Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI OLAHRAGA

KECEMASAN PADA OLAHRAGA TENIS MEJA

Oleh :

ANUGERAH PUTRA ISKANDAR


NIM : 831 418 131

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
“ Kecemasan Pada Olahraga Tenis Meja” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada dosen selaku pengajar Psikologi
yang telah memberi tugas kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kecemasan Pada Olahraga Tenis Meja.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Disusun Oleh,

Anugerah Putra Iskandar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
2.1 Pengertian Tenis Meja............................................................................. 4
2.2 Pengertian Kecemasan............................................................................. 5
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan................................................ 6
2.4 Jenis-Jenis Kecemasan............................................................................. 8
2.5 Teknik Mengatasi Kecemasan................................................................. 9
2.6 Kecemasan Pada Tenis Meja................................................................. 11
BAB III PENUTUP.................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 13
3.2 Saran...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut (Sutanto, 2016:53) tenis meja merupakan olahraga raket/ bad yang
dimainkan oleh dua orang atau empat orang yang saling berlawanan. Peralatan yang
dipakai untuk bermain tenis meja ialah: bed, meja lapangan, bola bahan celluloid, net
dan kaos. (Permatasari, 2017:53). Permainan ini menggunakan raket/bad yang terbuat
dari papan kayu yang dilapisi karet dan bola kecil dari celluloid serta lapangan
permainan yang berbentuk meja dan tengahnya dibatasi oleh net. (Lestari, 2017:53)
mengungkapkan permainan tenis meja cara pelaksanaanya diawali dengan pukulan
service bolanya dipantulkan ke meja sendiri lalu melewati net dan diakhiri memantul
di meja lawan.
Kondisi tubuh sangat mempengaruhi prestasi olahraga atlet dalam suatu
kompetisi. Seperti berat badan yang kurang ideal berhubungan dengan status gizi
yang dimiliki oleh orang tersebut. Sebagaimana (Asmilyadi & Yendrizal, 2020:288)
menyatakan bahwa status gizi memberikan dampak positif terhadap prestasi. Begitu
juga dengan indeks masa tubuh mampu memberikan sumbangsih sebesar 95%
terhadap kelincahan seorang atlet (Pranata, 2019:288).
Suatu kondisi kejiwaan yang muncul akibat memikirkan sesuatu yang tidak
dikehendaki akan terjadi, seperti takut salah, kalau dalam pertandingan takut
performanya buruk, lawan yang dihadapi kelihatan lebih tangguh, kekhawatiran, dan
keteganggan sebagai respon terhadap apa yang dirasakan (Maulana & Rusdiana,
2020:2). Kecemasan sendiri memiliki arti yaitu suatu keadaan emosional yang
bersifat negatif yang menyebabkan jantung berdetak kencang, berkeringat dan sulit
bernafas dan ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan (Annisa & Ifdil,
2016:2). Keadaan emosi umum yang dialami oleh atlet pada semua level penampilan
(Ford, Ildefonso, Jones, & Arvinen-Barrow, 2017:2). Reaksi alami manusia yang

1
melibatkan pikiran dan tubuh (Khan, Kecemasan atlet futsal putri pada liga
mahasiswa nasional 3 Mochamad Ridwan, Nanang Indriarsa Khan, Khan, & Khan,
2017:3). Kecemasan dapat didefinisikan sebagai kondisi seseorang atau atlet yang
berada dalam situasi yang tidak menyenangkan yang mana timbul dalam perasaan
takut
Kecemasan sendiri bersumber dari dalam dan luar individu. Sumber dari
dalam merupakan kecemasan yang dari dalam individu itu sendiri, seperti trauma
cedera bertanding, biasanya atlet yang pernah mengalami cedera akan lebih merasa
cemas dan trauma ketika menghadapi pertandingan, sedangkan sumber dari luar
merupakan kecemasan yang berasal dari luar individu, seperti jenis olahraga, tingkat
pertandingan yang diikuti, tuntutan dan harapan untuk menang, dan tidak jelasnya
instruksi dari pelatih sehingga mengakibatkan kecemasan dan ketegangan bagi atlet
ketika bertanding (Maulana & Khairani, 2017:3). Ketika tingkat kecemasan tinggi,
bagi atlet dalam menghadapi pertandingan, maka akan mempengaruhi penampilan
atlet di lapangan, oleh karena itu sebagai atlet harus pandai dalam mengelola diri agar
tidak terbawa suasana cemas.
Berdasarkan hakikat yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, penulis
menarik kesimpulan bahwa permainan tenis meja memerlukan kondisi atau mental
yang kuat, dapat mengontrol diri sendiri sehingga tidak terjadi kondisi tidak di
inginkan, dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tenis meja?
2. Bagaimanakah pengertian kecemasan?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kecemasan?
4. Apakah jenis-jenis kecemasan?
5. Bagaimanakah teknik dalam mengatasi kecemasan sebelum,pada saat dan
sesudah?
6. Bagaimanakah kecemasan pada tenis meja?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tenis meja
2. Untuk mengetahui pengertian kecemasan
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecemasan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kecemasan
5. Untuk mengetahui teknik dalam mengatasikecemasan sebelum,pada saat, dan
sesudah
6. Untuk mengetahui bagaimana kecemasan pada tenis meja

