Anda di halaman 1dari 15

PROSES PENGUMPULAN DATA DI RUMAH SAKIT

NAMA : ADINDA YUDISTIRA

PRODI : S1 KEBIDANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH ACEH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
BANDA ACEH 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas mata kuliah dengan judul

“Dokumentasi soap pada ibu hamil, melairkan, nifas,kb, bayi baru lahir”
saya mengucapkan terima kasih
Demikian, sekian dan terima kasih.

i
DAFRA ISI :

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFRA ISI :..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................3

2.1 KONSEP INSTALASI RADIOLOGI.............................................................................3

1. Instalasi Radiologi.......................................................................................................3

2. Pelayanan Radiologi....................................................................................................3

2.2 SISTEM INFORMASI................................................................................................4

1. Data dan Informasi..........................................................................................................4

2. Sistem Informasi..........................................................................................................5

B. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit (RL 4a) dan Data Keadaan
Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit (RL 4b).......................................................9

DAFTAR PUSTAKA :............................................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan
padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai
fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun
disiplin medis. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis
medis maupun administrasi kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional, fungsi utama
rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan pasien. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 983/SK/XI/1992 rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
sedangkan untuk rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan kekhususannya.
Pelayanan rumah sakit mencakup pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Pelayanan kesehatan itu sendiri meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan
melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.
Pelayanan rawat jalan adalah salah satu unit kerja di lingkup rumah sakit yang melayani
pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur
diagnostik dan terapeutik. Perkembangan rawat jalan rumah sakit dipengaruhi oleh adanya
berkembangan teknologi kedokteran yang canggih sehingga menyediakan variasi pelayanan,
diantaranya pusat radiasi dan kemoterapi, pusat pencintraan diagnosis, pusat rehabilitasi,
opname pasial (pasien rawat jalan psikiatrik), klinik kedokteran olahraga, klinik kesehatan
wanita, kesehatan okupasional dan lain-lain. Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa
pelayanan penunjang medik-pun telah tersedia secara lengkap di unit rawat jalan rumah sakit.
Salah satu jenis pelayanan penunjang medik di rumah sakit adalah pelayanan radiologi
yang dilakukan oleh sebuah unit instalasi radiologi. Instalasi radiologi adalah tempat
penyelenggaraan pelayanan radiologi dan atau radioterapi kepada pasien yang membutuhkan
dengan menegakkan diagnosis yang cepat dan tepat dan atau pemberian radioterapi yang
akurat. Banyak bagian radiologi yang menjadi lambang kebanggaan tiap-tiap rumah sakit,

1
karena layanan diagnostik berteknologi tinggi yang merupakan alat pemasaran yang efektif
dalam menarik para dokter atau pasien dan prosedur di instalasi radiologi merupakan sumber
pendapatan yang besar. Perlu disadari bahwa dengan adanya peralatan yang berteknologi
tinggi dan modal investasi yang besar di unit instalasi radiologi, mutu pelayanan harus lebih
baik agar tidak menyebabkan pemborosan waktu dan sumber daya, meningkatan kesalahan-
kesalahan pelaksanaan pelayanan serta meningkatkan resiko terjadinya kesulitan

2
BAB II

2.1 KONSEP INSTALASI RADIOLOGI

1. Instalasi Radiologi
Instalasi radiologi adalah tempat di lingkup rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan radiologi untuk pasien rawat jalan ataupun pasien rawat inap. Pengelompokkan
instalasi radiologi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Radiologi Diagnostik
b. Radiologi Terapi
c. Radiologi Nuklir

Pengelompokkan di atas berdasarkan tingkat kesulitan dan kecanggihan serta bahaya


radiasi yang ditimbulkan. Hal tersebut merupakan aplikasi Biomedical Engineering yang
paling berhasil dan.
terlihat manfaatnya yang sangat spektakuler terutama dalam diagnosis. Organisasi
yang berinteraksi dan saling terkait di instalasi radiologi berasal dari berbagai disiplin ilmu,
diantaranya : medis, teknik, administrasi, resepsionis, penata rekening dan perpustakaan film.

