Anda di halaman 1dari 6

Jurnal PPKM, Vol. 6, No.

1, 31 - 36 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

PELATIHAN SDIDTK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN


GURU PAUD DALAM MELAKUKAN SDIDTK
DI KABUPATEN WONOSOBO
Candra Dewi Rahayu1), Ika Purnamasari2)
1,2)
Dosen Program Studi D III Keperawatan UNSIQ Wonosobo
E-mail: candrarahayu@unsiq.ac.id, ikapurnama@unsiq.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Latar Belakang: Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin secara tepat dan terus
Diterima : 13 Desember 2018 menerus sesuai usia tumbuh kembangnya. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Disetujui : 12 Januari 2019 Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak ini masih belum mencapai target yang
ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu solusi yang dicanangkan oleh pemerintah
Kata Kunci : yaitu dengan mengintegrasikan SDIDTK dengan fasilitas Pendidikan Anak Usia
Pelatihan, SDIDTK, Guru PAUD. Dini (PAUD) yaitu Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak yang diikuti oleh
balita sebelum beranjak ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar.
Tujuan : untuk mengetahui peningkatan pengetahuan guru PAUD dalam
melakukan SDIDTK setelah diberikan pelatihan
Metodologi: metode yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan
pendekatan pre and post test design without control group. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik sampel tanpa peluang (non probability sampling) dengan
jumlah sampel 37 guru PAUD
Hasil: Hasil uji dengan one sampel t-test menunjukan setelah dilakukan pelatihan
kepada guru PAUD terdapat peningkatan pengetahuan dapat dilihat dari nilai
rata-rata pengetahuan guru dari 8,945 menjadi 15,75 dengan nilai p = 0,000
Kesimpulan dan saran: Pelatihan aplikasi SDIDTK menggabungkan metode
ceramah dan demonstrasi mampu meningkatkan pengetahuan secara efektif.
Saran bagi Kepala Sekolah di PAUD adalah untuk meningkatkan pengetahuan
guru (pengasuh) tentang pertumbuhan dan perkembangan anak menggunakan
SDIDTK, sehingga guru dapat memonitor tumbuh kembang anak secara optimal.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Riwayat Artikel : Background: Every child needs to get routine stimulation precisely and
Received : December 13, 2018 continuously according to the age of growth and development. Stimulation,
Accepted : January 12, 2019 Detection and Early Intervention of Child Growth and Development (SDIDTK)
still has not reached the target set by the government. One of the solutions
Keywords: proposed by the government is by integrating SDIDTK with Early Childhood
Training, SDIDTK, early childhood Education (PAUD) facilities, namely Playgroups and Kindergartens which are
education teachers attended by toddlers before moving on to elementary schools.
Objective :to find out the increasing knowledge of early childhood education
teachers in conducting SDIDTK after training
Methods : the research method used was quantitative with the approach of pre
and post-test design without control group. Sampling was done by using non-
probability sampling techniques with a total of up to 37 early childhood education
teachers.
Result : The test results with one sample t-test showed that after training for PAUD
teachers there was an increase in knowledge which could be seen from the average
value of teacher knowledge from 8.945 to 15.75 with a value of p = 0.000
Conclusion and Recommendation : SDIDTK application training which combines
lecture and demonstration methods can increase knowledge effectively.
Suggestions for Principals in PAUD is that the knowledge of teachers (caregivers)
about growth and development of children using SDIDTK should be improved, so
that they can monitor children's growth and development optimally.

https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i1.498 31
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 31 - 36 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
1. PENDAHULUAN Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Jumlah balita di Indonesia sekitar 6,1% dari (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
261 juta total jumlah penduduk pada tahun 2017 2010).