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat menambah referensi atau rujukan tentang peranan dan
kontribusi aspek psikologi dalam hal ini kecemasan dalam pembinaan
olahraga prestasi.
2. Praktis
a. Atlet
Makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi atlet dalam
mempersiapkan mental dan meredam tingkat kecemasannya sebelum
menghadapi kejuaraan.
b. Pelatih
Makalah ini bermanfaat sebagai bahan masukkan bagi pelatih dalam
merencanakan program latihan yang lebih fokus pada persiapan mental
khususnya kecemasan atlet sebelum mnegikuti suatu kejuaraan.
c. Pembina atau klub
Makalah ini bermanfaat sebagai bahan masukkan bagi pembina organisasi
atau klub olahraga tenis meja khususnya dalam meningkatkan kualitas
kinerja para pelatih dalam mempersiapkan atletnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tenis Meja


Tenis meja adalah cabang olahraga yang dilakukan oleh dua orang pemain
(tunggal) atau dua pasang pemain (ganda) secara berhadapan dengan menggunakan
bola kecil, bet dari kayu yang dilapisi karet, dan lapangan permainan berupa meja.
Pada permainan tenis meja memiliki beberapa gerakan pukulan diantaranya:
1. Drive adalah teknik pukulan yang merupakan sebuah teknik dasar yang paling
penting dalam permainan tenis meja, yang harus dikuasai selain teknik lainnya
(Asri, 2017:115). pukulan yang hanya membutuhkan tenaga yang relatif sedikit
dan tidak membutuhkan gesekan, dengan gerakan bet dari belakang ke depan.
Teknik latihan ini mengutamakan frekuensi memukul dan memungkinkan atlet
terbiasa memukul bola kepada target yang dituju (Widiantoro, 2016:115).
2. Forehand dalam tenis meja yaitu salah satu teknik intinya. Jusrianto (2020:115)
mengartikan pukulan forehand sebagai pukulan yang berasal dari arah tangan atau
telapak tangan dengan menghadap ke depan.
3. Backhand merupakan pukulan yang dipakai menggunakan gerakan dari kiri badan
dengan telapak tangan menghadap ke dalam badan (Saputra 2016:115).
4. Push adalah teknik pukulan dengan gerakan mendorong dengan sikap betsedikit
terbuka. Push seringkali bias digunakan untuk mengembalikan pukulan chop
lawan dan pukulan push (Ilham Bayu Ramadhan dalam Achmad Widodo 2021:51)
5. Block adalah suatu teknik di dalam olahraga tenis meja dengan posisi bet tertutup
atau condong ke depan. Block digunakan untuk mengembalikan bola drive atau
bola melambung dengan putaran atas.
6. Chop adalah jenis pukulan untuk bertahan atau paling sering dipakai untuk
mengembalikan servis, gerakan chop dalam olahraga ini dimulai dari posisi bet
terbuka kemudian digerakkan seperti menebang pohon atau mengarahkan bet ke
samping dengan kapak atau disebut orang Indonesia dengan gerakan membacok.

