Anda di halaman 1dari 5

As-Syifaa Vol 06 (02) : Hal.

107-111, Desember 2014


ISSN : 2085-4714

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI


KOTA MAKASSAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

St. Maryam, A. Muflihunna, Ulfa Sajadah

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar


Email : st.maryam_apt@yahoo.com

ABSTRACT

Analysis of Rhodamin B dye have done in several tomato sauce produced of


Makassar city. The research aims to define and analyze levels of compound
Rhodamin B in tomato sauce produced Makassar which is source from the sidewalk
traders, and industries households by Thin Layer Chromatography (TLC) method for
qualitative analysis and spectrophotometry UV-Vis for quantitative analysis. This
research can provide benefits to the public about dangers of consuming food that
contain of Rhodamin B dye. Extraction with wool yarn, identified by TLC, and
analysis by spectrophotometry UV Vis were covered in this study. Research results
showed that the four of tomato sauce produced in makassar city did not contain of
Rhodamin B dye and that product can be used by the citizen.

Key Words : Rhodamin B, Spectrophotometry UV-Vis, Tomato Sauce.

PENDAHULUAN penggunaannya. Beberapa produsen


Saat ini begitu banyak terjadi makanan dan minuman masih
perkembangan di bidang industri menggunakan zat pewarna sintesis
makanan dan minuman yang bertujuan yang dilarang tersebut untuk
untuk menarik perhatian para produknya dengan alasan zat warna
konsumen. Oleh karena itu, produsen tersebut memiliki warna yang cerah,
makanan dan minuman menambahkan praktis digunakan, harganya relatif
zat tambahan makanan atau yang murah, serta tersedia dalam kemasan
sering disebut sebagai food additive kecil dipasaran sehingga
dalam produknya, diantaranya zat memungkinkan masyarakat tingkat
pewarna, pemanis, penyedap rasa dan bawah untuk membelinya (Suparapti,
aroma, pengawet, dan lain-lain 2000).
(Suparapti, 2000). Pemerintah Indonesia melalui
Beberapa zat pewarna sintesis Peraturan Menteri Kseshatan
ada yang membahayakan kesehatan (Permenkes) No. 239 /Menkes/ Per/
sehingga tidak diijinkan V/85 menetapkan 30 zat pewarna

107
Analisis Pewarna Rhodamin B Dalam Saus Tomat Yang Beredar Di Kota Makassar Secara
Spektrofotometri UV-VIS

berbahaya. Rhodamin B termasuk (Pyrex), kompor listrik, labu takar


salah satu zat pewarna yang (Pyrex), pipa kapiler, pipet volume
dinyatakan sebagai zat pewarna (Pyrex), serangkaian alat kromatografi
berbahaya dan dilarang digunakan lapis tipis, spketrofotometer Uv-vis
pada produk pangan. Zat warna (Shimadzu), dan timbangan analitik
Rhodamin B walaupun telah dilarang (Sartorius).
penggunaannya ternyata masih ada Bahan yang dipakai adalah Air
produsen yang sengaja menambahkan suling, Amonia p.a (E.Merk), benang
zat warna Rhodamin B untuk produk wol, etanol p.a (E.Merk), etil asetat,
cabe giling dan saos sebagai pewarna HCl 4 M, metanol p.a (E.Merk),
merah dengan alasan warnanya Rhodamin p.a (E.Merk),dan saus
sangat bagus, mudah didapat, dan tomat yang diperoleh dari pedagang di
murah harganya. Sebagian produk Makassar.
tersebut tidak mencantumkan kode, Prosedur Penelitian
label, merek, jenis, atau data lainnya Analisis kualitatif dengan KLT
yang berhubungan dengan zat warna Pembuatan larutan uji (A)
tersebut (Syah et al., 2005). Sampel saus tomat ditimbang
Rhodamin B merupakan pewarna yang sebanyak 5 gram, ditambahkan 4 tetes
bersifat racun dan dapat menyebabkan HCl 4M dan 5-10 mL metanol.
kanker. Kelebihan dosis bahan ini Dipananskan di atas penangas air ± 5
dapat menyebabkan keracunan menit, disaring dengan kertas saring
berbahaya jika tertelan, terhirup, atau yang berisi natrium sulfat anhidrat.
terserap melalui kulit (Trestiati, 2003). Diambil filtrat dan dimasukkan ke
Menyadari bahaya yang dalam botol vial 5 mL.
ditimbulkan oleh penggunaan pewarna Pembuatan larutan baku (B)
Rhodamin B pada pangan, maka Ditimbang sebanyak ± 5 mg
dilakukan penelitian mengenai pewarna Rhodamin B baku
identifikasi pewarna Rhodamin B (pembanding), dilarutkan dalam 10 mL
dalam saus tomat yang beredar di metaniol, dikocok hingga larut.
Makassar. Uji Identifikasi sampel
METODE PENELITIAN Disiapkan plat KLT, dilakukan
Alat dan Bahan penotolan larutan A dan B secara
Adapun alat yang digunakan terpisah, kemudian dimasukkan ke
adalah Gelas ukur (Pyrex), gelas piala dalam chamber yang telah dijenuhkan
108
Analisis Pewarna Rhodamin B Dalam Saus Tomat Yang Beredar Di Kota Makassar Secara
Spektrofotometri UV-VIS

