Anda di halaman 1dari 6

POLO AIR

Polo air adalah olah raga air yang menyerupai pertandingan sepak bola, hanya saja tempatnya
di air dan cara mengoper bola menggunakan tangan. Polo air bisa dianggap kombinasi
renang, gulat, sepak bola, dan bola basket. Tujuan polo air adalah mencetak gol yang
sebanyak banyaknya.

1. Jumlah Pemain

Setiap regu polo air berjumlah 6 pemain dan 1 penjaga gawang, total 7 orang pemain di
setiap pertandingan dan 6 orang cadangan yang harus duduk dibangku cadangan di dalam
lapangan pertandingan, dengan 1 orang manager, 1 orang kepala pelatih dan 1 orang asisten
pelatih. Hanya kepala pelatih yang dapat berdiri dan berjalan sampai batas 5 meter dari
bangku cadangan untuk memberikan instruksi kepada regunya pada saat posisi regu tesebut
melakukan penyerangan. Jika regu tersebut dalam posisi bertahan kepala pelatih hanya boleh
memberikan instruksi dalam posisi duduk.

2. Kelengkapan pemain

kolam renang untuk polo air lebarnya 20 meter dan panjangnya 30 meter dengan kedalaman
tidak kurang dari 1.80 meter.

Gambar lapangan Polo Air

Setiap regu yang akan bertanding diwajibkan memakai uniform (training/kaos), celana
renang seragam, topi polo air yang bernomor (1 s/d 13) yang dibedakan berwarna putih atau
biru dan penjaga gawang nomor 1 dan 13 dibedakan dengan topi warna merah. (Jika regu
yang bertanding memiliki topi dengan warna tersendiri harus membawa 2 set (1 set diberikan
kepada sekretariat pertandingan, diperlukan jika salah satu pemain dari regu tersebut
kehilangan topinya pada saat bertanding).

3. Lama Permainan

Lama pertandingan adalah 8 menit (Bersih) x 4 babak. Jeda istirahat setiap babak 1 & 2 serta
3 & 4 adalah 2 menit sedangkan jeda istirahat untuk babak 2 ke babak 3 adalah 5 menit. Jika
skor akhir dari babak 4 seri, akan dilanjutkan 2 babak tambahan (2 x 8 menit) untuk
menentukan pemenang, jika masih terjadi seri, pertandingan akan dilanjutkan dengan 5 (lima)
bola tembakan penalti untuk setiap regu. Tembakan Pinalti diwakilkan oleh 5 orang pemain
dari setiap regu, yang telah ditentukan secara berurutan dan tercatat disekretariat
pertandingan serta diatur untuk berdiri di kedua sisi pinggir kolam renang untuk membedakan
setiap regunya. Titik tembakan pinalti diambil 5 meter dari posisi gawang yang dilakukan
secara bergantian dengan aba aba dari wasit yang memimpin tembakan pinalti.

4. Jumlah Wasit

Setiap pertandingan resmi memakai standar peraturan International (FINA), pertandingan


dipimpin 2 (Dua) orang wasit & dibantu oleh 2 orang hakim garis (Goal Judge).

5. Permulaan Permainan

 Pada setiap permulaan masing-masing babak, para pemain berada pada garis gawang
dengan jarak sekurang-kurangnya 1 meter dari gawang. Diantara kedua gawang tidak
boleh lebih dari dua orang pemain. Pemain harus menunggu tanda dari wasit yang
akan diberikan bila semua regu telah siap. Tanda tersebut berupa satu kali tiupan
peluit dan segera sesudah wasit harus melempar bola ke tengah lapangan permainan.
 Bila terjadi gol, regu yang kemasukan bola memulai kembali permainan. Seorang
pemain yang dari regu yang kemasukan bola mengambil tempat di tengah-tengah
lapangan permainan dan semua pemain harus mengambil tempat dimana saja dalam
daerah sendiri, di belakang garis tengah. Ketika wasit member aba-aba untuk memulai
permainan. Ia harus melemparkan bola kepada pemain lain dari regunya yang berada
dibelakang garis tengah.

6. Gol

Bola dinyatakan masuk gol apabila bola sepenuhnya melewati garis gawang diantar ke dua
garis gawang.

7. Lemparan Gawang

 Apabila seluruh bola melewati garis gawang, kecuali diantara kedua tiang gawang,
dan bola akhir disentuh oleh pemain penyerang lawan
 Kesalahan dalam lemparan ke dalam harus diulangi

8. Lemparan Penjuru

Lemparan penjuru dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

 Bola melewati garis samping gawang, ketika bola tersebut terakhir disentuh oleh
pemain bertahan.
 Seorang penjaga gawang pada waktu melakukan lemparan bebas atau lemparan
gawang. Sebelum bola itu disentuh oleh pemain-pemain  lain mengambilnya kembali
dan masuk ke dalam gawang.
 Pemain melakukan suatu lemparan bebas, mengoper bola kepada penjaga gawang
sendiri.
9. Lemparan Bebas

Lemparan bebas diberikan pada saat ada pelanggaran. Cara melakukan lemparan bebas
adalah dari empat terjadinya kesalahan, seorang pemain yang mendapatkan lemparanbebas
dapat langsung mengoperkan bola kepada lawan atau menggiring lebih dahulu baru
mengopernya. Bola lemparan bebas bisa dinyatakan masuk gawang apabila minimal telah
disentuh  oleh seorang pemain kawan atau lawan dalam garis gawang.

