Docrpijm 1561426176bab II Profil Kota Makassar
Docrpijm 1561426176bab II Profil Kota Makassar
BAB 2
PROFIL KOTA MAKASSAR
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
a) Gambaran administrasi wilayah (meliputi: luas wilayah, batas wilayah, serta jumlah
kecamatan dan kelurahan)
Kondisi geografi Kota Makassar sangat di pengaruhi oleh kondisi wilayahnya. Secara
administrasi Kota Makassar memiliki luas wilayah kurang lebih 175,77 Km2 terdiri atas 15
kecamatan dan 153 kelurahan. Berdasarkan letak geografis wilayah Kota Makassar berada
pada posisi 5o8'6' 19" Lintang Selatan dan 119o24' 17 38" Bujur Timur dengan batas
administrasi wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
Kota Makassar pada tanggal 1 September 1971 berubah namanya menjadi Kota Ujung Pandang
setelah diadakan perluasan kota dari 21 Km2 menjadi 175,77 Km2. Namun kemudian, pada tanggal
13 Oktober 1999 berubah kembali namanya menjadi Kota Makassar. Kota Makassar merupakan
kota internasional serta terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi
ibu kota Negara Indonesia Timur Provinsi Sulawesi. Secara administrasi Kota Makassar terdiri dari
15 Kecamatan dan 153 Kelurahan, Luas wilayah kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Sedangkan untuk luas wilayah administrasi menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut
ini:
Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan/Desa, RW dan RT dirincikan per Kecamatan di Kota Makasar
JUMLAH
NO KECAMATAN
KELURAHAN RW RT
1 Mariso 9 47 213
2 Mamajang 13 56 280
3 Tamalate 11 113 565
4 Rappocini 11 107 573
5 Makassar 14 69 369
6 Ujung Pandang 10 37 139
7 Wajo 8 45 169
8 Bontoala 12 56 240
9 Ujung Tanah 9 35 143
10 Kep.Sangkarrang 3 15 57
11 Tallo 15 77 465
12 Panakukkang 11 90 475
13 Manggala 8 70 388
14 Biringkanaya 11 111 544
15 Tamalanrea 8 68 344
2017 153 996 4.964
2016 153 996 4.964
2015 143 996 4.968
2014 143 995 4.966
Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|2
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023
Kota Makassar menjadi salah satu kota yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi
di Indonesia. Kota ini terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat progresif dari berbagai sektor,
geliat kegiatan ekonomi sangat terasa. Selain kondisi sistem Pemerintah yang kondusif, posisi
strategis, juga pertumbuhan berbagai ekonomi yang variatif dan daya tarik wisata serta dukungan
infrastruktur yang terus dikembangkan. berikut berbagai potensi yang dapat mengantar Kota
Makassar dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bermartabat;
Nilai budaya adalah ukuran yang dijadikan penuntun yang sah dalam berbuat, menerima atau tidak
menerima perbuatan orang lain. Nilai budaya tersebut antara lain:
Makassar harus memiliki karakter yang tumbuh dari nilai budaya atau kearifan lokal, nilai atau etika
masyarakat Makassar yg mengagumkan sebaiknya menjadi spirit dalam pengelolaan birokrasi
Pemerintahan.
agama yang ada dan saling menghormati, menghargai dan menjalankan hidup beragama sesuai
dengan ajaran agama masing-masing serta dapat mengamalkan di dalam kehidupan masyarakat.
Pluralisme
Masyarat Kota Makasar menghargai kebinekhaan sosial, budaya, suku dan ras masyarakat dan
meyakini akan keragaman, merupakan kekayaan sosial budaya dan menghormati keragaman untuk
dapat tumbuh bersama demi terselenggaranya pembangunan yang berkelanjutan.
Kekeluargaan dan Gotong Royong
Kehidupan kemasyarakatan yang lahir dari integralistis dan dikelola berdasarkan prinsip
transparansi, jujur dan bertanggung, kebersamaan dan gotong royong menjaling kerja sama
berdasarkan kebenaran maupun kelompok dimana kesepkatan untuk mempertemukan berbagai
aspirasi masyarakat sebagai basis harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara .
C. SEKTOR PERHUBUNGAN
Memiliki Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, domestik Luas: 53.045 m² dengan
Kapasitas penumpang: 5.300.000/tahun, Internasional Luas: 8.770 m² dengan Kapasitas
penumpang: 900.000/tahun, kini sudah mencapai delapan juta orang per tahun,” kata Komisaris
Utama PT Angkasa Pura I Suratto Siswodihardjo pada workshop kebandarudaraan di Makassar.
lanjut dia, diprediksi lima tahun ke depan jumlah penumpang dapat mencapai 13 juta orang. RYAN
GAZALI HAMSAR, Hasil analisis kinerja baggage conveyor belt pada kondisi eksisting pada Bandar
Udara Internasional Sultan Hasanuddin ditinjau dari kondisi panjang ( dimensi ) conveyor belt pada
kondisi eksisting sebesar 193,3333 m2 terhadap kebutuhan tempat barang bagasi pada jam puncak
sudah tidak mampu lagi melayani sehingga perlu adanya pengembangan dengan penambahan
panjang ( dimensi ) conveyor belt sebesar 240 m2untuk tahun 2016 dan sebesar 306,6666667 m2
untuk tahun 2021 dengan asumsi jumlah pesawat udara pada saat jam puncak terus meningkat
hingga tahun 2021.
Memiliki Terminal Region Daya dan Terminal Region Daeng Tata, Terminal Regional Daya
(TRD) sebagai sebuah terminal penumpang tipe A di Kota Makassar memiliki fungsi melayani
kendaraan umum untuk angkutan kota antar provinsi (AKAP) dan / atau angkutan lintas batas
Negara, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),angkutan kota dan angkutan pedesaan
dengan Luas 12.000 M² (12 Hektare).
Pelabuhan laut juga menjadi jantung perekonomian kota Makassar. Semua komoditas hasil
produksi Makassar didistribusikan baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Selain untuk
pelabuhan barang, pelabuhan laut yang bernama resmi Pelabuhan Soekarno Hatta ini juga menjadi
persinggahan kapal-kapal penumpang. Sekretaris Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia
(Gafeksi) Sulawesi Selatan Andi Maruddani Pangerang di Makassar, Jumat, mengatakan jumlah
arus bongkar muat barang di Terminal Peti Kemas Makassar saat ini telah mencapai 400 ribu
twenty-feet equivalent unit (TEUs). “Daya tampung di terminal peti kemas sudah melebihi kapasitas,
karena sebenarnya kemampuan daya muat hanya sekitar 350 ribu TEUs,” kata dia. Dia
mengharapkan adanya penambahan ruang di pelabuhan yang kondisinya tidak mampu lagi
menampung jumlah barang yang masuk ke kawasan tersebut. Dia khawatir penerapan “national
single windows” di Pelabuhan Makassar nantinya akan memengaruhi kegiatan kalangan pelaku jasa
kepelabuhanan dalam menjalankan bisnis.
D. PERTUMBUHAN EKONOMI
Hingga saat ini, Kota Makassar mencatat pertumbuhan ekonomi mulai tahun 2007 hingga
2009 berturut-turut 8,1 persen, 10,5 persen, dan 9,2 persen. Berdasarkan harga berlaku, PDRB
Makassar di tahun yang sama berturut-turut Rp 20, 8 triliun, Rp 26, 1 triliun, dan Rp 31,3 triliun.
Sementara itu, pendapatan per kapita berdasarkan harga berlaku pada tahun yang sama berturut-
turut Rp 16,87 juta, Rp 20,79 juta, Rp 24,58 juta. Namun bila harga konstan yang jadi patokan,
pendapatan per kapita pada tahun tersebut berturut-turut Rp 9,92 juta, Rp 10,8 juta, dan Rp 11,63
juta.Ini mengindikasikan potensinya untuk menarik lebih banyak lagi investasi khususnya sektor
properti, seperti perumahan, apartemen, hotel, dan pusat belanja. Pertumbuhan jumlah penduduk,
industri, perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya berdampak pada Kebutuhan akan pusat
aktivitas modern yang mengakomodasi gaya hidup urban semakin mendesak. Untuk itu, kehadirnya
beberapa pengembang perumahan berskala nasional turut meramaikan penyediaan properti bernilai
sangat positif dalam menyediakan berbagai macam fasilitas. Pilihan investasi pembangunan
membuat para investor, lebih variatif.
Ada 5 potensi utama Makassar. Pertama, sebagai penghubung yang menautkan antara
Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur yang menyebabkan fungsi logistik, fungsi
transportasi, dan fungsi perdagangan saling berpengaruh. Pelabuhan dan bandara yang memadai
menjadikan potensi kota ini makin terasa secara optimal Kedua, sebagai tempat pengelolaan
kekayaan alam (seperti tanaman coklat, peternakan, dan lain-lain). Aset ini merupakan potensi
pencipta nilai tambah lebih tinggi bagi hasil budidaya alam yang masih dapat dikembangkan
sehingga memacu kebutuhan ekonomi kota Makassar. Potensi ekspor hasil pengolahan budidaya
tersebut masih dapat meningkat beberapa kali lipat. Ketiga, kota pelajar, khususnya untuk
mahasiswa Indonesia yang tinggal di wilayah timur Indonesia. Namun demikian, banyaknya
universitas di Makassar belum sepenuhnya mencerminkan peran Makassar sebagai kota pelajar.
