Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

DISCLAIMER
Dokumen tertulis PPK Ilmu Penyakit Anak ini disertai dengan disclaimer
(wewanti/penyangkalan) untuk:
1. Menghindari kesalah-pahaman atau salah persepsi tentang arti kata standar, yang
dimaknai harus melakukan sesuatu tanpa kecuali
2. Menjaga autonomi dokter bahwa keputusan klinis merupakan wewenangnya sebagai
orang yang dipercaya pasien

Adapun disclaimer tersebut:


1. Disclamer Utama yaitu:
a. PPK dibuat untuk average patient
b. PPK dibuat untuk penyakit / kondisi patologis tunggal
c. Reaksi individual terhadap prosedur diagnosis dan terapi bervariasi
d. PPK dianggap valid pada saat dicetak
e. Praktek Kedokteran modern harus lebih mengakomodasi preferensi pasien dan
keluarga
2. Disclaimer tambahan, yang dapat disertakan pada disclaimer:
a. PPK dimaksudkan untuk tatalaksana pasien sehingga tidak berisi informasi
lengkap tentang penyakit
b. Dokter yang memeriksa harus melakukan konsultasi bila merasa tidak menguasai
atau ragu dalam menegakkan diagnose dan memberikan terapi
c. Penyusun PPK tidak bertanggung jawab atas hasil apapun yang terjadi akibat
penyalahgunaan PPK dalam tatalaksana pasien

1
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

PNEUMONIA, BRONCHOPNEUMONIA
1. Pengertian Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstitial. Pneumonia didefenisikan
berdasarkan gejala dan tanda klinis, serta perjalanan penyakitnya.
World health organization (WHO) mendefenisikan pneumonia
berdasarkan penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan
inspeksi dan frekuensi nafas.1

Pneumonia didapat di masyarakat atau Community Acquired


Pneumonia (CAP): pneumonia pada individu yang menjadi sakit di
luar rumah sakit, atau dalam 48 jam sejak masuk dalam rumah
sakit.1

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di


berbagai negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan
penyebab kematian utama pada balita.1,2

Derajat penyakit berdasarkan klinik (WHO):


- Bukan pneumonia
- Pneumonia (tidak berat):
 Batuk atau sesak napas dan napas cepat.
Napas cepat:
 Usia < 2 bulan : ≥60x/menit
 Usia 2-12 bulan: ≥50x/menit
 Usia 1-5 tahun: ≥40x/menit
 Usia 5-8 tahun: ≥30x/menit
 Auskultasi: Rhonki (+) suara napas menurun, suara
napas bronkial.
- Pneumonia Berat:
 Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:
Retraksi dinding dada
Napas cuping hidung
Grunting (merintih)
 Auskultasi: rhonki (+), suara napas menurun, suara
napas bronkial.
- Pneumonia Sangat Berat:
 Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:
 Sianosis sentral
 Tidak bias minum

2
 Muntah
 Kejang, letargi, kesadaran menurun
 Anggukkan kepala
 Auskultasi: rhonki (+), suara napas menurun, suara
napas bronkial.3
2. Anamnesis 1. Batuk yang awalnya kering kemudian produktif dengan
dahak purulen bahkan bisa berdarah
2. Sesak nafas
3. Demam
4. Kesulitan makan/minum
5. Tampak lemah
6. Nyeri dada
7. Sakit kepala1-4
3. Pemeriksaan 1. Penilaian keadaan umum anak, frekuensi nafas, dan nadi.
Fisik 2. Penilaian keadaan umum meliputi: kesadaran dan
kemampuan makan dan minum.
3. Gejala distres pernapasan seperti takipneu, retraksi
dinding dada, grunting dan sianosis
4. Demam
5. Ronkhi nyaring1-4
4. Kriteria Kriteria rawat inap
Diagnostik a. Bayi
- Saturasi oksigen ≤92%
- Frekuensi nafas > 60 x/menit
- Distress nafas < apneu intermitten, atau grunting
- Tidak mau minum/ menetek
- Keluarga tidak bisa merawat di rumah
b. Anak
- Saturasi oksigen ≤92%, sianosis
- Frekuensi nafas > 50 x/menit
- Distress nafas
- Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah.
5. Diagnosis Pneumonia didapat di masyarakat atau Community acquired
Kerja pneumonia (CAP)
6. Diagnosis 1. Bronchitis Akut
Banding 2. Bronchiolitis Akut1,2
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan foto thoraks
Penunjang 2. Laboratorium: darah rutin, hitung jenis leukosit dan LED
3. Pemeriksaan pulse oxymetri.1-4
8. Tatalaksana 1. Pneumonia Tidak berat (Ringan): Rawat Jalan
Dapat diberikan antibiotik lini pertama secara oral, misal
amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang

3
diberikan 25 mg/KgBB, sedangkan kotrimoksazol adalah 4
mg/KgBB TMP-20 mg/KgBB Sulfametoksazol.3,4
2. Pneumonia berat/sangat berat: rawat inap.
1. Tatalaksana umum:
- Pemberian oksigen sesuai derajat sesaknya
- Pada pneumonia berat atau intake oral kurang
diberikan cairan intravena dan balans cairan ketat.
Nutrisi parenteral diberikan selama pasien masih
sesak.
- Antipiretik untuk menurunkan demam atau
meredakan nyeri
- Ekspektoran/ mukolitik
Penggunaan ambroksol (mukolitik) pada kasus
bronkopneumonia pada bayi tidak dianjurkan
pemberiaannya karena bayi belum mempunyai refleks
batuk yang baik, sehingga bila tetap diberikan mukus
akan mengalir ke alveoli dan akan memperberat
derajat penyakit.5
- Nebulisasi β-2 agonis dan atau NaCl
2. Antibiotik
Pemberian antibiotik sesuai kelompok umur.
- Neonatus-2 bulan: ampisilin + gentamisin.
- Usia >2 bulan: ampisilin + kloramfenikol, tambahkan
makrolid jika tidak berespon dengan ampisilin +
kloramfenikol.
- Pada kasus sangat berat, diberi sefalosporin.
Antibiotik parenteral diberi sampai 48-72 jam bebas
demam, lalu ganti preparat oral dengan antibiotik
golongan yang sama dengan antibiotik intravena
sebelumnya (total 7-10 hari).
3. Bedah umumnya tidak diperlukan kecuali terjadi
pneumotoraks, pneumomediastinum atau efusi pleura.1-4
9. Edukasi  Diberikan kepada individu dan keluarga mengenai
pencegahan infeksi berulang, pola hidup sehat termasuk
tidak merokok dan sanitasi lingkungan.
 Imunisasi lengkap1,2
10. Prognosis  Umumnya baik.
 Radiologik normal dalam 6-8 minggu.

 Bila ada penyakit yang mendasari sembuh dalam waktu

> 1 bulan atau pneumonia berulang.


 Mortalitas: 6/1000.3

4
11. Indikator Kriteria pulang:
Outcome - Gejala dan tanda pneumonia menghilang
- Asupan per oral adekuat
- Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah
- Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana kontrol
- Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan di
rumah.1
12. Kepustakaan 1. IDAI. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. IDAI; 250-55.
2. IDI. Pneumonia, Bronkopneumonia. Dalam: Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Jakarta: PB IDI; 2014: 381-88.
3. Sentana, Oka. PPM PPDS IKA UNUD/RSUP SANGLAH Jilid
3 Edisi Tahun 2010. Denpasar: RSUP Sanglah; 490-96.
4. Hospital Care for children. 4.2. Pneumonia. Dalam: Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Diunduh
dari: http://www.ichrc.org/42-pneumonia, 21 November 2019.
5. Alexander DKN, Wulan AJ. Tatalaksana Terkini
Bronkopneumonia pada Anak di rumah Sakit Abdul Moeloek.
J Medula Unila Volume 7 Nomor 2. 2017.