dengan etil asetat: metanol: amonia terdapat lapisan eter kemudian dicuci
(75:30:15). Setelah proses elusi dengan NaOH 0,5% sebanyak 5 mL
selesai, amati noda dibawah UV 254 dengan cara dikocok kemudian
nm, noda merah berfluoresensi kuning didiamkan. Dari pencucian tersebut
menunjukkan adanya Rhodamin B. maka akan terbentuk 2 lapisan lagi
Analisis kuantitatif dengan yaitu lapisan eter jernih (atas) dan
spektrofotometri UV-Vis lapisan air berwarna kecoklatan
Pembuatan larutan uji (bawah). Lapisan air dibagian bawah
Sampel saus tomat sebanyak 5 dikeluarkan hingga hanya terdapat
gram ditambahkan 100 mL larutan ekstrak eter yang kemudian diekstraksi
amonia 2% dalam etanol 70% dan 3 kali, tiap kali dengan 10 mL asam
diidiamkan selama semalam hingga klorida 0,1 N hingga lapisan eter tidak
semua pewarna larut. Larutan disaring berwarna lagi. Lapisan eter dibuang,
menggunakan kertas Whatman, ekstrak asam klorida ditampung dalam
kemudian diuapkan selama 4 jam labu tentuukur 50 mL.
pada suhu 650C. sampel yang tel;ah Pembuatan larutan baku
pekat dilarutkan dalam 30 mL Ditimbang sebanyak 0,1 g
aquadest, kemudian dimasukkan ke Rhodamin B, kemudian dimasukkan ke
dalam corong pisah 250 mL, lalu dalam labu ukur 100 mL dan
ditambahkan 6 mL larutan natrium ditambahkan HCl 0,1 N, sehingga
hidroksida 10% dan dikocok. Larutan diperoleh dengan konsentrasi 1000
diekstraksi dengan 30 mL dietil eter ppm. Kemudian diencerkan larutan
kemudian dikocok dan didiamkan Rhodamin B tersebut hingga diperoleh
hingga larutan membentuk 2 lapisan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 ppm.
yaitu lapisan eter jernih (atas) dan Kemudian dilakukan pengukuran pada
lapisan air berwarna merah (bawah). panjang gelombang maksimum 538
Lapisan air dikeluarkan, hingga hanya nm.
HASIL PENELITIAN
Identifikasi secara KLT
Tabel 1. Hasil identifikasi Rhodamin B dalam saus tomat secara KLT dengan cairan
peneglusi etl asetat : metanol : amonia (37:15:7,5).
Kode Sampel Parameter/ Hasil KLT UV 254/366 nm Jarak Noda (cm) Nilai Rf
-
A Tidak ada noda Tidak berfluoresensi -
B Noda 1 : Kuning 7,5 0,625
Tidak berfluoresensi
Noda 2 : Merah 4,8 0,4
C Noda 1 : Kuning Tidak berfluoresensi 7,5 0,625

109
Analisis Pewarna Rhodamin B Dalam Saus Tomat Yang Beredar Di Kota Makassar Secara
Spektrofotometri UV-VIS

Noda 2 : Merah 5,9 0,491


Noda 3 : Merah 4,8 0,4
Noda 1 : Kuning 7,5 0,625
D
Noda 2 : Merah Tidak berfluoresensi 5,9 0,491
Noda 3 : Merah 4,8 0,4
Baku pembanding Berfluoresensi
Merah terang 8,5 0,708
(Rhodamin B) orange

Identifikasi secara spektrofotometri UV-Vis


Tabel 2. Hasil pengukuran serapan larutan Rhodamin B murni
Konsentrasi (ppm) Absorban (B)
0 0,0725
1 0,2317
2 0,3812
3 0,5941
4 0,7285
5 0,9445