4
Dalam permainan tenis meja diperlukan pukulan yang tepat ke sasaran karena
faktor dari ketepatan di dalam permainan tenis meja sangatlah penting guna untuk
menempatkan bola yang sulit kearah yang susah dipukul lawan saat perlombaan
(Nurdin 2020:24)
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa permainan tenis
meja adalah permainan yang memerlukan kecepatan, ketepatan dan ketangkasan
dalam penguasaan teknik dasar dalam tenis meja agar dapat mengembangkan prestasi
tenis meja dalam pertandingan.

2.2 Pengertian Kecemasan (Anxiety)


Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,
keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan
atau kejadian dalam hidupnya (Susanti & Rasima, 2020:204). Kecemasan sering kali
timbul ketika atlet tidak yakin atau takut dalam melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan performa. Kecemasan yang dihadapi oleh atlet dapat mempengaruhi
penampilan dalam skala yang berbeda-beda dari setiap individu atlet.
Jannah et al. (2020:87) menjelaskan bahwa suatu kecemasan merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan, hal tersebut disebabkan karena situasi yang
dianggap mengancam. Keadaan mengancam oleh atlet mucul ketika mendapatkan
stimulus dari lingkungan sekitar atau muncul dari dalam diri sendiri. (Jannah et al.
2019:87). Keadaan tidak menyenangkan yang dialami oleh atlet harus bisa diatasi
dengan baik. Ketika mendapatkan stimulus kurang baik seorang atlet harus mencerna
stimulus tersebut menjadi stimulus positif. Perubahan stimulus dilakukan untuk
mencegah atlet tampil dibawah performa ketika menerima stimulus yang negatif.
Kecemasan atlet ini adalah masalah serius yang harus diperhatikan para
pelatih dan atlet, karena rasa cemas akan sangat mengganggu dalam pertandingan
ataupun pada saat latihan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kecemasan
merupakan suatu perasaan yang berhubungan dengan rasa takut atau keadaan

5
emosional pada atlet pada saat pertandingan sehingga dapat menimbulkan hal-hal
yang tidak dikehendaki akan terjadi sehingga menimbulkan perasaan cemas pada
atlet.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan


1. Sumber Kecemasan dalam Diri Atlet
a. Ketakutan Akan Kegagalan Ketakutan akan kegagalan ini dapat terjadi, apabila
atlet/pemain tersebut dikalahkan oleh lawan yang dianggap lemah, sehingga ego
atlet terancam.
b. Ketakutan Akan Cedera Fisik Ketakutan akan serangan lawan yang dapat
menyebabkan cedera fisik merupakan ancaman yang serius bagi atlet. resiko
cedera menjadi lebih besar terutama dalam olahraga yang mengutamakan kontak
fisik dengan lawan saat bertanding.
c. Ketakutan Akan Penilaian Sosial Kecemasan muncul akibat ketakutan akan dinilai
secara negatif oleh ribuan penonton yang merupakan ancaman terhadap harga diri
atlet.
d. Situasi Pertandingan Yang Ambigu Ketika seorang atlet tidak mengetahui kapan
memulai pertandingan bisa menyebabkan atlet menjadi cemas.
e. Kekacauan Terhadap Latihan Rutin Kecemasan muncul apabila atlet diminta untuk
mengubah cara atau teknik dan strategi tanpa latihan sebelum bertanding.
Sebagian dari komponen kecemasan itu menjelma dalam bentuk gangguan panik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan adanya kecemasan dalam diri
atlet adalah karena adanya kecemasan yang timbul dalam diri sendiri yaitu adanya
perasaan takut terhadap kegagalan, cedera fisik, ketakutan terhadap penilaian
penonton, pada situasi pertandingan, dan kekacauan terhadap latihan.

