0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan teks ceramah, termasuk topik, tujuan, kerangka, dan cara penyusunannya. Topik dapat berupa masalah pendidikan, peristiwa, pengalaman pribadi, dan lainnya. Tujuan umum ceramah adalah memberi informasi, mempengaruhi, atau menghibur, sedangkan tujuan khusus lebih spesifik. Kerangka harus memiliki bagian pendahuluan, isi, dan penutup
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan teks ceramah, termasuk topik, tujuan, kerangka, dan cara penyusunannya. Topik dapat berupa masalah pendidikan, peristiwa, pengalaman pribadi, dan lainnya. Tujuan umum ceramah adalah memberi informasi, mempengaruhi, atau menghibur, sedangkan tujuan khusus lebih spesifik. Kerangka harus memiliki bagian pendahuluan, isi, dan penutup
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan teks ceramah, termasuk topik, tujuan, kerangka, dan cara penyusunannya. Topik dapat berupa masalah pendidikan, peristiwa, pengalaman pribadi, dan lainnya. Tujuan umum ceramah adalah memberi informasi, mempengaruhi, atau menghibur, sedangkan tujuan khusus lebih spesifik. Kerangka harus memiliki bagian pendahuluan, isi, dan penutup
Topik teks ceramah adalah pokok pembicaraan dalam ceramah. Topik yang dapat digunakan dalam penyusunan teks ceramah, antara lain: a. masalah pendidikan budi pekerti, b. peristiwa aktual, c. pengalaman pribadi, d. isu budaya, e. permasalahan sosial, dan f. permasalahan remaja. g. Keragaman budaya daerah Tujuan adalah maksud atau arah yang akan dituju. Di dalam teks ceramah ada dua macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ceramah yaitu memberitahukan (informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Tujuan khusus ceramah merupakan rincian dari tujuan umum. Contoh hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus. Topik : Pergaulan bebas Tujuan umum : Informatif (memberi tahu) Tujuan khusus : pendengar mengetahui bahwa : 1) Pengertian pergaulan bebas 2) Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan Ciri- ciri kerangka ceramah yang baik sebagai berikut. a. Ceramah meliputi tiga bagian pokok(pendahuluan, isi, dan pentup) b.Maksud ceramah diungkapkan secara jelas. c.Setiap bagian dalam kerangka ceramah hanya memiliki satu gagasan. d. Bagian- bagian ceramah harus tersusun secara logis. Contoh Kerangka Teks Ceramah
Sekarang ini, kita berada dizaman kebebasan,
yaitu zaman dimana nilai-nilai keagamaan yang (Pendahuluan) kita anut sudah tidak lagi menjadi bingkai kita Tesis dalam berperilaku. Remaja-remaja kita yang merupakan generasi penerus bangsa telah dibutakan dengan budaya- budaya barat yang bebas. Sesungguhnya Islam telah mengatur etika Isi (Rangkaian pergaulan bagi remaja. Perilaku tersebut argumen) merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai- nilai agama. Oleh karena itu, sudah seharusnya para remaja memperhatikan dan melaksanakan etika-etika pergaulan dalam pandangan Islam untuk mencegah terjadinya sesuatu yang dilarang Allah SWT Penutup Oleh karena itu, sebagai orang yang beragama kita (penegasan harus menjauhi perbuatan zina, dan membatasi ulang) pergaulan terhadap orang yang bukan mahramnya. Cara menyusun ceramah sebagai berikut. a.Mengembangkan kalimat-kalimat gagasan pokok yang telah dicatat menjadi paragraf-paragraf. b.Menyusun paragraf-paragraf menjadi susunan atau struktur teks ceramah yang berisi pendahuluan, isi, dan penutup. c.Mencermati kembali hasil susunan teks ceramah dan merevisi jika ada kekeliruan, baik dalam ejaan, tanda baca, maupun konstruksi kalimat. Contoh Menyusun Teks Ceramah Berdasarkan Kerangka Bapak- bapak, ibu-ibu yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan. Sekarang ini, kita berada dizaman kebebasan, yaitu zaman dimana nilai-nilai keagamaan yang kita anut sudah tidak lagi menjadi bingkai kita dalam berperilaku. Pergaulan bebas merupakan sesuatu yang marak terjadi saat ini. Pergaulan bebas dapat menjangkiti siapapun. Ini merupakan penyakit yang menyerang pribadi-pribadi labil seperti para remaja. Mereka mencoba apapun, tanpa memedulikan batasan yang sudah ditetapkan oleh agama, lingkungan sosial dan hukum. Pergaulan bebas sendiri diartikan sebagai suatu pergaulan yang tidak memiliki batasan, mengabaikan norma-norma agama maupun masyarakat. Karena