Tabel 3. Hasil identifikasi sampel saus tomat

Kode saus tomat Berat sampel (gram) Absorban (A)


A 5,18 0,0723
B 5,20 0,0724
C 5,20 0,0724
D 5,18 0,0722

PEMBAHASAN diuji pada kLT nanti, dengan bantuan


Penelitian ini dilakukan untuk asam klorida agar zat warna yang
mengetahui ada tidaknya pewarna diinginkan terikat pada benang wol,
Rhodamin B pada beberapa sampel kemudian didihkan dengan tujuan agar
saus tomat dan berapa banyak kadar zat warna terserap secara sempurna
pewarna tersebut yang terkamdung pada benang wol, kemudian benang
dalam saus tomat yang beredar di kota wol dibasakan dengan tujuan untuk
Makassar, yang dianalisis dengan dua melepaskan zat warna yang telah
metode yaitu secara kromatografi terikat. Hasil KLT menunjukkan bahwa
Lapis Tipis dan sepktrofotometri UV- zat pewarna Rhodamin B adalah
Vis. Identifikasi secara kromatografi bentuk tunggal berwarna merah
lapis tipis pertama-tama sampel keunguan.
diisolasi dengan benang wol terlebih Semua sampel yang telah diuji
dahulu, dengan maksud agar zat-zat kualitatif dengan melihat persamaan
lain yang terkandung didalam saus warna dan nilai Rf nya menunjukkan
tomat itu tidak sepenuhnya terikut saat bahwa dari sampel saus tomat yang

110
Analisis Pewarna Rhodamin B Dalam Saus Tomat Yang Beredar Di Kota Makassar Secara
Spektrofotometri UV-VIS

diujikan, tidak ada yang mengandung Djalil, 2005, Identifikasi Zat Warna
Kuning Metanil (Metanil Yellow)
zat pewarna bahaya Rhodamin B.
dengan Metode Kromatografi
namun untuk lebih meyakinkan lagi Lapis Tipis (KLT), Fakultas
Farmasi UMP, Purwokwerto.
apakah betul saus tomat tersebut tidak
mengandung Rhodamin B, maka Depkes RI, 1995, Farmakope
Indonesia, Edisi IV, Ditejen
selanjutnya dilakukan analisis dengan
POM, Jakarta.
spektrofotometer UV-Vis, dimana
Gritter, R.J., 1991, Pengantar Kimia,
metode ini lebih dikhususkan pada
Penerbit ITB, Bandung.
perhitungan kadar dari suatu zat
Mulja, M. dan Syahrani, A., 1990,
tertentu yang terkandung dalam
Aplikasi Analisis
sampel tersebut. Hasil secara Spektrofotometri UV-Vis,
Penerbit Mecphiso Grafika,
spektrofotometer menunjukkan bahwa
Surabaya.
sampel tersebut tidak mengandung zat
Musaddad, D. dan Hartuti, N., 2003,
pewarna Rhodamin B dimana nilai
Produk Olahan Tomat, Seri
absorbansinya nol, dengan larutan Agribisnis Penebar Swadaya,
Jakarta.
yang tidak berwarna atau bening.
Sastrohamidjojo, H., 1985,
KESIMPULAN Kromatografi, Liberty,Yogyakart
Berdasarkan hasil penelitian a.
Suprapti, A., 2000, Saus Tomat dan
yang telah dilakukan, maka dapat Cabe Giling, (http://www-pikiran-
disimpulkan bahwa saus tomat yang rakyat.com, diakses 6 Juni
2012.
beredar di kota Makassar, khususnya
produksi kota Makassar tidak Syah, et al., 2005, Manfaat dan
Bahaya Bahan Tambahan
mengandung pewarna bahaya Pangan, Himpunan Alumni
Rhodamin B dan aman untuk Fakultas Teknologi Pertanian
IPB, Bogor.
dikonsumsi.
Trestiati dan Mela, 2003, Analisis
DAFTAR PUSTAKA Rhodamin B Pada Makanan
dan Minuman Jajanan Anak SD
Depkes RI, 2000, Metode Analisis (Studi Kasus: Sekolah Dasar di
PPOMN, Pusat Pengujian Obat Kecamatan Margaasih
dan Makanan, Badan POM RI, Kabupaten Bandung), Tesis
Jakarta. Pascasarjana Fakultas
Kesehatan Lingkungan,
Bandung.

111

Anda mungkin juga menyukai