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Stimulasi merupakan kegiatan merangsang
2018). Kualitas tumbuh kembang balita di kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan
Indonesia perlu mendapat perhatian serius berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mengingat mereka adalah calon penerus mendapat stimulasi rutin secara tepat dan terus
bangsa. Upaya pembinaan tumbuh kembang menerus pada setiap periode tumbuh kembang
anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan anak, baik di lingkungan keluarga, lingkungan
fisik, mental, spiritual dan psikososial sehingga sekolah maupun di lingkungan masyarakat
penyimpangan sedikitpun harus terdeteksi yang dilakukan oleh orang tua ataupun guru
sedidni mungkin yaitu melalui kegiatan PAUD disekolahnya. (Ulfa, 2018) Kurangnya
“Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan
Penyimpangan Tumbuh Kembang (SDIDTK)”. tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
Upaya tersebut dengan perhatian khusus pada menetap.anak harus mendapatkan pemantauan
anak usia di bawah lima tahun dan anak usia tumbuh kembangnya, apakah anak dapat
prasekolah, karena masa ini merupakan masa tumbuh dan berkembang sesuai usia dan tahap
yang sangat peka terhadap lingkungan dan perkembangannya. Kegiatan pemantauan yang
berlangsung sangat pendek serta tidak dapat biasa disebut dengan deteksi dini tumbuh
diulang kembali. (Prasida, Maftuchah and kembang anak penting dilakukan untuk
Mayangsari, 2015) menemukan adanya penyimpangan tumbuh
Kecerdasan anak identik dengan kembang sejak dini.Hal ini penting untu
perkembangan anak. Kualitas sumber daya menentukan intervensi yang tepat. (Abdullah,
manusia sangat ditentukan oleh pertumbuhan Murwidi and Dabi, 2017)
dan perkembangan. Untuk itu pengetahuan Kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
tentangtang pertumbuhan dan perkembangan Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak ini
salah penting terutama pada masa balita. masih belum mencapai angka yang ditargetkan
(Setyaningsih, Khanifah and Chabibah, 2017) oleh pemerintah. Cakupan SDIDTK balita dan
Penelitian oleh Bloom tentang kecerdasan anak prasekolah di Kota Semarang belum
menunjukkan bahwa 4 tahun pertama usia semuanya mencapai target (>68%). Fungsi
anak, perkembangan kognitifnya mencapai manajemen yang berhubungan dengan
sekitar 50%, 8 tahun mencapai 80%, dan cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah
mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun. adalah perencanaan (p=0,0001),
Oleh karena masa lima tahun pertama pengorganisasian (p=0,0001), penggerakan
kehidupannya disebut sebagai “masa (p=0,036) dan pengawasan (p=0,0001). Dalam
keemasan” (golden period)” jendela rangka meningkatkan Cakupan SDIDTK balita
kesempatan“ (window of opportunity) dan dan anak prasekolah di sesuai target (>68%).
masa kritis “(critical period). (Saidah, 2003) (Irmawati, no date) Penelitian yang dilakukan
Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan oleh Fadila Pengorganisasian pelaksana
menjadi hal yang sangat penting bagi kegiatan SDIDTK terhadap pelaksanaan
keberhasilan tumbuh kembang anak. Anak SDIDTK p<0,001 dan C=0,926, Penggerakkan
yang mendapat stimulasi terarah dan teratur Pelaksana kegiatan SDIDTK terhadap cakupan
akan lebih cepat bertumbuh dan berkembang SDIDTK adalah P=0,036 dan C= 0,913, serta
dibandingkan anak yang kurang mendapat Pengawasan Pelaksana kegiatan SDIDTK
stimulasi. (Departemen Kesehatan Republik terhadap Cakupan SDIDTK adalah sebesar
Indonesia, 2007) Metode yang tepat untuk p<0,001 dan C= 0,866, Seluruh aspek
deteksi dini dan intervensi dini penyimpangan mempunyai hubungan yang kuat terhadap
tumbuh kembang sangatlah penting. Salah satu cakupan SDIDTK. (Abdullah, Murwidi and
program pemerintah untuk menunjang upaya Dabi, 2017)
tersebut adalah diterbitkannya buku pedoman Cakupan SDIDTK balita dan anak
pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi prasekolah di kabupaten Wonosobo belum
Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) di menunjukkan keberhasilan. Tren pencapaian

32
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 31 - 36 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
belum dilakukan di Pendidikan Anak Usia Dini atau menambah pengetahuan dan ketrampilan.
(PAUD). Kondisi demikian memungkinkan Pelatihan juga dimaksudkan untuk mencapai
dampak pada status pertumbuhan dan efisiensi dan efektifitas kerja dalam rangka
perkembangan balita dan anak prasekolah yang mencapai target yang telah ditentukan. Tujuan
belum terjangkau optimal oleh pelayanan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan
SDIDTK di wilayah Kabupaten pengetahuan guru PAUD dalam melakukan
Wonosobo. Hasil penelitian yang dilakukan SDIDTK setelah diberikan pelatihan di
oleh Purwaningsih menjelaskan bahwa ada Kabupaten Wonosobo.
hubungan pengetahuan tentang SDIDTK
terhadap keberhasilan pelaksanaan SDIDTK. 2. METODE
(Purwaningsih and Trihapsari, 2013) Jenis penelitian yang digunakan dalam
Diperlukan pelatihan, bimbingan dan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
pengarahan untuk mendorong kinerja dan dengan pendekatan pre and post test design
meningkatkan pengetahuan (Rahayu, Hartiti without control group. Pengambilan sampel
and Muhamad, 2017) guru PAUD dalam dilakukan dengan teknik sampel tanpa peluang
menerapkan SDIDTK. Sehingga penerapan (non probability sampling) dimana setiap unsur
SDIDTK dapat diintegrasikan dengan fasilitas dalampopulasi tidak memiliki kesempatan atau
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak (Sugiyono, 2010) Jumlah sampel yang
yang diikuti oleh balita sebelum beranjak ke digunakan dalam penelitian adalah 37 guru
jenjang pendidikan Sekolah Dasar. PAUD di wilayah kabupaten Wonosobo.
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan Uji validitas dalam penelitian ini
guru PAUD dalam stimulasi, deteksi dan berdasarkan pendapat pakar (judgement validity)
intervensi dini tumbuh kembang anak menggunakan index of content validity. Uji
prasekolah tidak cukup hanya melalui reliabilitas dengan menggunakan uji pearson
penyuluhan saja tetapi perlu pelatihan dan product moment correlation dengan hasil nilai
pendampingan secara terencana dan cronback alpha 0,555 lebih kecil dari nilai alpha
terstruktur. (Irmawati, no date; Rahayu, Hartiti hitung sehingga instumen dinyatakan reliabel
and Muhamad, 2017) Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sukiarko Edy 2007 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan Deteksi penyimpangan perkembangan balita
dan keterampilan dengan nilai p<0,005. merupakan salah satu upaya untuk
(Sukiarko, 2007) Pendampingan juga akan memaksimalkan perkembangan mental,
meningkatkan kinerja guru untuk emosional, sosial dan bahasa yang dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik dan dilakukan oleh petugas kesehatan, guru
profesionalme. (Argawinata, 2016) Pelatihan PAUD/TK, serta kader kesehatan.Sehingga
dan pendampingan diperlukan untuk dengan pengetahuan yang baik tentang SDIDTK
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diharapkan perkembangan anak balita dapat
guru PAUD dalam melaksanakan kegiatan terpantau secara maksimal. (Departemen
SDIDTK serta penyediaan alat atau sarana Kesehatan Republik Indonesia, 2010) Selaras
untuk SDIDTK sehingga pelaksanaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
SDIDTK dapat berjalan dengan baik Purwaningsih dan Trihapsari tahun 2013 dimana
Pelatihan merupakan suatu bentuk proses pengetahuan responden (Bidan di wilayah kerja
pendidikan, melalui pelatihan kepada sasaran Puskesmas Karanganom Klaten) mempunyai
belajar yang tepat akan memperoleh pengetahuan yang baik (95,1%) tentang
pengalaman sehingga dapat menyebabkan SDIDTK, ada hubungan pengetahuan tentang
perubahan perilaku. (Sitorus and Tania, 2012) SDIDTK terhadap pelaksanaan SDIDTK di
Pelatihan memiliki tujuan penting untuk wilayah kerja Puskesmas Karanganom Klaten.