5
DIARE AKUT
1. Pengertian Diare adalah perubahan pola defekasi yang frekuensinya >3 kali
per hari dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih lunak
sampai cair.
Diare adalah penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak-
anak di negara-negara berkembang.
Berdasarkan lamanya maka diare dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14
hari, sedangkan
2. Diare kronis/persisten adalah diare yang berlangsung
lebih dari 14 hari
2. Anamnesis 1. Perubahan pola defekasi yang frekuensinya > 3 kali per hari
2. Perubahan konsistensi tinja menjadi lebih lunak sampai
cair.
3. Pemeriksaan 1. Penilaian keadaan umum anak, anak gelisah, rewel atau
Fisik lemas
2. Penilaian keadaan umum meliputi: kesadaran dan
kemampuan minum.
3. Mata cekung
4. Cubitan kulit perut atau turgor.
4. Kriteria - Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau
Diagnostik lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen turun.
- Tanda tambahan: ubun ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa bibir, mulut, dan lidah.
- Penilaian derajat dehidrasi dengan kriteria berikut:
1. Diare tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
Tanda-tandanya:
 Keadaan umum baik, sadar
 Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa
 Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air
mata ada, mukosa mulut dan bibir basah
 Turgor abdomen baik, bising usus normal
 Akral hangat
2. Diare dehidrasi ringan-sedang (kehilangan cairan 5 -10%
berat badan)
 Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau
lebih tanda tambahan
 Keadaan umum gelisah atau cengeng
 Ubun ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung,
air mata kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering
 Ingin minum terus/rasa haus meningkat
 Turgor kurang, akral hangat
3. Diare dehidrasi berat (kehilangan carian > 10% berat
badan)
 Jika terdapat dua tanda utama dengan 2 atau lebih
tanda tambahan 6
 Keadaan umum lemah, letargi atau koma
 Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air
7
8
DEMAM BERDARAH DENGUE
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai
tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri
hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie,
purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun
atau renjatan.
2. Anamnesis 1. Demam 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan baik spontan seperti peteki, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif
3. Nyeri kepala, mialgia, artalgia, dan nyeri retro-orbital.
4. Dijumpai kasusDBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau
d sekitar rumah
3. Pemeriksaan 1. Penilaian keadaan umum anak, frekuensi nafas, dan nadi.
Fisik 2. Penilaian keadaan umum meliputi : kesadaran dan
kemampuan makan dan minum.
3. Pemeriksaan adanya manifestasi perdarahan berupa peteki,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis
dan atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif
4. Pemeriksaan adanya kebocoran plasma berupa
hepatomegali, efusi pleura, asites
4. Kriteria 1. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus,
Diagnostik suhu dapat mencapai 40 C
2. Manifestasi perdarahan baik spontan seperti peteki, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun berupa uji tourniquet positif
3. Nyeri kepala, mialgia, artalgia, dan nyeri retro-orbital.
4. Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu
tanda/gejala:
- Peningkatan nilai hematolrit >20% dari pemeriksaanawal
atau dari data populasi menurut umur
- Ditemukan adanya efusi pleura, ascites
- Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
5. Trombositopenia <100.000/mm3
5. Diagnosis Demam Berdarah Dengue
Kerja
6. Diagnosis 1. Demam Dengue
Banding 2. Tersangka Infeksi Virus DenguE
3. Dengue Shock Sindrome
7. Pemeriksaan 1. Darah rutin dan hematokrit
Penunjang 2. Foto thorax
8. Tata laksana Suportif:
1. Istirahat
2. Pemberian anti piretik: paracetamol sesuai berat badan
3. Pemberian terapi cairan oral direkomendasikan untuk pasien
dengan dehidrasi sedang yang disebabkan karena muntah9
dan tingginya temperature suhu tubuh.
4. Makanan diberikan sesuai dengan selera anak
10
DEMAM TIFOID
1. Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yng disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh
panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa
keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi ke dalam fagosit mononuklear dari hati,
limpa kelenjar limfe usus dan Peyer’s patch.
2. Anamnesis 1. Demam 10-14 hari
2. Adanya gangguan kesadaran
3. Nyeri kepala
4. Malaise
5. Anoreksia
6. Mialgia
7. Nyeri perut
8. Gejala gastrointestinal: diare, obstipasi, meteorismus
3. Pemeriksaan 1. Penilaian keadaan umum anak, frekuensi nafas, dan nadi.
Fisik 2. Penilaian kesadaran dapat berupa delirium, apati, hingga
koma
3. Demam
4. Kesan tifosa: rambut kering, kulit kering, bibir kering
5. Lidah tampak kotor dengan putih di tengah sedang tepi dan
ujungnya kemerahan
6. Dapat ditemukan hepatomegali atau splenomegali
4. Kriteria Diagnosis ditegakkan berupa demam, gangguan gastrointestinal
Diagnostik disertai perubahan atau gangguan kesadaran.
5. Diagnosis Demam tifoid
Kerja
6. Diagnosis 1. Tuberkulosis paru
Banding 2. Influenza
3. Bronkitis
4. Gastroenteritis
5. Bronkopneumonia
7. Pemeriksaan Laboratorium : darah rutin, hitung jenis leukosit, LED, widal.
Penunjang
8. Tata laksana 1. Tatalaksana umum:
- Tirah baring; lamanya istirahat baring berlangsung
sampai 5 hari bebas demam dengan imbobilisasi
bertahap.
- Dietetik; makanan biasa. Pada keadaan khusus seperti
adanya gangguan kesadaran dapat diberikan makanan
cair melalui sonde
- Bila ada tanda dehidrasi, diberikan cairan intravena
2. Pemberian antibiotik
a. Kloramfenikol
Dosis 75-100 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3 atau 4 dosis
per oral atau per intravena, sesuai keadaan penderita.
b. Obat pilihan
Diberikan bila ada tanda-tanda resistensi atau intoksikasi
kloramfenikol. 11
- Kotrimoksasol: dosis trimetroprim 6 mg/kgBB/hari
diberikan dalam 2 dosis
12
TONSILITIS AKUT
1. Pengertian Infeksi yang terjadi pada tonsil atau amandel yang disebabkan
oleh virus atau bakteri dan berlangsung kurang dari 3 minggu.