6
2. Kecemasan Sebelum, Selama dan Sesudah Pertandingan
Tingkat kecemasan tinggi yang dialami atlet sebelum pertandingan dapat
meningkatkan performa saat bertanding. Seperti yang dikatakan pada drive theory
yaitu semakin tinggi tingkat arousal atau anxiety seorang atlet maka akan semakin
baik performa atlet tersebut (Anira dkk 2017:65).
.................................................................... Juliantine dalam (Widhiyanti, dkk.2020:41)
sebelum pertandingan biasanya cukup tinggi, disebabkan karena atlet menganggap
bahwa pertandingan yang akan dilakukannya terasa berat, terutama pada
pertandingan yang menentukan (semi final atau final). Selain itu kecemasan dapat
muncul jika adanya tuntutan yang obyektif dari seorang pelatih, pembina atau
manajemen pada saat sebelum pertandingan. Pada saat atlet mempersepsi stimulus
tadi sebagai suatu ancaman, sementara "trait-anxiety" yang dimilikinya
mempengaruhi persepsinya secara emosional, maka akhirnya muncul reaksi
kecemasan (state-anxiety) pada penampilan atlet sebagai respon terhadap tuntutan
situasi obyektif tadi.
(Wendy A.2018:2) Kecemasan muncul akibat ketakutan akan dinilai secara
negative oleh ribuan penonton yang merupakan ancaman terhadap harga diri atlet,
dilihat dari kecenderungan masyarakat yang memberikan penilaian positif terhadap
atlet yang memenangkan pertandingan dan cenderung memberikan penilaian negatif
terhadap atlet yang kalah. Kecemasan yang disebabkan faktor intrinsic antara lain ;
berpenampilan buruk sebagai akibat dari rasa takut gagal, sifat kepribadian yang
memang pencemas dan pengalaman bertanding yang masih kurang, sedangkan akibat
kecemasan yang disebabkan oleh faktor ekstrinsic antara lain; lawan, penonton,
teman, pengurus, tempat pertandingan, fasilitas pertandingan, perlengkapan dan
tuntutan dari pelatih dan keluarga.
................... Selama pertandingan berlangsung perlu adanya konsentrasi, yakin dan percaya
diri. Keadaan seperti ini dapat memicu tingkat kecemasan atlet tetap tinggi dan
mencapai level optimum. Pada keadaan seperti ini atlet harus dapat mempertahankan
tingkat kecemasan di level optimum untuk tetap menjaga performa dalam bertanding

7
pada babak selanjutnya jika level kecemasan berada dibawah atau diatas level
optimum, maka performa akan menurun (Widhiyanti dkk,2020:41). Adapun pukulan
dari tenis meja yaitu forehand dan backhand dimana forehand sebagai pukulan yang
berasal dari tangan dengan menghadap ke depan. Sedangkan backhand pukulan yang
di pakai atllet dengan menggunakan kiri badan dan telapak tangan menghadap ke
dalam badan (Jusrianto 2020:115)
(Anira dkk.2017:66) Sesudah pertandingan tingkat kecemasan menjadi turun
ini dikarenakan sudah tidak ada lagi tekanan dari pelatih, pembina ataupun
manajemen terhadap atlet atas hasil yang sudah diperoleh. kecemasan sebagai suatu
ketegangan mental yang biasanya disertai dengan gangguan tubuh yang
menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berdaya dan mengalami
kelelahan, karena senantiasa harus berada dalam keadaan was-was terhadap ancaman
bahaya yang tidak jelas. Pada saat sesudah pertandingan maka atlet akan menjadi
lebih tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan atau was-was terhadap apa yang
telah dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kecemasan
yang paling tertinggi yaitu pada sebelum pertandingan di banding dengan sesudah
pertandingan sebab pada saat sesudah pertandingan kecamasan atlit akan semakin
menurun.

2.4 Jenis-Jenis Kecemasan (Anxiety)


Menurut Jannah (2016:87) kecemasan dibagi menjadi dua macam, yaitu state anxiety
dan trait anxiety :
1. State anxiety, kecemasan yang terjadi pada respon seseorang dalam situasi
tertentu. Kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety) yaitu keadaan emosional
yang tiba-tiba muncul berupa ketegangan dan ketakutan serta ditandai perubahan
fisiologis tertentu. State anxiety kecemasan yang bersifat sementara pada saat
seseorang menghadapi permasalahan yang menimbulkan rasa ketakutan, gelisah dan
kekhawatiran.

8
2. trait anxiety suatu kecemasan, yang merupakan bagian dari kepribadian yakni
sesuatu yang didapatkan dari kecenderungan tingkah laku atau disposisi dari
pengaruh tingkah laku. Sedangkan trait anxiety adalah suatu kecemasan sebagai sifat.
Sehingga adanya kecemasan yang terjadi pada seseorang adalah sifat pembawaan dari
orang tersebut.Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa State
Anxiety adalah kecemasan yang timbul secara mendadak pada waktu tertentu dan
Trait Anxiety adalah kecemasan yang merupakan sifat pribadi/bawaan dimana
keduanya akan sangat berpengaruh dalam pertandingan atlet yang akan berimbas
pada kegagalan karena menurunnya performa akibat adanya kecemasan dalam diri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa State Anxiety
adalah kecemasan yang timbul secara tiba-tiba yang ditandai dengan perubahan
tertentu. dan Trait Anxiety adalah kecemasan yang merupakan sifat pribadi/bawaan
dimana keduanya akan sangat berpengaruh dalam pertandingan atlet yang akan
berimbas pada kegagalan akibat adanya kecemasan dalam diri.

2.5 Teknik Mengatasi Kecemasan Sebelum


Dimas (2016:16) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada atlet
tenis meja berasal dari diri sendiri seperti: atlet melakukan relaksasi dan melakukan
terapi yang mampu mengalihkan kecemasan, sementara upaya dari luar diri sendiri
dilakukan oleh keluarga, teman dan orang-orang yang berada di sekitar. Hubungan
antara kecemasan dan pertandingan sebagai berikut:
a. Kecemasan meningkat sebelum pertandingan yang di sebabkan oleh
bayangan akan beratnya tugas dan pertandingan yang akan datang.
b. Saat pertandingan kecemasan menurun karena sudah mulai beradaptasi dan
pada saat tertentu dalam pertandingan atlet dapat mengalami penurunan
performa secara drastis meskipun tingkat kecemasan atau ketegangan masih
cukup tinggi. Ini dijelaskan pada catasthrope theory yaitu dalam keadaan
tertentu atlet akan mengalami penurunan secara drastis dalam performanya
meskipun tingkat ketegangan masih cukup tinggi. (Anira dkk. 2017:66)

9
c. Sesudah pertandingan kecemasan akan menurun dikarenakan sudah tidak ada
lagi tekanan dari pelatih, pembina ataupun manajemen terhadap atlet atas
hasil yang sudah diperoleh.
Untuk mengatasi kecemasan tersebut cara yang dapat di lakukan yaitu:
(a) Metode Hypnotherapy sebagai peningkatan daya sugestibilitas seseorang
dimana secara alamiah tingkat kesadarannya menembus faktor kritis,
sehingga logika, evaluasi, dan penilaian dari pemikiran sadar dapat dilewati.
Dengan melewati faktor kritis tersebut, sugesti dan pemikiran spesifik dapat
ditanamkan dalam pikiran bawah sadar seseorang. Secara umum, sebagian
besar psikolog olahraga berfokus pada pendekatan prilaku kognitif untuk
mengajari atlet berfikir secara efektif dan menggunakan pikiran positif
selama kompetisi. Hypnotherapy terdiri dari dua macam yaitu:
1. Self-hypnosis dapat didefinisikan sebagai sugesti diri (self suggestion),
karena pada dasarnya ketika melakukan pemograman diri berarti sedang
mensugesti diri agar sesuai dengan apa yang diharapkan (Sugiana dalam
indrakasih,2018:28).
2. self-hypnosis adalah subjek yang melakukan hipnosisnya. Jika dalam
hypnosis orang yang di hypnotherapy dipandu oleh seorang terapis yang
memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam hipnosis sedangkan self-
hypnosis memandu diri sendiri untuk memasuki kondisi hipnosis, kemudian
melakukan sugesti diri yang bermanfaat bagi dirinya.
(b) Dengan metode exposure. Sampai saat ini kegagalan metode ini hanya
berkisar pada 3%. Tetapi dalam olahraga hal ini agak sulit, dibutuhkan atlet
yang sungguhsungguh bertanding dengan lawan yang sama dengan frekuensi
relatif tinggi (Greist et al., 1986 dikutip dalam Singgih, 1996)
(c) Menggunakan simulasi yaitu membuat suatu keadaan seolah-olah sama
dengan kondisi pertandingan yang sesungguhnya
(d) Menggunakan metode meditasi. Metode ini sangat bervariasi, mulai dari
tingkat relaksasi sederhana sampai pada visualisasi untuk mengubah sikap