Keempat, Makassar juga dikenal sebagai objek wisata alam, budaya, dan kuliner yang kaya akan
keragaman keindahan, tetapi belum sepenuhnya dikelola dengan maksimal. Juga, kawasan industri
yang menjadi pusat produksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hasil industri di Indonesia bagian
timur.
E. POTENSI BAHARI
Kami memiliki pantai yang cukup luas sehingga pengalokasian kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil yang diharapkan menjadi “surga” para pelancong, sebab kami pengembangan wisata
bahari yang berbasis konservasi dan masyarakat,” Asisten III Bidang Ekonomi dan Keuangan Kota
Makassar Syahrir Sappaile.
Lebih lanjut disampaikan bahwa pengembangan wisata bahari sebagai destinasi unggulan di
Kota Makassar dan sangatlah prospektif mengingat Kota Makassar berada di Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan dan terletak di pesisir pantai bagian selatan Pulau Sulawesi yang mempunyai 11
pulau-pulau kecil.
Pulau-pulau kecil yang memiliki hamparan terumbu karang dan lamun, panorama pantai dan
laut yang indah, serta kaya akan keragaman potensi sumberdaya dan didukung oleh kegiatan
pemanfaatan jasa-jasa Pariwisata seperti Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Pulau
Kodingarengkeke, dan Pulau Lanyukang, dengan luas keseluruhan 178,5 hektare atau 1,1 persen
dari luas kawasan daratan,” ucapnya.
Selain itu, Kota Makassar telah mengembangkan kawasan pesisir dan laut Kota Makassar
secara langsung dan tidak langsung seperti wisata Pantai Losari, Pantai Akkarena, Pantai Tanjung
Bunga, dengan kegiatan wisata seperti berperahu, berenang, sky air, wisata memancing, wisata
“theme park dan outbound” yang dikembangkan adalah di Trans Studio dan Pantai Akkarena,
Wisata sejarah dan budaya yaitu Benteng Rotterdam, Benteng Sombaopu, Taman Miniatur Sulawesi
Selatan, dan Pelabuhan Rakyat Paotere.
Tabel 2.7 Produk Domestik Ragional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Kota Makassar (Juta Rupiah),
2014 – 2017
Tabel 2.8 Produk Domestik Ragional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha di Kota Makassar (Juta Rupiah),
2014 – 2017
Geologi
Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api
(volcanik) dan endapan dari angkutan sediment sungai Jeneberang dan sungai Tel o.
Batuan dasar yang mengalami pengendapan di kawasan tersebut merupakan sediment
marine kompak berumur Moisen atas berupa: tufa, breksi, batu pasir, batu gamping.
Visualisasi blok penumpang Kota Makassar, secara garis besarnya dibedakan atas 4
satuan endapan yaitu :
Dari struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil dari letusan
gunung api (volcanik) dan endapan al uvial pantai dan sungai. Struktur batuan ini
penyebarannya dapat dilihat sampai ke wilayah Bulurokeng, Daya dan Biringkanaya.
Selain itu, terdapat juga tiga jenis batuan lainnya seperti breksi dan konglomerat yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 15
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023
merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu
apung dan gamping. Adapun Endapan Alluvial yang dimaksudkan diatas dihasilkan dari
proses pengendapan Sungai Jenenberang.
Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari:
1. Tanah Inceptisol
Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh wilayah Kota Makassar, merupakan
tanah yang tergolong sebagai tanah muda dengan tingkat perkembangan lemah yang
dicirikan oleh horison penciri kambik. Tanahini terbentuk dari berbagai macam bahan
induk, yaitu aluvium (fluviatil dan marin), batupasir, batuliat, dan batugamping.
Penyebaran tanah ini terutama di daerah dataran antara perbukitan, tanggul sungai,
rawa belakang sungai, dataran aluvial, sebagian dataran struktural berelief datar,
landform struktural/tektonik, dan dataran/ perbukitan volkan. Kadang-kadang berada
pada kondisi tergenang untuk selang waktu yang cukup lama pada kedalaman 40 sampai
50 cm. Tanah Inceptisol memiliki horison cambic pada horison B yang dicirikan dengan
adanya kandungan liat yang belum terbentuk dengan baik akibat proses basah kering
dan proses penghanyutan pada lapisan tanah.
2. Tanah Ultisol
Jenis tanah ultisol merupakan tanah berwarna kemerahan yang banyak
mengandung lapisan tanah liat dan bersifat asam. Warna tersebut terjadi akibat
kandungan logam – terutama besi dan aluminium – yang teroksidasi (weathered soil).
Umum terdapat di wilayah tropis pada hutan hujan, secara alamiah cocok untuk kultivasi
atau penanaman hutan. Selain itu juga merupakan material yang stabil digunakan
dalam konstruksi bangunan. Tanah ultisol berkembang dari batuan sedimen masam
(batupasir dan batuliat) dan sedikit dari batuan volkan tua. Penyebaran utama terdapat
pada landform tektonik/struktural dengan relief datar hingga berbukit dan bergunung.
Tanah yang mempunyai horison argilik atau kandik dan memiliki kejenuhan basa
sebesar kurang dari 35 persen pada ke dalaman 125 cm atau lebih di bawah batas atas
horison argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami pelapukan lanjut dan terjadi
translokasi liat pada bahan induk yang umumnya terdiri dari bahan kaya aluminium-
silika dengan iklim basah. Sifat-sifat utamanya mencerminkan kondisi telah mengalami
pencucian intensif, diantaranya : miskin unsur hara N, P, dan K, sangat masam sampai
masam, miskin bahan organik, lapisan bawah kaya aluminimum (Al), dan peka terhadap
erosi.
Secara umum curah hujan di kota Makassar cukup bervariasi sepanjang tahun.
Dimana hujan mulai terjadi pada bulan November sampai Februari dengan angka rata-rata
diatas 300 mm. Sedangkan pada bulan Maret mulai menurun hingga mencapai angka
terendah pada bulan Agustus.
Pada bulan-bulan dimana curah hujan cukup tinggi, beberapa daerah di kota
Makassar mengalami genangan air, hingga terjadi banjir. Hal ini tentu saja disebabkan
karena beberapa hal antara lain sistem drainase yang masih kurang memadai, kondisi
pemukiman yang tidak tertata dengan baik, dl . Sedangkan pada bulan-bulan dimana
curah rendah, beberapa daerah mengalami kekeringan yang disebabkan karena daya
resap tanah cukup rendah akibat kurangnya lahan hijau.
Untuk daerah-daerah yang mendekati pegunungan, yaitu daerah sebelah Timur,
hujan basah cenderung sampai pada Bulan Mei, sedangkan pada aerah pantai, umumnya
sampai Bulan April. Mengingat persoalan drainase dan pembuangan limbah di Kota
Makassar masih merupakan hal yang rumit dan kompleks, sehingga hampir setiap tahun di
waktu musim hujan masih terdapat daerah-daerah genangan, baik yang sifatnya
temporer maupun permanen pada daerah-daerah setempat, khususnya pada kawasan
lingkungan perumahan.
Kecepatan angin rata-rata 5,2 knot. Kecenderungan arah dan kecepatan angin
rata-rata maksimum selama 10 tahun (1998-2007) lebih dominan dari Barat (47,13%)
dengan kecepatan yang bervariasi yaitu antara 0,5 ~>11.1 m/s, kemudian dari Barat Laut
(sekitar 23,76%) dengan frekuensi kecepatan angin maksimum antara 0.5 ~ 11.1 m/s,
dan selebihnya dari arah Barat Daya, Utara, Timur Laut, serta dari selatan memiliki
persentase kecepatan angin yang kurang dari 10 % dengan kecepatan yang bervariasi
antara 0.5 m/s hingga >11.1. m/s. Kecepatan angin ini tidak sama antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Daerah pantai akan cenderung lebih tinggi kecepatannya
dibanding dengan daerah pegunungan.
Hidrologi
Kota Makassar adalah kota yang letak dan posisinya berada dekat dengan pantai,
membentang sepanjang koridor Barat dan Utara, yang biasa juga dikenal sebagai kota
dengan ciri “waterfront city”, didalamnya mengalir beberapa sungai yang kesemuanya
bermuara ke dalam kota (Sungai Tallo, Jeneberang, Pampang). Sungai Je’neberang
misalnya, yang mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa dan bermuara di bagian
Selatan Kota Makassar merupakan sungai dengan kapasitas sedang (debit air 1-2
m3/detik). Sedangkan Sungai Tallo dan Pampang yang bermuara di bagian Utara
Makassar adalah sungai dengan kapasitas rendah berdebit kira-kira hanya mencapai 0-5
m3/detik di musim kemarau.
Sebagai kota yang sebagian besar wilayahnya membentang dengan dataran
rendah, dimulai dari tepi pantai sebelah Barat dan melebar kearah Timur sejauh kurang
lebih 20 kilometer dan memanjang dari arah Selatan ke arah Utara merupakan koridor-
koridor utama kota dalam pengembangan pemukiman, pertokoan, perkantoran, pendidikan
dan pusat kegiatan industri di Makassar. Ke depan, dengan segala potensi dan keunggulan
yang dimilikinya, diharapkan kota ini bisa tumbuh dan berkembang jauh lebih baik dan
berbudaya serta berbasis pada kepentingan masyarakat dan juga bisa menjadi ruang
tamu Indonesia Timur.
d. Isu – isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya (antara lain :
capaian pelayanan dan kualitas)
1. Bidang Air Minum
Pelayanan air minum di Kota Makassar sesuai dengan data BPPSPAM dan BPS telah
mencapai 81,19% untuk perpipaan dan 0,93% untuk non perpipaan, sedangkan untuk penilaian
kinerja PDAM Kota Makassar ialah Sehat sesuai laporan audit BPKP.
Sumber air baku yang dimanfaatkan untuk pengelolaan air bersih Kota Makassar berasal dari air
permukaan Sungai Leko Paccing dan air yang berasal dari Waduk Bili-bili. Potensi sumber air baku
tersebut digunakan oleh PDAM Kota Makassar untuk mensuplai kebutuhan air bersih/minum
penduduk dan beberapa instansi pemerintah/swasta yang ada di Kota Makassar. Sedangkan
sumber air baku lainnya selain PDAM yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Makassar dan
sekitarnya, bersumber dari sumur gali dengan kedalaman rata-rata 5-6 meter untuk sumur gali,
dan 15-30 meter untuk sumur tanah dalam. Pengelolaan penyediaan pelayanan air bersih Kota
Makassar dilakukan oleh PDAM, elaku perusahaan daerah serta kelembagaan lainnya ditingkat
masyarakat sebagai pelaku pengguna air bersih yang tidak terjangkau oleh pelayanan jaringan
pipa distribusi PDAM. Potensi air bersih yang bersumber dari PDAM, secara umum masih
dominan dimanfaatkan oleh masyarakat perkotaan.
Tabel 2.9 Potensi Sumber Air Baku Yang Dikelola PDAM Kota Makassar
Adapun area pelayanan PDAM Kota Makassar terbagi atas beberapa wilayah pelayanan
yang di uraikan sebagai berikut :
IPA I Ratulangi, area pelayanan meliputi; Kecamatan Ujung Pandang dan W ajo
IPA II Panaikang, area pelayanan meliputi; Kecamatan Wajo, Bontoala,
Panakkukang, Kawasan Industri Makassar (KIMA), Tamalanrea dan Kecamatan
Biringkanaya
IPA III Antang, area pelayanan meliputi; Kecamatan Manggala
IPA IV Maccini Sombala, area pelayanan meliputi; Kecamatan Mamajang dan
Mariso
IPA V Somba Opu, area pelayanan meliputi; Kecamatan Ujung Pandang, Mamajang,
Panakkukang, Rappocini, Tamalate dan Manggala.
Tabel 2.10 Kondisi Air Tanah Dangkal dan Dalam Dirinci Menurut Kecamatan
di Kota Makassar
10 Tallo √ √ - √ 7-10 16
11 Panakukang √ √ √ √ 8 18
12 Manggala √ √ - √ 15 25
13 Biringkanaya √ √ - √ 12 20
14 Tamalanrea √ √ √ - 10 27
Sumber: Buku Putih Sanitasi Kota Makassar Tahun 2017
2. Bidang Persampahan
Pelayanan persampahan di Kota Makassar sebesar 85,87%.
Berdasarkan Perda Kota Makassar No. 15 tahun 2004 Tentang Bangunan Gedung
menjelaskan bahwa setiap bangunan harus memiliki Sertifikasi Layak Fungsi (SLF) dan
direkomendasikan oleh Tenaga Ahli Bangunan Gedung. Penanganan tata bangunan dan
lingkungan di Kota Makassar dilakukan melalui kebijaksanaan pemberian surat izin mendirikan
bangunan (IMB) dan Pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Pada
saat ini Kota Makassar telah memiliki Dokumen RTBL antara lain RTBL Kawasan Olahraga
Sudiang, RTBL Kawasan Sungai Tallo, RTBL Kawasan Paotere, RTBL Kawasan Mariso,
sehingga memberikan dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan daerah
perkotaan.