenkim dua sel per-untai dan
empat (3-4) sel per untai. Jari-jari lebar 1-3 seri, komposisi sel jari-jari dengan 1 jalur
sel tegak dan atau sel bujur sangkar marjinal, frekuensi jari-jari 4-12 per mm. Serat
bersekat ditemui, dinding serat tipis sampai tebal. Varian kambial dijumpai dalam
bentuk kulit tersisip konsentrik.

2. Kayu Saling – Saling


a. Ciri makro
Teras dan gubal pada kayu saling-saling (A. teysmanii) dapat dibedakan dengan jelas.
Tebal gubal 9,6 cm dan volume kayu teras 44,81%. Gubal berwarna putih kekuningan
dan teras berwarna cokelat kekuningan. Corak polos, tekstur agak halus dan tidak
merata, arah serat lurus kadang-kadang agak berpadu, kilap permukaan agak
mengkilap, kesan raba agak kesat, kekerasan tergolong agak lunak, tidak ada bau
khusus. Saling-saling merupakan salah satu jenis dari marga Artocarpus. Ciri umum
utama kayu dari marga Artocarpus (Damayanti dan Mandang, 2007) antara lain teras
kuning waktu segar, dan lambat laun menjadi cokelat tua, kekerasan tergolong agak
keras.
b. Ciri mikro
Lingkaran tumbuh tidak jelas. Pembuluh (pori) tata baur, soliter dan berganda sama
banyak, berganda radial sampai dengan 2 sel, panjang pembuluh rata-rata 488,87 μm,
diameter pembuluh rata-rata 259,59 μm, frekwensi 5 atau kurang per mm2, bidang
perforasi sederhana, ceruk antar pembuluh selang-seling dengan ukuran sedang (7-10
μm), ceruk antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang jelas, serupa dalam
ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh, endapan dijumpai berwarna hitam
dan jarang. Parenkim aksial paratrakea aliform dan sepihak, tipe sel parenkim aksial
empat (3-4) sel per untai. Jari-jari 1-3 seri, jari-jari besar umumnya sampai dengan 6
seri, komposisi sel jari-jari dengan 1 jalur sel tegak dan atau sel bujur sangkar
marjinal, frekwensi jari-jari 12 atau lebih per mm, dijumpai adanya sel seludang.
Jaringan serat dasar dengan ceruk sederhana sampai berhalaman sangat kecil, serat
tanpa sekat dijumpai, panjang serat rata-rata 1.800,40 μm, diameter serat rata-rata
38,69 μm, diameter lumen rata-rata 31,28 dan tebal dinding serat rata-rata 3,70 μm
(tergolong sangat tipis).

3. Kayu Salagundi (Roudholia teysmanii Hook. f.)


a. Ciri Makro
Secara makroskopis warna kayu salagundi adalah cokelat kemerahan. Memiliki
tekstur yang halus, arah serat lurus, kesan raba agak licin dan kilap agak mengkilap.
Lingkaran tumbuhnya memiliki batas yang tegas.
b. Ciri Mikro
Pembuluh (pori-pori) kayu salagundi termasuk tata baur, sebagian besar soliter dan
sebagian berganda diagonal yang terdiri dari dua pori. Klasifikasi pembuluh :
diameter termasuk kategori kecil, panjang termasuk kategori sangat panjang, jumlah
termasuk sangat banyak. Klasifikasi jari-jari : tinggi termasuk luar biasa tinggi, lebar
termasuk sempit dan jumlah bagian pangkal termasuk agak banyak dengan bagian
tengah dan ujung termasuk agak jarang. Klasifikasi serat : panjang termasuk sedang,
diameter termasuk besar, lumen termasuk sedang dan tebal dinding bagian pangkal
dan tengah termasuk sedang dengan bagian ujung termasuk tipis. Bidang perforasinya
termasuk tangga.Persentase sel kayu berbeda hanya pada pembuluh antara setiap
bagian dengan persentase tertinggi pada bagian tengah (60,34%), sedangkan untuk
persentase jari-jari dan parenkim tidak berbeda nyata. Parenkim bertipe paratrakea
jarang dimana hanya sedikit terdapat mengelilingi pori-pori. Variasi terhadap
persentase pembuluh disamping batang pohon disebabkan berbagai faktor,
diantaranya adalah faktor diameter, jumlah dan susunan pori atau sebaran pori.

