Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMERINTAH PROVINSI : PAPUA BARAT

UNIT KERJA : DINAS PERHUBUNGAN

PROGRAM : PROGRAM PENGELOLAAN


PELAYARAN

HASIL (OUT COME) : TERBANGUNNYA PELABUHAN YELU

KEGIATAN : PEMBANGUNAN, PENERBITAN IZIN


PEMBANGUNAN DAN
PENGOPERASIAN PELABUHAN
PENGUMPAN REGIONAL

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : PEMBANGUNAN PELABUHAN


PENGUMPAN REGIONAL

KELUARAN (OUT PUT) : PEMBANGUNAN PELABUHAN


YELU TAHAP II

VOLUME : 2.400

SATUAN UKUR : M²
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

1. LATAR BELAKANG
Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakan oleh
manusia atau mesin atau tenaga yang lain . Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia melakukan aktifitas sehari hari.

Transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan


manusia, apalagi di era zaman sekarang. Berbagai macam jenis transportasi yang
salah satunya adalah tranportasi Air atau laut sangat penting dalam kebutuhan
manusia khususnya wilayah wilayah kepulauan. Pelabuhan berperan strategis
dalam usaha meningkatkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dimana
pelabuhan juga berfungsi sebagai tempat koleksi, produksi, sentra kegiatan dan
distribusi sumberdaya yang menjadi komoditi masing masing daerah tersebut.
Selain menunjang perekonomian secara luas pelabuhan juga penting untuk
menunjang perekonomian lokal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran mengindikasikan perlunya penyediaan
infrastruktur pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi yaitu transportasi Laut.

Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan di Indonesia dalam lingkup sub


sektor perhubungan laut terus dilaksanakan dalam rangka menunjang
transportasi penumpang, petikemas, general cargo, dan barang curah (bulk),
dalam skema pelayaran yang bersifat komersial maupun pelayaran perintis,
pelayaran lokal ataupun pelayaran rakyat.

Mengingat pembangunan sarana transportasi Laut di wilayah Papua Barat telah


berjalan dan memerlukan peningkatan yang berkelanjutan maka perlu dilakukan
pembangunan pembangunan sarana sarana baru maupun meningkatkan dan
mengembangkan sarana sarana yang telah ada sehingga Pembangunan secara
berkelanjutan segera terwujud demi kemajuan dan kemakmuran seluruh lapisan
masyarakat yang berada di wilayah Papua Barat khususnya dan wilayah
Indonesia pada umumnya.

Untuk itu dalam pelaksanaan Pembangunan infrastruktur haruslah benar-benar


dilakukan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta
sesuai dengan ketentuan teknis pengadaaan bangunan asset Pemerintah
sehingga prosesnya dapat berlangsung dengan arah yang benar. Pada tahap
1
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada pihak ketiga,


yaitu Penyedia Jasa pelaksana pekerjaan.Penyedia Jasa Pelaksana akan
melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa aspek mutu,
volume,waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggungjawab atas semua
kegiatan selama pelaksanaan

berlangsung. Secara kontraktual, Penyedia Jasa Pelaksana bertanggung jawab


kepada Pemberi Tugas dalam hal ini Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui
Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat.

2. DASAR HUKUM
Dalam Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pembangunan Pelabuhan Yelu Tahap
II ini didukung dengan beberapa landasan hukum antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus
bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republi
Indonesia Nomor 4884).
b. Undang-undang Republi Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 725 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang
Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional
d. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 57 Tahun 2020
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 51
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.
e. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perubahan
peraturan presiden nomor 16 Tahun 2018 Tentang pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah.

2
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Adapun maksud dari Pengadaan Pembangunan Pelabuhan Yelu Tahap II di
Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat adalah untuk membangun dan
mengembangkan sarana pelabuhan penyeberangan guna menunjang
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pemerintah daerah setempat, serta
daerah sekitarnya, yang bertumpu pada sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, pariwisata dan juga sektor angkutan dan distribusi
barang antar daerah.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari Pengadaan Pembangunan Pelabuhan Yelu Tahap II di
Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat adalah untuk mengembangkan
Transportasi Penyeberangan demi tercapainya pelayanan yang optimal
kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menggunakan fasilitas
pelabuhan dengan rasa aman, nyaman dan lancar.

4. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah Penerima Manfaat dalam hal ini para pengguna jasa
angkutan penyeberangan laut secara umum, serta masyarakat maupun
pemerintah kota / kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Papua Barat dan
sekitarnya secara khusus guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan pemerintah daerah.

5. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan dalam lingkup Wilayah admisitrasi Pemerintah Provinsi Papua
Barat yaitu Kampung Yelu, Kabupaten Raja Ampat.

6. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Kegiatan ini dibiayai dari Sumber Pendanaan Dana Tambahan Infrastruktur (DTI)
APBD Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2021 dengan kode Kegiatan
2.15.03.1.09.02-5.1.05.02.02.0001, sebesar Rp. 4.800.000.000,- (Empat Milyar

3
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

Delapan Ratus Juta Rupiah). Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Owner Estimate
dari pekerjaan ini akan dirinci dan dijabarkan dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB).

7. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA

Unit Kerja : Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat


Nama PPK : BASRI USMAN, SH

8. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan konstruksi :

No. Jenis Pekerjaan

1 Pekerjaan Persiapan

2 Mobilisasi Alat

3 Pengadaan dan Mobilisasi Tiang pancang

9. PRODUK YANG DIHASILKAN


Tersedianya prasarana Pelabuhan Perintis untuk masyarakat

10. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN


Pelaksanaan pekerjaan pengadaan konstruksi selama jangka waktu 5 (lima)
bulan atau 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan.

11. KUALIFIKASI DAN PERSYARATAN PENYEDIA


Kualifikasi :
Kualifikasi Bidang Usaha Kecil yang memiliki klasifikasi bidang usaha Jasa
Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasaran Sumber
Daya Air Lainnya (SI001)

4
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

Persyaratan Penyedia Lainnya :


 Memiliki Ijin usaha yang masih berlaku (IUJK,NPWP,SIUP,NIB) ;
 Melampirkan bukti pengalaman pekerjaan sesuai Subklasifikasi (berkas diunggah);
 Bukti laporan pajak tahunan badan tahun 2020;
 Nomor NPWP Mempunyai Status Valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
konfirmasi Status Wajib Pajak KSWP.
 Memiliki Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan dan Bukti pembayaran 3 Bulan
Terakhir.
 Penyedia Non Lokal Wajib Melakukan KSO dengan Penyedia Lokal (OAP)

12. SPESIFIKASI BAHAN DAN PENGUJIAN


 Surat dukungan tiang pancang baja dermaga dari Produsen/Pabrikan
dengan melampirkan :
 Surat Dukungan dari Produsen/Pabrikan;
 Surat Jaminan Mutu Bahan Baku Tiang Pancang Baja (HRC yang Ber SNI);
 Hasil pemindaian (scan) Sertifikat ISO 9001 : 2015;

13. TENAGA AHLI


Tenaga Ahli Pada Pekerjaan ini membutuhkan:

1. Pelaksana Proyek : 1 Orang


 Pendidikan DIII- Teknik Sipil;
 Pengalaman 3 Tahun;
 SKT Pelaksana Jembatan (TS 044)

2. Petugas K3 : 1 Orang
 Pendidikan S1 Teknik Sipil;
 Pengalaman 3 Tahun;
 Memiliki Sertifikat Ahli K3 Konstruksi dilengkapi dengan Ijazah,
dan BPJS Ketenagakerjaan.

5
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

14. JUMLAH PERALATAN


Peralatan yang disyaratkan :
Kepemilikan
No Merk/Type/Jenis Kapasitas Jumlah (Milik/Sewa
Beli/Sewa)

1 Concerete Mixer 03-06 M³ Milik/Sewa


3 Bh
(Molen)

4 Ton
2 Dump Truck 6 Bh Milik/Sewa
(Long Bak)

3 Exchavator 140 Hp 1 Bh Milik/Sewa

1000 DWT
4 Kapal LCT/ Pontong 1 Bh Milik/Sewa
(600 Ton)

5 Generator Set 25 KVa 1 Bh Milik/Sewa

6 Peralatan Las 315 Ampere 2 Bh Milik/Sewa

 Wajib menyertakan bukti kepemilikan / Sewa

15. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor terpenting
dalam proses pelaksanaan kegiatan konstruksi, mulai dari kegiatan persiapan
awal proses serah terima hasil pekerjaan. Salah satu contoh terkait K3 adalah
pekerja konstruksi diwajibkan memakai alat APD seperti helm keselamatan,
sepatu boot/sepatu pelindung, sarung tangan, rompi proyek dan lain
sebagainya yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ditangani oleh
pekerja konstruksi.

6
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN PELABUHAN YELU TAHAP II

16. IDENTIFIKASI BAHAYA


Identifikasi Jenis, Bahaya &
No Uraian Pekerjaan
Resiko K3
1 Pencegahan dan Penanggulangan Tertular
Covid-19

2 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Tertimpa Alat Berat


3 Pemuatan dan Pembongkaran Tertimpa Tiang Pancang
Tiang Pancang
4 Pemasangan Lampu Penerangan Terkena Sengatan Listrik

17. PENUTUP
Dengan pelaksanaan kegiatan pada Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan
Provinsi Papua Barat diharapkan kinerja Jaringan Pelayaran Perintis di Wilayah
Provinsi Papua Barat dapat melayani pengguna transportasi Laut secara optimal
sehingga dapat tercapai kondisi Maksimal. Selain itu, pelaksanaan kegiatan
ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Wilayah
Kabupaten Raja Ampat khususnya dan Wilayah Provinsi Papua Barat Umumnya,
serta mendukung kebangkitan pelayaran perintis Nasional.

Manokwari, Juni 2021


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

TTD

BASRI USMAN, SH
NIP. 19640804 199303 1 013

Anda mungkin juga menyukai