10. Bola Keluar Lapangan Permainan

Bola dinyatakan keluar lapangan permainan apabila bola keluar melalui salah satu garis sisi
lapangan. Lemparan bebas akan diberikan kepada pemain dari regu lawan yang terdekat pada
tempat dimana bola meninggalkan lapangan permainan.

11. Lemparan Wasit

Lemparan wasit dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut.

 Permainan dihentikan bila ada pemain yang mengalami cedera atau kesakitan serta
keadaan yang lain yang tidak diketahui sebelumnya. Atau jika ada dua pemain atau
lebih dari regu yang berlawanan membuat kesalahan  pada waktu yang bersamaan.
 Apabila terjadi kesalahan, Bola yang dilempar wasit harus adil sehingga para pemain
dari kedua belah regu mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai bola stelah
bola menyentuh air. Bila wasit melempar bola jatuh ke air dan menguntungkan salah
satu regu, maka lemparan harus di ulang. 

12. Jenis Kesalahan Yang Sering Terjadi

Terdapat dua macam kesalahan, yaitu kesalahan biasa dan kesalahan berat. Kesalahan biasa
mendapat hukuman yaitu berupa lemparan bebas. Sedangkan kesalahan berat akan mendapat
hukuman penalty.

Pelanggaran Biasa
Berikut ini beberapa contoh kejadian-kejadian yang menunjukkan pelanggaran biasa.

 Ikut serta dengan aktif dalam pertandingan ketika berdiri pada dasar kolam, berjalan
pada dasar kolam pada waktu pertandingan berlangsung.
 Memasukkan atau menahan bola ke bawah permukaan air ketika diserang.
 Memegang bola dengan kedua tangan pada waktu bersamaan.
 Mendorong atau bertolak dari seorang lawan.
 Membuang waktu.
 Melakukan lemparan pinalti lain dari cara yang ditetapkan.
 Menunda-nunda ketika melakukan suatu lemparan bebas, lemparan gawang, atau
lemparan sudut.

Pelanggaran Berat
Seorang pemain telah melakukan pelanggaran berat jika melakukan hal-hal berikut ini.
 Memegang, menenggelamkan, atau menarik ke belakang seorang pemain lawan yang
tidak memegang bola.
 Menyepak/menendang atau memukul lawan untuk membuat gerakan-gerakan yang
mengarah ke perbuatan demikian.
 Membuat suatu kesalahan di daerah 4 meter yang kalau terjadi mungkin gol akan
tercipta.
 Menunjukkan sikap menentang pada petugas.
 Melakukan tindakan yang kasar/brutal terhadap pemain lawan atau petugas.
Lemparan bebas harus diberikan pada regu lawan, sedangkan pemain yang bersalah
harus dikeluarkan untuk sisa waktu pertandingan dan tidak boleh diganti.
 Mengganggu dalam pengambilan suatu lemparan bebas, lemparan sudut, lemparan
gawang, atau lemparan pinalti.

13. Pelanggaran Perorangan

Seorang pemain yang melakukan pelanggaran berat di mana saja di lapangan permainan akan
diberikan suatu pelanggaran perorangan. Jika pemain itu diberikan tiga kali pelanggaran
perorangan, maka ia harus dikeluarkan dari sisa waktu pertandingan. Pemain penggantinya
dapat masuk dari garis gawangnya dari tempat yang terdekat dengan pengawas gawang
setelah waktu pengeluaran berakhir.
Jika pelanggaran perorangan untuk yang ketiga kali tersebut diberikan karena pelanggaran
yang menyebabkan suatu lemparan pinalti diberikan, maka pemain penggantinya harus
segera masuk sebelum lemparan pinalti tersebut dilaksanakan.

14. Lemparan Pinalti

Lemparan pinalti harus diberikan pada regu yang melakukan pelanggaran. Berikut ini hal-hal
penting dalam melakukan lemparan pinalti.

 Ketika lemparan pinalti diberikan, pemain yang melakukan pelanggaran hendaknya


dikeluarkan dari air hanya jika pelanggaran tersebut sedemikian beratnya sehingga
mempunyai alasan untuk mengeluarkannya dari air untuk sisa waktu pertandingan.
 Lemparan pinalti dapat dilakukan oleh siapa saja dari suatu regu, kecuali penjaga
gawang. Pemain yang melakukan lemparan boleh melakukannya dari posisi mana saja
pada garis 4 meter lapangan permainan lawan.
 Segera melakukan lemparan setelah ada isyarat dari wasit dengan gerakan yang tidak
terputus-putus sebelum bola meninggalkan tangan pelempar.
 Lemparan pinalti dimulai dengan mengangkat bola dari permukaan air atau
mengacungkan/mengangkat bola dengan tangan. Atau, membawa bola ke belakang
dari arah lawan untuk persiapan melempar ke depan.
 Untuk penjaga gawang, bagian tubuhnya yang berada di atas permukaan air tidak
diperbolehkan melampaui garis gawang.

15. Waktu Tambahan

Perpanjangan waktu diberlakukan jika pertandingan berakhir dengan angka sama, dengan
catatan dalam pertandingan tersebut harus ada pemenangnya. Pertandingan tambahan adalah
2 babak kali 3 menit bersih, dengan istirahat 1 menit antara dua babak tersebut untuk
pergantian tempat.
TUGAS REMEDIAL PENJAS

Nama :
ADE CHINTYA
Kelas :
X KPW 3

SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai