Disusun Oleh :
Kelompok 02
1. Khoirul Anas 1310110055
2. Djesica Maharani H 1310110069
3. Riyadhul Jannah 1310110075
4. Iyanatul Masbakhah 1310110077
1
1. Pengertian Hak
Dalam kamus, terdapat banyak sekali pengertian dari kata hak. Secara
etimologi, kata hak berasal dari bahasa Arab “haq” yang mempunyai berbagai
pengertian dan makna yang berbeda. Pengertian hak antara lain bermakna
‘kepastian’ atau ‘ketetapan’ atau ‘kebenaran’.1 hal ini bisa dipahami dalam surat
Yasin ayat 7 Allah berfirman
Begitu juga dalam firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 8 Allah berfirman
“Kekuasaan mengenai sesuatu atau sesuatu yang wajib dari seseorang kepada
yang lainnya.”
Apabila seseorang telah memiliki suatu benda yang sah menurut syara’
orang tersebut bebas bertindak terhadap benda tersebut, baik akan dijual maupun
akan digadaikan, baik dia sendiri maupun dengan perantara orang lain.
1
Zaenudin A. Naufal, Fikih Muamalah Klasik dan Kotemporer, Ghalia Indonesia, Bogor,
2012, hal 43
2
Hak yang dijelaskan di atas adakalanya merupakan sulthah, dan
adakalanya pula merupakan taklif.
a. Sulthah terbagi dua, yaitu sulthah ‘ala al nafsi dan sulthah ‘ala syai’in
mu’ayanin.
a) Sulthah ‘ala al-Nafsi adalah hak seseorang terhadap jiwa, seperti hak
hadlanah (pemeliharaan anak).
b) Sulthah ‘ala syai’in mu’ayaninadalah hak manusia untuk memiliki
sesuatu, seperti seseorang berhak memiliki sebuah mobil.
b. Taklif adalah orang yang bertanggung jawab, taklif adakalanya
tanggungan pribadi (‘ahdah syakhsiyah) seperti seorang buruh
menjalankan tugasnya, adakalanya tanggungan harta (‘ahdah maliyah)
seperti membayar utang.2
2. Macam-macam Hak
2
Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, hal 32-33
3
dalam pidana Qisas dalam pembunuhan atau penganiayaan dengan
sengaja.
2. Dilihat dari segi objek hak
Menurut Ulama’ Fiqih dari segi obyeknya, hak terbagi atas :
a) Hak Maali (hak yang berhubungan dengan harta), contoh hak ini
adalah : hak penjual terhadapa harga barang yang dijualnya dan hak
pembeli terhadap barang yang dibelinya.
b) Hak Ghairu Maali (hak yang tidak berkaitan dengan benda), sebagai
contoh adalah hak Qisas.
c) Hak asy-Sakhsyi adalah hak yang ditetapkan syara’ bagi pribadi
berupa kewajiban terhadap orang lain. Seperti penjual untuk menerima
harga barang yang dijualnya.
d) Hak al-Aini adalah hak seseorang yang ditetapkan syara’ terhadap
suatu zat sehingga ia memiliki kekuasaan penuh untuk menggunakan
dan mengembangkan haknya itu. Contoh hak untuk memiliki suatu
benda, hak irtifaq (pemanfaatan sesuatu seperti jalan, saluran air)
4
a) Haqq al-Syurbi, yaitu hak untuk memanfaatkan air untuk kepentingan
pengairan tanaman, hewan, atau untuk kepentingan minum manusia.
b) Haqq al-Majra, yaitu hak pemilik tanah yang jauh untuk
menggunakan tanah tetangganya yang lebih dekat untuk mengalirkan
air dari sumbernya.
c) Haqq al-Masil, yaitu hak memanfaatkan tanah orang lain untuk
menyalurkan limbah keluarga ke tempat saluran pembuangan.
d) Haqq al-Murur, yaitu hak bagi pemilik tanah yang lebih jauh untuk
melewati tanah orang lain yang lebih dekat.
e) Haqq al-Jiwar, yaitu hak tetangga yang dindingnya bersebelahan atau
bersatu.
f) Haqq al-Ta’ali yaitu hak tetangga pada rumah susun di mana atap
bangunan yang dibawah menjadi lantai bagi bangunan di atasnya.
FLASH CARD
3
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005, hal 66-72
5
A
P
m
c
p
K
D
T
w
()If'J
q
n
A
y
-S
u
G
M
H
jk
b
O
g
e
rs
td
a
ilh
j.”
w
y
a
u
k
K
T
H
P
n
p
K
A
h
b
d
s
B
lg
DAFTAR PUSTAKA
6
o
tim
E
r
a
c
e
S
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005