10
(Fanning, 1988 dikutip dalam Singgih, 1996); dan (e) menggunakan
pendekatan kognitif melalui konseling. Disini atlet dibantu untuk lebih
menyadari akan kemampuan dirinya, perlunya untuk belajar berpikir positif,
tujuan yang jelas, dan menerima keadaan (Singgih, 1996).
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kecemasan
dapat diatasi dengan metode terapi seperti hypnotherapi, solution focus therapy
serta self hypnosis, menggunakan simulasi, metode exposure, dan metode
meditasi Cara tersebut mampu menurunkan kecemasan pada atlet dalam
menghadapi pertandingan.

2.6 Kecemasan Dalam Tenis Meja


Dalam sebuah tim pertandingan olahraga seperti tenis meja sangat di
tentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh seorang atlet. Atlet merupakan
individu yang berperan karena pertandingan yang memiliki kemampuan yang
cukup memumpuni atau tangguh dalam suatu cabang olahraga.
Terkait dengan olahraga, kecemasan seringkali dialami oleh atlet ketika atlet
akan menghadapi suatu pertandingan diartikan sebagai perlombaan dalam
olahraga yang menghadapkan dua pemain untuk bertanding. Seseorang manusia
tidak terlepas dari suatu perasaan yaitu rasa kecemasan dalam hal ini seorang
atlet. Pada seorang atlet kecemasan dapat menjadi masalah yang serius terhadap
performa permainan dilapangan dalam sebuah pertandingan. Terkadang seorang
atlet akan merasa cemas ketika sebelum bertanding menerima tuntutan situasi
kompetitif yang objektif dari pelatih, pengurus atau pembina. Dalam tuntutan
tersebut, pelatih mengharapkan agar atlet dapat memenangkan pertandingan yang
diikutinya. Tuntutan tersebut akan menjadi stimulus bagi atlet, dimana tuntutan
kepribadian yang pencemas (trait anxiety) Persepsi terhadap ancaman (threat).
(Tirto Apriyanto dalam Hendro Wardoyo 2018:133)
Untuk memenangkan sebuah pertandingan atlet dituntut untuk dapat
membaca dan menguasai situasi yang dihadapi seperti teknik yang dikuasai dan

11
emosi negatif yang timbul. Baik atau buruk performa atlet di arena akan
memperngaruhi keadaan psikologis atlet khususnya pada perasaan seperti
kecemasan (Bayu et al 2016:86).
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap atlet
akan mengalami kecemasan dalam sebuah pertandingan. Hal ini karena atlet
berada dalam situasi dimana pada pertandingan dimana hal itu akan memicu rasa
cemas akan ketakutan terhadap hal-hal yang akan terjadi. Sehingga kecemasan ini
tentu sangat berpengaruh terhadap atlet dalam sebuah kompetisi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
kecemasan merupakan perasaan yang sering dialami seseorang dalam hal ini
atlet, dapat menimbulkan tekanan emosi meliputi kegelisahan, kekhawatiran, dan
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas yang terjadi pada waktu tertentu,
misalnya saat menghadapi suatu pertandingan. Perasaan cemas ini muncul dalam diri
atlet dapat disebabkan olch faktor intrinsik maupun faktor ckstrinsik yang dapat
mengganggu pelaksanaan pertandingan yang akan dihadapi schingga dapat
mempengaruhi penampilan atlet tersebut dalam menghadapi suatu pertandingan.
.
3.2 Saran
1. Atlet
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi atlet untuk
mengatasi kecemasan sebelum menghadapi pertandingan
2. Pelatih
Makalah ini diharapkan menjadi masukkan bagi pelatih agar seimbang dalam
melatih atlet bukan hanya dalam hal fisik melainkan psikisnya dalam hal ini
adalah kecemasan dalam menghadapi kejuaraan.
3. Pembina atau Klub
Makalah ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi pembina untuk
meningkatkan kualitas kinerja pelatih untuk mempersiapkan atletnya dalam
hal ini faktor mental (kecemasan).

