Anda di halaman 1dari 1

Muh.

Akbar Adam
18.1400.015
Review Film Dokumenter

The Bajau

Dalam film ini kita disajikan keseharian suku Bajo pada masa sekarang. Seperti yang
diperlihatkan pada permulaan film, sebuah ritual penolak bala di laut dengan menjadikan
penyu dan nasi sebagai sesajen. Sebelum meneggelamkan sesajen ke laut, para tetuah suku
Bajo tak henti-hentinya berdoa menggunakan bahasa suku Bajo maupun Arab. Berdasarkan
ilustrasi tersebut, hal ini mengindikasikan bahwa identitas suku Bajo sebagai orang laut.

Selain itu, film tersebut juga mencoba membandingkan kehidupan antara masyarakat Bajo
yang ada di Torosiaje dan Marombo. Suku Bajo yang ada di perairan Torosiaje relatif lebih
baik dibandingkan  yang ada di Marombo. Di Torosiaje mereka masih bisa melaut di perairan
yang jernih. Habitat ikan yang masih terawat, sehingga hasil tangkapan melimpah. Namun,
hal tersebut berbanding terbalik dengan suku Bajo yang ada di Marombo. Kondisinya sangat
memperihatinkan. Mereka harus melaut di perairan yang dangkal dan keruh akibat dari
limbah tambang nikel.

Atas Nama Percaya

Film dokumenter ini secara garis besar menyorot dua komunitas penghayat kepercayaan yang
eksis di Indonesia, yaitu Aliran Kebatinan Perjalanan di Subang, Jawa Barat, serta penghayat
Marapu di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Film ini menyorot setidaknya tiga masalah yang
menaungi para penghayat kepercayaan di negeri ini yaitu persoalan administrasi, utamanya
terkait kolom agama di KTP, kemudian soal adanya diskriminasi yang terjadi di ruang
publik, dalam hal ini stigma dan riwayat kekerasan budaya yang dialami serta persoalan
pendidikan “agama-agama lokal” ini di sekolah-sekolah.

Anda mungkin juga menyukai