2. Pelayanan Radiologi
Pelayanan radiologi adalah salah satu pelayanan penunjang medik yang dimiliki rumah sakit
dan dilaksanakan oleh suatu unit pelayanan yang disebut instalasi radiologi. Pelayanan
radiologi bidang kesehatan terus meningkat sesuai dengan perkembangan tehnologi bidang
kesehatan. Penggunaan peralatan radiologi yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dapat
menimbulkan dampak negatif baik bagi pelaksana maupun lingkungannya. Jenis pelayanan
radiologi di rumah sakit tipe A sangat lengkap, meliputi :
a. Pelayanan radiodiagnostik, contoh Computerized Tomography
Scan (CT-Scan)
b. Pelayanan radioterapi
c. Pelayanan kedokteran Nuklir
d. Pelayanan Ultra Sonografi (USG)
e. Pelayanan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

3
Sedangkan di rumah sakit tipe B, C dan D, pelayanan radiologinya hanya terbatas pada
pelayanan radiodiagnostik dan pelayanan USG saja. Berikut adalah standart pelayanan medik
unit radiologi di rumah sakit tipe B (termasuk RSPAW Salatiga).

2.2 SISTEM INFORMASI

1. Data dan Informasi

Data adalah hal yang merujuk pada fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks,
dokumen, gambar, bagan, suara yang mewakili deskriptif verbal atau kode tertentu dan
semacamnya. Jadi data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita
banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Oleh karenanya data tersebut disaring dan diolah
melalui suatu sistem pengolahan sehingga mempunyai arti dan nilai bagi seseorang atau
organisasi sehingga baru bisa dikatakan sebagai sebuah informasi. Secara rinci informasi
diartikan sebagai kumpulan data yang telah diolah dan disusun secara.
sistematik untuk tujuan informatif, penarikan kesimpulan, argumentasi dan sebagai
dasar peramalan serta pengambilan keputusan.15 Informasi dapat berguna bagi pemakainya
atau bisa juga tidak berguna sama sekali. Hal ini tergantung kepada kualitas informasi yang
dihasilkan, informasi akan berguna apabila kualitasnya baik. Baik buruknya kualitas
informasi dipengaruhi oleh tiga faktor penentu, yaitu isi informasi, waktu penyajian dan
bentuk informasi. Untuk lebih jelasnya berikut uraian tentang beberapa syarat kualitas
informasi :
a. Ketersediaan (avability)
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya infromasi itu
sendiri. Informasi harus dapat diperoleh bagi orang- orang yang hendak
memanfaatkannya.
b. Mudah dipahami (comprehensibility)
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik itu informasi yang
menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan- keputusan yang bersifat strategis.
c. Kesesuaian (relevante)
Dalam konteks oraganisasi, informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar
sesuai dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.
d. Kelengkapan (compléteness)
Cukup tidaknya informasi jika digunakan sebagai bahan untuk membuat

4
keputusan. Lengkap bukan berarti semakin banyak semakin baik.
e. Ketepatan waktu (timeliness)
Saat yang paling baik dalam memberikan informasi adalah pada saat diperlukan
untuk membuat keputusan, biasanya pada saat akan dilakukan analisis.
f. Kemudahan akses (aksesibilitas)
Berhubungan erat dengan kelonggaran cara memperoleh data atau informasi
(mudah dalam mendapatkannya).
g. Akurat (accuracy) Syarat
ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Ini juga
berarti bahwa informasi harus jelas dan mencerminkan makna yang terkandung
dari data pendukungnya.
h. Konsisten (consisten)
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajiannya, dan lebih
mengacu pada jumlah informasi yang harus ditampilkan (tanpa berlebihan) karena
hal ini merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.

2. Sistem Informasi
Sistem secara sederhana dijabarkan sebagai kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung
satu sama lain dan terpadu. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem juga merupakan kumpulan elemen-elemen
yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan
kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran
(output) yang diinginkan.
Sistem Informasi adalah suatu cara yang sudah ditentukan untuk mengolah data dan
informasi yang dibutuhkan agar dapat mencapai suatu tujuan. Defnisi lain dari sistem
informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta
mendistribuskan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi.
Tiga aktivitas pada sistem informasi adalah input, proses dan output, berikut
penjelasannya :

5
a) Masukan/Input
Sekumpulan data mentah dalam organisasi atau luar organisasi untuk diproses
dalam suatu sistem informasi.
b) Proses
Sebuah konversi atau pemindahan, manipulasi dan analisa input mentah menjadi
bentuk yang lebih berarti.
c) Keluaran/Output
Distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana output
tersebut akan digunakan Informasi dalam hal ini, butuh umpan balik (feed back)
jika output dikembalikan ke anggota organisasi yang berkepentingan diharapkan
dapat untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki input.