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. Habibulloh, M. 2020. Pengembangan Variasi Pempelajaran Tenis Meja


Menggunakan Ejection Machine. Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan. Vol. 9.

Anira, Imas D, Nur I R. 2017. Tingkat Kecemasan Atlet Sebelum, Pada Saat Istirahat
dan Sesudah Pertandingan. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol.02 No.02
eISSN: 2549-6360

Ema. I. L, Pudjijuniarto.2021. Tingkat Kecemasan Pemain Futsal Putri NPS


Surabaya Dalam Menghadapi Pertandingan Futsal Yang Telah Diikuti. Jurnal
Kesehatan Olahraga Vol. 09. No. 02

Hastria E. 2017. Mengatasi Kecemasan Pada Atlet Sebelum Pertandingan Melalui


Pendekatan Kognitif. Jurnal Menssana Vol. 2, No. 1. ISSN :2527-645X

Ilham, A. N. Miftakhul, J. 2021. Hubungan Antara Mental Toughness Dengan


Kecemasan Olahraga Pada Atlet Beladiri. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 8
No. 9

Ilham, B. R, Achmad, W. 2021. Pengembangan Instrumen Colours Paper Terhadap


Kemampuan Ketrampilan Servis. Jurnal Kesehatan Olahraga. Vol. 09 No. 04
Hal 49 – 56

Indrakasih, Naimatul, J. 2018. Pengaruh Hypnotherapy dan Tingkat Kecemasan


terhadap Konsentrasi pada Pertandinagan Bola Voli Atlet Putri PPLP-D
Sumatera Utara. Jurnal Fisioterapi. Vol.18 No. 1

Ira, P. Geraldi, N. 2021. Tingkat Kepercayaan Diri dan Kecemasan Atlet PPLP Jawa
Barat selama Menjalani Training From Home (TFH) pada Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB). Vol. 3 No 2 e- ISSN 2714-6596, p-ISSN 2655-4984.

Ronald, K. 2021. Pengaruh Latihan Multiball Terhadap Ketepatan Sasaran Pukulan


Forehand Dan Backhand Drive Pada Atlet Tenis Meja Makota Malang. Vol.4
No. 6

14
Mochamad, R. Nanang, I. 2021. Kecemasan atlet futsal putri pada liga mahasiswa
nasional Anxiety of female futsal athletes in the national student league. Vol.
10 No. 1 e- ISSN : 2087-927X p-ISSN : 2685-0516

Nurdin, 2020. Latihan Multiball Dapat Meningkatkan Ketepatan Pukulan Forehand


Dan Backhand Tenis Meja. Vol. 7 No. 1 ISSN: 2355-4355

Tirto, A. Hendro, W. 2019. Pengaruh Kecemasan Terhadap Keberhasilan Dan


Kegagalan Teknik Jatuhan Atlet Pencak Silat Atlet Pplm Dki Jakarta Pada
Kejurnas Antar Perti Unj Open 1 2018. Vol.3 No 1.
Wendy A. 2018. Perbandingan Tingkat Kecemasan Antara Atlet Olahraga Body
Contact dan Non Body Contact Sebelum Bertanding Pada Atlet BKMF BEM
FIK UNM Cabang Bulutangkis dan Pencaksilat. Upt Perpustakaan UNM

Widhiyanti, K.A.T, Ariawaty, N.W, Rusitayanti, N.W.A, Kresnayadi, I.P.E. 2020.


Tingkat Kecemasan Atlet Bola Voli Putra Semester Genap 2018/2019 IKIP
PGRI Bali Sebelum, Pada Saat Istirahat Dan Sesudah Pertandingan. Jurnal
Pendidikan Kesehatan Rekreasi. Vol. 6 No.1 p-ISSN : 2337-9561, e-ISSN :
2580-1430, DOI: 10.5281/ZENODO.3661571

Yahya, E. N, Septian, R, Andika, P , Doni, M. G, Ibrahim. 2021. Analisis Tingkat


Kelincahan Atlet Tenis Meja PTM MBC Raflesia. Jurnal Patriot. Vol. 3 No. 3 e-
ISSN: 2714-6596 p-ISSN: 2655-4984.

15

Anda mungkin juga menyukai