itu, pergaulan bebas cenderung mengarah pada hal-hal yang negative, seperti seks bebas, pemakaikan narkoba, dan lain-lain. Remaja-remaja kita yang merupakan generasi penerus bangsa telah dibutakan dengan budaya-budaya barat yang bebas. Mereka bergaul tanpa adanya batasan. Tidak lagi mengenal mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu, banyak sekali remaja- remaja berseragam yang sudah kehilangan kehormatannya. Hal ini dikarenakan kurangnya ilmu agama yang diajarkan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Lemahnya iman dan kurangnya pemahaman agama yang kuat bagi remaja juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergaulan bebas. Sesungguhnya Islam telah mengatur etika pergaulan bagi remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu, sudah seharusnya para remaja memperhatikan dan melaksanakan etika-etika pergaulan dalam pandangan Islam untuk mencegah terjadinya sesuatu yang dilarang Allah SWT. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah: Menutup Aurat Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga kebersihan diri dan kehormatan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya. Disamping menutup aurat, pakaian yang dikenakan juga tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh tipis atau transparan. Menjauhi Perbuatan Zina Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan diperbolehkan selama masih ada batas dan tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan didalam Islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai- nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang dapat merugikan diri pelaku, keluarga dan masyarakat sekitar. Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surah Al-Isra ayat 32 yang berbunyi: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, Islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut: Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan ditempat sepi maka yang ketiga adalah setan. Mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu setan. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam Islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang. Allah SWT memerintahkan kaum laki-laki dan perempuan untuk menahan pandangan, sebagaimana Firman Allah dalam QS An-Nuur 30-31: “katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memlihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada perempuan yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya(daripada memandang yang haram)….” Ayat diatas mengisyaratkan bahwa Allah memerintahkan agar laki-laki dan perempuan menjaga pandangannya. Hakikat perintah ini mengandung hukum wajib. Lalu Allah menjelaskan bahwa yang demikian itu lebih suci dan lebih bersih bagi kehidupan mereka. Allah memerintahkan untuk menahan pandangan karena memandang kepada orang yang diharamkan termasuk bagian dari zina, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Setiap anak Adam pasti mendapat bagian dari zina yang tidak terelakkan, kedua mata berzina dan zinanya adalah memandang, kedua telinga berzina dan zinanya adalah mendengar, lisan berzina dan zinanya adalah berbicara, tangan berzina dan zinanya adalah memegang, kaki berzina dan zinanya adalah berjalan dan hati yang menarik dan berangan- angan lalu kemaluan membenarkan atau mendustakan itu.” (Muttafaqun ‘alaih dan lafazh hadits dari riwayat Muslim). Disebut zina karena laki-laki merasakan nikmatnya memandang keindahan tubuh wanita. Pandangan itu masuk ke dalam hati orang yang memandang sehingga hati seorang laki-laki terpikat dan membayangkannya. Maka timbul keinginan dan berusaha untuk melampiaskan keinginan syahwat kepadanya. Oleh karena itu Allah melarang seorang laki-laki memandang wanita karena hal tersebut menimbulkan bahaya dan kerusakan sebagai dampak pergaulan bebas dan pergaulan bebas dilarang karena menyebabkan terjadinya perbuatan yang tidak terpuji bahkan akan berakhir dengan suatu yang lebih buruk. Oleh karena itu, sebagai orang yang beragama kita harus menjauhi perbuatan zina, dan membatasi pergaulan terhadap orang yang bukan mahramnya. https://pelayananpublik.id/2019/11/07/cara-menulis-ceramah-yang-baik-dan-menarik-serta-contohnya/ ALHAMDULILLAH SEMOGA PAHAM
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XI Kemdikbud RI 2017