Semua komponen tersebut diatas saling terkait, bila data salah maka hasilnya berupa
informasi yang salah juga. Informasi yang canggih seperti angka statistik yang rumit tidak
ada gunanya bila pemakai tidak dapat mengerti, maka komponen ini harus dipertimbangkan
secara keseluruhan. Jadi sistem informasi merupakan kombinasi dari orang (people),
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi
(communication network) dan sumber data yang dihimpun, ditransformasi dan mengalami
proses pengaliran dalam suatu organisasi.

Pengolahan data dalam Sistem Informasi Rumah Sakit yang dilakukan di Rumah Sakit,
mulai
dari Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit (Form RL 3) sampai dengan Data
Morbiditas dan Mortalitas (Form RL 4), dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1. Pengolahan secara manual.
Pengolahan manual ini dilakukan dengan cara merekapitulasi data-data yang sudah
terkumpul pada unit pengolahan data untuk dibuatkan tabel atau grafik yang sesuai
dengan
kebutuhan.
2. Pengolahan secara komputerisasi.
Pengolahan ini dilakukan dengan cara menginput/entry data, baik dari data rekam medis
yang berisi catatan/diagnosa dokter yang dikodifikasi. Dan akan diolah oleh komputer
sesuai dengan programnya masing-masing, sehingga akan muncul laporan yang
berbentuk

6
RL4a dan 4b. Ataupun dari registrasi pasien rawat jalan, dimana bila pasien setelah
berobat dapat dientri datanya, sehingga akan keluar laporan tentang jumlah kunjungan
pasien poliklinik atau UGD untuk masing-masing dokter.
Bisa juga data datang dari input bagian laboratorium, radiologi ataupun diagnostik yang
nantinya setelah diproses oleh komputer akan menghasilkan data tentang jumlah
pemeriksaan untuk masing-masing bagian.
Berikut ini beberapa contoh pengolahan data secara manual dan komputerisasi.
A. Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit (RL 3)
Laporan harian kegiatan rumah sakit dari setiap ruangan, baik dari ruang rawat inap
yang berupa sensus harian pasien rawat inap, ataupun formulir lainnya yang telah
diisi oleh bagian masing-masing. Laporan tersebut diolah oleh bagian pengolah data
sehingga laporan tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk mengisi RL dan rumah
sakit, pengolahan ini dilakukan secara manual.
Contoh :
Bersumber dari sensus harian yang diperoleh dari ruang rawat inap berdasarkan
formulir sensus harian yang direkapitulasi setiap bulan (RP1).

Banyak indikator yang bisa digunakan untuk menilai rumah sakit, yang paling sering
digunakan adalah :
1. Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Jumlah hari perawatan rumah sakit
BOR : x 100 %
Jumlah TT X Jumlah hari dalam satu periode
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 %
2. Average Length of Stay (ALOS) yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Jumlah Lama Dirawat
ALOS :
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6 – 9 hari.

7
3. Bed Turn Over (BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1
tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur.
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
BTO :

Jumlah tempat tidur

Idealnya dalam setahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40 – 50 kali.


4. Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur.
(Jumlah TT X Periode) – Hari Perawatan
TOI :
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi ada pada kisaran 1 – 3 hari.

5. Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah

sakit.
Jumlah pasien mati > 48 jam dirawat
NDR : x 1000 0
/00

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000.
6. Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar rumah sakit.
Jumlah pasien mati seluruhnya
GDR : x 1000 0
/00

8
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.
7. Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hari, indikator ini diperlukan untuk menilai
tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila dibandingkan
dengam jumlah penduduk di wilayahnya akan memberikan gambaran cakupan pelayanan
dari suatu rumah sakit.

B. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit (RL 4a) dan Data
Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit (RL 4b).