2. Anamnesis 1. Nyeri saat menelan


2. Batuk
3. Pilek dan otalgia
4. Mual muntah lebih dari 7 kali
5. Sore throat
6. Demam dan menggigil
7. Malaise
8. Dry throat
3. Pemeriksaan 1. Dry tongue
Fisik 2. Pembesaran dan eritema tonsil
3. Ditemukan bercak putih atau eksudat di permukaan tonsil
4. Palatine petechie
5. Limfadenopati cervical
6. Nyeri tekan limfonode jugulodigastik
4. Kriteria Centor score:
Diagnostik 1. Demam (1)
2. Tidak batuk (1)
3. Limfadenopati (1)
4. Pembesaran tonsil (1)
5. Usia 3-14 tahun (1)
6. Usia 15-44 tahun (0)
7. Usia ≥ 45 tahun (-1)
5. Diagnosis Tinsilofaringitis akut
Kerja
6. Diagnosis 1. Faringitis akut
Banding 2. Tonsillitis difteri
3. Angina Plaut Vincent (stomatitis ulceromembranosa)
4. Mononukleosis infeksiosa
7. Pemeriksaan Laboratorium : darah rutin (leukositosis, dapat terjadi anemia)
Penunjang
8. Tata laksana Istirahat yang cukup
Minum air hangat
Terapi simptomatik:
1. Paracetamol 10-15 mg/KgBB/8 jam
2. Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/8 jam
Antibiotik:
1. Cefixime 6-10 mg/KgBB/hari
2. Ampicillin 30-50 mg/KgBB/hari
9. Edukasi 1. Lakukan kebiasaan mencuci tangan secara rutin sebelum

13
makan
2. Hindari kontak dengan penderita infeksi tenggorokan
paling tidak hingga 24 jam setelah penderita mendapatkan
antibiotik dari dokter
10. Prognosis Umumnya tonsillitis akut merupakan self limiting disease
11. Indikator
outcome
12. Kepustakaan 1. Alwi, Salim S, et al. Panduan Praktik Klinis Penatalaksaan di
Bidng Ilmu Penyakit Dalam. Indonesia. Interna Publishing.
2015. P774-779.
2. Pudjiadi AH dkk (Eds): Pedoman Pelayanan Medis, jilid I.
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2010:
141-149.

