Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Jalan Kusumanegara, Nomor 157, Fax: (0274) 547042, Telp. (0274) 510062, Yogyakarta 55165
Website: http://psikologi.ustjogja.ac.id, Email: psikologi@ustjogja.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GASAL TA. 2021/2022

Mata Kuliah : PSIKOLOGI FORENSIK


Kode Mata : PSI 15534
Kuliah
Waktu : 16.30-18.00
08.00-09.30
Pengampu : Dra. Titik Muti’ah, M.A., Ph.D
Hari / tanggal : Selasa, 14 Desember 2021
Rabu, 15 Desember 2021
Jenis ujian : In class (open book)
Lembar Jawab : NAMA_NIM_Psi. Forensik Reg/Par.PDF/RTF

Mahasiswa Wajib Menaati Tata Tertib Ujian Akhir Semester

A. Petunjuk: -
- Berdo’alah sebelum mengerjakan
- Bacalah perintah soal dengan cermat
- Kejujuran (tidak copy, cut & paste dari siapapun/manapun) dan originalitas jawaban akan
menentukan kelayakan untuk dikoreksi.
- Dikumpulkan di SiPedar dalam waktu yang sudah ditentukan & tidak boleh
terlambat.
-
B. Soal:
1. (20 POIN) Psikologi Forensik sebagai salah satu bidang ilmu terapan psikologi di bidang
hukum sehingga anda dimungkinkan mampu mengaplikasikan ilmu psikologi dalam
kaitannya dengan kriminologi dan hukum.
a. Bagaimana peranan psikologi dalam bidang hukum secara general dan khusus? (bisa
ditambahkan rujukannya)
b. Apa saja yang anda pahami tentang bidang kerja Psikologi Forensik? Jelaskan di setiap
bidangnya!

2. (20 POIN) Seseorang yang melakukan suatu perilaku kriminal kepada orang lain bahkan
kepada orang terdekat (pasangan, anak, orang tua, dsb). Ada beberapa pandangan yang
mengarahkan seseorang melakukan suatu tindakan kriminal.
a. Jelaskan menurut sudut pandang teori psikoanalaisis terjadinya suatu tindakan kriminal
(dengan rujukan) ? Berikan contoh analisis kasusnya.
b. Jelaskan juga dari sudut pandang teori behavior/perilaku terjadinya tindakan kriminal
(dengan rujukan)? Berikan juga contoh perilaku kasusnya.

3. (30 POIN) Psikologi Forensik dalam memahami Pelaku (tersangka, terdakwa, terpidana, dan
warga binaan) lebih fokus pada aspek psikologi. Prinsip-prinsip psikologi dapat digunakan
dalam mengupas lebih khusus diluar kemampuan petugas kepolisian dalam penyidikan,
diantaranya dengan melakukan Criminal Profiling (CP) dan Psychological autopsy.
a. Apa yang anda pahami tentang CP?
b. Mengapa dan kapan perlu dilaksanakan CP?
c. Apa saja dasar-dasar ilmu psikologi yang dapat digunakan dalam proses CP?
Sebutkan.
d. Mengapa perlu dilakukan otopsi psikologi?

4. (30 poin) Kasus 1: Polisi menangkap pelaku mutilasi berinsial A (17) di dekat rumahnya
kawasan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (9/12/2020) dini hari. Aksi keji itu dilakukan A
lantaran sakit hati karena kerap dilecehkan oleh korban berinisial DS. Kabid Humas Polda
Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, aksi pencabulan itu terjadi beberapa bulan
setelah mengenal korban pada Juni 2020.

Kasus 2: Seorang bocah perempuan kelas 1 SD Korban yang sedang mengikuti pembelajaran
online, namun tidak serius mengikutinya membuat ibunya LH (26) kesal dan menganiaya
korban hingga tewas. Korban dianiaya di rumah kontrakannya di Kota Tanggerang pada 26
Agustus lalu, sekitar pukul 09.00 WIB. Dibantu oleh suaminya (ayah korban) IS (27), mayat
korban dikubur tak layak di sebuah pemakaman umum di Kabupaten Lebak, Banten.
a. Pada kedua kasus diatas pasal tuduhan apa yang disangkakan kepada pelaku? Sebutkan
dan jelaskan.
b. Jika anda diminta membantu pembela (lawyer) dalam mengungkap perilaku tersangka,
prinsip psikologi yang mana akan anda gunakan?
c. Apa modus operandi kedua pelaku dalam melakukan kejahatan?