Laporan harian yang berasal dari berkas Rekam Medis yang dikodifikasi berdasarkan
ICD-10, direkapitulasi secara mingguan, yang kemudian dibuatkan secara bulanan dan
dilaporkan secara triwulan. Hal ini dilakukan baik secara manual maupun komputerisasi
melalui proses indeks untuk masing-masing jenis penyakit yang dikelompokkan menurut
DTD seperti yang terdapat pada formulir RL 4a dan 4b. Dalam membuat laporan untuk RL
4a dan 4b, harap diperhatikan tentang koding yang hanya ada di RL 4a saja atau di RL 4b
saja. Misalnya di RL 4a, untuk koding kontrol kehamilan, imunisasi, kontrol setelah
melahirkan tentunya tidak ada di RL 4a tetapi lebih ke RL 4b. Di RL 4b juga tidak ada
koding untuk ibu melahirkan atau bayi baru lahir, tetapi lebih ke RL 4a. Juga harap
diperhatikan tentang jenis kelamin untuk diagnosa tertentu, misalnya ibu melahirkan tentunya
dengan jenis kelamin perempuan, atau penyakit yang berhubungan dengan masa haid, jika
dilihat di ICD-10, maka untuk kode O, hanya untuk perempuan saja. Tetapi ada juga hanya
untuk laki-laki saja, misalnya kode yang berhubungan dengan penyakit prostat, neoplasma
prostat, testis, atau neoplasma alat kelamin pria lainnya. Kodifikasi khusus untuk usia 0 – 28
hari, juga harap diperhatikan, misalnya penyakit yang berhubungan dengan masa perinatal,
maka bisa digunakan kode P. Atau misalnya penyakit karies gigi tidak akan terdapat
dikelompok pada golongan usia 0 – 28 hari tersebut. Karena pada umumnya di usia tersebut
gigi belum tumbuh. Untuk membuat laporan, selain RL 4a dan 4b yang sudah baku, bisa
diolah dari RL 4a dan 4b untuk dibuatkan ranking 10 (sepuluh) besar penyakit rawat inap dan
rawat jalan. Harap diperhatikan tentang kode yang berhubungan dengan ibu melahirkan
normal, bayi baru lahir dengan kondisi sehat, ataupun kontrol dan imunisasi serta lainnya,
tidak dimasukkan ke dalam ranking penyakit. Setelah mendapatkan 10 ranking penyakit
tersebut, maka dapat dibuatkan tabel atau grafik dalam bentuk pie, untuk melihat secara jelas
penyakit mana yang banyak diderita pasien.

9
C. Data Dasar Rumah Sakit (RL 1) yaitu data mengenai jumlah TT yang tersedia di rumah
sakit dan fasilitas yang ada di unit rawat jalan/poliklinik yang menyediakan pelayanan dokter
spesialis/sub spesialis untuk menangani pasien. Dapat disajikan data tentang perkembangan
tempat tidur di rumah sakit atau bisa juga tentang data pelayanan spesialis atau sub spesialis
apa yang ada di rumah sakit tersebut.

D. Untuk Data RL 2 (mengenai Data Ketenagaan Rumah Sakit), disajikan tentang jumlah
semua tenaga yang bertugas di rumah sakit, baik tenaga dokter, perawat maupun petugas
lainnya. Dengan data ini bisa disajikan tentang berapa tenaga dokter, perawat atau yang
lainnya, misalnya : Penyajian data tentang tenaga kesehatan yang ada di sebuah rumah sakit,
bisa diambil data dari RL 2 tentang tenaga kesehatan saja, kemudian dipilah menjadi
beberapa bagian atau diklasifikasikan berdasarkan tenaga medis, keperawatan, farmasi, dan
lain-lainfrfs nm h n b/ seperti yang ada di RL 2 halaman 1 s/d 4. Dapat pula dibandingkan
dengan RL yang lainnya. Misalnya tenaga perawat dibandingkan dengan jumlah pasien yang
dirawat setiap hari.

10
DAFTAR PUSTAKA :
1. Darmanto R. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Hipokrates, Jakarta,1997.
2. Depkes RI. Pedoman Pelayanan RS Kelas C (Sub kelas C1)& Kelas D.
Jakarta, 1987.
3. Depkes RI. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit.
Jakarta, 2001.
4. Wolper, L.F,. Administrasi Layanan Kesehatan. EGC, Jakarta, 2001.
5. RSPAW Salatiga,. Profil Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga.
Salatiga, 2007.
6. Anwar, Asrul,. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3, Binarupa
Aksara, Jakarta, 1996.
7. Wiyono, Djoko,. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori Strategi
dan Aplikasi Vol 1, Airlangga University Press, Surabaya, 1999.
8. McLeod, Raymond,. Sistem Informasi Manajemen. Jilid 1 Edisi Ketujuh,
PT. Prenhallindo, Jakrata, 2001
9. Simarmata, Janner,. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Andi
Offset, Yogyakarta. 2006.
10. Sabarguna, Boy S,. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Sistem
Informasi. Konsorsium RSI Jateng-DIY, 2005.
11. Shofari, Bambang,. Pengelolaan Sistem Rekam Medis. Perhimpunan
Organisasi Profesional Perekammedisan Informatika Kesehatan
Indonesia, Semarang, 2005.
12. Sabarguna, Boy S,. Sistem Bantu Keputusan Untuk Radiologi dan
Laboratorium Rumah Sakit. Konsorsium RSI Jateng-DIY, 2007.
13. Depkes RI. Pedoman Pelayanan RS Kelas B (Sub kelas B1). Jakarta,

11

Anda mungkin juga menyukai