MUHAMMAD SAW Urgensi Pemuda Masa Kini dalam Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW
Disusun Oleh: Riska Aswatul Abidah
SMA NEGERI 1 KECAMATAN BADEGAN
PENDAHULUAN Salah satu pilar utama kehidupan masyarakat sepanjang sejarah adalah akhlak. Sejarah mencatat bahwa suatu bangsa menjadi kuat apabila di topang dengan akhlak yang kuat. Sebaliknya suatu bangsa akan runtuh ketika akhlaknya rusak. Hal ini juga berlaku pada umat islam yang pernah mengalami masa kejayaan, dan salah satu faktor yang mendukung kejayaan islam pada waktu itu adalah akhlak mulia. Bagi kaum muslim, dalam kehidupan berakhlak mulia, ada contoh ideal yang harus selalu dijadikan teladan yaitu nabi Muhammad Saw, dimana salah satu misinya adalah untuk menyempurnakan akhlak. Bahkan, kebesaran nabi Muhammad Saw diakui oleh kalangan non-muslim, antara lain adalah Michael H. Hart dalam bukunya The 100,a Ranking of the most Influential Person in History sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dan menempati urutan pertama. Berbicara mengenai akhlak, tentu memiliki hubungan yang cukup erat dengan generasi muda. Fenomena yang terjadi di zaman yang marak disebut “zaman now” ini, justru mengindikasikan bahwa degradasi moral pada remaja itu memang benar adanya. Mulai dari penyalahgunaan narkoba, seks bebas, bully, kekerasan, dan masih banyak lagi gejala dan fenomena degradasi moral remaja yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Faktor eksternal dari lingkungan dan bahan bacaan serta tontonan sangat memberi pengaruh dalam pembentukan karakter generasi muda sehingga tidak mustahil bagi remaja semakin sulit dalam mengendalikan emosi dan ego keremajaan mereka tersulut oleh media informasi yang negatif. Hasilnya adalah perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan akhlak yang baik seperti yang terjadi sekarang ini. Salah satu contohnya banyak remaja yang berbuat asusila. Hal tersebut sepenuhnya bertentangan dengan norma yang berlaku pada masyarakat dan menjadi tantangan yang harus dijawab pemuda masa kini. Membentuk karakter yang baik, tidak cukup hanya diajarkan di rumah. Perlu juga penanaman karakter melalui pendidikan di sekolah maupun masyarakat. Tidak ada cara yang cukup ampuh dalam menangkal budaya asusila tersebut selain menanamkan nilai-nilai ajaran agama, terutama akhlak mulia di tengah masyarakat dan khususnya generasi muda. Dengan demikian, penyimpangan penyimpangan dari nilai-nilai luhur budaya kita dapat dihindarkan atau setidaknya diminimalkan. PEMBAHASAN