Anda di halaman 1dari 33

Daftar Isi

Muqodimah Penerjemah. ................................................................................4

Muqodimah Penulis ...........................................................................................7

Pasal pertama......................................................................................................10

Pasal kedua ..........................................................................................................13

Pasal ketiga ..........................................................................................................15

Pasal keempat .....................................................................................................15

Pasal kelima .........................................................................................................16

Pasal keenam.......................................................................................................18

Pasal ketujuh ........................................................................................................19

Pasal kedelapan ..................................................................................................20

Pasal kesembilan ................................................................................................22

Pasal kesepuluh ..................................................................................................26

Pasal kesebelas ...................................................................................................28

Pasal kedua belas ...............................................................................................29

Pasal ketiga belas ...............................................................................................29

Pasal keempat belas ..........................................................................................31

Biografi Mutarojim .............................................................................................33

2
Hukum Mengunakan Speaker dibeberapa Masjid
Karya : K.H. Imaduddin Al-Bantani

Penerjemah

M. Raudho

Cover

Azis

Penerbit

Idoalfaqih9@gmail.com

Hak cipta dilindungi Negara dan Agama dilarang memperbanyak dalam


bentuk apapun dengan cara mencopi .

3
Muqodimah Penerjemah

Bismilah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang maha

kaya dengan rahmatnya, ampunannya .Shalawat dan salam saya


haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi akhir zaman, dan tidak ada

Nabi lain setelahnya, terima kasih kepada orang tua saya, kepada para
guru, buku yang saya tulis ini merupakan karya dari K.H. Imaduddin Al-

Bantani, berbahasa arab karena risalah ini tidak begitu panjang hanya
sembilan halaman, jadi saya mencoba dengan menerjemahkan kedalam

bahasa Indonesia dengan tujuan dapat dipahami oleh Santri


dan Mahasiswa atau masyarakat yang belum bisa membaca tulisan arab

dan berbahasa arab, walau sejatinya terjemahan saya pun masih banyak
salah dan khilaf tidak rapi dalam menerjemahkan, masih dalam proses

belajar dan terus belajar.

Buku yang pembaca ini mengenai hukum speaker masjid, atau K.H.
Imadudin menulis dalam kitabnya qaul mufid fi hukmi mukabir as-
saut fil masajid. Saya kira kitab ini sangat perlu dipelajari untuk kalangan

Santri atau masyarakat, lebih-lebih diajarkan kepada orang awam agar


mengetahui fungsi speaker atau toa masjid. Lihatlah di daerah tempat

tinggal kita berapa banyak masjid yang ada, belum lagi mushola mereka
menggunakan toa masjid begitu besar digunakan untuk sholawatan, atau

disetel kaset, sebagian ada yang pro dan sebagian lagi ada yang kontra,
risalah inilah K.H. imad membahas tentang terjadinya masalah itu. Kalau

kita melihat pada zaman Nabi Muhammad Saw dan para sahabat tidak
ada yang menggunakan speaker ketika adzan sebenarnya menggunakan

speaker ya bid'ah, ketika adzan, tapi tidak mungkin kita katakan ini bid'ah

4
yang sangat keji. Semua negara sudah menggunakan speaker atau toa
ketika adzan, di Arab Saudipun masjidil haram ketika adzan

menggunakan pengeras suara, yang pastinya tidak seheboh di Indonesia


cara pengunaanya, disana sudah agak dilarang, hanya waktu-waktu

shalat saja diperbolehkan bahkan jika melanggar terkena sanksi, kalau ini
diterapkan di negara Indonesia tidak akan bisa, yang ada keributan.

Hingga pernah terjadi pada warga Indonesia ketika ada yang melapor
karena merasa terganggu dengan suara toa atau speaker, ia malah dibully

bahkan dicap yang tidak -tidak, hingga sampai rana hukum. Pendapat
saya sendiri menggunakan speaker itu baik selagi itu pada

tempatnya jangan sampai mengganggu orang yang sakit, apalagi


speaker atau toa itu deket rumah kita, dan kita memiliki bayi maka akan

buruk bahkan membahayakan, dalam kitab Risalatu Taudlihil halaman 16


bolehnya kita menggunakan speaker masjid atau toa, mushonif kitab itu

berkata :

َ ‫استِ حع َم‬
‫ال‬ َّ ‫ات أ‬ ِ ‫َجي ِع ما ذَ َكرََنه ونَ َق حلنَاه ِِف ه َذه الحوِري َق‬ ِ ِ ِ ‫وح‬
‫َن ح‬ ‫اْلَاص ُل م حن َ ح َ ح ُ َ ُ ح َ َ ح‬ َ
‫ب فِحي ِه ا حْلَ حهُر أَحمٌر َحَم ُم حوٌد َشحر ًعا‬ ِ ِِ ِ ِ ِ َّ ‫ات‬ ِ ‫م َكِّب‬
ُ َ‫الص حوت ِف اآل َذان َو َغ حْيه ِمَّا يُطحل‬ َِ ُ
. ‫اب‬
ُ ‫الص َو‬
َّ ‫اْلَ ُّق َو‬
‫َوه َذا ُه َو ح‬
Hasil dari semua hal yang telah kami sebutkan dan kami kutipan
dalam lembaran-lembaran ini adalah bahwa mempergunakan pengeras

suara dalam adzan dan lainnya dari hal-hal yang dituntut untuk
dikeraskan adalah perkara yang dipuji dalam syara'. Dan ini adalah yang
hak dan yang benar.

5
Jadi menggunakan speaker itu tidak masalah selama
menggunakan speaker itu untuk adzan atau hal-hal yang dituntut , dan

maslahat dalam penggunaannya, tidak membawa fitnah dan keributan,


jika sebaliknya maka dilarang, jadilah manusia yang lapang dada

menerima kritikan dan masukan selama itu baik. Semoga risalah kecil yang
saya terjemahkan ini bermanfaat, dan saya akan membuat catatan atau

tambahan di setiap fasal di kitab K.H. Imaduddin Al-Bantani. Semoga


dapat membantu pembaca untuk memahami isinya amin ya robbal

alamin, ingatlah pesan Gusdur janganlah menjadi hamba


speaker. Akhirul kalam Wassalamualaikum wr. wb .

