Anda di halaman 1dari 3

Tugas Konsep Kepemilikan Menurut Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Universitas di Tangerang Selatan.

Mata Kuliah : Teori Akuntansi Syariah


Kelas : 5A - Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu : Drs. Mochammad Ichwan, Ak , MM, CA
Anggota Kelompok 1 :
1. Istiqomah Nova Lukmana (63030190001)
2. Lulu Desty Sofhyana (63030190002)
3. Oviya Widyastuti (63030190004)

Tugas kelompok Teori Akuntansi Syariah

Mengenai konsep kepemilikan harta dalam Islam menurut


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas
di Tangerang Selatan.

Menurut UIN Syarif Hidayatullah konsep kepemilikan harta dalam Islam yaitu
dapat di jabarkan sebagi berikut :

Seseorang dapat dikatakan memiliki harta secara sempurna apabila dia memiliki
zat harta itu dan dapat memanfaatkannya serta melakukan apapun tindakan yang
diboiehkan oleh syariat atas harta tersebut seperti menjual dan menyewakannya.
Pemilikan ini juga bersifat tetap dan tidak terbatas oleh waktu selama harta itu
ada. Walaupun begitu pemilikan harta ini dapat dipindahkan kepada orang lain
seperti melalui jual beli, pusaka dan wasiat. Diantara sumber-sumber kepemilikan
harta secara sempurna, yang telah dibicarakan oleh fuqaha antara lain:

1. Penguasan atas al-mal aI- mubah.


Al-mal al-'mubahadalah harta yang tidak dimiliki oleh siapapun dan tidak
terdapat larangan syariat untuk memilikinya seperti tanah yang belum
diusahakan, air di sungai, rumput di hutan dan binatang buruan. Pemiliknya
adalah tunduk kepada perbuatan dan bukannya perkataan. Oleh karena itu
siapa saja yang terlebih dahulu menguasai al-mal al-mubah dengan perbuatary
Tugas Konsep Kepemilikan Menurut Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Universitas di Tangerang Selatan.

maka harta tersebut adalah menjad"i miliknya berdasarkan sabda Rasulullah


SAW. Siapapun yang menguasai terlebih dahulu sebelum orang lain fuarta
itu) maka dia adalah pemiliknya (H. R. Baihaqi) .
Pembukaan lahan di luar kawasan yang tidak dimiliki dan ditempati serta
tidak digunakan seperti untuk mengambil kayu bakar atau menggembalakan
binatang dapat menjadikan seseorang itu memiliki tanah tersebut secara sah
berdasarkan sabda Rasulullah: Siapapun yang membuka tanah yang mati
maka dia adalah pemiliknya (H.R.Baihaqi).
Binatang-binatang di daratan dan segala kehidupan di air yang ditangkap
dengan berbagi cara adalah milik sah bagi penangkapnya sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Surat Al-Maidah, ayat 2 dan 96, begitu juga barang-
barang seperti kayu, rumput dan air yang diambil dari kawasan yang tidak
dimiliki oleh seseorang dapat dimiliki oleh yang mengambilnya.

2. Kontrak Perpindahan Hak Kepemilikan.


Terdapat banyak kontrak yang menyebabkan suatu harta itu dipindahkan
hak miliknya kepada orang lain, diantaranya seperti jual beli, pemberian dan
wasiat yang berdasarkan atas kerelaan. Kontrak seperti ini banyak terjadi
sehari-hari dan dapat dijaclikan alat ukur bagi eksistensi kegiatan
perekonomian suatu negara. selain dari kontrak yang berdasarkan kerelaan ini,
kontrak-kontrak yang berdasarkan paksaan juga dapat memindahkan hak
milik atas suatu harta, seperti penjualan paksa harta orang yang berhutang
sesuai petunjuk hakim untuk melunasi hutang-hutang orang yang berhutang,
penjualan oleh pemerintah barang yang dimonopoli oleh sebagian orang (al
ihtikar) dengan harga yang sesuai pasaran demi kemaslahatan umum. Barang-
barang dan harta-harta yang dijual secara paksa itu adalah akan menjadi milik
sah bagi pembelinya walaupun kontrak dibuat secara paksaan. Hak milik juga
dapat dipidahkan melalui hak bertetangga dan berkongsi menurut Islam ( hak
syuf’ah) kepada rekan kongsi menurut pendapat jumhur ulama, menurut
pendapat Hanafiyah termasuk tetangga juga dapat hak syufah. Pendapat
Hanafiyah yang menggabungkan hak sufah ini antara rekan kongsi dan
Tugas Konsep Kepemilikan Menurut Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Universitas di Tangerang Selatan.

tetanggi Iebih cocok secara prakteknya pada saat sekarang merihat banyaknya
kasus perdebatan terjadi yang melibatkan hak tetangga seperti rumah
kontrakan dan kembar.
Pemerintah juga berhak mengambil tanah milik individu dengan cara
paksa untuk menjamin kemaslahatan umum seperti perluasan masjid dan jalan
dengan syarat diberikan ganti rugi yang pantas. Tindakan pemerintah dalam
hal seperti ini didasarkan kepada kaedah fiqh yaitu: "segala tindakan dan
keputusan imam atas rakyatnya adalah tergantung kepada kemaslahtan
umum".
Jadi dari kesimpulan diatas bahwa kepemilikan harat menurut Islam yaitu
memiliki zat harta tersebut individu atau pribadi ataupun kelompok(umum)
untuk dan dapat di memanfaatkannya sesuai syariat yang didapat dari hasil
usaha yang benar dan sumber yang sah serta dimanfaatkan untuk
kemaslahatan. Adapun kepemilika harat dapat dipidahkan sesuai kewnangan
kepemilikan harta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai