Anda di halaman 1dari 10

Aplikasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

SKPG merupakan instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan dan


gizi suatu wilayah dan memberi informasi alternatif tindakan pencegahan dan
penanggulangan yang diperlukan. SKPG sesuai dengan amanat Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan pasal 114 ayat 1 dan 2 (d) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi pasal 75
ayat 1 dan 2 (d) bahwasanya Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berkewajiban membangun, menyusun, dan mengembangkan
Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang terintegrasi yang dapat digunakan untuk
pengembangan sistem peringatan dini terhadap masalah Pangan dan kerawanan
Pangan dan Gizi. Untuk fungsi tersebut, SKPG dilakukan secara bulanan.
Dalam pelaksanaannya, untuk mempermudah analisis dan pemantauan
SKPG dibuat web SKPG berbasis output. Web SKPG berbasis output pada
http://pusatkkp.bkp.pertanian.go.id/skpg (gambar 1) ini untuk mempermudah
over view SKPG bagi pemangku kebijakan secara time series . Data yang di
tampilkan dalam SKPG berbasis output bersumber dari hasil SKPG.
Indikator SKPG bulanan dalam web SKPG berbasis output ini disusun
menggunakan tiga indikator mewakili tiga aspek ketahanan pangan. Indikator tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Aspek Ketersediaan Pangan
1. Luas tanam dan luas puso. Data yang digunakan adalah luas tanam dan luas
puso komoditas pangan utama pada bulan berjalan dibandingkan rata-rata 5
(lima) tahun sebelumnya pada bulan yang sama, sehingga dapat diketahui
seberapa besar peningkatan/penurunan luas tanam dan puso pada bulan
berjalan. Komoditas yang dijadikan indikator mengikuti opsi berikut: (a) untuk
seluruh wilayah kabupaten/kota adalah komoditas padi; (b) untuk wilayah NTT,
Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara adalah komoditas padi, jagung,
ubi kayu; (c) untuk wilayah Papua adalah komoditaspadi, ubi jalar, dan ubi kayu.
Data yang digunakan bersumber dari Kementan.
b. Aspek Akses Pangan
2. Harga. Harga adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga
untuk membeli suatu bahan pangan dari pembeli. Harga yang digunakan adalah
harga komoditas pangan utama dan strategis di tingkat konsumen pada bulan
berjalan dan tiga bulan sebelumnya. Komoditas harga yang dijadikan indikator
adalah beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, minyak goreng, gula pasir,daging ayam,
dan telur ayam. Perubahan harga merupakan perubahan harga yang terjadi
antara harga bulan berjalan dibandingkan dengan harga rata-rata tiga bulan
sebelumnya. Data harga komoditas berasal dari BKP Kementan.
c. Aspek Pemanfaatan Pangan
3. Status gizi balita (BB/U). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan dalam empat
kategori yaitu status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan statusgizi
lebih. Persentase balita underweight merupakan jumlah balita gizi buruk
+ gizi kurang dibandingkan dengan jumlah total balita. Data yang digunakan
adalah banyaknya balita gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih pada bulan
berjalan. Data status gizi balita berasal dari Kemenkes.
Penentuan jumlah cut off point indikator SKPG menggunakan metode sebaran
empiris atau mengikuti pengelompokan yang sudah ditetapkan. Klasifikasi penentuan
cut off point indikator tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Cut Off Point Indikator

No Aspek Indikator Batasan Umum Cut Off Point Ket


1 Ketersediaan 1. Luas tanam Persentase luas tanam r < -5% Rentan 1
komoditas pangan bulan -5% < r < 5% Waspada 2
berjalan dibandingkan dengan r > 5% Aman 3
rata-rata luas tanam komoditas
pangan bulan bersangkutan 5
tahun terakhir
2. Luas puso*) Persentase luas puso bulan r > 5% Rentan 1
berjalan dibandingkan dengan -5% < r < 5% Waspada 2
rata-rata luas puso bulan r < -5% Aman 3
bersangkutan 5 tahun terakhir
2 Akses 3. Harga di Persentase rata-rata harga bulan r > 10% Rentan 1
tingkat berjalan komoditas beras 5% < r < 10% Waspada 2
konsumen dibandingkan dengan rata-rata r < 5% Aman 3
harga 3 bulan terakhir
Persentase rata-rata harga bulan r > 15% Rentan 1
berjalan komoditas jagung, 5% < r < 15% Waspada 2
minyak goreng, gula pasir, r < 5% Aman 3
daging ayam, dan telur ayam
dibandingkan dengan rata-rata
harga 3 bulan terakhir
3 Pemanfaatan 4. Status Gizi Persentase balita underweight r > 20% Rentan 1
Pangan Balita (BB/U) 15% < r < 20% Waspada 2
r < 15% Aman 3

*)Apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman


Sedangkan berikut merupakan analisis komposit dalam analisis SKPG berbasisoutput:
1. Komposit Ketersediaan Pangan
Tabel 2. Bobot dan keterangan komposit pada aspek ketersediaan pangan
Persentase rata-rata luas tanam bulan
berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas
tanam bulanan 5 tahun
Persentase rata-rata luas puso bulan berjalan Bobot 1 2 3
dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulanan 1 2 3 4
5 tahun 2 3 4 5
3 4 5 6
Keterangan:
Skor komposit 2-3 = warna merah (rentan)
Skor komposit 4-5 = warna kuning (waspada)
Skor komposit 6 = warna hijau (aman)