Selasa 21-9-2021

Ponpes At-Thahiriyah

6
‫ اْلمد هلل رب العاملني والصالة والسالم على سيدَن‬:‫قال الفقْي عماد الدين البنتين‬
‫ فقال هللا تعاىل‬: ‫َممد خْي العاملني وعلى اله الطاهرين وصحبه الطيبني أما بعد‬
‫) وقال تعاىل ايضا‬55 : ‫ادعو ربكم تضرعا وخيفة أنه ال حيب املعتدين (االعراف‬
‫ ) وقال تعاىل‬3-2 : ‫ ذكر رمحت ربك عبده زکراي اذ َندى ربه نداء خفيا (مرمی‬:
‫ واذكر ربك ِف نفسك تضرعا وخيفة ودون اْلهر من القول ابلغدو‬: ‫ايضا‬
) 205 : ‫واآلصال وال تكن من الغافلني (االعراف‬
Berkata Al-faqir Imaduddin Al-Bantani dengan menyebut nama

Allah yang maha pengasih dan maha penyayang segala puji bagi Allah
yang merajai seluruh alam, shalawat dan salam kepada Nabi kami, Nabi

Muhammad Saw, ia adalah sebaik-baiknya alam ( Makhluk), kepada


keluarganya yang mulia dan para sahabatnya yang baik, Amma Ba'du.

Allah Swt berfirman berdoalah kalian kepada Allah dengan berendah diri,
dan dengan suara yang lembut sesungguhnya Allah tidak mencintai

orang-orang yang melampaui batas. dan Allah berfirman juga yang


dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada

hamba-Nya, Zakaria, yaitu ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan


suara yang lembut .Dan firmannya dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu

dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara,
pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang

yang lengah

7
‫وهذه رسالة لطيفة مسيتها القول املفيد ِف حكم مكّب الصوت ِف املساجد وضعتها‬
‫ملا انتشر بني الناس مباحثات بني من يرى أنه من الوسائل الشرعية حىت يدخل‬
‫على االمور املطلوبة شرعا وبني من يرى أنه ِمنوع للضرر املرتتب عليه‬
Ini adalah risalah kecil yang ringkas, saya namakan : qaul
mufid fi hukmi mukabir as-saut fil masajid. Saya tulis risalah

ini tatkala telah tersebar diantara masyarakat mengenai pembahasan


speaker, ada seseorang yang berpendapat speaker itu merupakan

perantara-antara agama sehingga perkara mengenai speaker ini dituntut


oleh agama, dan pendapat yang lain berpendapat speaker itu dilarang

karena mengganggu.

‫فأما من يرى أنه من الوسائل الشرعية فهو يرى انه جيب اعالم الناس بدخول وقت‬
‫ حبجة تعليم‬،‫الصالة وامساعهم قراءة القران والوعظ واخلطبة والدروس واحملاضرات‬
‫من ِف البيوت من النساء واصحاب األعذار‬
Adapun yang berpendapat speaker merupakan perantara agama maka ia

berpendapat menggunakan speaker itu wajib untuk memberi tahu


manusia akan masuknya waktu shalat dan supaya manusia mendengar

dari bacaan-bacaan Al-Quran, nasihat, khutbah, atau belajar , serta


ceramah, dengan alasan mengajarkan seseorang yang ada di rumah

seperti para wanita dan orang-orang yang memiliki udzur

‫وأما من يرى أنه ِمنوع فهو يرى ان ِف مكّب الصوت ضررا مرتتبا ملرضى والنساء‬
‫والنيام واملعذورين ومن لديهم أعمال ومطالعة علم وحنوهم فيكون ذالك كله سببا ِف‬

8
‫ ورساليت هذه ان شاء هللا تفصل حكم كل هذه‬.‫إيذائهم واعتداء على حقوقهم‬
.‫الفضية ِف الفصول االتية‬

Dan adapun yang berpendapat speaker itu dilarang maka ia


berpendapat bahwasanya speaker mengganggu orang-orang sakit para
wanita 1 dan orang tidur , orang-orang yang memiliki udzur, dan selain

itu speaker juga dapat mengganggu orang yang sedang beraktifitas,


mutholaah ilmu dan sebagainya, maka dari itu menggunakan speaker

menjadi sebab terganggunya mereka, serta mengintimidasi hak-hak


mereka. Dan risalah ini insyaallah akan menjelaskan hukum masalah-

masalah tersebut yang akan diperinci.

)‫(فصل‬

‫حكم األذان ابستعمال مكّب الصوت ِف املسجد اْلامع اتبع ْلكم األذان نفسه‬
‫ِف كل مكتوبة وقلنا ِف املسجد اْلامع دون غْيه من املساجد الن األغلب ِف كل‬
‫املسجد اْلامع فيها مساجد صغْية حوله يصلون فيها ِف كل مكتوبة ويذهبون إىل‬
‫املسجد ِف كل َجعة لصالة اْلمعة فيسن االذان مبكّب الصوت من املسجد اْلامع‬
‫العالم دخول وقت الصالة ألهل تلك البلدة وال يسن من غْيه من املساجد لعدم‬
‫اْلاجة اليه الستماع الناس ابالذان من اْلامع لكن اذا بعدت املسافة وال يسمع‬
‫ قال النووي ِف‬.‫األذان من اْلامع فيسن االذان مبكّب الصوت من کل مسجد‬

1
Mungkin maksud para wanita disini wanita yang sedang sakit, atau wanita
dari agama-agama lain selain agama islam.
9
‫ ففي القرية الصغْية يكفي ای األذان ِف موضع وِف البلد‬: ‫الروضة عن األذان‬
2
. ‫الكبْي ال بد منه ِف مواضع‬

(Pasal pertama)

Hukum adzan menggunakan speaker di masjid jami3 mengikuti


hukum adzan tersendiri di setiap shalat yang diwajibkan4, dan kami

berkata : Masjid jami bukan masjid yang lain, dominannya di setiap masjid
jami itu ada masjid-masjid kecil di sekitarnya, masyarakat melaksanakan

shalat wajib, dan menuju masjid jami untuk melaksanakan shalat jumat
berjamaah, maka disunahkan adzan menggunakan speaker di masjid jami

untuk memberitahu masuknya waktu shalat pada ahli negerinya. Dan tidak
disunahkan kepada masjid-masjid yang lain (di sekitar masjid jami) karena

sudah tidak dibutuhkan oleh masyarakat yang sudah mendengar adzan di


masjid jami. Akan tetapi apabila jaraknya jauh dan adzan tidak terdengar

dari masjid jami, maka disunahkan adzan di setiap masjid


menggunakan speaker. Berkata Imam Nawawi dalam kitab Raudhah

mengenai adzan, di sebuah desa yang kecil cukup adzan di satu tempat,
dan di negeri yang besar harus di beberapa tempat.

Catatan mutarjim : Hukum adzan menurut kalangan madzhab


Zhahiri adalah fardu ain, adapun Imam Syafi'i dan Imam Abu Hanifah

hukumnya sunnah. Sebenarnya adzan bukan hanya dikaitkan dalam

2
Di tukil dari kitab Raudho juz 1 halaman 176
3
Masjid jami adalah sebuah jenis masjid yang menjadi masjid utama di
sebuah kawasan tertentu yang dipakai untuk shalat jumat. Masjid tersebut
juga dipakai untuk shalat id .

10
shalat saja, dalam hal lain disunahkan adzan ketika bayi lahir
dikumandangkan adzan , para ulama sepakat bahwa sunah hukumnya

mengumandangkan adzan dan iqamah pada saat seorang bayi terlahir


ke dunia. Dalam Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz II, hal 61 dinyatakan

bahwa adzan juga disunahkan untuk perkara selain shalat. Di antaranya


adalah adzan di telinga anak yang baru dilahirkan. Seperti halnya sunah

untuk melakukan iqamah di telinga kirinya. Kesunahan ini dapat diketahui


dari sabda Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Abi Rafi’ :

‫ِف أذُ ِن‬ِ ‫صلِي هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّم أذَّ َن‬ ِ‫رأيت رسوَل هللا‬, ‫ال‬ َ ‫ق‬
َ ‫ه‬ َّ
‫ن‬ ‫أ‬ ‫ع‬
ٍ ِ‫عن ِأِب راف‬
‫ح‬ َ َ ‫َ َ ُح‬ُ ‫ح‬ ُ َ ‫َح‬
)‫لصالَةِ (سنن أِب داود‬ ِ َ‫ني ِحني ولَ َدتحه ف‬
َّ ‫اط َمةُ ِاب‬ ُ َ َ ‫اْلُ َس ح ِ ح‬

Dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ ia berkata : Aku melihat Rasulullah Saw

mengumandangkan Adzan di telinga Husain ketika siti fatimah


melahirkannya. (Yakni) dengan Adzan shalat. (HR Abu Dawud).

Dan diperkuat dalam kitab syarah fathul Mu'in

‫ويكون االذان ِف اليمىن واالقامة ِف‬، ‫ويسن االذان واالقامة ِف اذين املولود‬
‫ اي‬،‫ان من فعل به ذالك مل تضره ام الصبيان‬: ‫وذالك ملا قيل‬. ‫اليسرى‬
‫و‬. ‫ وليكون اول ما يقرع مسعه حال دخوله ِف الدنيا الذكر‬،‫التابعة من اْلن‬
‫و ِف املولود ان يكون ولد مسلم‬،‫يشرتط ِف املؤذن ان يكون ذكرا مسلما‬
‫الن االذان من َجلة احكام الدنيا و اوالد الكفار معاملون معاملة اابئهم‬
)2٦٧/١ ‫ (اعانة الطالبني‬.‫فيها وان ولدوا على الفطرة‬

11
Disunnahkan adzan dan iqomah pada kedua telinga bayi yang
baru dilahirkan. yaitu adzan dikumandangkan di telinga kanan, dan

iqomah di telinga kiri. barangsiapa yang melakukan hal ini ,maka bayi
yang baru lahir tersebut akan jauh dari gangguan jin, dan sebaiknya

pertama kali hal yang didengar oleh bayi yang baru dilahirkan didunia
adalah dzikir. Disyaratkan bagi muadzin adalah seorang laki laki, yang

muslim dan bayi yang dilahirkan adalah anak orang islam. Karena adzan
adalah bagian dari hukum-hukum dunia. dan anak-anak orang-orang

kafir biasanya berbuat seperti apa yang dilakukan oleh orang tuanya di
dunia walaupun ia dilahirkan dalam keadaan suci.

Dan adzan diperbolehkan menurut Imam Ramli selain shalat dalam


dalam Hasyiyah al-Bahr Li al-khair ar-Ramly

‫ رأيت ِف كتب الشَّافعية أنه قد يسن‬:‫الرحملي‬َّ ‫وِف حاشية البحر للخْي‬


،‫ والغضبان‬،‫ واملصروع‬،‫ واملهموم‬،‫ كما ِف أذن املولود‬،‫األذان لغْي الصالة‬
،‫ وعند اْلريق‬،‫ وعند مزدحم اْليش‬،‫ومن ساء خلقه من إنسان أو هبيمة‬
‫ لكن رده ابن‬،‫قيل وعند إنزال امليت القّب قياساً على أول خروجه للدنيا‬
‫ أي عند مترد اْلن خلّب‬،‫تغول الغيالن‬
ِ ‫ وعند‬،‫حجر ِف شرح العباب‬
. ‫صحيح فيه‬
Dalam Hasyiyah al-Bahr Li al-khair ar-Ramly: “Aku melihat
dibeberapa kitab syafi’iyyah tertulis, sesungguhnya adzan terkadang
disunahkan di selain shalat seperti adzan di telinga anak, di telinga orang
yang kesusahan, ketakutan, orang marah, atau hewan yang jelek
12
perangainya, saat perang berkecamuk, kebakaran, menurut sebagian
pendapat saat mayat diturunkan dalam kuburan dengan mengqiyaskan

diberlakukannya adzan saat ia terlahir ke dunia namun aku menolak yang


demikian dalam Syarh al-‘Ubab, dan saat terdapat gangguan jin.

Masjid jami merupakan sentral atau pusat bisa juga disebut masjid
agung , jika suara adzan di masjid jami sudah terdengar di seluruh

pelosok kota, maka untuk masjid-masjid lain, atau musholah lebih baik
menggunakan speaker dalam saja, atau adzan tidak menggunakan

speaker, ini alternatifnya, bahkan dikatakan di fasal menjadi sunah buat


masjid jami menggunakan speaker, dan tidak menjadi sunah buat masjid

lain, atau mushola, jika memang sudah masyarakat mendengar adzan di


masjid jami. Tapi untuk keadaan di Indonesia menjadi sangat sulit jika ini

dipraktekkan, karena sudah menjadi kebiasaan penduduk mayoritas


Indonesia, tanpa adzan di dekat masjid atau mushola nya, mereka tidak

ada yang datang, harus dipanggil menggunakan speaker melalui adzan.

‫فصل‬

‫ان مل يسمعوا االذان مبكّب الصوت من املسجد اْلامع ِف مسجده لكن مسعوا‬
‫االذان به من املسجد اْلانب فال يسن هلم األذان به فيه بل اذن مؤدن مبسجدهم‬
‫ابلصوت او اذن به مبكّب الصوت الداخلي‬
(Pasal kedua)

Apabila masyarakat tidak mendengar adzan di masjid jami yang


menggunakan speaker eksternal, tetapi mereka mendengar adzan di

13
masjid lain (bukan masjid jami) yang dekat, maka tidak disunnahkan
bagi mereka adzan menggunakan speaker eksternal, akan tetapi

seseorang adzan di masjid mereka saja, tanpa menggunakan speaker


eksternal , atau adzan menggunakan speaker internal.

Catatan mutarjim: Di masjid jami tidak terdengar adzan melalui


speaker, tapi sudah ada masjid lain yang adzan dan terdengar oleh

seluruh masyarakat, maka mushola-mushola lain, adzan tanpa


menggunakan speaker, karena hukum adzan itu sunnah untuk shalat wajib

walau sendiri. Jika untuk shalat sunah adzan tidak diperlukan.

Masjid-masjid yang besar sangat banyak di Indonesia, mushola

juga banyak, kalau tradisi di Indonesia ketika sudah mendengar adzan di


satu masjid, atau sudah masuk waktunya semua masjid akan adzan

menggunakan speaker dengan nada tinggi, jadi tradisi ini sudah lumrah
di masyarakat kita, kaum muslimin nusantara sudah terbiasa mendengar

syiar-syiar agama dimana-mana ketika masuk waktu shalat menggunakan


speaker luar. Oleh karenanya kita butuh pengetahuan akan hal ini, kapan
tepatnya speaker atau toa itu digunakan dengan waktu dan keadaannya.

14
‫فصل‬

‫پسن األذان مبكّب الصوت للقافلة ِف الصحراء كما يسن للمنفرد فيها أن رجا‬
.‫حضور َجاعة واال فال‬
(Pasal ketiga)

Sunah adzan menggunakan speaker bagi jamaah ketika di

lapangan, seperti halnya disunahkan adzan sendiri, jika memang berharap


akan hadirnya jamaah lain, jika tidak ada yang hadir tidak disunahkan

menggunakan speaker.

‫فصل‬

‫ال جيوز األذان مبكّب الصوت اْلماعة دخلوا املسجد اْلامع وقد اقيمت فيه َجاعة‬
.‫وانصرفوا الن اليوهم دخول وقت صالة أخرى‬
(Pasal ke empat)

Tidak dibolehkan adzan dengan menggunakan speaker untuk


jamaah yang lain yang masuk ke dalam masjid jami, karena jamaah yang

pertama sudah melaksanakan adzan di masjid tersebut, agar tidak salah


paham mengenai waktu shalat yang lain5.

Catatan mutarjim : Jika adzan menggunakan speaker luar, cukup


satu kali saja, jangan setiap ada yang ingin berjamaah adzan

5
Shalat yang kedua, seperti dzhur lalu asar, jika jamaah yang kedua masuk
dan ia adzan lagi disangkanya waktu asar, padahal baru saja adzan dzhur
dan melaksanakannya.
15
menggunakan speaker, padahal di waktu yang sama artinya waktu dzuhur
masih ada, karena ingin mendapatkan sunah adzan, hingga adzan lagi

menggunakan speaker luar, nanti akan membuat gaduh masyarakat dan


mengganggu, oleh karenanya adzan saja, tanpa menggunakan speaker,

jika ingin mendapatkan sunah.

‫فصل‬

‫ال جيوز ْلماعة النساء األذان مبكّب الصوت الن املشهور املنصوص ِف األم‬
‫يستحب هلن اإلقامة دون األذان فلو اذنت ومل ترفع صوهتا اال ما تسمع صواحبها‬
.‫مل يكره هذا ماذكره النووي ِف الروضة‬
(Pasal kelima)

Tidak diperbolehkan jamaah wanita adzan menggunakan speaker,


dalam kitab al-um wanita hanya disunnahkan iqamah tanpa adzan, jika

mereka adzan, jangan mengeraskan suaranya, kecuali hanya terdengar


oleh sekitar yang ada di tempat, wanita adzan tidak dimakruhkan, ini

telah disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Raudhah.

Catatan mutarjim : Bila dengan suara pelan untuk dirinya sendiri dan

kaum sejenisnya (sesama wanita) boleh, tapi tidak sunnah. Bila dengan
suara keras sekira dapat didengar oleh orang laki-laki lain maka haram6

‫ويستحب اإلقامة وحدها للمرأة لنفسها وللنساء ال للرجال واخلناثى وللخنثى لنفسه‬
‫وللنساء ال للرجال أما األذان فال يندب للمرأة مطلقا فإن أذنت سرا هلا أو ملثلها‬
6
Haram jika menimbulkan fitnah yang sangat besar
16
‫أبيح أو جهرا فوق ما تسمع صواحبها ومثة من حيرم نظره إليها حرم لإلفتتان بصوهتا‬
‫كوجهها‬

Disunnahkan Iqamah saja bagi wanita untuk dirinya dan untuk

sesama kaum wanita tidak iqamat untuk kaum laki-laki, kaum banci.
Disunnahkan juga iqamat bagi banci untuk dirinya dan kaum wanita tidak

untuk kaum laki-laki. Sedangkan adzan maka tidak disunnahkan bagi


wanita secara mutlak, namun bila ia adzan secara pelan untuk dirinya atau

untuk sesamanya (wanita) diperbolehkan. Bila adzannya dengan keras


dalam batas diluar yang diperdengarkan pada teman-temannya, disana

ulama berpendapat keharaman melihat wajah wanita karena khawatir


menimbulkan fitnah begitu dengan suaranya. [ Minhaj al-Qawim I/149 ].

‫ت لِلنِِ َس ِاء ِسًّرا ) َملح يُكَحرحه أ حَو َج حهًرا َح ُرَم‬ ِ


‫َو) ُس َّن (إِقَ َامةٌ ألُنحثَى )سًّرا َو ُخحن ثَى فَِإ حن أَذَّنَ ح‬

‫َي لِنَ حف ِس َها َولِلنِِ َس ِاء الَ لِ ِِلر َج ِال َو ح‬


‫اخلُنَاثِ حي َوالَ يُ َس ُّن َهلَا‬ ِ
‫(قَ حولُهُ َو ُس َّن إقَ َامةٌ ألُنحثَى )أ ح‬
.)‫احألَذَا ُن ُمطحلَ ًقا‬

Disunnahkan iqamah bagi wanita dengan suara pelan, demikian

pula waria. Bilamana seorang wanita adzan sesama wanita dengan suara
pelan maka tidak makruh, atau dengan suara keras maka haram. Kalimat

“disunnahkan iqamah bagi wanita” yakni bagi dirinya atau sesama wanita,
bukan terhadap para pria dan waria. Tidaklah disunahkan bagi wanita

adzan secara mutlak. [ I’anah al-Thalibin I/233 ]

17
‫فصل‬

‫ال ينبغي استعمال مكّب الصوت اخلارجي ِف الصالة سواء ِف ذلك صالة الفرض‬
‫املغرب والعشاء والصبح ام صالة النفل كالرتاويح اال ِف صالة اْلمعة الهنا شعار‬
‫ روى عن عبدهللا بن عباس رضي هللا عنه ِف وصف قراءة رسول هللا‬.‫ِف كل اسبوع‬
‫يل قال كانت قراءة النيب على قدر ما يسمعه من ِف اْلجرة وهو ِف البيت رواه أبو‬
‫ قراءة رسول هللا ﷺ قال كانت قراءة‬.‫داود ِف كتاب التطوع ابب ِف الصالة الليلة‬
‫النيب على قدر ما يسمعه من ِف اْلجرة وهو ِف البيت رواه أبو داود ِف كتاب‬
‫ وهذا اْلكم ِف صالة اْلمعة حيث ال يشوش مكّب‬.‫التطوع ابب ِف الصالة الليلة‬
‫الصوت مسجدا أخر تقام فيه صالة اْلمعة واال فينبغي خفض صوت مكّب‬
.‫الصوت حبيث ال يصل إىل مسجد اخر‬
(Pasal keenam)

Tidak seharusnya menggunakan speaker luar ketika shalat, baik itu

shalat fardhu seperti magrib, isya, subuh atau shalat sunnah seperti
tarawih kecuali shalat jum'at, karena shalat jum'at merupakan syiar

agama di setiap satu minggu sekali, yakni hari jumat. Telah diriwayatkan
dari Abdullah bin Abbas ra ketika mensifati bacaan kanjeng Nabi, ia

berkata bacaan Nabi Muhammad hanya sekedar terdengar di kamar saja


(di rumah). Telah diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitabnya bab shalat

sunnah. Dan hukum ini, mengenai shalat jum'at yang menggunakan


speaker, jangan mengganggu masjid lain yang mendirikan shalat jumat
secara bersamaan, jika mengganggu maka sebaiknya suara speaker

18
direndahkan agar tidak sampai ke masjid lain, yang sedang melaksanakan
jum'at secara bersamaan.

Catatan mutarjim : Usahakan speaker ketika shalat hanya terdengar


oleh makmum saja, dan menggunakan speaker dalam, jangan

menggunakan speaker luar, hingga suaranya mengganggu orang sekitar,


apalagi bacaan Imamnya kurang fasih dan acakan-acakan, hanya

sebagian masjid saja, mungkin di Indonesia saja, dan itu pun masjid
agung, yang Imamnya sudah fasih dalam bacaannya menggunakan

speaker luar. Berbeda dengan shalat jumat boleh saja menggunakan


speaker luar, karena buat syiar, dan menunjukan pada para wanita juga,

jika waktu shalat jumat sedang dilaksanakan.

‫فصل‬

‫ينبغي استعمال مكّب الصوت الداخلي ِف الصالة لإلمام إذا كثرت اْلماعة حبيث‬
‫أن مل يستعمل مل يسمع املأمومني كلهم سواء ِف ذالك صالة اْلهرية أم صالة‬
‫السرية المساع اإلنتقال‬
(Pasal ketujuh)

Seharusnya Imam menggunakan speaker dalam, ketika


melaksanakan shalat, apabila jamaahnya banyak, jika tidak menggunakan
speaker maka makmum tidak terdengar baik itu shalat jahriyah atau

shalat siriyah, agar terdengar takbir intiqal Imam oleh makmum.

19
Catatan mutarjim : Suara Imam harus terdengar oleh makmum
agar makmum mengetahui apakah Imam sudah ruku dan sujud, apalagi

masjidnya besar, perlunya menggunakan speaker dalam, jangan


menggunakan speaker luar, gunakan saja speaker dalam untuk

memberitahu makmum jika Imam sudah takbir, ruku, dan lain-lain.

‫فصل‬

‫التكره قراءة القرأن ِف املسجد مبكّب الصوت الداخلي أو بدونه آن حتقق ان‬
‫ قال‬.‫السامعني هلا أكثر ِمن يتشوش هبا ألن املصلحة اكثر من املفسدة واال فتكره‬
‫ َجاعة يقرأون القرأن ِف املسجد‬:‫الشيخ عبد الرمحن ابعلوى ِف بغية املشرتشدين‬
‫جهرا وينتفع بقرائتهم اَنس ويتشوش اخرون فان كانت املصلحة أكثر من املفسدة‬
.‫فالقراءة أفضل وان كانت ابلعکس کرهت انتهى فتاوى النووی‬
(Pasal kedelapan)

Tidak dimakruhkan membaca Al-Quran di dalam masjid dengan


menggunakan speaker dalam, atau tidak menggunakannya, jika
dipastikan, orang-orang yang mendengar itu lebih dominan/banyak,

artinya tidak terganggu dari pada yang terganggu oleh bacaan Al-Quran,
jika maslahat lebih banyak dari pada kerusakan, jika sebaliknya maka

makruh.

Telah berkata Syekh Abdurrahman Ba'alawi dalam kitab bughya al-

mustarsyidin : Jamaah yang membaca Al- Quran di dalam masjid dengan


bersuara keras, dan bacaannya itu mendatangkan manfaat bagi
mereka.
20
‫‪Catatan mutarjim : Seringkali kita menemukan fenomena yang‬‬
‫‪dimana ketika kita shalat, ada yang membaca Al-Quran, atau sebaliknya,‬‬

‫‪ketika kita membaca Al-Quran ada yang sedang mendirikan shalat,‬‬


‫‪sebenarnya kita kembalikan lagi fungsi masjid untuk ibadah, membaca Al-‬‬

‫‪Quran baik tapi ketika mengganggu orang yang sedang shalat maka‬‬
‫‪menjadi tidak baik.‬‬

‫فصل‬

‫الجتوز قرأة القرأن ابلليل مبكّب الصوت اخلارجي بعد ثلث الليل األول اىل الصباح‬
‫ألن هذا الوقت وقت نيام الناس وكذالك قبله ان كان جبانب الجتوز قرأة القرأن‬
‫ابلليل ميكّب الصوت اخلارجي بعد ثلث الليل االول إىل الصباح ألن هذا الوقت‬
‫وقت نيام الناس وكذالك قبله ان كان جبانب املسجد من اشتغل ِف طلب العلم أو‬
‫الذكر أو احملاضرة أو الضيوف أو كان من يتضرر به من املرضى وحنوهم قال ابن‬
‫اْلوزي ِف التلبيس وقد لبس ابليس على قوم من القراء فهم يقرأون القرأن ِف منارة‬
‫املسجد ابلليل ابألصوات اجملنمعة املرتفعة اْلزء واْلزأين فيجمعون بني أذى الناس‬
‫ِف منعهم من النوم وبني التعرض للرايء‪ .‬وروي عن أِب سعيد اخلدري رضي هللا عنه‬
‫قال‪ :‬أعتكف رسول هللا ِف املسجد فسمعهم جيهرون ابلقراءة فكشف السرت وقال‬
‫ان كلكم مناج ربه فال يؤذين بعضكم بعضا واليرفع بعضكم على بعض ِف القراءة‬
‫أو قال ِف الصالة‪ .‬رواه أبو داود ‪۱۳۳۲‬‬

‫‪21‬‬
(Pasal kesembilan)

Tidak boleh membaca Al-Quran di malam hari menggunakan


speaker luar, di waktu dua pertiga malam pertama hingga waktu subuh,
karena waktu itu merupakan waktu tidurnya manusia, dan begitu juga

setelah selesai shalat isya, jika di sebelah masjid ada orang yang sibuk
dengan belajar, dzikir, muhadhoroh, menjamu tamu, atau mengganggu

orang yang sakit dan sebagainya. Berkata Imam Ibnu Al-jauzi di dalam
kitabnya talbis iblis : Dan sesungguhnya Iblis menipu satu kaum yang

membaca Al-Quran, mereka membaca Al-Quran di menara masjid pada


malam hari, dengan suara-suara yang keras satu juz dan dua juz, mereka

berkumpul di antara manusia yang tersakiti oleh bacaannya, mencegah


manusia dari tidur dan timbul rasa ria dihati mereka. Dan telah

diriwayatkan dari Abi Said Al-Khudri ra ia berkata : Rasulullah Saw


I'tikaf di dalam masjid, ia mendengar manusia yang sedang

membaca Al-Quran dengan suara keras maka Nabi Muhammad


membuka tirai seraya berkata : Kalian semua sedang bermunajat kepada

Tuhan, maka janganlah sebagian kalian menyakiti sebagian yang lain,


jangan mengeraskan suara kalian kepada sebagian yang lain, dengan

bacaan kalian, atau Nabi berkata di dalam shalat . Telah diriwayatkan oleh
Imam Abu Daud.

Catatan mutarjim : Membaca Al-Quran itu sangat baik, tapi ketika


membacanya di tempat yang salah, maka kebaikan membaca Al-Quran

menjadi hilang, tradisi masyarakat Indonesia contohnya, ketika ramadhan


tiba, mereka berlomba-lomba mengadakan fenomena tadarus,

22
menggunakan speaker luar masjid, ada sebagian orang merasa
terganggu, ada sebagian orang merasa tidak terganggu.

Yang merasa terganggu mengatakan, kenapa membaca Al-Quran


dikeraskan, menggunakan speaker luar, banyak orang yang tidur, ada bayi

yang baru tidur, orang sakit, seharusnya membaca dengan menggunakan


speaker dalam lebih baik, ada yang tidak mendengar bacaan Al-Quran,

padahal mendengar dan menyimak Al-Quran itu wajib, sesuai firmannya


: Apabila alquran dibacakan maka dengarkanlah. Sedangkan kondisi kita

pada Al-Quran dibacakan ada yang tidur, ada yang sibuk, ada yang
ngobrol bahkan nongkrong di teras masjid sambil ngobrol tidak

memperhatikan bacaan Al-Quran sama sekali.

Yang tidak merasa terganggu mengatakan tadarus membaca Al-

Quran' baik dan bagus, agar orang-orang termotivasi membaca Al-Quran


dan syiar agama tersebarkan, mendengar bacaan Al-Quran

mendapatkan pahala, jadi tidak masalah membaca Al-Quran dengan


menggunakan speaker luar, tadarus hanya ada di bulan ramadhan, bulan
yang lain tidak ada, alangkah indahnya jika ramadhan diisi dengan hal-hal
yang positif, mengaji menggunakan speaker luar, lebih baik daripada tidak

sama sekali.

Bagaimana tanggapan ulama mengenai membaca Al-Quran

dengan suara keras atau disebut juga dengan tadarusan (di dalam
masjid) : Imam Nawawi, dalam kitab beliau, at-tibyan (sebuah kitab salaf
yang menerangkan tentang adab dan tata cara menjaga Al-Qur’an)

menjelaskan sebagai berikut:

23
‫ أوجزأ اوغْي‬،‫ وهو أن جيتمع َجاعة يقرأ بعضهم عشرا‬: ‫فصل ىف اإلدارة ابلقران‬
‫ وهذا جائز‬،‫ مث يقرأ االخر‬،‫ مث يسكت ويقرأ االخر من حيث انتهى األول‬،‫ذلك‬
‫ التبيان ىف‬.‫ال أبس به‬: ‫ فقال‬،‫عنه‬- ‫رمحه هللا تعاىل‬- ‫ وقد سئل مالك‬،‫حسن‬
‫اِب زكراي حييا بن شرف الدين النووى الشافعى‬: ‫ أتليف‬،‫اداب محلة القران‬
Pasal Membaca Al-Qur’an sambung-menyambung secara
bergantian yaitu sejumlah orang berkumpul, sebagian dari mereka
membaca sepuluh ayat atau sebagian atau selain itu, kemudian diam

(menyimak) dan yang lain meneruskan pembacaan, kemudian yang lain


membaca. Ini adalah boleh dan baik. Imam Malik RA telah ditanya dan

beliau menjawab: Tidak ada masalah dengan hal seperti ini.

‫اعلم انه خاء‬. ‫فصل ىف رفع الصوت ابلقراءة هذا فصل مهم ينبغى أن يعتىن به‬
،‫أحاديث كثْية ىف الصحيح وغْيه دالة على استحباب رفع الصوت ابلقراءة‬
. ‫ وخفض الصوت‬،‫وجاءت ااثر دالة على استحباب اإلخفاء‬
Pasal : Membaca Al-Qur’an dengan suara keras ini adalah

merupakan pasal yang penting dan patut diperhatikan. ketahuilah, bahwa


banyak hadits dalam kitab shahih dan lainnya menunjukan anjuran
mengeraskan suara di waktu membaca (Al-Qur’an). dan telah datang
beberapa atsar yang menunjukan anjuran juga untuk merendahkan suara.

‫ ؤانه إن خاف‬،‫قلت وكل هذا موافق ملا تقدم تقديره ىف أول الفصل من التفصيل‬
‫ إن كانت القراءة‬،‫ وإن مل خيف استحب اخلهر‬،‫بسبب اخلهر شيئا ِما يكره مل خيهر‬
‫ وملا حيصل فيه من نفع‬،‫من َجاعة جمتمعني أتكد استحباب اْلهر ملا قدمناه‬
‫ وهللا أعلم‬،‫غْيهم‬

24
Saya (Imam Nawawi) katakan, semua itu sesuai dengan rincian

yang saya jelaskan secara terperinci di awal pasal ini ‫ رفع الصوت ابلقراءة‬jika

takut mengalami sesuatu yang tidak diinginkan dengan sebab


mengeraskan suaranya, maka janganlah mengeraskan suara. jika tidak

takut mengalami hal itu, dianjurkan mengeraskan suara. bilamana


pembacaan dilakukan oleh jama’ah secara bersama-sama, maka

dianjurkan dengan sangat agar mengeraskan suara berdasarkan alasan


yang lalu dan karena manfaat bagi orang lain. dan Allah maha

mengetahui.

Dari pendapat Imam Nawawi mengenai membaca Al-Quran


dengan mengeraskan suara atau dengan speaker luar yang perlu digaris

bawahi adalah ucapan : Jika takut mengalami sesuatu yang tidak

diinginkan dengan sebab mengeraskan suaranya, maka janganlah


mengeraskan suara. Jadi bagi yang ingin tadarus atau membaca al-quran

hendaknya mengetahui kondisi sekitar, jangan sampai menimbulkan


mafsadat, jika tidak menimbulkan mafsadat maka tidak apa, membaca Al-

Quran dengan speaker, dan membacanya dengan baik.

25
‫فصل‬

‫جاء ِف فتاوى اللجنة الدائمة أبن جهاز راديو أو حنوه الذاعة القرأن بصوت مرتفع‬
‫ِف املسجد يوم اْلمعة قبل جمئ اإلمام الجيوز إنتهی‬
(Pasal kesepuluh)

Fatawa Al-lajnah Ad-daimah, meletakan siaran radio atau


sejenisnya untuk menyuarai Al-Quran dengan suara yang keras di dalam

masjid pada hari jumat sebelum datangnya Imam tidak diperbolehkan.

Catatan mutarjim : Masyarakat kita di sebagian masjid umumnya

sebelum jumat jam 11.30, menyalahkan atau meletakan mp3 di speaker


masjid hingga suaranya terdengar keras, menurut fatawa al-lajnah itu

tidak diperbolehkan. Menurut pribadi saya, jika masyarakat aman dan


tidak terganggu dikembalikan ke pasal yang sebelumnya qoidahnya jika

tidak mayoritas penduduk setempat merasa aman, dan enak


mendengarnya maka tidak apa-apa, jika sebaliknya maka, lebih baik

dihentikan. Timbul sebuah pertanyaan, apakah bacaan mp3 yang disetel


dan dinyalakan termasuk bacaan Al-Quran selayaknya manusia yang

membaca. Syekh Abdul Qadir al-ahdali berkata : Suara yang didengar


dari piringan hitam atau kaset ,mp3 sama dengan suara Al-Quran yang

didengar dari jamaah, maka tidak dihukumi Al-Quran 7, Syekh Abdul qadir
al-ahdali membolehkan mendengarkan piringan hitam dengan istilah laa

ba’sa bihi (tidak ada masalah dengannya) beliau mendengarkan ini


dengan syairnya

7
Kitab al-anwaar al-syuruuq fii ahkaam as-shunduq hal. 31
26
‫وقد سئلت عن مساع طربه فقلت حبثا انه ال أبس به‬
“Aku pernah ditanya tentang mendengarkan alat musik, maka aku
jawab sesuai dengan penelitian, yang demikian tidak mengapa”

Syekh Muhammad Ali al-Maliki berkata : Merekam Al-Quran dalam

kaset atau piringan hitam menggunakan itu tidak bisa lepas dari unsur
menghina atau merendahkan martabat Al-Quran, karenanya merekam Al-

Quran dalam kaset atau piringan hitam sebagaimana yang maklum


hukumnya haram, juga mendengarkan Al-Quran dari padanya.

Kalangan Hanafiyah menyatakan : Mendengar ayat sajdah ( Al-Quran)


seperti burung beo, menurut pendapat yang terpilih tidak wajib sujud

karena bukan bacaan sebenarnya namun sekedar kicauan yang tidak


dimengerti. Pendapat yang lain menyatakan wajib bersujud karena orang

yang mendengarkan itu telah mendengarkan firman Allah SWT. Walaupun


dari burung yang sedang berkicau .8

‫فصل‬

‫قراءة القران مبكّب الصوت اخلارجي ليست من توقْي كتاب هللا وتعظيمه فيخرج هذا‬
‫الصوت خارج املسجد ويبقى كثْي من الناس ال ينصتون بل هم مشغولون عنه‬
‫ابعماهلم ومكاملتهم واغانيهم والقارئ جبوارهم يقرأ القران بل وقد تكون األسواق‬
‫عامرة ابلناس بيعا وشراء وما يتبع ذالك من اخلط وكذب وغش وخداع ومنکرات‬

8
AlFataawy as-Syar’iyyah I389.

27
‫ وال يقرأ ِف‬:‫ النووي البنتين ِف قامع الطغيان‬.‫ قال الشيخ‬.‫والقران يتلى على رؤوسهم‬
‫القران ِف األسواق وال ِف مواطن اللغط واللغو وجممع السفهاء‬
(Pasal kesebelas)

Membaca Al-Quran dengan menggunakan speaker eksternal


bukanlah sebagian menghormati kitab Allah dan mengagungkannya,

suara speaker eksternal bergema di masjid dan banyak dari manusia yang
tidak mendengarnya, mereka pada sibuk dengan aktivitasnya obrolannya

dan nyanyian-nyanyiannya, sedangkan qori (menggunakan speaker


eksternal sedang membaca Al-Quran), terkadang di kondisi lain manusia

banyak yang di pasar, jual beli ada yang gosip, berdusta, menipu, dan
berbuat kemungkaran. Sedangkan Al-Quran dibacakan kepada mereka.

Berkata Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitab qomi tughyan: dan jangan
membaca Al-Quran di pasar-pasar dan di tempat-tempat yang main-

main serta berkumpulnya orang-orang bodoh.

‫فصل‬

‫جيوز التعليم بسكّب الصوت الداخلي ِف املسجد ِف غْي وقت الصالة كما ذكره‬
‫ واجاز أبو حنيفة رمحه هللا‬:‫النووي ِف شرح مسلم حيث قال عن مذهب أِب حنيفة‬
‫تعاىل وَممد بن مسلمة من اصحاب مالك رمحه هللا تعاىل رفع الصوت فيه ابلعلم‬
.‫واخلصومة وغْي ذالك ِما حيتاج اليه الناس ألنه جممعهم وال بد هلم منه‬

28
(Pasal kedua belas)

Boleh mengajar menggunakan speaker internal di dalam masjid selain

waktu shalat, seperti yang telah disebutkan oleh Imam Nawawi dalam
kitab syarah muslim, sebagian madzhab Imam Abu Hanifah berkata :

Imam Abu Hanifah dan Muhammad bin Muslimah dari sahabat-sahabat


Imam Malik membolehkan mengeraskan suara di dalam masjid untuk

belajar, diskusi ,ketika emang manusia itu membutuhkan, karena masjid


merupakan tempat berkumpul mereka dan harus menggunakan speaker

internal.

‫فصل‬

‫ال جيوز اإلعالم بنشد الضالة مبكّب صوت املسجد لورود النهي عن نشد الضالة ِف‬
‫املسجد وكذالك َجيع االعالمات اليت ال تتعلق ابملسجد وال ابلقرابت قال رسول‬
‫هللا من مسع رجال ينشد ضالة ِف املسجد فليقل ال ردها هللا فان املساجد ال تبين‬
‫هلذا رواه مسلم قال النووي ويلحق به ما ِف معناه من البيع والشراء واإلجارة وحنوها‬
.‫من العقود‬

(Pasal ketiga belas)

Tidak boleh menginformasikan dengan mencari barang yang


hilang menggunakan speaker eksternal masjid karena adanya larangan,

dan begitu juga seluruh informasi-informasi yang tidak ada sangkut

pautnya dengan masjid dan kegiatan-kegiatan ibadah yang lain. Bersabda


Nabi MUhammad Saw : Barang siapa mendengar seorang laki-laki yang

mencari barang hilang di dalam masjid ( menginfokan) maka ucapkanlah

29
‫‪semoga Allah tidak mengembalikannya. Karena sesunguhnya masjid‬‬
‫‪bukan di bangun untuk ini ( info barang hilang) Imam Muslim telah‬‬

‫‪meriwayatkan hal ini. Telah berkata Imam Nawawi dalam syarah‬‬


‫‪muslimnya dan dihubungkan pula mengenai makna diatas seperti jual beli‬‬

‫‪dan akad.‬‬

‫فصل‬

‫جيوز النعي أي اإلعالم مبوت أحد مبكّب صوت املسجد ليسمع أصحابه وأقرابءه‬
‫وكل من سيأيت للتعزية والصالة وحضور جنازته ألن ذالك وسيلة اىل القرابت‬
‫وللوسائل حكم املقاصد وثبت ِف الصحيحني أن النيب نعي للناس النجاشي ِف‬
‫اليوم الذي مات فيه فخرج هبم إىل املصلى وكّب أربع تكبْيات‪ .‬قال النووي عن هذا‬
‫اْلديث ‪ :‬فيه استحباب اإلعالم ابمليت ال على اْلاهلية بل جمرد اعالم للصالة‬
‫عليه وتشييعه وقضاء حقه ِف ذالك والذي جاء من النهي عن النعي ليس املراد به‬
‫هذا وإمنا املراد نعي اْلاهلية املشتمل على ذكر املفاخر وغْيها‪ .‬هذا ما يسر هللا يل‬
‫ِف كتابة هذه الرسالة ومتت كتابته ِف ضحى يوم اخلميس الثامنة عشر من ذي‬
‫اْلجة سنة ألف وأربع مائة وتسعة وثالثني من اهلجرة على صاحبها أفضل الصالة‬
‫والسالم ِف املعهد اإلسالمي هنضة العلوم کريشك تنجرانج بننت‪ .‬أسأل هللا الكرمی‬
‫أن جيعل هذه الرسالة َنفعة للناس إىل يوم القيامة وصلى هللا على سيدَن َممد‬
‫واْلمد هلل رب العاملني‪.‬‬

‫‪30‬‬
( Pasal keempat belas)

Boleh menginformasikan orang yang meninggal menggunakan

speaker masjid supaya terdengar oleh sahabat-sahabatnya dan


masyarakat, agar mereka semua berkunjung ( tajiyah) dan mensholati

serta hadir mengiringi jenazahnya hingga ke pemakaman, karena


menggunakan speaker masjid merupakan wasilah untuk mereka, sesuai

dengan kaidah fiqh hukum sarana sesuatu perbuatan sama dengan


hukum perbuatannya. Dan telah ditetapkan dalam hadits shahih bukhari

dan muslim bahwasanya Nabi Muhammad Saw pernah menginformasikan


kepada manusia mengenai matinya raja Najasyi pada hari kematiannya

beliau keluar ke tempat shalat dan membuat shaf bersama para sahabat
dan bertakbir empat kali. Imam Nawawi berkata mengenai hadits ini,

adalah anjuran menginformasikan mayit bukan bentuk informasi orang-


orang jahiliyah akan tetapi ini murni untuk menginformasikan mensholati

mayit dan mengantar mayat ke pemakaman serta memenuhi haknya


oleh karenanya yang telah datang dari sebuah larangan mengenai hal

tersebut bukanlah yang dimaksud, yang dimaksud adalah


menginformasikan seperti jahiliyah yang mencakup dengan kebangaan-

kebanggan mereka. Semoga Allah memudahkan tentang masalah-


masalah dalam risalah ini, dan telah sempurna tulisan ini pada waktu

dhuha hari kamis, duabelas dzulhijjah pada tahun 1439 hijriah. Pondok
Pesantren Islam Nahdlatul Ulum Kresek Tangerang Banten. Saya meminta

kepada Allah yang maha mulia untuk menjadikan risalah ini bermanfaat
untuk manusia sampai hari kiamat, dan semoga Allah memberikan rahmat

31
kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad Saw, segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam.

32
Biografi Mutarjim

Muhammad Raudho, bisa disapa Ido alfaqih, lahir di Bandar

lampung, hijrah ke-Banten, menimbah ilmu, di Pondok Pesantren At


Thohiriyah, asuhan Abuya Hasuri Thohir, pernah menimbah ilmu di

Ponpes Abuya Muhtadi, Ponpes Abuya Memet, dan Ponpes Al-Hasanatain


asuhan Abi Wahyu Widayana, kuliah di UIN Banten Magister Hukum.

Mengajar dan belajar di Ponpes At Thohiriyah, Ponpes Darul Irfan,


Boarding Man 2 kota Serang, menulis buku :

1. I'rob Washoya dinamakan Kanzul Asfiya

2. I'rob Jurumiyah dinamakan Muyassar i'rob Jurumiyah

3. Sang Abuya mengenai Abuya Hasuri Thohir

4. Dalil-dalil kemasyarakatan dinamakan Risalatul Umah

5. Buku jago agama tapi tidak berakhlak

6. Terjemah masalah fiqih wanita ( bersama para Santri)

7. Terjemah kitab Hukum speaker masjid

Semua akan sirna kecuali amal, salah satu amal adalah karya

33

Anda mungkin juga menyukai