Kesesuaian Kesesuaian Kelengkap Catata Tanda


materi materi an n tangan
dengan dengan informasi perbaik validator
silab S soal an
us K
L
Jawaban
1. A. Secara umum Psikologi forensik merupakan suatu kajian psikologi yang bertujuan membantu
proses peradilan hukum (Wrightsman, 2001). Secara khusus peranan psiko forenski terbagi
menjadi 2 yaitu Psychology and law yang mana melakukan penelitian terkait kompnen hukum, dan
Psychology of law yang mengkaji masyarakat dan hukum yang saling mempengaruhi.
B. terdapaat 5 bidang kerja psikologi forensik yaitu
1. Di Kepolisian (bekerja sebagai atau dibagian penyidikan/penyelidikan)
2. Di kejaksaaan (mendakwa maupun menuntut pelaku tindak pidana)
3. Di Lembaga permasyarakatan
4. Di balai permasyarakatan (menjadi pendamping psikoligs di balai permasyarakkatan seperti
pusat perlindungan anak, tempat rehabilitasi pengguna narkoba, dan balai kpk)
5. Ilmuan psikologi forensik (membantu penyusunan UU perlindngan anak, melakukan penelitian
dan menulis kajian psikologi forensik)
2. A. Jika mengacu pada teori psikoanalisa pelaku yang melakukan tindak pidana bhakan tega
melakukan tindak pidana terhadap orang terdekat itu artinya dorongan-dorongan tindak kejahatan
maupun perilaku kriminal pelaku tidak bisa ditahan oleh conscience (hati nurani) atau bisa
dikatakan lemah. Contoh analisis kasus, pelaku kriminal tega melakukan tindak kriminal
dikarenakan sudah tergoda oleh penampilan korban. Diketahui korban merupakan orang terdekat
pelaku, pelaku melakukan perilaku kriminal dikarenakan tidak bisa mengontrol dirinya dan tidak
memikirkan bahwa korban adalah orang terdekatnya, sehingga pelaku melakukan tindak kriminal.
B. jika dilihat dari sudut pandang behavior bisa jadi perilaku kriminal pelaku berasal dari faktor
garis keturunan, jika diketahui terdapat catatan kriminal dari garis keturunan pelaku perilaku
kriminal, maka tidak dapat di pungkiri bahwa hal tersebut berasal dari faktor keturunan.
3. A. profiling kriminal (CP) merupakan analisa dengan oleh tenaga terdidik terhadap tindak
kejahatan dengan menggunakan sumber informasi tempat kejadian kejahatan.
B. Cp diperlukan dikarenakan untuk mempermudah maupun untuk melanjutkan ke proses hukum,
di sisi lain juga digunakan sebagai landasan awal untuk melakukan autopsi psikologis terhadap
korban. Biasanya Profiling dilakukan saat melakukan penyidikan dan penyelidikan.
C. dasar yang paling atau sangat perlu diperhatikan maupun dikuasai adalah psikologi sosial,
psikologi kepribadian, psikologi lingkungan dan dasar psikologi klinis.
D. bertujuan untuk memeriksa kondisi mental almarhum, AP sangat bermanfaat dikarenakan dapat
menentukan motif pelaku melakukan bunuh diri.
4. A. Pada kasus pertama pelaku mutilasi dikenai Pasal 340 KUH Pidana subsider Pasal 338, namun
dikarenakan pelaku masih berusia di bawah umur dan terdapat bukti kasus pelecehan, maka
hukuman pelaku masih bisa dipertimbangkan diperadilan. Pada kasus kedua dikenakan pasal 351
ayat (3) KUHP dan pasal 170 KUHP dikarenakan pelaku melakukan penganiayaan hingga
meninggal dan dilakukan oleh orang tua korban sendiri.
B. Saya akan menggunakan prinsip yang sesuai dan masuk dengan tindak kriminal yang terjadi.
C. Pada kasus 1 pelaku melakukan tindak kriminal dikarenakan pelaku kerap kali di lecehkan oleh
korban yang membuat rasa benci timbul terhadap korban. Pada kasus ke-2 pelaku melakukan
tindak kriminal karena korban tidak mengikuti pelajaran dengan benar yang menyebabkan pelaku
melakukan tindak kriminal yang dibantu oleh suami pelaku.

Anda mungkin juga menyukai