Anda di halaman 1dari 3

2.

Keperawatan Bencana Terhadap Pengidap Penyakit Kronis


a. Dampak yang ditimbulkan oleh bencana kepada pengidap penyekit kronis
1) Penyakit kronis mengakibatkan penurunan fisik yan berlangsung dalam jangka
panjang, sekaligus menurunkan daya tahan terhadap keadaan kritis, sehingga
mudah dirugikan secara fisik karena bencana.
2) Kemungkinan besar penyekit itu kambuh atau menjadi lebih parah ketika hidup
dipengungsian atau ketika memulai kehidupan sehari-hari lagi.
3) Bagi yang memiliki resiko penyakit kronis, perubahan kehidupan yang
disebabkan oleh bencana akan menjadi pemicu meningkatnya kemungkinan
munculnya penyakit kronis sebagai penyakit dari kebiasaan/gaya hidup
b. Ciri Khas dari Pengidap Penyakit Kronis
1) Perubahan struktur kehidupan dan penyekit kronis
Istilah “kronis ” memiliki arti “berlangsung lama”, maka penyakit kronis
diartikan sebagai “penyakit yang gejalanya tidak keras namun prosesnya lama,
sulit diobati, dan membutuhkan pengobatan dalam waktu yang sangat panjang
walaupun bersifat bisa disembuhkan.
Dikarenakan pola kehidupan berubah, maka meningkat presentase orang-orang
yang beresiko terkena penyakit kronis disetiap lapisan generasi. Selain itu
semakin tua usia seseorang, maka semakin tinggi presentase pengidap penyakit
kronis, dan kebanyakan memiliki gejala komplikasi dari beberapa penyakit.
Oleh karena itu, orang lansia tidak hanya tinggi persentase pengidap penyakit
kronis, tetapi kebanyakan terjangkit beberapa penyakit sekaligus.
Perubahan struktur seperti ini sudah meluas diseluruh dunia, maka semakin
penting penanganan terhadap penyakit kronis sebagai masalah kesehatan.
Dimanapun lokasi bencananya, perawat perlu bertugas dan mengingat
keberadaan orang yang mengidap penyakit kronis di semua lapisan generasi dan
kemungkinan besar mereka terkena beberapa penyakit termasuk komplikasi.
2) Pengobatan dan perawatan untuk penyakit kronis
Kebanyakan metode pengobatan penyakit kronis dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari, maka bisa dikatakan bahwa kehidupan itu sendiri merupakan proses
pengobatan. Yang paling sering adalah meminum obat-obatan. Namun
diperlukan pengobatan yang lain seperti pengobatan melalui makanan (seperti
diabetes: membatasi kalori, tekanan darah tinggi: membatasi konsumsi garam,
penyakit ginjal: membatasi kensumsi protein), pengobatan melalui oleh raga
1
(untuk obesitas/ kegemukan dan diabetes), pengobatan melalui istirahat (untuk
penyakit ginjal, lever, dan jantung)
Diharapkan orang yang bersangkutan melakukan melaksanakan metode
pengobatan didalam kehidupan dan mengontrolnya, dan dilaksanakan secara
terus-menerus. Namun demikian, kebiasaan hidup seperti makan dan kegiatan
dipengaruhikuat oleh latar belakang budaya. Peranan utama dari spesialis medis
adalah membantu agar orang yang bersangkutan dan keluarganya melaksanakan
metode pengobatan didalam kehidupan sehingga mereka bisa melaksanakan
manajemen diri sendiri secara subjektif, dan berusaha untuk melakukannya
secara rutin.
c. Keperawatan kepada pengidap penyakit kronis pada saat bencana
1) Tingkat prioritas saat bencana
Ciri Khas Kelompok yang
tergolong

(1) Kelompok rentan Dibutuhkan bantuan Lanjut usia,


dalam hal untuk menggerakkan penyandang cacat
pergerakan/bertindak tubuh fisik, pasien
pada saat bencana sakit/luka, bayi, anak-
anak, pasien penyakit
kronis

(2) Kolompok rentan Dibutuhkan bantuan Penyandang cacat


dalam hal adaptasi untuk memahami fisik/mental, bayi,
pada saat bencana kondisi dan anak-anak,pengguna
mengambil keputusan. kursi roda dan alat
Dibutuhkan bantuan pernapasan buatan,
untuk beradaptasi pada pasien penyakit kronis
kondisi yang ada
(3) Kelompok rentan Dibutuhkan bantuan Penyandang cacat
dalam hal informasi untuk mendapatkan pendengaran,
pada saat bencana informasi dan penglihatan, turis
petukaran informasi (wisatawan), orang

2
asing (tidak ,mengerti
bahasa resmi)

2) Sifat rentan dari pengidap penyakit kronis saat bencana


1) Kelompok rentan dalam hal pergerakan/bertindak saat bencana
Diantara pengidap penyakit kronis banyak yang terganggu pergerakan tubuh
karena kesulitas napas ketika bergerak, kelesuan fisik, gizi buruk, dan rasa
lemas yang berat, ada juga yang mengalami penurunan sifat kekebalan
terhadap pergerakan tubuh. Pada saat bencana, perlu mengungsi untuk
menyelamatkan nyawa atau pindah ketempat pengungsian untuk sementara
atau dalam jangka panjang, maka pada saat itu mereka membutukan bantuan
pada pergerakan fisik.
2) Kelompok rentan dalam hal adaptasi pada saat bencana
Tidak sedikit orang yang berpenyakit kronis dalam jangka panjang sudah
memiliki komplikasi, kebanyakan orang seperti ini mempertahankan
keadaan penyakit yang terkotrol dengan mengkombinasikan metode
pengobatan melalui makanan, olah raga, dan konsumsi obat. Namun
demikian jika tidak obat dan makanan yang sesuai dengan
pengobatansetelah terjadi bencana, maka tidak akan bisa melakukan metode
pengobatan seperti sediakala, sehingga keseimbangan yang diusahakan
terkontrol mudah buyar, dan kondisi mudah terganggu. Kerugian dari
bencana dan kehidupan di pengungsian yang terlalu lama akan
meningkatkan kemungkinan untuk memperparah penyakit kronis secara
akut, juga dapat menimbulkan kegelisahan, maka semakin besar beban
mental, sehingga efek dari dari kondisi itu muncul sebagai kondisi penyakit
kronik yang memburuk. Orang yang mengidap penyakit kronis berada pada
kondisi kemampuan adaptasi pada keadaan kritisnya mengalami penurunan,
maka mudah terkena dampak fisik daru bencana.

Anda mungkin juga menyukai