Anda di halaman 1dari 26

Patofisiologi Penyakit

Kronik
Keperawatan Paliatif
APA ITU PENYAKIT
KRONIK???
Definisi
• Pusat Statistik Kesehatan Nasional U.S
menjelaskan bahwa penyakit kronis adalah
penyakit yang berlangsung selama tiga bulan
atau lebih (National Center for Health Statistics,
2013).
• Penyakit kronis merupakan kondisi yang
berlangsung satu tahun atau lebih dan
memerlukan perhatian medis dan/atau
membatasi kegiatan yang sedang berlangsung
dari kehidupan sehari-hari (Warshaw, 2006).
• Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi
medis atau masalah kesehatan yang berkaitan
dengan gejala-gejala atau kecacatan yang
membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang.
• Orang yang menderita penyakit kronis
cenderung memiliki tingkat kecemasan yang
tinggi dan cenderung mengembangkan perasaan
hopelessness dan helplessness karena berbagai
macam pengobatan tidak dapat membantunya
sembuh dari penyakit kronis (Sarafino, 2006).
• Rasa sakit yang diderita akan mengganggu
aktivitasnya sehari-hari, tujuan dalam hidup, dan
kualitas tidurnya (Affleck et al. dalam Sarafino,
2006).
Fase-Fase Penyakit Kronis
Menurut Smeltzer & Bare (2008) ada sembilan fase dalam
penyakit kronis, yaitu :

1.Fase Pra-trajectory.
Individu berisiko terhadap penyakit kronis karena faktor-
faktor genetik atau prilaku yang meningkatkan ketahanan
seseorang terhadap penyakit kronis.

2.Fase Trajectory.
Adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase
ini sering tidak jelas karena sedang di evaluasi dan
pemeriksaan diagnostic sering dilakukan.
3. Fase Stabil
Terjadi ketika gejala-gejala dan perjalanan penyakit
terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari dapat
tertangani dalam keterbatasan penyakit. Terhadap
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

4. Fase tidak stabil.


Periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap
terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Fase akut.
Ditandai dengan gejala-gejala yang berat dan tidak dapat
pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit untuk menanganinya.

6. Fase krisis.
Ditandai dengan situasi kritis atau mengancam jiwa yang
membutuhkan pengobatan atau perawatan
kedaruratan.
7. Fase pulih.
Pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam
batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.
8. Fase penurunan.
Terjadi ketika perjalanan penyakit berkembang dan
disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan
kesulitan dalam mengatasi gejala-gejala.
9. Fase kematian.
Ditandai dengan penurunan bertahap tahu cepat fungsi
tubuh dan penghentian hubungan individual.
Kategori Penyakit Kronis
Menurut Christensen et al. (2006) ada beberapa
kategori penyakit kronis, yaitu seperti di bawah
ini.

a)Lived with illnesses. Pada kategori ini individu


diharuskan beradaptasi dan mempelajari kondisi
penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak
mengalami kehidupan yang mengancam. Penyakit
yang termasuk dalam kategori ini adalah diabetes,
asma, arthritis, dan epilepsi.
b) Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas
kehidupan individu terancam dan individu yang
menderita penyakit ini hanya bisa merasakan
gejala-gejala penyakit dan ancaman kematian.
Penyakit dalam kategori ini adalah kanker dan
penyakit kardiovaskuler.
c) At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat
berbeda dari dua kategori sebelumnya. Pada
kategori ini tidak ditekankan pada penyakitnya,
tetapi pada risiko penyakitnya. Penyakit yang
termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi
dan penyakit yang berhubungan dengan
hereditas.
Level/tingkatan
Pembagian berdasarkan populasi pada pasien
dengan penyakit kronis, dapat dibagi menjadi
tiga tingkatan utama yaitu :
• Level 1: Individu yang memiliki penyakit kronis yang dapat
dikontrol dengan baik oleh pasien sendiri dengan dukungan
perawatan primer. (Sekitar 80% dari pasien).
• Level 2: Individu dengan penyakit yang lebih kompleks.
Mereka mungkin memiliki penyakit satu atau lebih kronis dari
berbagai tingkat keparahan, tetapi tidak berisiko tinggi rawat
inap, jika mereka dikelola dengan baik di masyarakat. (Sekitar
15% dari pasien)
• Level 3: Individu dengan kondisi kompleks, sering dengan
komplikasi. Mereka membutuhkan perawatan spesialis,
intervensi intensif dan berisiko tinggi rawat inap. (Sekitar 5%
dari pasien) (The Health Service Executive, 2008).
Penyebab atau Faktor Risiko
Penyebab dari penyakit kronis pada umumnya yaitu faktor risiko
yang terdapat pada sebagian besar penyakit kronis. Faktor-
faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada pria dan wanita yaitu :
1) Diet yang tidak sehat;
2) Aktivitas fisik;
3) Penggunaan tembakau.
• Penyebab ini dijelaskan dari faktor risiko pada peningkatan
tekanan darah, peningkatan kadar glukosa dalam darah, kadar
kolesterol dalam darah abnormal, kelebihan berat badan dan
obesitas.
• Ketiga faktor risiko modifiable diatas erat hubungannya
dengan faktor-faktor risiko non-modifable yaitu usia dan
keturunan, dimana faktor-faktor risiko tersebut dapat
menjelaskan mayoritas peristiwa yang baru terjadi pada
penyakit jantung, stroke, penyakit pernapasan kronis dan
beberapa jenis kanker.
• Hubungan antara faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi
dan penyakit kronis adalah sama di semua wilayah di dunia
(WHO, 2005).
Tanda dan Gejala
• Karakteristik penyakit kronis adalah penyebabnya yang tidak
pasti, memiliki faktor risiko yang multiple, membutuhkan
durasi yang lama, menyebabkan kerusakan fungsi atau
ketidakmampuan, dan tidak dapat disembuhkan secara
sempurna (Smeltzer & Bare, 2010).
• Tanda-tanda lain penyakit kronis adalah batuk dan demam
yang berlangsung lama, sakit pada bagian tubuh yang
berbeda, diare berkepanjangan, kesulitan dalam buang air
kecil, dan warna kulit abnormal (Heru, 2007).
Pencegahan
Di New York pada tahun 2011, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (Center of Disease Control And
Preventing/CDC) meluncurkan program promosi kesehatan dan
pencegahan terkoordinir penyakit kronis. Tujuan dari program
yaitu :
1) Memastikan bahwa setiap negara memiliki evidence
yang kuat untuk pencegahan penyakit kronis dan promosi
kesehatan
2) Memaksimalkan jangkauan program pada kategoris
kronis penyakit di negara-negara (yaitu, penyakit jantung dan
stroke, diabetes, obesitas, kanker, arthritis, tembakau, gizi, dan
aktivitas fisik) dengan berbagi layanan dasar dan fungsi seperti
manajemen data, komunikasi, dan pengembangan kemitraan
3) Memberikan kepemimpinan dan keahlian untuk bekerja
sama di kondisi penyakit kronis dan faktor risiko paling efektif
memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk, terutama bagi
populasi yang berisiko terbesar atau dengan beban terbesar
(New York State Department of Health, 2013).
Penatalaksaan penyakit
kronis
• Penyakit kronis mempunyai ciri khas dan masalah
penatalaksanaan yang berbeda. Sebagai contoh, banyak
penyakit kronis berhubungan dengan gejala seperti nyeri dan
keletihan. Penyakit kronis yang parah dan lanjut dapat
menyebabkan kecacatan sampai tingkat tertentu, yang
selanjutnya membatasi partisipasi individu dalam beraktivitas.
Banyak penyakit kronis yang harus mendapatkan
penatalaksanaan teratur dan berlanjut untuk menjaganya
tetap terkontrol (Smeltzer & Bare, 2008).
BERIKAN CONTOH KASUS
PENYAKIT KRONIK!!!
1) Osteoporosis
Osteoporosis adalah salah satu penyakit yang menyerang tulang
dimana tulang akan mengalami gangguan sehingga kepadatan
tulang menurun. Penyakit tulang yang memiliki sifat-sifat khas
berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur
tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat
akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada
penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya
osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita
tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang
sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul
nyeri tulang dan kelainan bentuk.
2) Stroke
Stroke ialah suatu kejadian rusaknya disebagian otak. Ini terjadi
jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak
tersumbat, atau bocor atau jika robek. Stroke tidak hanya
dialami oleh para lansia akan tetapi stroke bisa terjadi di usia
muda. Kebiasaan merokok menjadi munculnya penyakit ini.
Faktor-faktor yang menjadi meningkatkannya risiko stroke
adalah: usia, tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, kolesterol
tinggi, atrial fibrillation, stroke sebelumnya, migraine dengan
aura, dan thrombophilia (cenderung thrombosis).
3) Hipertensi
Hipertensi atau Tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
tekanan darah sistole sama atau bahkan lebih tinggi dari 140
mmHg dan tekanan diastole lebih tinggi dari 90 mmHg. Hal ini
terjadi karena semakin bertambahnya usia, pembuluh darah
arteri akan menurun tingkat elastisitasnya.
Gejala
Hipertensi jarang memperlihatkan gejala, dan pengenalan pada
umumnya melalui skrining, atau saat mencari penanganan
medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa
orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala
(terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta
pusing, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan
penglihatan, vertigo atau pingsan.
4) Diabetes Melitus
Penyakit ini merupakan suatu keadaan dimana kadar gula darah
sewaktu sama atau diatas 200 mg/dl dan kadar gula darah saat
puasa diatas 126 mg/dl. Ciri seseorang telah terjangkit penyakit
diabetes melitus antara lain mudah haus, mudah lapar dan
sering kencing tengah malam. Beberapa hal yang dapat memicu
penyakit ini antara lain pola makan yang jelek, jarang olahraga,
obisitas dan lain-lain.
5) Kanker
Penyakit ini adalah suatu kondisi dimana struktur dan fungsi sel
mengalami perubahan bahkan bisa merusak sel yang masih
sehat. kanker suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan
siklus sel khusus (khas) yang membuat kemampuan sel untuk:
a. Tumbuh dengan tidak terkendali (pembelahan sel
melampaui batas normal)
b. Menyerang pada jaringan biologis didekatnya.
c. Berpindah tempat (bermigrasi) ke jaringan tubuh yang
melewati sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.
Tiga sifat ganas inilah yang membendakan kanker dari tumor
jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi ada
sebagian tidak, seperti leukemia.

Anda mungkin juga menyukai