4. Kayu Raru (Cotylelobium melanoxylon Pierre.)


a. Ciri Makro
Secara makroskopis warna kayu raru adalah kuning kecokelatan. Memiliki tekstur
yang agak halus, arah serat lurus, kesan raba licin dan kilap kurang mengkilap,
lingkaran tumbuhnya tegas.
b. Ciri Mikro
Pembuluh (pori-pori) kayu raru termasuk tata baur, umumnya soliter. Klasifikasi
pembuluh : diameter termasuk kategori kecil, panjang termasuk kategori sedang,
jumlah termasuk agak banyak. Klasifikasi jari-jari : tinggi termasuk luar biasa tinggi,
lebar termasuk sempit dan jumlah bagian pangkal dan tengah termasuk agak jarang
dengan bagian ujung termasuk jarang. Klasifikasi serat : panjang termasuk pendek,
diameter termasuk sedang, lumen bagian pangkal termasuk kecil dengan bagian
tengah dan ujung termasuk sangat kecil dan tebal dinding bagian pangkal termasuk
tebal dengan bagian tengah dan ujung termasuk sedang. Bidang perforasi termasuk
sederhana. Persentase sel kayu yang meliputi pembuluh, jari-jari dan parenkim tidak
berbeda nyata dengan kecenderungan persentase pembuluh dari pangkal ke ujung
semakin meningkat, persentase jari-jari dan parenkim semakin menurun. Parenkim
bertipe paratrakea umumnya mengelilingi pori. Kecenderungan persentase pembuluh
yang tinggi pada bagian pangkal disebabkan karena bagian pangkal adalah penopang
bagi seluruh bagian pohon, dimana pada bagian ini kemungkinan terjadi peningkatan
fotosintesa, selain itu juga dipengaruhi lingkaran pertumbuhan.

5. Kayu Mobe (Arthocarpus dadah Miq.)


a. Ciri Makro
Secara makroskopis warna kayu mobe adalah kuning muda. Memiliki tekstur yang
kasar, arah serat berpadu, kesan raba agak kesat dan kilapnya mengkilap.
b. Ciri Mikro
Pembuluh (pori-pori) kayu mobe termasuk tata baur, sebagian besar soliter dan
sebagian berganda radial yang terdiri dari dua sampai tiga pori. Klasifikasi pembuluh :
diameter termasuk kategori agak kecil, panjang termasuk kategori sedang, jumlah
bagian pangkal dan ujung termasuk jarang dengan bagian tengah termasuk sangat
jarang. Klasifikasi jari-jari : tinggi termasuk luar biasa tinggi, lebar termasuk sedang
dan jumlah bagian pangkal dan tengah termasuk sangat jarang dengan bagian ujung
termasuk jarang. Klasifikasi serat : bagian pangkal dan tengah termasuk pendek
dengan bagian ujung termasuk sangat pendek, diameter termasuk sedang, lumen
termasuk besar dan tebal dinding termasuk sangat tipis. Lingkar tumbuh tidak tegas
dan bidang perforasi sederhana. Persentase sel kayu yang meliputi pembuluh, jari-jari
dan parenkim tidak berbeda nyata dengan kecenderungan persentase pembuluh dari
pangkal keujung semakin meningkat, persentase jari-jari dan parenkim bervariasi
dengan nilai tertinggi pada bagian tengah. Parenkim bertipe paratrakea bentuk
selubung. Kecenderungan kenaikan persentase pembuluh dengan semakin
meningkatnya tinggi batang sesuai dengan pendapat Casey (1960) yang menyatakan
bahwa dalam kayu daun lebar terutama berpori melingkar volume pembuluh
cenderung meningkat ke arah ujung batang. Hal ini disebabkan pada bagian pangkal
dengan lebar riap tumbuh yang lebih kecil menyebabkan lebih besar proporsi kayu
akhirnya dibandingkan bagian ujung (Tsoumis, 1961).

6. Kayu Medang Landit (Persea rimosa)


a. Ciri Makro
Secara makroskopis warna kayu medang landit adalah kuning tua sampai kemerahan.
Memiliki tekstur yang halus, arah serat lurus, kesan raba agak licin dan kilapnya agak
mengkilap.
b. Ciri Mikro
Pembuluh (pori-pori) kayu medang landit termasuk tata baur, sebagian besar soliter
dan sebagian berganda radial yang terdiri dari dua pori. Klasifikasi pembuluh :
diameter bagian pangkal dan tengah termasuk kategori agak kecil dengan bagian
ujung termasuk kecil, panjang termasuk kategori sedang, jumlah bagian pangkal dan
tengah termasuk agak jarang dengan bagian ujung termasuk agak banyak. Bidang
perforasi umumnya sederhana. Klasifikasi jari-jari : tinggi termasuk luar biasa tinggi,
lebar termasuk sempit dan jumlah termasuk agak jarang. Klasifikasi serat : bagian
pangkal dan tengah termasuk pendek dengan bagian ujung termasuk sangat pendek,
diameter termasuk besar, lumen bagian pangkal termasuk besar dengan bagian tengah
dan ujung termasuk sangat besar dan tebal dinding bagian pangkal dan tengah
termasuk tipis dengan bagian ujung sangat tipis. Semakin berkurangnya ketebalan
dinding sel dengan semakin meningkatnya ketinggian dalam batang karena ada
hubungannya juga dengan semakin berkurangnya persentase kayu akhir. Panshin and
de Zeeuw (1980) mengemukakan bahwa jumlah material dinding yang dibentuk
dalam tahap perkembangan sel tergantung pada jumlah produk fotosintesa yang
diterima. Persentase sel kayu yang meliputi pembuluh, jari-jari dan parenkim tidak
berbeda nyata, nilainya bervariasi dimana nilai tertinggi terdapat pada bagian tengah.

Anda mungkin juga menyukai