14
15
FARINGITIS AKUT
1. Pengertian Inflamasi pada faring yang ditandai dengan eritema, edema,
eksudat, atau enantem (ulcer vesikel) yang berlangsung 5-7 hari
oleh infeksi virus atau bakteri.
2. Anamnesis 1. Nyeri tenggorokan
2. Batuk
3. Demam
4. Rhinore
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot
7. Pembesaran kelenjar getah bening di leher
8. Disfagia
3. Pemeriksaan 1. Kemerahan dan peradangan dinding belakang mukosa mulut
Fisik 2. Pembengkakan mukosa
3. Adanya selaput, bintik-bintik, nanah pada mukosa
4. Kriteria Centor score:
Diagnostik - Temperatur >38 0C (1)
- Ada limfadenopati (1)
- Pembengkakan tonsil (1)
- Usia 3-14 tahun (1)
- Usia 15-44 tahun (0)
- Usia >44 tahun (-1)
- Kultur tenggorok
- Laboratorium
5. Diagnosis Faringitis akut
Kerja
6. Diagnosis 1. Rhinitis alergi
Banding 2. Epiglotitis
3. Difteri
4. Retropharyngeal Abses
5. GERD
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Tata laksana Simptomatik:
Anti piretik: Paracetamol
Antibiotik: Amoxicillin 50 mg/kgBB/hari/oral selama 10 hari atau
cefadroxil 15-25 mg/KgBB/hari/oral
9. Edukasi Edukasi penggunaan antibiotik untuk mencegah terulangnya
faringitis
10. Prognosis Infeksi saluran pernapasan virus bisa menjadi predisposisi infeksi
telinga tengah dan sinusitis bakteri. Jika tidak diobati komplikasi
faringitis akut meliputi parapharyngeal abses dan post
streotococcal reactive activities.
Pada umunya prognosisnya baik karena self limiting disease.
11. Indikator
outcome
12. Kepustakaan 1. American Academy of Pediatrics: Group A Streptococcal
Infections. In Pickering LK, Baker CJ, Kimberlin DW, et al,
editors: Red Book: 2012 Report of the Committee on
16
Infectious Disease, ed 29, Elk Grove Village, IL, 2012,
American Academy of Pediatrics, pp 668-680
2. Centor RM: Expand the pharyngitis paradigm for adolescent
BAYI BARU LAHIR (BAYI CUKUP BULAN)
1. Pengertian Bayi yang lahir pada usia gestasi 37-42 minggu dan berat badan
>2500 gram
2. Anamnesis Riwayat kehamilan (HPHT)
Riwayat persalinan
3. Pemeriksaan - Maturitas fisik
Fisik - Maturitas neuromuskular
- Berat badan
- Panjang badan
- Lingkar kepala
4. Kriteria Berdasarkan New Ballard Score, dan status gizi berada di antara
Diagnostik persentil 10 s/d 90 berdasarkan kurva Lubchenco
5. Diagnosis Bayi Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan
Kerja
6. Diagnosis -
Banding
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Tata laksana - Perawatan rutin
- IMD
- Pemberian oxytetrasiklin salep mata
- Pemberian injeksi vit K1
- Pemberian vaksin Hepatitis B0
9. Edukasi - ASI eksklusif
- IMD
- Pemberian oxytetrasiklin salep mata
- Pemberian injeksi vit K1
- Pemberian vaksin Hepatitis B0
10. Prognosis Baik jika tidak terdapat komplikasi prenatal, intranatal dan
postnatal
11. Indikator - Tanda vital dalam batas normal
outcome - Pemeriksaan fisik dalam batas normal
- Intake terjamin
12. Kepustakaan 1. American Academy of Pediatrics Policy Statement. Age
terminology during the perinatal period. Pediatrics.
2004;114(5):1362-1364; reaffirmed October 2007
2. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, Wang L, Elters-Walsman
BL, Lipp R. New Ballard Score, expanded to include
extremely premature infants. J Pediatr.1991;119;417
3. Battaglia FC, Lubchenco LO. A practical classification of
newborn infants by weight and gestational age. J Pediatr
1967;71(2):159-163

17

Anda mungkin juga menyukai