2. Komposit Akses Pangan


Tabel 3. Bobot dan keterangan komposit pada aspek akses pangan

Indikator 1+2+3+4+5

Indikator 6 Bobot 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

3 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Keterangan:
Bobot 1 (skor 6 – 9) = warna merah (rentan)
Bobot 2 ( skor 10 – 13) = warna kuning (waspada)
Bobot 3 ( skor 14 – 18) = warna hijau (aman)
3. Komposit Pemanfaatan Pangan
Tabel 4. Bobot dan keterangan komposit pada aspek pemanfaatan pangan

Bobot Status
1 Rentan
Persentase balita underweight 2 Waspada
3 Aman
Keterangan:
Bobot 1 = warna merah (rentan)
Bobot 2 = warna kuning (waspada)
Bobot 3 = warna hijau (aman)

4. Komposit Ketahanan Pangan Bulanan


Tabel 5. Bobot dan keterangan komposit pada ketahanan pangan bulanan

Indikator 1 + 2

Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 7

2 4 5 6 7 8

3 5 6 7 8 9
Keterangan:
Total bobot 3-5 =warna merah (rentan)
Total bobot 6-7 = warna kuning (waspada)
Total bobot 8-9 = warna hijau (aman)

Aplikasi SKPG berbasis output menampilkan gambaran situasi pangan dan


gizi bulanan menurut provinsi dan kab/kota. Web ini memuat menu-menu seperti
tampil dalam gambar 1, yang memberikan informasi kepada user. Pada menu
home terdapat menu pengertian SKPG, provinsi warning waspada dan rentan,
serta grafik perkembangan bulanan dalam 1 tahun dari 4 aspek yaitu komposit,
ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan, infografis, peta dan panduan.
Gambar 1. Tampilan Home Web SKPG Berbasis Output

Pada menu infografis, menampilkan diagram batang dari 4 aspek, yang bisa
difilter berdasarkan indeks, tahun, provinsi, dan kabupaten/kota serta menu
cetak. Berikut data yang ditampilkan dalam menu infografis:
1. Indeks Komposit
Pada indeks komposit, menampilkan diagram batang perkembangan skor
komposit bulanan, indeks ketersediaan, indeks akses dan indeks pemanfaatan
pangan dalam satu tahun.
Gambar 2. Tampilan Menu Infografis pada Indeks Komposit

2. Indeks Ketersediaan Pangan


Pada menu infografis filter indeks ketersediaan (gambar 3), menyajikan grafik
batang perkembangan luas tanam pangan pokok bulanan dan rata- rata luas
tanam 5 tahun kebelakang pada bulan berjalan selama 1 tahun. Legenda
warna pada grafik ada 4 warna yaitu hijau untuk luas tanam aman, kuning
waspada luas tanam, merah rentan, dan hitam rerata luas tanam 5 tahun
kebelakang pada bulan berjalan.

Gambar 3. Tampilan Menu Infografis pada Indeks Ketersediaan


3. Indeks Akses Pangan
Pada menu infografis filter indeks akses (gambar 4), menyajikan grafik batang
perkembangan harga 8 komoditas pangan utama dan strategis yaitu beras,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, minyak goreng, gula pasir, daging ayam, dan telur ayam
bulanan dan harga rata-rata 3 bulan sebelumnya selama 1 tahun. Legenda
warna pada grafik ada 4 warna yaitu hijau untuk harga komoditas pangan
aman, kuning waspada harga, merah rentan, dan hitam rerata harga 3 bulan
sebelumnya.

Gambar 4. Tampilan Menu Infografis pada Indeks Akses


4. Indeks Pemanfaatan Pangan
Pada menu infografis filter indeks pemanfaatan (gambar 5), menyajikan grafik
batang perkembangan status gizi, persentase balita underweight dan total balita
bulanan dalam 1 tahun. Legenda warna pada grafik indeks pemanfaatan ada
4 warna yaitu: hijau untuk persentase balita underweight aman, kuning waspada,
merah rentan, dan hitam untuk total balita.

Gambar 5. Tampilan Menu Infografis pada Indeks Pemanfaatan

Pada menu peta, menampilkan menu filter menampakkan batas wilayah


peta tiap aspek dalam SKPG. Filter yang digunakan tersebut adalah aspek, bulan,
tahun, provinsi, kab/kota, dan cetak. Pada wilayah dalam peta jika diklik akan
muncul informasi penyebab berwarna hijau, kuning, merah nya peta (gambar 6).
Gambar 6. Tampilan Menu Peta

Informasi SKPG bulanan berbasis output ini diharapkan dapat menjadi


bahan rekomendasi pengambilan kebijakan baik dalam bentuk intervensi jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang. Intervensi atau tindakan jangka
pendek dapat berupa tindakan cepat/darurat seperti operasi pasar, bantuan
pangan, kegiatan padat karya ( food for work ) dan sebagainya tergantung hasil
analisis situasi dan kedalaman permasalahan yang dihadapi. Intervensi atau
tindakan jangka panjang dapat berupa perumusan kebijakan, perencanaan,
ataupun program-program perbaikan infrastruktur irigasi, transportasi untuk
peningkatan akses fisik pangan (pasar, jalan, fasilitas peyimpanan, dan
sebagainya).

Anda mungkin juga menyukai