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan (Purwaningsih and Trihapsari, 2013)
sebagai kriteria keberhasilan program secara
menyeluruh. Pelatihan lebih ditekankan

33
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 31 - 36 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
3.1. Karakteristis Responden Tabel-2 di atas menunjukan perbedaan
Karakteristik responden dijabarkan nilai rata-rata pengetahuan guru PAUD sebelum
berdasarkan umur, jenis kelamin, masa kerja, dan sesudah pelatihan yaitu dari 8,945 menjadi
dan tingkat pendidikan dapat dijelaskan sebagai 15,757 mengalami kenaikan 6,811 dengan
berikut: konfiden interval 95% artinya sampel sudah
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian mampu mewakili populasi seluruhnya. Standar
deviasi pre tes yaitu 3,407 sedangkan standar
No Karakterist Kategori Frekuensi deviasi post test turun menjadi 1,754 hal
ik menunjukan pelatihan menjadikan sebaran data
1 Umur Rerata 36,4 pada sampel mendekati titik nol yang berarti
(tahun) Min- 24 – 53 bahwa masing-masing individu mempunyai nilai
Max rata-rata hampir sama. p-value dalam penelitian
2 Masa Kerja Rerata 8,9 ini adalah 0,000 lebih kecil dari 0,005 sehingga
(tahun) Min- 2 – 20 dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan
Max memberikan perbedaan pengetahuan yang
3 Jenis Laki-laki 3 (8,11) bermakna antara pengetahuan sebelum dan
kelamin Perempu 34 (91,89) sesudah pelatihan tentang aplikasi SDIDTK.
∑(%) an
4. PEMBAHASAN
4 Pendidikan SMA 13 (35,13) 4.1. Responden
∑(%) S1 12 (32,43) Gambaran responden dalam penelitian ini
S1 PAUD 12 (32,43) merupakan guru PAUD di wilayah Kabupaten
Sumber: Analisa Data Wonosobo dengan tingkat pendidikan terbanyak
adalah SMA dan jenis kelamin perempuan.
Usia rata-rata guru paud dalam penelitian ini Berdasarkan masa kerja responden rata-rata
adalah 36,4 tahun dengan masa kerja rata-rata adalah 8,9 tahun. Karakteristik sumberdaya
8,9 tahun. Guru terbanyak adalah guru manusia sangat mempengaruhi kualitas suatu
perempuan yaitu sebanyak 91,89% dan pelayanan.
pendidikan rata-rata SMA yaitu 35,13%. Berdasarkan hasil penelitian Atmarina,
diketahui bahwa secara SDM (Sumber Daya
3.2. Pengetahuan Guru PAUD Dalam Manusia) kuantitas tenaga untuk melakukan
Alpikasi SIDITK skrining tumbuh kembang balita sudah
Pengetahuan guru PAUD dalam aplikasi mencukupi tetapi secara kualitas belum. Apalagi
SIDIDTK dilakukan uji dengan menggunkan uji terdapat beberapa prosedur yang rumit ditambah
parametrik dengan one sampel t-test karena dengan beban kerja bidan yang overload, biaya
berdasarkan uji normalitas data data dengan belum mencukupi, sarana prasarana masih
menggunakan Kolmogorov-Smirnov hasil 0,388 terbatas, format tidak terlalu sulit tetapi hal yang
hasil ini menujukan data terdistribusi harus di laporkan banyak, dan peran serta
normal.Hasil uji statistik dapat dilihat dalam masyarakat yang masih kurang. (Atmarina,
tabel 2 berikut 2011)
Tabel 2. PerbedaanPengetahuan guru PAUD Pengetahuan dipengaruhi oleh: umur,
dalam aplikasi SIDIDTK sebelum semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
dan sesuadah dilakukan pelatihan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
Standar deviasi Mean Confident interval p- berfikir dan bekerja. Pendidikan, semakin tinggi
95% val tingkat pendidikan, semakin mudah mendapat
Lower Upper ue informasi sehingga semakin banyak pula
Pre 3,407 8,945 7,8100 10,0819 0,0 pengetahuan yang dimiliki. Pekerjaan, semakin
test 00 tinggi pekerjaan semakin mudah memperolah
Post 1,754 15,756 15,1718 16,3417 0,0 informasi. Sosial Ekonomi, informasi dan
test 00 pengalaman. (Atmojo, 2007)
Sumber: Analisa Data Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
pelatihan aplikasi SDIDTK terhadap
pengetahuan aplikasi SDIDTK. Faktor yang
34
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 31 - 36 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
mempengaruhi keberhasilan pelatihan dapat dan dapat ditangani dengan hasil yang lebih
dilihat dari pemilihan metode yang digunakan, baik. (Guevara et al., 2013)
metode juga sangat mempengaruhi keberhasilan Hasil penelitian sesuai dengan penelitain
pelatihan dan melihat sasaran yang mempunyai sebelummmnya yaitu pemberdayaan melalui
latar belakang yang berbeda atau beragam, penyuluhan tentang stimulasi, deteksi dan
pelatihan disini menggunakan metode ceramah intervensi dini perkembangan balita
dan proyektor, pemberian kuesioner pra skrining menggunakan kuesioner pra skrining
perkembangan, serta pemberian buku SDIDTK, perkembangan (KPSP) yang menggabungkan
sehingga respoden dapat menerima materi metode ceramah dan demonstrasi mampu
dengan berbagai alat indra, baik itu pendengaran meningkatkan pengetahuan secara efektif.
maupun penglihatan. Diharapkan dengan (Prasida, Maftuchah and Mayangsari, 2015)
berbagai kombinasi metode dan media dapat
merubah pengetahuan serta perilaku responden. 4.3. Ucapan Terima Kasih
Menurut Pulungan 2008, bahwa semakin banyak Terima kasih penulis sampaikan kepada
indera yang digunakan untuk menerima pimpinan Fakultas Ilmu Kesehatan UNSIQ dan
informasi maka akan semakin banyak dan Kepala Sub Bagian P2M (Penelitian dan
semakin jelas pengetahuan yang di peroleh Pengabdian kepada Masyarakat) yang telah
sesorang. (Pulungan, 2008) memberikan support kepada peneliti
Adanya pengetahuan tentang SDIDTK dan
bagaimana cara menggunakan Instrumen yang 5. PENUTUP
valid dan yang relatif mudah akan mendorong 5.1. Simpulan
para pengasuh atau guru untuk lebih aktif Pelatihan aplikasi SDIDTK menggabungkan
melakukannya, tepat penggunaannya, tepat metode ceramah dan demonstrasi mampu
interpretasinya, tepat juga intervensinya meningkatkan pengetahuan secara efektif.
sehingga tercapai pula tujuan dari pemantauan
perkembangan Balita 5.2. Saran
Saran bagi Kepala Sekolah di PAUD untuk
meningkatkan pengetahuan guru (pengasuh)
4.2. Pengaruh pelatihan terhadap tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
pengetahuan guru PAUD dengan melakukan workshop tentang SDIDTK
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi sehingga pemantauan pertumbuhan dan
setelah orang melakukan penginderaan terhadap perkembangan dapat berjalan dengan optimal.
suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni: indera 6. DAFTAR PUSTAKA
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan Abdullah, F., Murwidi, I. C. and Dabi, R. D.
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia 2017. Manajemen Pelaksanaan Program
diperoleh melalui mata dan telinga. (Atmojo, Sdidtk Terhadap Cakupan Program Anak
2007)Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan Balita Dan Anak. LINK
kemampuan orang tersebut dalam mengjelaskan ejournal.poltekkes, 13(1).
apa-apa yang diketahuinya dalam bentuk Argawinata, A. Z. 2016. Manajemen
bukti/jawaban baik lisan maupun tulisan.Bukti Pendampingan Guru Untuk Meningkatkan
atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari Kompetensi Pedagogik Dan Profesional
suatu stimulus yang dapat berupa pernyataan Guru-Guru Mata Pelajaran Sekolah
lisan atau tertulis. (Arikunto, 2010) Menengah Pertama Di Kota Bandung.
Deteksi dini tumbuh kembang penting Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, 3(1).
untuk dilakukan terhadap balita, guna Available at:
memperoleh pertumbuhan dan perkembangan file:///C:/Users/User/Downloads/467-898-
anak yang optimal.Hal ini sesuai dengan hasil 1-SM.pdf.
peneltian Guevara JP di The Children’s Hospital Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
of Philadelphia, menyatakan bahwa anak yang Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
dilakukan deteksi dini penyimpangan Cipta.
perkembangannya dapat diketahui lebih cepat Atmarina, D. Y. 2011. Peran Tenaga Kesehatan

35
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 1, 31 - 36 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Dalam Implementasi Kebijakan Stimulasi Planning Documentations. Indonesian
Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Journal Of Nursing and Midwivery, 5(3).
Kembang Anak Di Kabupaten doi: http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2017.
Pekalongan. Universitas Sebelas Maret Saidah, E. 2003. Pentingnya Stimulasi Mental
Surakarta. Available at: Dini. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia
https://eprints.uns.ac.id/9163/1/18458151 Dini, (1).
1201105311.pdf. Setyaningsih, P., Khanifah, M. and Chabibah, N.
Atmojo, N. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu 2017. Layanan Tumbuh Kembang Balita
perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. dengan Pendampingan Ibu dan Anak
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sehat. The 6th University Research
2007. Pedoman Pelaksanaan Stimuasi, Colloquium 2017 Universitas
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Muhammadiyah Magelang.
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Sitorus, H. M. and Tania, P. 2012. Evaluasi
Kesehatan Dasar. Jakarta. Pelaksanaan Pelatihan Berdasarkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Konsep Kirkpatrick & Kirkpatrick.
2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini Simposium Nasional RAPI XI FT UMS –
tumbuh kembang anak (sosialisasi buku 2012. Available at:
pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
pelayanan kesehatan dasar). Jakarta. m/handle/11617/3910/I13_TI.pdf;sequenc
Irmawati. 2007. Analisis Hubungan Fungsi e=1.
Manajemen Pelaksana Kegiatan Stimulasi Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Dengan Cakupan Sukiarko, E. 2007. Pengaruh Pelatihan Dengan
SDIDTK Balita Dan Anak Prasekolah. Metode Belajar Berdasarkan Masalah
Universitas Diponegoro. Available at: Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan
http://eprints.undip.ac.id/17846/. Kader Gizi Dalam Kegiatan Posyandu.
Guevara, J. et al. 2013. Effectiveness Of Universitas Diponegoro Semarang.
Developmental Screening In An Urban Available at:
Setting. Pubmed, 131(1). doi: http://eprints.undip.ac.id/15497/1/Edy_Su
10.1542/peds.2012-0765. kiarko.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ulfa, M. 2018. Analisa Deteksi Dini dan
2018. Data Dan Informasi Profil Stimulasi Perkembangan Anak Usia
Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta. Prasekolah. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan,
Prasida, D. W., Maftuchah and Mayangsari, D. 6(3).
2015. Pengaruh Penyuluhan Tentang
KPSP Terhadap Pengetahuan Guru Di
PAUD Taman Belia Semarang. The 2nd
University Research Coloquium 2015.
Pulungan, R. 2008. Pengaruh Metode
Penyuluhan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah (PSN-DBD) Di
Kecamatan Helvetia Tahun 2007.
Universitas Sumatra Utara.
Purwaningsih, E. and Trihapsari, Y. 2013.
Hubungan Pengetahuan Bidan tentang
SDIDTK terhadap Pelaksanaan SDIDTK.
Involusi Jurnal Ilmu Kebidanan, 3(6).
Rahayu, C. D., Hartiti, T. and Muhamad, R.
2017. The Effects of Coaching of Head
Nurses on the Quality of Discharge

36

Anda mungkin juga menyukai