Anda di halaman 1dari 13

TEORI HARTA DAN HAK MILIK

Disusun oleh:
Rosalinda (2031033)
Selli Guntari (2131115)
Aben Wijaya (2131121)

Dosen Pengampu :
Susmita, M.E
A. Pengrtian Harta
Harta dalam istilah arab disebut al-maal berasal dari kata maala-yaniilu-
mailan yang berarti condong, cendrung dan miring.
Secara terminologi ada beberapa definisi harta (al-maal) yang
dikemukakan fuqaha antara lain:
a. Fuqaha Hanafiyah
“Sesuatu yang dicenderungi oleh naluri manusia dan dapat disimpan
sampai batas waktu yang dibutuhkan.”
b. Fuqaha Malikiya, Syafi’iyah dan Hanabilah
“ Sesuatu yang naluri manusia cenderung kepadanya dan dapat
diserahterimakan atau orang lain terhalang mempergunakannya.”
c. Fuqaha Mutaabbirin
“setiap materi (ain) yang mempunyai nilai yang beredar di kalangan
manusia.
d. Muhammad Syalabi
“ sesuatu yang dapat dikuasai, dapat disimpan serta dapat diambil
manfaatnya menurut kebiasaan.
B. Kedudukan Harta
a. Al-Quran
b. Hadis
C. Pembagian Jenis Harta
1. Mal mutaqawwim dan ghaira mutaqawwim
2. Harta 'ain dan harta dayn
3. Harta Mitsli dan harta Qimmi
4. Harta Istihlak dan harta Isti’mal
5. Harta Manqul dan harta Ghaira Manqul
6. Harta Al-‘Aini dan harta al-Naf’i
7. Harta Mamluk, Mubah dan Mahjur
8. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
9. Harta pokok dan harta hasil (buah)
10. Harta khas dan harta 'am
D. Fungsi Harta
1.Kesempurnaan ibadah mazdhah, seperti shalat memerlukan kain
untuk menutup aurat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, zakat,
shadaqah, hibah dan lain-lain.
2.Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah.
3.Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikut
(regenerasi).
4.Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan
5.Untuk mengembangkan ilmu, karena menuntut ilmu tanpa modal akan
sulit.
6.Harta merupakan sarana penggerak roda ekonomi
7.Untuk menumbuhkan interaksi antar individu karena ada nya
perbedaan dalam kebutuhan.
E. Pengertian Hak Milik
Ada beberapa definisi milik yang dikemukakan ulama ushul
fiqh,namun maksudnya sama.Milik adalah pengkhususan terhadap suatu
benda yang memungkinkannya untuk bertindak hukum terhadap benda
tersebut sesuai dengan keinginan selama tidak ada halangan syara’
menghalangi orang lain bertindak hukum terhadap suatu benda,artinya
benda yang dikhususkan kepada seseorang sepenuhnya berada dalam
penguasaannya.
Sedangkan hak milik menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
didefinisikan sebagai hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan dengan leluasa,dan untuk berbuat bebas terhadap
kebendaan dengan kedaulatan sepenuhnya asal tidak bertentangan
dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh
suatu kekuasaan.
F. Pembagian Hak Milik
menjadi dua bentuk:
1. Milik Sempurna (al-milk at-tamm)
Yaitu apabila materi dan manfaat harta dimiliki sepenuhnya oleh
seseorang sehingga seluruh hak yang terkait dengan harta berada
dibawah penguasaannya.Misalnya orang yang memiliki sebuah rumah
akan berkuasa penuh dan memanfaatkanya secara bebas terhadap
rumah itu.
2. Milik Tidak Sempurna (al-milk an-naqis)
Yaitu apabila seseorang hanya menguasai materi harta tetapi
manfaatnya dikuasai orang lain.Ulama fiqh menyatakan bahwa
pemilikan manfaat (al-milk an-naqis) dapat terjadi melalui lima cara :
• al-I’arah (pinjam-meminjam:akad terhadap pemilikan manfaat tanpa
ganti rugi)
• ijarah (sewa menyewa:pemilikan manfaat dengan kewajiban ganti
rugi/sewa)
• wakaf (akad pemilikan manfaat untuk kepentingan orang yang diberi
wakaf sehingga ia boleh memanfaatkannya seizinnya)
• wasiat (akad yang bersifat pemberian sukarela dari pemilik harta
kepada orang lain tanpa ganti rugi yang berlaku setelah yang memberi
wasiat wafat)
• ibahah (penyerahan manfaat milik seseorang kepada orang lain
seperti mengizinkan seseorang menimba air dari sumurnya dan
menyediakan harta untuk kepentingan umum)
G. Sumber-Sumber Hak Milik
Ulama fiqh menyatakan bahwa sumber adanya hak milik itu adalah
syara’.Namun adakalanya syara’ menetapkan hak-hak itu secara
langsung tanpa sebab dan adakalanya melalui suatu sebab.Contoh syara’
yang menetapkan hak-hak secara langsung tanpa sebab adalah seperti
memberikan nafkah kepada kerabat.
Sedangkan contoh syara’ yang menetapkan hak melalui suatu sebab
adalah persoalan dalam perkawinan.Akibat dari suatu perkawinan muncul
hak dan kewajiban membayar nafkah.Menurut ulama fiqh sumber hak itu
ada lima:
1.syara’ seperti berbagai ibadah yang diperintahkan
2.akad,seperti akad jual beli,hibah dan wakap dalam pemindahan hak
milik
3.kehendak pribadi,seperti janji dan nazar
4.perbuatan yang bermanfaat,seperti melunasi hutang atau melunasi
hutang orang lain
5.perbuatan yang menimbulkan kemudaratan bagi orang lain,seperti
mewajibkan seseorang membayar ganti rugi akibat kelalaiannya dalam
menggunakan milik seseorang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai